keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupaikehidupan yang sebenarnya.
3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi.
4. Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya. Metode-
metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para peserta didik. 5.
Menyajikan fiksasi perasaan yang mendalam awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.
6. Menyajikan bahan evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat.
Buku teks yang benar adalah buku teks yang dapat membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang sederhana maupun rumit, tidak
menimbulkan persepsi yang salah, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan Pusbuk Depdiknas 2005:7
Dapat dikatakan bahwa buku teks memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Semakin baik kualitas buku teks maka semakin sempurna
pengajaran mata pelajaran yang ditunjangnya Tarigan 1986:20.
2.2.2 Pendidikan Karakter
Menurut Kemendiknas 2010 pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pengertian pendidikan juga
dijelaskan dalam Dictionary of Education bahwa pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di
dalam masyarakat tempat ia hidup. Proses sosial yakni orang dihadapkan pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga ia dapat memperoleh atau
mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal Munir:2010.
Pendapat lain dikemukakan oleh Dewantara dalam Munir:2010, bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti
kekuatan batin, karakter, pikiran intelek, dan tubuh anak. Karakter secara bahasa berasal dari bahasa Yunani, charassein yang artinya
mengukir Munir 2010:3. Pengertian lain mengenai karakter diungkapkan oleh Khan 2010 bahwa karakter adalah sikap pribadi yang stabil hasil proses konsolidasi secara
progresif dan dinamis, integrasi pernyataan dan tindakan. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan virtues yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak
Kemendiknas:2010. Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adal
ah “ bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak”. Adapun karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain”. Pengertian mengenai pendidikan dan karakter tersebut menghasilkan berbagai
pengertian tentang pendidikan karakter yang berbeda-beda, salah satunya adalah pendapat yang dikemukakan oleh Khan 2010, Khan berpendapat bahwa pendidikan
karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan
membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Sependapat dengan Khan, Ramli 2003 berpendapat bahwa, pendidikan
karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi
suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat
dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa
Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
2.2.3 Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa