Pertumbuhan relatif Gejala klinis dan penyembuhan luka

tertinggi terjadi pada perlakuan C sebanyak 6 ekor pada hari ke-2. Setelah hari ke 7 hingga hari terakhir pengamatan tidak terjadi kematian ikan.

3.1.3.2 Respons makan

Respons makan ikan diamati sebelum dan sesudah infeksi. Respons makan ikan sebelum infeksi diamati selama 21 hari. Nafsu makan ikan mengalami penurunan ketika ikan diberi pakan uji. Rata-rata ikan perlakuan A, B dan C memerlukan waktu 3-4 hari untuk dapat beradaptasi terhadap pergantian pakan dari pakan komersil ke pakan uji. Setelah beradaptasi, ikan perlakuan A, B, dan C dapat merespons dengan baik pakan yang diberikan. Setelah infeksi, pengamatan respons makan ikan dilakukan selama 10 hari. Respons makan ikan meningkat seiring bertambahnya hari pasca infeksi. Jumlah pakan yang dihabiskan sebelum dan sesudah infeksi pada setiap perlakuan, dan parameter uji lainnya, yaitu kelangsungan hidup dan pertumbuhan relatif dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Parameter uji sebelum dan sesudah infeksi Parameter Uji Lama pemberian pakan fitofarmaka meniran + bawang putih Kontrol + 0 hari Kontrol – 0 hari A 21 hari B 14 hari C 7 hari Sebelum infeksi Konsumsi pakan total g 38,61±2,00 bc 39,59±0,64 c 36,80±0,88 abc 35,07±2,35 a 35,89±1.86 ab Pertumbuhan relatif 27,43±2,06 b 26,80±2,51 b 24,69±3.02 ab 21,93±0,74 a 22,75±0,83 a Kelangsungan hidup 100±0,00 100±0,00 100±0,00 100±0,00 100±0,00 Sesudah infeksi Konsumsi pakan ghariekor 0,22±0,02 0,45±0,01 0,31±0,01 0,20±0,05 0,18±0,01 Kelangsungan hidup 26,67±11,54 100±0,00 93,33±11,54 73,33±30,55 26,67±11,54

3.1.3.3 Pertumbuhan relatif

Berdasarkan hasil uji statistik, pertumbuhan relatif ikan pada perlakuan B 14 hari dan C 7 hari berbeda nyata dengan perlakuan K + dan K - . Pertumbuhan relatif ikan pada setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 7. Hasil uji statistik disajikan di Lampiran 3. 12 5 10 15 20 25 30 35 40 K+ K ‐ A B C P e r tumbuhan Re latif Perlakuan a a b b ab Pertumbuhan Relatif Keterangan: K - = kontrol negatif, K + = kontrol positif, A = 21 hari, B = 14 hari, C = 7 hari Gambar 7. Pertumbuhan relatif ikan lele selama 21 hari sebelum infeksi.

