Fungsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja NegaraPada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

FUNGSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh :

MERY LASMARITO PURBA 122102071

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tepat pada waktunya.

Adapun judul tugas akhir yang penulis kemukakan dalam tugas akhir ini adalah “Fungsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja NegaraPada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara” disusun guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Amd pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dimana hal itu merupakan kewajiban setiap mahasiwa/i yang ingin menyelesaikan perkuliahannya.

Di dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumater Utara.

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E., M.Ec., Ak., sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., sebagai Ketua Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Chairul, M.Si., Ak., sebagai Sekretaris Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

5. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak., sebagai Dosen Pembimbing Penulis yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan dan dukungan kepada penulis.

6. Seluruh pegawai-pegawai khususnya pegawai Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air.

7. Teristimewa Orang tua yang penulis cintai dan sayangi yang telah mengasuh, mendidik dan memberikan nasihat serta motivasi baik moril maupun materil.

8. Sahabat- sahabat penulis terima kasih atas perhatian, dukungan, kerja sama serta doa kalian semua.

Penulis menyadari bahwa dalam menyajikan tugas akhir ini masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan, dan jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan tugas akhir ini.Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

Medan, Juni 2015 Penulis

(Mery Lasmarito Purba) 122102071


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal Survey / Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II : SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR ... 8

A. Sejarah Singkat ... 8

B. Struktur Organisasi ... 12


(6)

D. Jaringan Kegiatan ... 28

E. Kinerja Kegiatan terkini ... 29

F. Rencana Kegiatan ... 30

BAB III : FUNGSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA UTARA ... 31

A. Pengertian Anggaran Secara Umum ... 31

B. Pengertian dan Ruang Lingkup Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ... 35

C. Struktur dan Susunan APBN ... 37

D. Prinsip-prinsip Dalam APBN ... 40

E. Klasifikasi dan Model Anggaran ... 44

F. Dasar dan Fungsi Anggaran ... 49

G. Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) ... 52

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anggaran negara adalah urat nadi bagi suatu negara dalam menjalankanpemerintahan.Pengertian anggaran tersebut adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa anggaran merupakan hasil kerja (output) terutama berupa taksiran-taksiran yang akan dilaksanakan masa mendatang. Karena anggaran merupakan hasil kerja (output), maka anggaran dituangkan dalam suatu naskah tertulis yang disusun secara teratur dan sistematis.

Di Indonesia anggaran negara setiap tahun disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN secara filosofi adalah perwujudan dari kedaulatan rakyat sehingga penetapannya dilakukan setiaptahun dengan undang-undang. APBN pada dasarnya sebagai bentuk kepercayaanrakyat kepada pemerintah untuk mengelola keuangan negara sehinggapengelolaannya diharapkan dapat memenuhi berbagai syaratakuntabilitas(accountability), transparan (transparency),dan kewajaran (fairness).Hampir disemua negara yang berlandaskan hukum, ketentuan mengenai anggaran belanjanegara ditetapkan dalam konstitusi.APBN yang ditetapkan tiap tahun dengan undang undang mempunyai artibahwa terdapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


(10)

sebagai wakilrakyat atas rancanganAPBN yang diajukan oleh pemerintah.APBN mempunyaifungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,distribusi, dan stabilisasi.

Belanja negara dalam APBN terdiri dari belanja pemerintah pusat dantransfer ke daerah. Belanja pemerintah pusat meliputi belanja pegawai, belanjabarang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, hibah, bantuansosial, dan belanja lain-lain. Transfer ke daerah terdiri dari danaperimbangan dan dana otonomi khusus dan penyesuaian. Dana perimbanganmeliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus, sedangkan dana otonomi khusus dan penyesuaian meliputi dana otonomi khusus dan dana penyesuaian. Selisih antara pendapatan negara dikurangi dengan belanja Negara adalah surplus jika selisihnya positif, dan sebaliknya jika selisihnya negatif maka disebut defisit. Jika terdapat surplus maka dana tersebut akan menjadi dana cadangan atau tabungan bagi pemerintah dan jika defisit maka pemerintah harus mencari pembiayaan dari dalam atau luar negeri.

Anggaran belanja Negara harus mempunyai komitmen utama dalam rangka menciptakan keadilan bagi masyrakat.Belanja Negara pada dasarnya harus diarahkan pada peningkatan kualitas kehidupan rakyat bukan orientasi untuk melenggangkan kekuasaan.Begitu pentingnya belanja Negara untuk kehidupan masyrakat, maka penyerapan anggaraan belanja Negara diharapkan dilaksanakan dengan cepat, efektif dan efisien.Penyerapan anggaran yang tidak maksimal dan lambat menyebabkan pelayanan publik pemerintahan kepada masyrakat menjadi terhambat.


(11)

Perlunya suatu anggaran bagi lembaga pemerintahan untuk membantu dalam merencanakan kegiatan, dan mengendalikan kinerja operasi serta memperbaiki kinerja dan sikap dari penyimpangan – penyimpangan yang terjadi. Dalam fungsi manajemen dikenal dengan perencanaan. Perencanaan berarti menetapkan tujuan organisasi dan menentukan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya. Fungsi ini sangat penting sebagai langkah awal kegiatan yang baik.

Rencana merupakan garisan tentang kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Rencana dirumuskan untuk menggambarkan apa yang ingin penulis capai dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Perencanaan harus menghubungkan sasaran jangka pendek, jangka menengah ,dan jangka panjang. Perencanaan juga harus berhubungan dengan pengawasan dan pengendalian agar dapat meningkatkan profitabilitas. Dalam proses manajemen rencana merupakan awal kegiatan yang mutlak ada agar kita dapat melaksanakan fungsi – fungsi manajemen lainnya.

Penelitian ini lebih di fokuskan pada Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara yang merupakan Instansi negara dibawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum yang bergerak dalam pembangunan infrastruktur dibidang pengairan dan kemudian dituangkan dalam judul: “Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara.”


(12)

B.Perumusan Masalah

Dalam menganalisis fungsiAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara, perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan, Apakah fungsiAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara sudah berjalan dengan Maksimal?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui fungsiAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara sudah berjalan dengan maksiamal.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utarauntuk dapat memaksimalkan fungsi dari anggaran yang dibuat.

3. Sebagai bahan masukan bagi penulis lain yang melakukan penelitian dengan jenis yang sama.

2. Manfaat Penelitian


(13)

1. Bagi Penulis

• Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara, • Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada program studi Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi lembaga pemerintahan agar dapat melaksanakan aktivitas dengan lebih efektif dan efisien sehingga lebih bijaksana dalam mengambil keputusan,

3. Bagi Pembaca

Dapat digunakan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan, serta dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey / Observasi

Penelitian ini dilakukan pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jl. Jend.A.H Nasution No. 30 Pangkalan Mansyur Medan. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. di bawah ini


(14)

Tabel 1.1

Jadwal Survey / Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No KEGIATAN

April

Mei 2015 Juni 2015 2015

IV I II III IV I II 1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset 4 Penunjukan Dosen Pembimbing

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis.Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun dan diperinci didalam bab-bab ini.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang mencakup jadwal survey/observasi dan rencana isi.


(15)

BAB II :SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini meliputi sejarah ringkas instansi, struktur organisasi ,job description, jaringan usaha/ kegiatan, kinerja terkini dan rencana usaha/ kegiatan Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan.

BAB III :FUNGSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA NEGARA SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai pengertian anggaran, Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),Stuktur dan Susunan APBN, Prinsip-Prinsip Dalam APBN, Dasar dan Fungsi Anggaran, Fungsi Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta memberikan saran yang dianggap penting guna perbaikan dimasa yang akan datang bagi perusahaan


(16)

BAB II

SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR

A. Sejarah Singkat

Untuk lebih efektifnya pengelolaan SDA dan didasarkan kepada Undang-undang No. 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang-undang No.1/2004 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pelaksanaannya terbentuknya Balai Wilayah Sungai, adalah sebagai berikut :

1. undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-undangNo.1/2003 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pelaksanaannya

2. Undang-undang No.7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 286/PRT/M/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dep. PU.

4. Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. B/1616/M.PAN/6/2006.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.12/PRT/M/2006 s/dNo.15/PRT/M/2006tentang Organisasi danTata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis.


(17)

Pembebasan dan Pengangkatan Pejabat Pemimpin Eselon III.a pada Balai Dilingkungan Dep. PU

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber daya Air.

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Tata cara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.

1. Visi dan Misi Visi

Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Visi Satker Balai Wilayah Sungai Sumatera II dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya dibidang sumber daya air adalah

“ Terwujudnya kemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan untuk sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat.”

Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.Misi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi. Misi SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara adalah :


(18)

2. Pendayagunaan Sumber Daya Air (penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan)

3. Pengendalian dan penanggulangan Daya Rusak Air

4. Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat, Dunia Usaha dan Pemerintah

Peningkatan Ketersediaan dan Keterbukaan Data dan Informasi Sumber Daya Air.

2. Makna Logo Kementrian Pekerjaan Umum Direktur Jenderal Sumber Daya

.

Gambar I.I

Logo Kementrian Pekerjaan Umum Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum Keterangan :

1. Lambang Departemen PU berlukiskan Baling-baling dengan ketentuan seperti tercantum pada gambar.


(19)

3. Warna baling-baling adalah biru kehitam-hitaman. 4. Penggunaan lambang : lihat Manual Tata Persuratan.

Arti Simbolis Lambang Departemen Pekerjaan Umum

1. Baling-baling

Menggambarkan D I N A M I K A Berdaun 3 yang merupakan segitiga berdiri tegak lurus menggambarkan Stabilitas Secara keseluruhan menggambarkan Dinamika yang stabil dan Stabilitas yang dinamis.

2. Bagian daun baling-baling yang mengarah keatas Melambangkan penciptaan ruang.

3. Bagian lengkungnya dari daun baling-baling

Memberikan perlindungan untuk ruang kerja tempat tinggal bagi manusia. 4. Bagian daun baling-baling yang mengarah ke kiri dengan bagian lengkungnya

yang telungkup Menggambarkan penguasaan bumi da alam dan pengusahaan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Garis Horizontal : bentang jalan / jembatan diatas sungai sebagai usaha untuk pembukaan dan pembinaan daerah.

5. Bagian daun baling-baling yang mengarah ke kanan dengan bagian lengkungnya yang terlentang Menggambarkan usaha pengendalian dan Penyaluran untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Garis Horizontal :

6. Bentang jalan / jembatan diatas sungai sebagai usaha untuk pembukaan dan pembinaan daerah.


(20)

7. Baling-baling dengan 3 daun ini menggambarkan

Tiga unsur kekaryaan Departemen Pekerjaan Umum. Tirta, Wisma (Cipta) dan Marga. Trilogi Departemen Pekerjaan Umum, Bekerja keras, Bergerak cepat, Bertindak tepat.

8. Warna

Tiga unsur kekaryaan Departemen Pekerjaan Umum. Tirta, Wisma (Cipta) dan Marga. Warna kuning sebagai warna dasar melambangkan keagungan yang mengandung arti KeTuhanan Yang Maha Esa, Kedewasaan dan Kemakmuran.

B. Struktur Organisasi

Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air berada dibawah pembinaan dan tanggung jawab Direktur Jenderal Sumber Daya Air melalui Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II.Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air berkedudukan di Jalan Jenderal Besar DR.A.H.Nasution No.30 Pkl. Masyhur Medan.

Tujuan dan tugas pokok Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air adalah :

1. Meningkatkan kemampuan sumber daya air serta untuk meningkatkan persediaan air guna memenuhi kebutuhan sumber daya air secara efektif dan efisien

2. Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas sumber daya air

3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoperasian dan pemeliharaan prasarana sumber daya air.


(21)

Susunan organisasi satuan kerja di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum terutama pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Wilayah Sungai Sumatera II terdiri dari Penanggung Jawab program yakni Direktur Jenderal Sumber Daya Air, kemudian atasan langsung kepala satuan kerja yaitu Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II dan selanjutnya kepala satuan kerja yang mendelegasikan sebagian tugasnya kepada pejabat pembuat komitmen. Pada satuan kerja ini kepala satuan kerja yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran biaya sebagai pimpinan satker, mendelegasikan sebagian tugasnya dan memerintahkan kepada para asistennya serta pejabat inti lainnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02 / PRT / M / 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan sendiri serta Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah ditetapkan tugas dan tanggung jawab Pejabat Inti Satuan.

Pada satuan kerja ini kepala satuan kerja yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran biaya sebagai pimpinan Satuan Kerja, mendelegasikan sebagian tugasnya dan memerintahkan kepada para asistennya serta pejabat inti lainnya.Stuktur organisasi Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dapat dilihat pada lampiran.


(22)

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air adalah :

1. Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut:

1. Melaksanakan seluruh tugas Satuan Kerja terutama pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);

2. Memimpin Pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA;

3. Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat Inti Satuan Kerja dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan;

4. Mengusulkan Struktur Organisasi dan Pembantu Pejabat Inti Satuan Kerja yang dipimpinya sesuai kebutuhan yang selanjutnya ditetapkan Atasan Langsung;

5. Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran (gaji non PNS, lembur, honor, vakasi dan perjalanan dinas);

6. Melakukan pelimpahan sebagian kewenangan pelaksanaan kegiatan operasional Satuan Kerja kepada Pejabat yang melakukan tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja (Pejabat Pembuat Komitmen), maupun kepada Pejabat yang melakukan Pengujian dan


(23)

Perintah Pembayaran yang ditetapkan oleh Menteri selaku Pengguna Anggaran/ Barang;

7. Menetapkan dan menandatangani Surat Keputusan Susunan Anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa;

8. Menandatangani Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak (Dalam hal Kepala Satuan Kerja merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen);

9. Menyetujui setiap Surat Perintah Kerja/Kontrak yang ditandatangani Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen ( Dalam hal Kepala Satuan Kerja tidak merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen); 10. Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan oleh

Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk diteruskan kepada Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran. (Dalam hal Kepala Satuan Kerja tidak merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen);

11. Menyampaikan laporan seluruh kegiatan Satuan Kerja sesuai peraturan yang berlaku;

12. Melaporkan setiap terjadinya kerugian Negara menurut bentuk dan cara yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku;


(24)

13. Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang merupakan Sebagian dari Renacana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya;

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II mempunyai tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan/ rencana kerja yang tertuang dalam DIPA;

2. Bertanggung jawab atas semua penerimaan/pengeluaran anggaran Satuan Kerja yang membebani APBN;

3. Bertanggung jawab atas kebenaran material setiap Surat Keputusan/ Surat Perintah Kerja/ Kontrak yang ditandatanganinya serta akibat yang timbul dari SK/SPK/ Kontrak tersebut. (Dalam hal Kepala Satuan Kerja merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen);

4. Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan;

5. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan Barang Milik/ Kekayaan Negara Satuan Kerja;

