1. Ketaatan terhadap waktu belajar
2. Ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran
3. Ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar
4. Ketaatan menggunakan waktu datang dan pulang sekolah.
2.4 Motivasi Belajar
2.4.1 Pengertian Motivasi
Sardiman 2011:73 menyatak an bahwa “Motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Menurut Hull dalam
Dimyati dan Mudjiono 2006:82 menyatakan bahwa: dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan
organisme. Disamping itu juga merupakan sistem yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-
kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan
fisiologis organisme. Berdasarkan pendapat dari Sardiman dan Hull mengenai pengertian
motivasi maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan perubahan seseorang berupa dorongan untuk melakukan tujuan-tujuan tertentu.
2.4.2 Jenis motivasi
Dimyati dan Mudjiono 2006:86-90 membagi motivasi menjadi dua jenis yaitu:
1. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis
atau jasmani manusia. 2. Motivasi skunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda
dengan motivasi primer.
2.4.3 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dimyati dan Mudjiono 2006:97-100 berpendapat bahwa ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain sebagai berikut:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa 2. Kemampuan siswa
3. Kondisi siswa 4. Kondisi lingkungan siswa
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran 6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
2.4.4 Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman 2011:84 berpendapat bahwa “hasil belajar akan
menjadi optimal, jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu”. Sardiman 2011:85 juga menyebutkan bahwa
fungsi motivasi dalam belajar adalah: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
2.4.5 Indikator Motivasi Belajar