Efek Fotolistrik v.B = m

= = = =  2.9 Dari persamaan ini, jika dimasukkan nilai N, R, dan maka akan diperoleh besarnya medan magnet dari instrumen sebagai fungsi arus.

2.3.3 Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah peristiwa lepasnya elektron dari permukaan logam akibat penyinaran cahaya dengan frekuensi tertentu. Pada efek fotolistrik, pengaruh penyinaran cahaya pada permukaan logam bukan hanya disebabkan oleh sifat cahaya sebagi gelombang elektromagnetik, tetapi juga sifat cahaya sebagai pembawa tenaga. Meskipun gelombang elektromagnetik juga pembawa arus tenaga, namun hal ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan gejala fotolistrik. Albert Einstein mengemukakan hipotesa bahwa untuk menerangkan gejala efek fotolistrik cahaya harus dipandang pula sebagai pancaran unit-unit tenaga atau kuantum-kuantum tenaga yang disebut foton. Kemudian, muncullah istilah baru dalam ilmu fisika mengenai dualisme partikel gelombang. Mengenai mekanisme terjadinya efek fotolistrik disajikan pada Gambar 2.5. Dwijananti, 2010 Sebelum Albert Einstein mengemukakan teorinya, pada tahun 1901 Planck telah mempublikasikan hasil penemuannya tentang hukum radiasi cahaya elektromagnetik. Planck mendapatkan bahwa kuanta yang berpautan dengan frekuensi tertentu υ dari cahaya, semuanya harus berenergi sama dan energi E ini berbanding lurus dengan v. E = h υ 2.10 dengan : E = Energi Kuantum h = Tetapan Planck 6,626 x 10 -34 J.s υ= Frekuensi Pada peristiwa efek fotolistrik ini, terdapat beberapa hal yang tidak dapat dijelaskan oleh pemahaman klasik, antara lain : 1 Tidak ada keterlambatan waktu antara datangnya cahaya pada permukaan logam dan terpancarnya elektron. 2 Energi fotoelektron bergantung pada frekuensi cahaya. Gambar 2.5 Mekanisme Efek fotolistrik Energi kinetik elektron, energi cahaya, dan energi minimum dari cahaya yang diperbolehkan memiliki hubungan : E K = E f - ϕ  2.11 Jelas, jika energi foton E f kurang dari energi minimum   fungsi kerja, maka tidak ada elektron yang terpancar. Sehingga dengan rumusan Planck tentang energi persamaan pada 2.10 dan persamaan 2.11 dapat dituliskan sebagai : E K h υ     2.12  Energi minimum   e υ  disebut sebagai fungsi kerjawork function dari logam. Dari persamaan 2.12 diperoleh : E h υ  untuk E K = 0 h υ      υ    h  2.13 Berdasarkan data-data eksperimen yang dilakukan oleh Richardson dan Compton pada tahun 1912, emisi pemancaran dari fotolistrik harus memenuhi hukum-hukum dibawah ini : 1 Arus fotolistrik yaitu jumlah elektron yang dipancarkan perdetik berbanding lurus dengan intensitas sinar datang. 2 Untuk setiap permukaan metal yang fotosensitif, maka akan terdapat suatu harga frekuensi minimal frekuensi ambang diman elektron akan mulai terpancar. 3 Energi kinetik maksimum dari fotoelektron yang dipancarkan berubah secara linear dengan frekuensi cahaya yang datang, tetapi tidak bergantung pada intesitas cahaya. Jika digambarkan tegangan E max sebagai fungsi dari dengan intensitas yang konstan maka akan diperoleh suatu garis lurus dengan tanθ = h dan memotong sumbu absis di   seperti pada gambar 2.6. Bertambahnya intensitas cahaya memberi arti bahwa semakin banyak foton yang menumbuk permukaan metal, yang berarti bertambah banyak pula fotoelektron yang dipancarkan dengan kecepatan yang sama energi kinetik tetap. 4 Untuk suatu permukaan metal, terdapat potensial penghenti V yang berbanding lurus dengan frekuensi dari sinar datang tetapi tidak bergantung pada intensitasnya. Potensial penghenti V adalah beda harga dari potensial penghambatan antara kedua elektroda yang akan menghentikan aliran fotoelektron yang dipancarkan permukaan logam. max  2-14 Gambar 2.6 Grafik Ek max sebagai fungsi dari frekuensi θ υ o - hυ o υ Beiser, 1999

2.4 Kerangka Berfikir