6. Bertanggung jawab atas tertib penatausahaan anggaran serta tertib pengadaan barang dan jasa yang dialokasikan kepada satuan kerja yang dipimpinnya sesuai peraturan yang berlaku;

7. Bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran melalui Atasan Langsung/Pelaksana Program


(25)

2.Perencana Teknik Bidang Program, Pelaporan (E-Monitoring) dan Loan Membantu melaksanakan sebagian Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai berikut :

1. Pembinaan penyusunan program dan kegiatan pada masing-masing unit pelaksana pengelolaan sumber daya air;

2. Mempersiapkan konsep arah kebijakan program kegiatan tahunan jangka menengah dan jangka panjang pada SNVT;

3. Menghimpun/mengevaluasi laporan kinerja pelaksanaan program tahunan yang disampaikan oleh masing-masing unit kegiatan pelaksanaan pengelolaan sumber daya air;

4. Dengan persetujuan Kepala SNVT melaksanakan dan mengikuti rapat-rapat dalam rangka penyelarasan program dan melaporkan hasilnya kepada Kepala SNVT;

5. Bekerjasama dengan Perencana Teknik yang lain dan Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pengujian dan penelitian atas program/kegiatan yang diusulkan;

6. Melakukan monitoring dan evaluasi secara administrasi dan phisik terhadap arah dan kinerja pelaksanaan program;

7. Mempersiapkan dan mensosialisasikan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang diperlukan sesuai peraturan yang berlaku;

8. Membina dan mendayagunakan Sumber Daya Manusia pada unit kerjanya;

9. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala SNVT baik diminta maupun tidak diminta;


(26)

10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala SNVT yang berkaitan dan sesuai bidang tugasnya.

Tanggung jawab :

1. Bertanggung jawab atas kebenaran program dan pelaporan Sumber Daya Air yang dikerjakan;

2. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

3.Perencana TeknikBidang Sungai dan Pantai

Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai berikut:

1. Pembinaan penyusunan program dan kegiatan pada unit pelaksana Kegiatan Sungai dan Pantai;

2. Meneliti dan membantu penyusunan perencanaan pengadaan barang/jasa Kegiatan Sungai dan Pantai;

3. Membina, meneliti dan mengevaluasi dokumen-dokumen pengadaan barang/jasa Kegiatan Sungai dan Pantai;

4. Melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanaan Kegiatan Sungai dan Pantai;

5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kinerja pelaksanaan Kegiatan Sungai dan Pantai;


(27)

6. Dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja melaksanakan dan mengikuti rapat-rapat koordinasi pelaksanaan Kegiatan Sungai dan Pantai dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Satuan Kerja;

7. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Satuan Kerja baik diminta maupun tidak diminta;

8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Kerja yang berkaitan dan sesuai bidang tugasnya.

Tanggungj awab :

Dalam melaksanakan tugasnya Perencana Teknik Bidang Kegiatan Sungai dan Pantai bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.

4.Pelaksana Administrasi

Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan, keskretariatan, kesejahteraan, dan keselamatan kerja pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II;

2. Menyusun rencana pengadaan kebutuhan-kebutuhan kegiatan, peralatan dan perlengkapan serta bahan-bahan lainnya untuk SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II;

3. Melaksanakan pengadaan dan penatausahaan barang-barang kebutuhan SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II;


(28)

4. Melaksanakan administrasi umum SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II;

5. Melaksanakan administrasi BMN SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II;

6. Melaksanakan kegiatan keamanan dan pengamanan di Lingkungan SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II;

7. Membuat laporan secara berkala kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II;

8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II yang berkaikan dan sesuai bidang tugasnya.

Tanggung jawab :

Dalam melaksanakan tugasnya Pelaksana Administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja.

5. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran:

Melaksanakan sebagian tugas Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II, dengan Uraian Tugas sebagai berikut:

1. Menerima berkas SPP yang disampaikan oleh Pejabat Yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja;

2. Memeriksa kelengkapan berkas SPP, mengisi check list kelengkapan berkas SPP dan mencatat dalam buku pengawasan penerimaan SPP;


(29)

3. Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas PAGU anggaran;

5. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain:

1. Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/perusahaan, alamat, No.rekening dan nama Bank)

2. Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakannya dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak berkenaan);

3. Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan dana yang tercantum dalam DIPA serta ketepatannya terhadap jadwal waktu pembayaran guna meyakinkan bahwa tagihan yang harus dibayar belum daluarsa);

4. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak;

5. Menadatangani dan menerbitkan SPM sekurang kurangnya dalam rangkap dengan ketentuan:

a. Lembar kesatu dan lembar disampaikan kepada KPPN pembayaran;

b. Lembar ketiga sebagai pertingga pada Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran;


(30)

c. Lembar Keempat disampai kepada Petugas Akuntasi/Verifikasi keuangan;

d. Lembar kelima disampaikan kepada Pejabat yang melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pembuat Komitmen;

e. Lembar keenam disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran; 6. Menyampaikan SPM yang telah ditandatanganinya ke KPPN setempat; 7. Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai DIPA dan

menyampaikannya kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II selaku Atasan Langsungnya;

Tanggung Jawab:

1. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengujian dan perintah pembayaran serta akibat yang timbul atas tindakannya meliputi aspek hukum, peraturan perundang-undangan dan tujuan pengeluaran;

2. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II;

6.Bendahara Pengeluaran :

Melaksanakan sebagian tugas Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II, sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pembukuan sleuruh transaksi keuangan yang dilaksanakan SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II pada Buku Kas Umum (BKU), Buku Pembantu, Buku Tambahan, serta buku-buku tambahan lainnya;


(31)

2. Menyiapkan rincian jumlah Pengajuan SPP UP, SPP TUP, SPP GUP serta dokumen dokumen pendukung lainnya;

3. Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP UP) yang diajukan oleh Pejabat Pembuat Pembuat Komitmen dan selanjutnya menyampaikannya kepada Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran;

4. Menandatangani SPP LS yang pembayarannya melalui Rekening Bendahara;

5. Melakukan pengamanan kas serta surat-surat berharga lainnya yang berada dalam pengurusannya (Brankas) untuk menghindari terjadinya kerugian negara;

6. Menguji kebenaran tagihan pembayaran Uang Persediaan meliputi kesesuaian dengan akun, DIPA dan peraturan keuangan yang berlaku sebelum dilakukan pembayaran;

7. Melakukan pembayaran melalui Uang Persediaan atas persetujuan Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II untuk belanja barang yaitu akun : 5211 (belanja barang operasional), 5212 (belanja barang non operasional), 5221 (balanja jasa), 5231 (belanja pemeliharaan), 5241 (belanja perjalanan), dan 5811 (belanja lain-lain), dengan nilai setinggi tingginya sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah), kecuali ada ketentuan lain dari Kementerian Keuangan;


(32)

8. Wajib menolak perintah bayar dari Kuasa pengguna Anggaran/Pejabat Yang ditunjuk apabila persyaratan pembayaran tidak terpenuhi;

9. Menerima dan menyetor ke Rekening kas negara atas pajak dan penerimaan lainnya yang dipungut serta melaporkannya menurut bentuk dan cara yang telah ditetapkan, tepat pada waktunya kepada masing-masing instalansi yang terkait;

10. Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan bukti-bukti pembukuan;

Tanggung jawab :

1. Bertanggung jawab atas pengelolaan uang persediaan;

2. Bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan Negara yang berada dalam pengurusannya;

Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II

7. Petugas Akuntansi UAKPA

Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai berikut:

1. Menerima copy Data Sumber seperti SPM, SP2D, STS dan DIPA pada ADK BMN beserta pengantar (SP)/Lembar Pengontrol dari Bendaharawan;

2. Memastikan bahwa Data Sumber dan ADK tersebut kepada petugas komputer;


(33)

3. Menerima Data Sumber yang diterima pada buku kontrol dan mengirimkan DS dan ADK tersebut kepada Petugas Komputer;

4. Melakukan verifikasi laporan keuangan dan mengirimkannya besera ADK ke KPPN, UAPPA-W, dan UAPPA-E1 sesuai jadual;

5. Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN;

6. Melakukan verifikasi atas CALK, dan mengirimkannya ke UAPPA-W/UAPPA-E1 tiap semester.

Tanggung jawab :

1. Bertanggung Jawab atas kebenaran materi Laporan BMN dan LKB sesuai standar Akuntansi Pemerintah;

2. Bertanggung Jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II.

8. Petugas Administrasi UAKPB

Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai berikut:

1. Menyusun Laporan Barang Milik Negara (Laporan BMN) dan Laporan Kondisi Barang (LKB) Satuan Kerja sesuai dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;

2. Menyampaikan Laporan BMN dan LKB kepada unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) beserta Arsip Data Komputer (ADK) untuk penyusunan neraca secara tepat waktu;


(34)

3. Menyampaikan Laporan BMN dan LKB kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W) beserta Arsip Data Komputer. Tanggung jawab:

1. Bertanggung jawab atas kebenaran materi Laporan BMN dan LKB sesuai Standar Akuntansi Pemerintah;

2. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II dan Pejabat Pembuat Komitmen.

9. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Melaksanakan sebagian tugas Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II sebagai berikut :

1. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang / jasa yang meliputi spesifikasi teknis barang / jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan rancangan kontrak;

2. Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa;

3. Menandatangani Surat Perintah Kerja/Kontrak dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja;

4. Melaksanakan Kontrak dengan penyedia barang/jasa; 5. Mengendalikan pelaksanaan kontrak;

6. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian barang/jasa kepada KPA;

7. Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa kepada KPA dengan berita acara penyerahaan;


(35)

8. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada KPA setiap triwulan;

9. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

10. Dalam hal diperlukan PPK dapat mengusulkan kepada KPA mengenai perubahan paket pekerjaan dan/atau perubahan jadwal kegiatan pengadaan;

11. Menetapkan tim pendukung, tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijizer) untuk membantu pelaksanaan tugas ULP;

12. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barang/jasa;

13. Menandatangani fakta integritas;

14. Melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam DIPA sesuai kegiatannya masing-masing berdasarkan persetujuan Kepala Satuan Kerja;

15. Menandatangani Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, Berita Acara Pemeriksaan Barang, Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan yang harus memuat secara lengkap identitas pekerjaan;

16. Menandatangani bukti-bukti dokumen pengeluaran anggaran, baik yang dilakukan secara kontraktual maupun secara swakelola;

17. Menyiapkan dan menandatangani Surat Permintaan Pembayaran (SPP) serta dokumen pendukungnya dan menyampaikan kepada Pejabat


(36)

Penguji/Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM) dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja;

18. Mengajukan tagihan/perintah pembayaran kepada Bendahara Pengeluaran untuk pembayaran yang membebani uang persediaan;

19. Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukannya sesuai DIPA dan menyampaikannya kepada Kepala Satuan Kerja selaku atasan langsungnya;

20. Menyusun usulan rencana kegiatan satuan kerja tahunan yang merupakan bagian dari rencana kerja dan anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya.

Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari Kontrak/SPK atau keputusan dan surat bukti lainnya yang ditandatanganinya.

Bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja atas realisasi keuangan dan hasil/output kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana kerja yang ditetapkan dalam DIPA, serta mutu hasil/output sesuai yang direncanakan.

D. Jaringan Kegiatan

Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II (SNVT PJSA) membangun proyek-proyek, infrastuktur yang berkaitan dengan kepentingan masyrakat dalam bidang pengendalian banjir, pengamanan pantai dan normalisasi sungai.Proyek tersebut dibagi berdasarkan wilayah. Untuk wilayah


(37)

diluar kota Medan di kerjakan oleh unit yang diberi nama PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Sungai dan pantai I. Untuk wilayah diluar kota Medan dikerjakan oleh unit yang diberi nama PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) Sungai dan pantai II.

Jaringan usaha SNVT PJSA adalah pembangunan, perawatan, pemeliharaan, infrastuktur di bidang pengolahan sumber air. Dalam hal ini pengolahan sumber air meliputi pengendalian banjir, lahar gunung berapi, dan pengaman pantai di provinsi Sumatera Utara.Selain itu SNVT PJSA juga melakukan rehabilitasi/pemeliharaan berkala tanggul kritis sungai dan mengadakan pembebasan tanah untuk pembangunan infrastruktur.

E.Kinerja Kegiatan terkini

Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanan jaringan sumber air memiliki beberapa proyek yang harus dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan. Adapun proyek-proyek yang telah dilaksanakan yaitu :

1. Sungai Pantai I

a. pembangunan prasarana banjir sungai Asahan (Sungai Suka Raja/Sungai Masehi) Kabupaten Asahan.

b. Perbaikan tanggul kritis Sipare-pare sepanjang 200M Kecamatan Medang deras Kabupaten Batubara.

c. Rehabilitasi tanggung kritis Sungai Dalu-Dalu sepanjang 700M Kabupaten Batubara.

d. Rehabilitasi tanggul kritis Sungai Gambus sepanjang 400M Kabupaten Batubara.


(38)

2. Sungai Pantai II

a. Pembangunan prasarana pengendalian banjir disekitar Bandara Kualanamu Kabupaten Deli Serdang.

b. Rehabilitasi prasarana pengendalian banjir Sungai Deli Hilir kota Medan.

c. Perbaikan tanggul kristis Sungai Percut sepanjang 500M Kabupaten Deli Serdang.

d. Perbaikan tanggul kritis Sungai Wampu Kabupaten Langkat.

e. Pembebasan tanah untuk pembangunan prasarana pengendalian banjir disekitar Bandara Kualanamu Kabupaten Deli Serdang.

F. Rencana Kegiatan

Rencana usaha Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air adalah :

1. Peningkatan infrastuktur dibidang sumber daya air untuk masyrakat khususnya dalam bidang pengendalian banjir dan pengamanan pantai 2. Meningkatkan pemeliharaan terhadap infrastuktur yang telah

dibangun.

3. Merehabilitasi/ melakukan pemeliharaan rutin terhadap bangunan bangunan yang telah dibangun.


(39)

BAB III

FUNGSI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN

SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Pengertian Anggaran Secara Umum

Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam menjalankan fungsinya terutama dalam perencanaan dan pengendalian. Nilai suatu anggaran tergantung pada perencanaan dan pengendalian anggaran, apabila terjadi penyimpangan atas pelaksanaan anggaran dikarenakan terlalu tinggi dalam penetapannya, maka diperlukan cara untuk mengendalikannya yaitu dengan cara meninjau kembali hasil penetapan anggaran sebelumnya sehingga pada saat pelaksanaan dapat terwujud dengan baik serta dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran tersebut sehingga pada periode yang akan datang dapat dijadikan sebagai perbaikan yang positif. Anggaran atau yang lebih sering disebut dengan “budget” mempunyai definisi yang beragam, namun apabila dicermati lebih teliti masing-masing definisi tersebut mempunyai pengertian yang sama.