3.1.3.4 Gejala klinis dan penyembuhan luka

Pengamatan gejala klinis pada ikan yang sudah diinfeksi A. hydrophila dilakukan selama 10 hari pasca infeksi. Gejala klinis yang diamati meliputi hiperemia, radang, haemoragi, tukak, kelengkapan dan kondisi sirip Gambar 9- 14. Secara umum gejala klinis berupa radang mulai muncul pada jam ke-7 pasca infeksi. Radang pada ikan berubah menjadi haemoragi pada jam ke-24. Beberapa ikan tidak mengalami haemoragi, peradangan langsung berubah menjadi tukak. Ikan uji perlakuan K + membentuk radang pada jam ke-7 pasca infeksi. Tiga ekor ikan uji belum menunjukkan gejala klinis pada hari ke-1. Selain radang, pada jam ke-7 juga terlihat ada ikan uji yang mengalami hiperemia. Pada hari ke-2 sudah terbentuk haemoragi dan tukak. Selain itu terdapat ikan uji yang mengalami ekor geripis pada hari ke-2. Ikan yang mengalami hiperemia dan ekor geripis tidak dapat sembuh dan akhirnya mati. Kematian ikan sudah terjadi pada hari ke-2 sebanyak empat ekor Lampiran 5. Ikan uji perlakuan A 21 hari mulai menunjukkan gejala klinis berupa radang jam ke-7 pasca infeksi. Radang yang terbentuk cukup besar. Haemoragi muncul pada jam ke-24, sedangkan tukak sudah mulai muncul pada hari ke-2 pasca infeksi. Pada sebagian kecil ikan uji, radang yang terbentuk sembuh tidak membentuk haemoragi maupun tukak Lampiran 5. Pada jam ke-7 pasca infeksi ikan uji perlakuan B 14 hari sudah menunjukkan gejala klinis berupa radang. Tiga ekor ikan belum menunjukkan 13 gejala klinis pada jam ke-7. Pada hari ke-1 terbentuk haemoragi pada sebagian ikan. Pada hari ke-1 sudah terjadi kematian ikan sebanyak dua ekor. Tukak mulai terbentuk pada hari ke-2. Pada hari ke-3 satu ekor ikan baru membentuk radang. Ikan uji perlakuan C 7 hari menunjukkan gejala klinis berupa radang pada jam ke-7 pasca infeksi. Radang yang terbentuk cukup besar. Pada hari ke-1 radang berubah menjadi haemoragi pada sebagian besar ikan. Sudah terjadi kematian sebanyak satu ekor pada hari ke-1. Pada hari ke-2 kematian yang terjadi meningkat sebanyak 6 ekor. Berbeda dengan perlakuan lainnya, pada perlakuan K - tidak menunjukkan gejala klinis pasca infeksi hingga akhir perlakuan, karena hanya diinjeksi PBS 0,1 mlekor Gambar 8. Gambar 8. Kondisi ikan perlakuan K - : tidak ada gejala klinis yang muncul. Gambar 9. Radang muncul pada jam ke-7 pasca infeksi pada ikan perlakuan A ulangan 2 tag C3. 14 Gambar 10. Haemoragi muncul pada hari ke-1 pasca infeksi pada ikan perlakuan K + ulangan 3 tag C1. Gambar 11. Tukak muncul pada hari ke-2 pasca infeksi pada ikan perlakuan B ulangan 3 tag C2. Gambar 12. Hiperemia muncul pada jam ke-7 pasca infeksi pada ikan perlakuan B ulangan 3 tag C3. Gambar 13. Sirip punggung rusak pada hari ke-2 pasca infeksi pada ikan perlakuan C ulangan 3 tag pa. Gambar 14 Sirip ekor geripis pada hari ke-6 pasca infeksi pada ikan perlakuan A ulangan 2 tag C3. 15 Luka yang terbentuk akibat infeksi A. hydrophila akan mengecil bahkan sembuh. Waktu penyembuhan luka pada setiap ikan berbeda-beda tergantung pada diameter luka awal yang terbentuk dan kekebalan tubuh ikan itu sendiri. Perlakuan K + ulangan 1 K + U1 tag pi mengalami penyembuhan luka dalam waktu 10 hari dengan luka maksimal yang terbentuk 1 cm Gambar 15. a. Luka hari ke-2 perlakuan K + U1 pi 1 cm. b. Luka hari ke-4 perlakuan K + U1 pi 0,9 cm c. Luka hari ke-6 perlakuan K + U1 pi 0,7 cm d. Luka hari ke-10 perlakuan K + U1 pi 0 cm masih terlihat bekas luka Gambar 15. Perubahan diameter luka ikan perlakuan K + U1 pi. Perlakuan A ulangan 3 AU3 tag C3 membentuk radang maksimal 1 cm, namun luka maksimal yang terbentuk hanya 0,3 cm. Pada hari ke-8 luka sudah menutup, namun masih meninggalkan bekas luka. Perubahan diameter luka perlakuan A ulangan 3 tag C3 dapat dilihat pada Gambar 16. 16 a. Radang pada jam ke-7 perlakuan AU3 C3 1 cm. b. Luka hari ke-2 perlakuan AU3 C3 0,3 cm c. Luka hari ke-4 perlakuan AU3 C3 0,2 cm d. Luka hari ke-8 perlakuan AU3 C3 0 cm Gambar 16. Perubahan diameter luka ikan perlakuan AU3 pi. Luka maksimal yang terbentuk pada perlakuan B ulangan 1 BU1 tag pi sebesar 0,8 cm. Luka tersebut sudah mencapai diameter 0,3 cm pada hari ke-8 dan 10 pasca infeksi. Perubahan diameter luka pada perlakuan B ulangan 1 tag pi dapat dilihat pada Gambar 17. 17 a. Luka hari ke-2 perlakuan BU1 pi 0,8 cm. b. Luka hari ke-4 perlakuan BU1 pi 0,7 cm. c. Luka hari ke-6 perlakuan BU1 pi 0,6 cm. d. Luka hari ke-10 perlakuan BU1 pi 0,3 cm. Gambar 17. Perubahan diameter luka perlakuan BU1 pi. Perlakuan C ulangan 1 CU1 tag C2 dengan diameter luka maksimal 0,9 cm menjadi 0 cm namun masih sedikit meninggalkan bekas pada hari ke-10 pasca infeksi A. hydrophila. Perubahan diameter luka pada perlakuan C ulangan 1 tag C2 dapat dilihat pada Gambar 18. 18 a. Luka hari ke-2 perlakuan CU1 C2 0,9 cm b. Luka hari ke-4 perlakuan CU1 C2 0,8 cm c. Luka hari ke-6 perlakuan CU1 C2 0,6 cm d. Luka hari ke-10 perlakuan CU1 C2 0 cm Gambar 19. Perubahan diameter luka perlakuan CU1 C2. Perubahan diameter luka merupakan salah satu indikator dari proses penyembuhan luka. Persentase penyembuhan luka dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase penyembuhan luka Lama pemberian hari Penyembuhan luka hari A 15,63±2,08 B 16,67±0,00 C 9,93±2,05 K + 12,43±6,25 Keterangan: K + = kontrol positif, A = 21 hari, B = 14 hari, C = 7 hari 19

