Perkembangan Disiplin Belajar Cara Pendisiplinan

Pendapat lain dari Tu‟u 2004:37 menyatakan bahwa disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan. Disiplin penting karena alasan berikut ini: 1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak- anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. 4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang. Berdasarkan pendapat Lewis dan Tu‟u tersebut mengenai tujuan kedisiplinan maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedisiplinan merupakan keikutsertaan siswa berupa ketaatan dalam mematuhi aturan yang dibuat guru dalam pembelajaran yang bertujuan agar siswa berhasil dalam belajarnya.

2.3.3 Perkembangan Disiplin Belajar

Telah diketahui bahwa perkembangan disiplin belajar anak bukan merupakan sesuatu yang terjadi kebetulan melainkan membutuhkan waktu cukup lama untuk berkembang . Ardiansyah 2011 mengemukakan lima tahapan disiplin belajar, antara lain: 1. Pada tahapan pertama disiplin belajar dimulai seseorang untuk menghindari hukuman; 2. Pada perkembangan tahap kedua, disiplin belajar diwujudkan hanya untuk membuat atau mendapatkan imbalan; 3. Pada tahap ketiga, disiplin belajar dijalankan demi disiplin belajar atau aturan itu sendiri; 4. Pada tahap keempat, disiplin belajar diterapkan berdasarkan kesadaran, bahwa untuk hidup bermasyarakat perlu mengikuti peraturan yang dilandasi oleh kepentingan pribadi atau perorangan; 5. Pada tahap kelima, tahapan disiplin belajar ini dianggap tahapan yang paaling tinggi atau sempurna diantara yang lain dimana sikap disiplin belajar sudah diwujudkan oleh kebutuhan informal dari dalam diri sendiri.

2.3.4 Cara Pendisiplinan

Menurut Mangkunegara 2009:129 menyebutkan dua tipe pendisiplinan yaitu preventif dan disiplin korektif. Penjelasannya yakni: 1. Disiplin preventif Merupakan suatu upaya untuk menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku dalam kaitannya dengan disiplin siswa maka suatu upaya untuk menggerakkan siswa untuk mengikuti dan mematuhi peraturan tata tertib yang telah ditetapkan oleh sekolah sehingga dapat menekan seminimal mungkin melakukan pelanggaran. Tujuan dalam gerakan penegakkan disiplin untuk menggerakkan siswa tersebut untuk berdisiplin, bukan karena adanya paksaan dari guru. dengan cara preventif, siswa dapat memelihara dirinya terhadap aturan- aturan sekolah. 2. Disiplin korektif Merupakan suatu upaya menggerakkan siswa dalam menyatukan suatu aturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah. Disiplin korektif yang menyangkut siswa adalah tindakan yang diambil untuk menangani pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut yang dilakukan siswa. Disiplin korektif sering berupa bentuk hukuman tidakan. Siswa yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.3.5 Indikator Disiplin

Dokumen yang terkait

PENGARUH DISIPLIN, FASILITAS, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KECEPATAN MENGETIK MANUAL (Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Semarang Program Keahlian Administrasi Perkantoran)

0 6 143

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PERALATAN KANTOR PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK COKROAMINOTO 1 BANJARNEGARA

0 10 103

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS X TAHUN AJARAN 2011/2012 PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 CIANJUR.

0 0 47

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN MENGETIK SISTEM 10 JARI BUTA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 PEMALANG.

0 0 2

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 PEKALONGAN.

1 4 113

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN TINGKAT DISIPLIN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN OTOMATISASI PERKANTORAN KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENGARUH MINAT DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGETIK MANUAL SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN-KLATEN.

0 0 160

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENGETIK MANUAL SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA.

0 0 144

PEMANFAATAN FASILITAS LABORATORIUM MENGETIK MANUAL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA STANDAR KOMPETENSI MENGETIK MANUAL KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 KLATEN.

0 0 131

PENGARUH METODE MENGAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA.

0 4 172