Menurut Munandar, (2001:1)“anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan. Yang dinyatakan dalamunit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang”.


(40)

Menurut Nafarin, (2000:11), “anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa”.

Anggaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai alat membantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen”.

Di dalam menyusun suatu anggaran perusahaan maka perlu diperhatikan beberapa syarat yakni bahwa anggaran tersebut harus :

1. Realistis, artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis,

2. Luwes, artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah,

3. Kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus – menerus.

Menurut Nafarin ( 2007 : 9 ) Penyusunan anggaran terdiri dari empat tahap, yakni :

Tahap 1: Penentuan Pedoman Anggaran

Sebelum penyusunan anggaran, terlebih dahulu manajemen puncak menetapkan rencana besar perusahaan, seperti tujuan, kebijakan, asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran.Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari direktur sebagai ketua, manajer keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya sebagai anggota.


(41)

Dalam tahap persiapan anggaran biasanya diadakan rapat antar bagian yang terkait saja.

Tahap 3 : Penentuan Anggaran

Pada tahap penentuan anggaran semua manajer beserta direksi mengadakan rapat kegiatan, yaitu mengadakan perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran, koordinasi dan penelaahan komponen anggaran, dan pengesahan dan pendistribusian anggaran.

Tahap 4 : Pelaksanaan Anggaran

Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan pada direksi

Kata “anggaran” merupakan terjemahan dari kata “budget” dalam bahasa inggris. Akan tetapi, kata tersebut sebenarnya berasal dari kata perancis “boutgette”yang berarti a small bag (sebuah tas kecil). Pengertian anggaran kemudian terus berkembang.

Menurut Arif “Anggaran adalah rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja yang diusulkan dalam satu periode dan sumber pandapatan yang diusulkan untuk membiayai belanja tersebut”.

Wildavsky (1975) mendefinisikan anggaran sebagai catatan masa lalu (a record of the past), rencana masa depan (a statement about the future), mekanisme pengalokasian sumber daya (a mechanism for allocating resources), metode untuk petumbuhan (a method for securing growth), alat penyaluran pendapatan (an


(42)

engine of income distribution), mekanisme untuk negosiasi (a mechanism through which units bargain over conflicting goals, make side payments, and try to motivate one another to accomplish their objectives), harapan-aspirasi-strategi organisasi (organization’s expectations, aspiration, and strategies), satu bentuk kekuatan control (a form of power), dan alat jaringan komunikasi (a signal or network of communication). (Arif, dkk, 2002 : 14)

Berdasarkan pernyataan diatas, anggaran dapat diringkas menjadi: 1. Rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja;

2. Gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya untuk pembangunan;

3. Alat pengendalian; 4. Instrument politik;

5. Di susun dalam periode tertentu

Akan tetapi Wildavsky (1975) mengingatkan bahwa “ a budget cannot act as acompass” anggaran bukanlah kompas karena tidak ada seorangpun yang mengetahui sesuatu secara pasti dimasa depan, dan selanjutnya perlu dicari informasi lain yang menggambarkan kenyataan dari alokasi sumber daya. Untuk itu, analisa alokasi dan strategi pembangunan tidak hanya mendasarkan pada anggaran, tetapi memperhatikan bagaimana realisasi dari anggaran tersebut.

Sedangkan penganggaran (budgeting) merupakan aktifitas pengalokasian sumber daya keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang cenderung tanpa batas. Dengan arti lain Wildavsky (1975) menyatakan “budgeting is


(43)

translating financial resorucs into human purposes” (pengganggaran adalah penjabaran sumber daya keuangan untuk berbagai tujuan manusia).

Penganggaran merupakan aktifitas yang terus menerus dari mulai perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Proses ini dikenal sebagai siklus anggaran (budget cycle). Siklus ini tidak berjalan secara estafet, tetapi mengalami proses yang simultan. (Arif, dkk, 2002 : 15) Didalam penganggaran perlu diperhatikan beberapa faktor sebagai berikut: Pertama, kondisi perekonomian (economic wealth) Negara, apakah memungkinkan untuk mencapai proyeksi pendapatan dan belanja tahun depan. Ekonomi yang tidak stabil seperti laju inflasi yang tidak terkendali, suku bunga yang tinggi, dan nilai tukar mata uang yang bergejolak tidak menentu merupakan unsur yang sangat berpengaruh dalam penganggaran.Kedua, struktur politik seperti sistem politik, tingkat korupsi, penggantian struktur pemerintahan, karakter pemerintah dan kabinet dan jumlah serta kekuatan dari kelompok penekan (pres sure group) menentukan dalam penganggaran karena anggaran dikenal sebagai alat politik.Ketiga, ketidak seimbangan antara belanja dan pendapatan yang sangat besar merupakan faktor penentu dalam penganggaran.

B. Ruang Lingkup Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan PerwakilanRakyat.(Pasal 1 angka 7, UU No. 17/2003).Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004.


(44)

tentang Perbendaharaan Negara, APBN dalam satu tahun anggaran meliputi: 1. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan.

2. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan

3. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akanditerima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas umum negara.(Pasal 12 ayat (2) UU No. 1/2004)Tahun anggaran adalah periode pelaksanaan APBN selama 12 bulan.Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan tahun kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.Sebelumnya, tahun anggaran dimulai tanggal 1 April sampai dengan 31 Marettahun berikutnya.Penggunaan tahun kalender sebagai tahun anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11 UU No. 1/2004). Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UU No. 17/2003,anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi akuntabilitas, pengeluaran anggaran hendaknya dapatdipertanggungjawabkan dengan menunjukkan hasil (result) berupa outcome atau setidaknya output dari dibelanjakannya dana-dana publik tersebut. Sebagai alat manajemen, sistem penganggaran selayaknya dapat membantu aktivitas berkelanjutan untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi program pemerintah.Sedangkan sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untukmewujudkan


(45)

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Merujuk Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17/2003, APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi.Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

C. Struktur dan Susunan APBN

Struktur APBN terdiri dari pendapatan negara dan hibah, belanja negara, keseimbangan primer, surplus/defisit, dan pembiayaan.Sejak Tahun 2000, Indonesia telah menguba komposisi APBN dari T-account menjadi I-account


(46)

sesuai dengan standar statistik keuangan pemerintah, Government Finance Statistics (GFS).

1. Pendapatan Negara dan Hibah.

Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu penerimaan pajak yang meliputi pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan Pajak lainnya, serta Pajak Perdagangan (bea masuk dan pajak/pungutan ekspor) merupakan sumber penerimaan utama dari APBN.

Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) meliputi penerimaan dari sumber daya alam, setoran laba BUMN, dan penerimaan bukan pajak lainnya, walaupun memberikan kontribusi yang lebih kecil terhadap total penerimaananggaran,jumlahnya semakin meningkat secara signifikan tiap tahunnya Berbeda dengansistem penganggaran sebelum tahun anggaran 2000, pada system penganggaran saat ini sumber-sumber pembiayaan (pinjaman) tidak lagi dianggap sebagai bagian dari penerimaan.

Dalam pengadministrasian penerimaan negara, departemen/lembaga tidak boleh menggunakan penerimaan yang diperolehnya secara langsung untuk membiayai kebutuhannya.Beberapa pengeculian dapat diberikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait.

2. Belanja Negara.

Belanja negara terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana perimbangan, serta dana otonomi khusus dan dana penyeimbang.nSebelum


(47)

diundangkannya UU No. 17/2003, anggaran belanja pemerintah pusat dibedakan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. UU No. 17/2003 mengintrodusing uniffied budget sehingga tidak lagi ada pembedaan antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK). Sementara itu, dana otonomi khusus dialokasikan untuk provinsi Daerah Istimewa Aceh dan provinsi Papua.

