tepung yang dihasilkan disaring dengan saringan halus. Setelah itu disimpan dalam wadah kedap udara hingga saatnya dicampur dalam bahan pakan ikan.
2.1.6 Pembuatan tepung bawang putih Allium sativum
Bawang putih dibuang kulitnya dan diiris tipis-tipis. Kemudian dikeringudarakan tanpa terkena sinar matahari selama enam hari. Setelah itu
dikeringkan dalam oven selama satu jam pada suhu 60
o
C. Setelah kering, bawang kemudian diblender sampai menjadi tepung. Kemudian tepung yang dihasilkan
disaring dengan saringan halus. Setelah itu disimpan dalam wadah kedap udara hingga saatnya dicampur dalam bahan pakan ikan.
2.1.7 Pembuatan pakan uji
Pakan komersil berprotein 30 ditepungkan, kemudian dicampur dengan tepung meniran 0,7 dan bawang putih 1,4 serta ditambahkan vitamin C 0,1
dan diaduk rata. Setelah itu ditambahkan air sebanyak 25 lalu dicetak, kemudian dikeringkan dalam oven sekitar 2 jam pada suhu 60 ⁰C. Pakan disimpan dalam
wadah kedap udara. Dosis meniran dan bawang putih yang digunakan diambil dari dosis efektif hasil penelitian Kurniawan 2010.
2.1.8 Rancangan penelitian
Penelitian ini terdiri dari lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Masing- masing perlakuan tersebut adalah:
Perlakuan K
-
: pakan tanpa pemberian tepung meniran dan bawang putih selama 21 hari, setelah itu disuntik PBS 0,1 mlekor
Perlakuan K
+
: pakan tanpa pemberian tepung meniran 0,7 dan bawang putih selama 21 hari 1,4, setelah itu diinfeksi A. hydrophila 0,1
mlekor Perlakuan A : pakan dengan pemberian tepung meniran 0,7 dan bawang
putih 1,4 selama 21 hari setelah itu diinfeksi A. hydrophila 0,1 mlekor
Perlakuan B : pakan dengan pemberian tepung meniran 0,7 dan bawang putih 1,4 selama 14 hari setelah itu diinfeksi A. hydrophila 0,1
5
mlekor Perlakuan C : pakan dengan pemberian tepung meniran 0,7 dan bawang
putih 1,4 selama 7 hari setelah itu diinfeksi A. hydrophila 0,1 mlekor
2.1.9 Persiapan wadah dan ikan uji
Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu akuarium berukuran 60 x 30 x 35 cm sebanyak 15 unit. Akuarium dicuci bersih dan dikeringkan. Kemudian
didisinfeksi dengan CaOCl
2
dengan konsentrasi 100 ppm selama 24 jam. Setelah
itu diisi air setinggi 15 cm, kemudian didisinfeksi dengan CaOCl
2
dengan konsentrasi 30 ppm selama 24 jam, selanjutnya dinetralisir dengan Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O 15 ppm dan diaerasi kuat. Seluruh sisi akuarium ditutup plastik berwarna hitam
untuk menghindari stress pada ikan sehingga ikan lele tidak loncat. Selain itu untuk mencegah ikan loncat, bagian atas akuarium ditutup dengan kain kasa.
Ikan uji yang digunakan memiliki panjang 11,67±0,55 cm dengan bobot 12,44±1,31 gram
. Ikan uji diadaptasikan terlebih dahulu selama satu minggu di
dalam kolam terpal kecil sebelum dimasukkan ke dalam akuarium. Sebelumnya ikan direndam dalam larutan NaCl 30 ppm selama 5 menit untuk membebaskan
parasit yang menempel di insang atau permukaan tubuh ikan. Selama proses adaptasi, ikan diberi pakan komersil dengan kadar protein 30 dua kali sehari
secara at satiation. Selanjutnya ikan diadaptasikan di dalam akuarium selama dua minggu. Setiap akuarium diisi ikan sebanyak 5 ekor. Selama diadaptasikan dalam
akuarium, ikan lele diberi pakan uji dengan FR Feeding Rate 3, dan FF Feeding Frequency 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore.
2.1.10 Uji in vivo