3.1.3.5 Pengamatan organ dalam

Dokumen yang terkait

Penggunaan Kitosan Untuk Pencegahan Infeksi Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Dumbo Clarias Sp.

0 11 11

Efektivitas Campuran Meniran Phyllanthus niruri dan Bawang Putih Allium sativum dalam Pakan untuk Pengendalian Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

1 18 84

Potensi Jeruk Nipis Citrus aurantifolia untuk Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo Clarias sp.

0 28 78

Efektivitas ekstrak lidah buaya Aloe vera untuk pengobatan infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp. melalui pakan

1 8 67

Efektivitas campuran bubuk meniran Phyllanthu niruri dan bawang putih Allium sativum dalam pakan untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

0 2 54

Efektivitas fitofarmaka dalam pakan untuk pencegahan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan lele dumbo Clarias sp.

1 9 58

Efektivitas Pengendalian Penyakit Bakterial pada Pembesaran Ikan Lele Clarias sp. dengan Pakan yang Mengandung Bawang Putih dan Meniran

3 27 76

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri) SECARA SUNTIKAN UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI BAKTERI (Aeromonas hydrophila) PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) - repository perpustakaan

0 0 16

PENGARUH PEMBERIAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA PAKAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN RESPONS IMUN NON SPESIFIK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

0 0 15

PENGARUH PEMBERIAN BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA PAKAN SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENINGKATKAN RESPONS IMUN NON SPESIFIK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) - repository perpustakaan

0 0 6