3. Defisit dan Surplus.

Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran.Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit; sebaliknya, penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus.Sejak Tahun 2000, Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan anggaran berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun. Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu: keseimbangan primer (primary

balance) dan keseimbangan umum (overallbalance). Keseimbangan primer

adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total penerimaan dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.

4. Pembiayaan.

Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah: pembiayaan dalam negeri (perbankan dan non perbankan) serta pembiayaan luar negeri (netto) yang merupakan selisih


(48)

antara penarikan utang luar negeri (bruto) dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.

D.Prinsip-prinsip Dalam APBN 1. Prinsip Anggaran APBN 2. Prinsip Anggaran dinamis 3. Prinsip Anggaran Fungsional

Sejak tahun 1999 tidak lagi digunakan prinsip anggaran berimbang dalam menyusun APBN.APBN disusun berdasarkan prinsip anggaran defisit.

1. Prinsip Anggaran Defisit

Bedanya dengan prinsip anggaran berimbang adalah bahwa pada anggaran defisit ditentukan :

1. Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai sumber pembiayaan.

2. Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber pembiayaan LN (bersih)

Anggaran Defisit PNH – BN = DA DAP = AP – TP

PbDN = PkDN + Non-Pk DN PbLN = PPLN – PC PULN Keterangan :


(49)

BN = belanja negara DA = defisit Anggaran PbDN= pembiayaan DN PkDN= Perbankan DN

Non-PkDN = Non-Perbankan DN PbLN= pembiayaan LN

PPLN= penerimaan pinjaman LN

PCPULN = pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri BLN = bantuan luar negeri

Anggaran Berimbang PDN – PR = TP

DAP = AP – TP

Keterangan :

PDN = Pendapatan DN PR = Pengeluaran Rutin TP = Tabungan Pemerintah

DAP = Defisit Anggaran Pembangunan AP = Anggaran Pembangunan 2. Prinsip Anggaran Dinamis

Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran dinamis relatif. Anggaran bersifat dinamis absolut apabila Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ke tahun terus meningkat.


(50)

Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan TP (∆TP) terus meningkat atau prosentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman luar negeri terus menurun.

3. Prinsip Anggaran Fungsional

Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi untuk membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk membiayai anggaran belanja rutin.

Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar negeri hanya sebagai pelengkap” dalam pembiayaan pembangunan.Artinya semakin kecil sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin besar fungsionalitas anggaran.

4. Instrumen Kebijakan Fiskal 1. Pembiayaan fungsional

Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional.Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah. Pinjaman dipakai sebagai alat untuk menekan inflasi lewat pengurangan dana yang ada di masyarakat.

2. Pengeluaran Anggaran.

Pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman dipergunakan secara terpadu untuk mencapai kestabilan ekonomi.Dalam jangka panjang diusahakan adanya anggaran belanja seimbang. Namun pada masa depresi digunakan anggaran defisit


(51)

5. Analisis Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal secara umum diarahkan pada empat sasaran utama : 1. Menciptakan stimulus fiskal

Guna menciptakan stimulus fiskal dengan sasaran penerimaan manfaat yang lebih tepat, pemerintah telah mengeluarkan peraturan-peraturan administratif dan menciptakan mekanisme penyaluran dana secara transparan.

2. Memperkuat Basis Penerimaan

Upaya memperkuat basis penerimaan ditempuh melalui perbaikan administrasi dan struktur pajak, ekstensifikasi penerimaan pajak dan bukan pajak, seperti penjualan saham BUMN, penjualan asset BPPN.

3. Mendukung Program Rekapitalisasi Perbankan

Upaya untuk menunjang program rekapitalisasi dan penyehatan perbankan dilakukan dengan memasukkan biaya restruktursiasi perbankan ke dalam APBN.

4. Mempertahankan Prinsip Pembiayaan Defisit

Pemerintah tetap mempertahankan prinsip untuk tidak menggunakan pembiayaan defisit anggaran dari bank sentral dan bank-bank di dalam negeri. Pemerintah tetap mengupayakan pinjaman dari luar negeri, yang diperboleh dari lembaga keuangan internasional seperti bank Dunia, ADB, dan OECF serta sejumlah negara sahabat secara bilateral, terutama dalam kerangka CGI.


(52)

E. Klasifikasi dan Model Anggaran

Klasifikasi anggaran merupakan pengelompokan atau pembagian dari anggaran agar dapat memberikan gambaran yang lebih rinci. (Arif, dkk, 2002 : 16-17)

1. Berdasarkan Objek

Anggaran disusun berdasarkan jenis pendapatan dan belanja.Pendapatan terdiri dari penerimaan dalam negeri yang terdiri atas penerimaan pajak dan non pajak. Pendapatan lain adalah pendapatan hibah dan sebagainya. Belanja diklasifikasikan dalam belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan dan sebagainya. Klasifikasi ini sering digunakan karena relatif sangat mudah akan tetapi tidak dapat diketahui pertanggung jawaban setiap unit (responsibility centers) dan tingkat prioritas belanja didalam keterbatasan sumber daya keuangan.

2. Berdasarkan Organisasi

Anggaran diklasifikasikan berdasarkan tiap unit pemerintah seperti anggaran departemen pertahanan, anggaran departemen luar negeri dan seterusnya.Klasifikasi ini memungkinkan untuk melihat besar anggaran setiap unit, pencapaian, serta efisiensi dan efektivitasnya.Akan tetapi, klasifikasi ini tidak memungkinkan untuk melihat pengalokasian anggaran kepada sasaran-sasaran pembangunan secara nasional.

3. Berdasarkan Fungsi

Anggaran disusun berdasarkan fungsi belanja didalam negara seperti didalam sektor pendidikan, sektor sosial dan seterusnya.Sektor pendidikan


(53)

bisa terdapat di berbagai departemen/lembaga Negara, tidak hanya di departemen pendidikan.Klasifikasi ini umumnya hanya untuk belanja. 4. Berdasarkan Sifat/ Karakternya

Anggaran disusun berdasarkan sifat/ karakter pendapatan dan belanja seperti pendapatan dan belanja rutin (Current) serta pendapatan dan belanja pembangunan (capital expenditures).

5. Berdasarkan Kehematan

Anggaran disusun berdasarkan skala ekonomisnya.Prioritas belanja disusun berdasarkan tingkat kebutuhan sesuai dengan kebijakan nasional mengingat terbatasnya pendapatan negara.Untuk itu, didahulukan pendapatan rutin dan belanja rutin kemudian pendapatan pembangunan (pembiayaan) dan belanja pembangunan sesuai dengan tingkat prioritas. Menurut Arif, Muchlis, dan Iskandar dalam bukunya Akuntansi Pemerintahan dikatakan bahwa ”Didalam praktik penganggaran di berbagai negara dan dunia bisnis, model penganggaran telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi”. Beberapa jenis model anggaran telah dikembangkan seperti berikut :(Arif, dkk, 2002 : 17)

1. Line-Item Budgeting

Model ini merupakan bentuk anggaran yang lama sehingga di kenal dengan traditional budgeting.Organisasi bisnis maupun sektor publik pada umumnya menggunakan model ini dalam penyusunan anggaran karena model ini relatif mudah dan sederhana.Cara penyusunan anggaran dilakukan dengan merinci jenis pendapatan dan belanja (nature atau


(54)

object). Line-Item Budgeting memiliki kelemahan Karena tidak bisa mengetahui jumlah yang dialokasikan kepada tiap unit sebagai responsibility centers.

2. Incremental Budgeting

Penganggaran dengan metode incremental budgeting pada dasarnya menggunakan line-item budgeting, tetapi dilakukan dengan menambahkan atau mengurangkan nilai anggarannya dari tahun sebelumnya. Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat karena hanya mendasarkan pada incremental dari anggaran sebelumnya.Akan tetapi, kelemahannya adalah memungkinkan adanya pendapatan dan belanja yang sudah tidak sesuai dengan kenyataan.

3. Revenue Budgeting

Penganggaran dengan metode revenue budgeting dilakukan dengan dasar kemampuan suatu negara untuk memperoleh pendapatan.Selanjutnya disusun belanja sesuai dengan kemampuan tersebut.Wildavsky (1975) menyatakan bahwa metode ini akan efektif digunakan oleh suatu negara yang sangat terbatas pendapatannya, tetapi situasi ekonomi dan politik relatif stabil.

4. Repetitive Budgeting

Metode penganggaran dengan mengulang anggaran tahun-tahun sebelumnya karena adanya kondisi yang tidak stabil di bidang ekonomi dan politik. Pertimbangan menggunakan metode ini karena tidak memungkinkannya dengan metode lain karena situasi dan kondisi yang


(55)

tidak stabil. Anggaran yang disusun dengan metode ini umumnya dilakukan oleh baik negara kaya maupun negara miskin yang situasi ekonomi dan politiknya tidak stabil.

5. Supplemental Budgeting

Metode ini digunakan dengan cara membuat anggaran yang membuka kesempatan untuk melakukan revisi secara luas. Cara ini dilakukan apabila kondisi negara tidak ada kesulitan pendapatan negara, tetapi memiliki kendala administrasi.Kelebihan metode ini adalah menyesuaikan anggaran dengan kondisi nyata (real) yang sedang berlangsung.Akan tetapi, kelemahan metode ini adalah ketidak jelasan dalam anggaran yang sering berubah.

6. Performance Budgeting

Dengan metode ini anggaran disusun berdasarkan padakinerja yang dapat diukur (measurable performance) dari berbagai kegiatan.Faktor penentu didalam metode ini adalah efisiensi dari berbagai kegiatan yang ada dengan menetapkan standart biaya (cost standard) Kelebihan metode ini adalah bahwa kegiatan didasarkan pada efisiensi dengan adanya standar biaya berdasarkan kegiatan masa lalu.Kelemahannya adalah sulitnya mengukur performance setiap aktifitas pemerintahan, di samping kesiapan aparat negara dalam melaksanakan metode ini dengan baik.

7. Planning Programing Budgeting System (PPBS)

Model PPBS dikembangkan untuk memungkinkan para pengambil keputusan (decision makers) mengambil keputusan berdasarkan


(56)

perhitungan atau pendekatan ilmiah dari model-model manajemen keuangan yang ada. Di dalam model ini digunakan cost and benefit analysis. Penyusunan anggaran dengan metode ini adalah pertama, perumusan tujuan organisasi dan unit-unit dibawahnya. Kedua, menyusun program berdasarkan tujuan-tujuan yang sama dari setiap unit. Ketiga, program yang telah tersusun dirinci lagi menjadi aktivitas-aktivitas (program elements).Keempat, setiap elemen dibuat analisis biaya dan manfaat (cost and benefit analysis).Kelima, menghitung biaya dan manfaat dalam level program. Adanya standar ini yang disampaikan secara transparan kepada legislatif akan memudahkan fungsi pengendaliannya dan memudahkan juga aparat pengawasan. Metode ini juga mengukur biaya manfaat dalam jangka panjang sehingga alokasi sumber daya untuk jangka waktu tersebut dapat dimanfaatkan, serta anggaran selama beberapa tahun bisa disusun berdasarkan analisis ini.Kelemahan dari metode ini adalah memerlukan waktu yang lama (time consuming) dan secara teknis sulit dipraktekkan oleh aparat penyusun anggaran. Hal ini disebabkan oleh tidak mudahnya mengukur manfaat dengan nilai uang (monetized).

8. Zero-Base Budgeting

Sesuai dengan namanya, anggaran dari NOL meskipun tahun sebelumnya telah dilakukan proses penganggaran. Anggaran tidak bergantung pada tahun sebelumnya sehingga hal ini merupakan lawan dari cara incremental budgeting yang sering kali ditemukan adanya program yang sudah tidak efektif, tetapi anggarannya justru meningkat. Padahal, di dalam praktik


(57)

dimungkinkan adanya incremental atas decision packages yang digunakan dalam penyusunan metode ini. Prosesnya adalah pertama, pengidentifikasian unit keputusan (decision units).Kedua, pengembangan paket keputusan (decision packages). Ketiga, membuat peringkat decision program, memungkinkan program baru, pada setiap aktivitas ada tujuan yang jelas dan melibatkan seluruh level. Akan tetapi, kerugiannya adalah terlalu optimis bahwa perhitungannya mudah, tidak mudah mengkonsolidasi unit, dan ranking tidaklah mudah dan sering menjadi tidak sesuai dengan tujuannya.

F. Dasar dan Fungsi Anggaran

Di Indonesia anggaran diatur didalam pasal 23 ayat (1) UUD 1945 dan diimplementasikan dengan disusunnya UU APBN setiap tahun. Selain itu, untuk melaksanaan UU APBN tersebut, pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan perundangan lainnya seperti UU pajak, UU Bea Masuk dan Cukai, Keppres pelaksana APBN, dan peraturan pelaksana lainnya. (Arif, dkk, 2002 : 16) Fungsi anggaran pada sektor publik adalah sebagai berikut : (Mardiasmo, 2002 : 122-124)

1. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)

Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk :

1. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan


(58)

2. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternative sumber pembiayaannya.

3. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun

4. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi. 2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool)

Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara proses perencanaan dan pengendalian. Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.Tanpa anggaran, pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran.Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan (membatasi kekuasaan) eksekutif.

Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending, dan salah sasaran (misapropriation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah.

Sebagai alat pengendalian manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.Selain itu, anggaran digunakan untuk memberi informasi dan


(59)

meyakinkan legislatif bahwa pemerintah bekerja secara efisien tanpa ada korupsi dan pemborosan.

3. Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)

Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.Anggaran dapat digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.

4. Anggaran sebagai Alat Politik (political Tool)

Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu pembuatan anggaran publik membutuhkan political skill, coalition building, keahlian bernegoisasi, dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer public.

5. Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and Communication Tool)

Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi


(60)

antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk dilaksanakan.

6. Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement Tool)

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikatakan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.

7. Anggaran sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)

Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat challenging but attainableatau demanding but achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.

G. Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN )

1. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran Negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian. Penerimaan yang


(61)

berasal dari pajak dapat dialokasikan untuk pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunanjembatan, jalan, dan taman umum.

2. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran Negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan.fungsi distribusi yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun.

3. Fungsi stabilisasi, mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Fungsi stabilisasi yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai pedoman agar pendapatan dan pengeluaran keuangan negara teratur sesuai dengan di terapkan.Jika pemndapatan dipakai sesuai dengan yang di terapkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berfungsi sebagai stabilisator.


(62)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan topik penelitian mengenai fungsi anggaran dan pendapatan belanja Negara pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara dan setelah peneliti melakukan riset pada perusahaan tersebut, maka dalam hal ini peneliti menarik beberapa kesimpulan antara lain yaitu :

1. Fungsi anggaran dan pendapatan belanja Negara pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara telah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari anggaran yang dianggarkan dengan anggaran yang terealisasi hampir sama.

2. APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi.

3. APBN daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran Negara selama satu tahun anggaran. Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan Negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya masyrakat adil dan makmur material maupun spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.


(63)

B.Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan dan kemajuan pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara.

1. Sebaiknya fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tetap dipertahankan, dan lebih cermat dalam membuat anggaran, agar realisasinya tidak melebihi anggaran,

2. Dalam penyusunan anggaran sebaiknya Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara tidak hanya menggunakan data dan informasi dari data aktual tahun sebelumnya, tetapi juga harus melibatkan keadaan atau kondisi kedepan.

3. Perbedaan antara anggaran dengan realisasi harus terus diawasi dan setiap penyimpangan yang merugikan yang terjadi harus dianalisis guna memahami penyebabnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

4. Analisa yang digunakan dalam memperoleh input untuk penyusunan anggaran perusahaan sebaiknya diperluas lagi dan terus memperhatikan perkembangan internal dan eksternal, sehingga setiap perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan cepat dan tepat oleh Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono Purwant, Penganggaran Perusahaan.Mitra Wacana Media.Jakarta.2008 Dharmanegara, Ida Bagus Agung. 2010. Penganggaran Perusahaan : Teori dan

aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jajuk Herawati, dan Sunarto, 2004. Anggaran Perusahaan. Edisi 1.AMUS.Yogyakarta.

Haruman, Tendi., Sri Rahayu. 2007. Penyusunan Penganggaran Perusahaan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan.Edisi Revisi, Salemba Empat. Jakarta.

Titiek Ambarawati dan M. Jihadi. 2003. Anggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. UMM Press. Malang.

Y. Supriyanto. 1994. Anggaran Perusahaan : Perencanaan Dan Pengendalian Laba. Edisi 1.Yogyakarta. STIE YKPN.


(65)

Lampiran 1 Surat Izin Riset


(66)

Stuktur Organisasi Satuan Non Vertikal Tertentu

Lampiran 3 Realisasi anggaran BAGAN STRUKTUR ORGANI SASI SNVT PELAKSANAAN JARI NGAN SUMBER AI R SUMATERA I I PROVI NSI SUMATERA UTARA

TAHUN ANGGARAN 2013

PEJABAT PENGUJI SPM BENDAHARA PETUGAS AKUNTANSI UAKPA

KEPALA SNVT PELAKSANAAN

JARI NGAN SUMBER AI R SUMATERA I I PROVI NSI SUMATERA UTARA

Ir. DERMAWAN SIREGAR, MM

P E R E N C A N A T E K N I K P R O G R A M D A N P E L A P O R A N P E N G E L O L A A N P O S M A S A M O S I R , S .T , M .T A H M A D Y O N I , S T , M T P E L A K S A N A A D M I N I S T R A S I N U R U L A Z A N , S .E

PETUGAS ADMI NI STRASI UAKPB P E R E N C A N A T E K N I K S U N G A I D A N P A N T A I I r . S A H N A N , S p .

ASRI TA DES HARAHAP, S.E BANGUN LUMBAN BATU, S.E

P E J A B A T P E M B U A T K O M I T M E N S U N G A I D A N P A N T A I I I r . R A H M A T K A R T O L O S I R E G A R , M P E J A B A T P E M B U A T K O M I T M E N S U N G A I D A N P A N T A I I I


(67)

(68)

(1)

B.Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kebaikan dan kemajuan pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara.

1. Sebaiknya fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tetap dipertahankan, dan lebih cermat dalam membuat anggaran, agar realisasinya tidak melebihi anggaran,

2. Dalam penyusunan anggaran sebaiknya Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara tidak hanya menggunakan data dan informasi dari data aktual tahun sebelumnya, tetapi juga harus melibatkan keadaan atau kondisi kedepan.

3. Perbedaan antara anggaran dengan realisasi harus terus diawasi dan setiap penyimpangan yang merugikan yang terjadi harus dianalisis guna memahami penyebabnya dan dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

4. Analisa yang digunakan dalam memperoleh input untuk penyusunan anggaran perusahaan sebaiknya diperluas lagi dan terus memperhatikan perkembangan internal dan eksternal, sehingga setiap perubahan yang terjadi dapat ditangani dengan cepat dan tepat oleh Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Darsono Purwant, Penganggaran Perusahaan.Mitra Wacana Media.Jakarta.2008 Dharmanegara, Ida Bagus Agung. 2010. Penganggaran Perusahaan : Teori dan

aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jajuk Herawati, dan Sunarto, 2004. Anggaran Perusahaan. Edisi 1.AMUS.Yogyakarta.

Haruman, Tendi., Sri Rahayu. 2007. Penyusunan Penganggaran Perusahaan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu

Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan.Edisi Revisi, Salemba Empat. Jakarta.

Titiek Ambarawati dan M. Jihadi. 2003. Anggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. UMM Press. Malang.

Y. Supriyanto. 1994. Anggaran Perusahaan : Perencanaan Dan Pengendalian

Laba. Edisi 1.Yogyakarta. STIE YKPN.


(3)

Lampiran 1 Surat Izin Riset


(4)

Stuktur Organisasi Satuan Non Vertikal Tertentu

Lampiran 3 Realisasi anggaran

BAGAN STRUKTUR ORGANI SASI SNVT PELAKSANAAN JARI NGAN SUMBER AI R SUMATERA I I PROVI NSI SUMATERA UTARA

TAHUN ANGGARAN 2013

PEJABAT PENGUJI SPM BENDAHARA PETUGAS AKUNTANSI UAKPA

KEPALA SNVT PELAKSANAAN

JARI NGAN SUMBER AI R SUMATERA I I PROVI NSI SUMATERA UTARA

Ir. DERMAWAN SIREGAR, MM

P E R E N C A N A T E K N I K P R O G R A M D A N P E L A P O R A N P E N G E L O L A A N P O S M A S A M O S I R , S .T , M .T A H M A D Y O N I , S T , M T P E L A K S A N A A D M I N I S T R A S I N U R U L A Z A N , S .E

PETUGAS ADMI NI STRASI UAKPB P E R E N C A N A T E K N I K S U N G A I D A N P A N T A I I r . S A H N A N , S p .

ASRI TA DES HARAHAP, S.E BANGUN LUMBAN BATU, S.E

P E J A B A T P E M B U A T K O M I T M E N S U N G A I D A N P A N T A I I I r . R A H M A T K A R T O L O S I R E G A R , M P E J A B A T P E M B U A T K O M I T M E N S U N G A I D A N P A N T A I I I


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 51 60

Pengaruh Desentralisasi Fiskal, Belanja Modal, Angkatan Kerja, dan Investasi Terhadap PDRB di Sumatera Utara

1 69 94

Sistem Informasi Pegawai Pada Satuan Non Vertikal Tertentu Perencanaan Dan Pengawasan Jalan Dan Jembatan Provinsi Sumatera Utara

0 19 123

Politik Anggaran (Studi Analisis: Hubungan antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara dalam Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2014)

1 24 114

Fungsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja NegaraPada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

Fungsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja NegaraPada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

0 0 7

Fungsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja NegaraPada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

0 0 23

Fungsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja NegaraPada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Fungsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja NegaraPada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

BAB II SNVT (SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU) PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II A. Sejarah Ringkas - Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (Sai) Pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (Pjpa) Balai Wila

0 0 22