Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) Binaan P.T. Telekomunikasi Indonesia-TBK. CDC Area Medan

(1)

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PERTUMBUHAN

PENDAPATAN USAHA KECIL DAN MIKRO (UKM)

BINAAN P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

TBK. CDC AREA MEDAN

T E S I S

Oleh

LEONARD L.S. PARAPAT

NIM.097018017/EP

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

S

E K O L

A

H

P A

S C

A S A R JA N


(2)

ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PERTUMBUHAN

PENDAPATAN USAHA KECIL DAN MIKRO (UKM)

BINAAN P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

TBK. CDC AREA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

LEONARD L.S. PARAPAT

NIM097018017/EP

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PERTUMBUHAN PENDAPATAN USAHA KECIL DAN

MIKRO (UKM) BINAAN P.T. TELEKOMUNIKASI INDONESIA \ TBK. CDC AREA MEDAN

Nama Mahasiswa : Leonard L.S. Parapat

Nomor Pokok : 097018017

Program Studi : Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana USU

Menyetujui Komisi Pembimbing

(DR. Jonni Manurung, M.S) (DR. H.B. Tarmizi, SU

Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr. Sya'ad Afifuddin, M.Ec) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE

)


(4)

Telah Diuji pada Tanggal : 21 Juni 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Jonni Manurung, MS

Anggota : 1. Dr. HB. Tarmizi, SU

2. Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec

3. Prof. Dr. Ramli, MS 4. Dr. Rujiman, MA


(5)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Leonard L.S. Parapat NIM : 097018017

Program : Magister Ekonomi Pembangunan

Dengan ini Saya menyatakan tesis yang berjudul “ Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pertumbuhan Pendapatan

Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) Binaan P.T. Telekomunikasi Indonesia \

TBK. CDC Area Medan”, adalah benar hasil kerja Saya sendiri dan belum

dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Juni 2012

Yang membuat pernyataan,

Leonard L.S. Parapat 097018017/EP


(6)

ABSTRAK

Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar di Indonesia. UKM terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi dan bahkan mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan UKM yang semakin meningkat ditunjukkan oleh jumlah unit usaha dan pengusaha, serta sumbangannya terhadap penyediaan lapangan kerja Produk Domestik Bruto (PDB) dan ekspor non migas, dimana hal ini tentunya bermuara pada peningkatan pendapatan nasional. Perkembangan UKM yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UKM yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) UKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UKM, dan terbatasnya akses UKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh UKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Juga yang menyangkut perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi UKM di Indonesia, menyusul tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengurusan perizinan. Memperhatikan perkembangan pesat dari UKM serta permasalahannya, maka diperlukan partisipasi atau keterlibatan dari Pemerintah selaku Regulator maupun dari unit usaha yang lebih besar. Keterlibatan dunia usaha dalam pembinaan dan pengembangan UKM, diterapkan dalam bentuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk nyata kepedulian kalangan dunia usaha terhadap lingkungan di sekitarnya. Berbagai sektor dituju dalam kegiatan ini, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan dan bahkan sosial budaya. Saat ini konsep dan pelaksanaan CSR di Indonesia semakin berkembang. Hal ini tentu sangat menggembirakan. Hanya saja pemahaman kalangan dunia usaha tentang konsep CSR masih beragam. Namun yang terpenting, agar masyarakat bisa merasakan manfaat kegiatan CSR secara maksimal, maka kegiatan itu harus berkelanjutan. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah mengukur pengaruh kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT. Telkom) terhadap pengembangan Usaha Kecil dan Mikro (UKM), di bawah pembinaan unit Telkom CDC Area Medan yang melingkupi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model Tobit, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan kegiatan CSR yang dilakukan Telkom CDC Area Medan dan kapabilitas pemilik UKM terhadap peningkatan pendapatan UKM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat pendidikan pemilik UKM, jangkauan


(7)

pemasaran hasil produksi UKM, pembinaan melalui kegiatan pelatihan (training) dan seminar, serta pemberian pinjaman dari Telkom CDC Area Medan kepada UKM binaannya berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan UKM. Namun kegiatan pameran yang dilakukan atau disponsori Telkom CDC Area Medan kepada UKM binaannya serta jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan UKM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peningkatan pendapatan UKM, selain itu walaupun harga jual produksi UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM namun tidak signifikan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan UKM.


(8)

ABSTRACT

Small and Micro Enterprises (SMEs) is a business group that has the greatest number in Indonesia. SMEs proved resistant to a wide range of economic crisis and even shock has increased significantly. Development of SMEs indicated by the increasing number of business units and entrepreneurs, as well as its contribution to the employment of Gross Domestic Product (GDP) and non-oil exports, which it certainly led to an increase in national income. Development of SMEs which increased in quantity has not been offset by the prevalence of SMEs quality improvement. The classic problems faced by low productivity. This situation is caused by internal problems faced by SMEs, namely the poor quality of human resources (HR) of SMEs in management, organization, control technology, and marketing, lack of entrepreneurial SMEs, and SMEs have limited access to capital, information, technology and markets, as well as other production factors. While the external problems faced by SMEs include the amount of transaction costs due to unfavorable business climate and the scarcity of raw materials. Also related to the acquisition of formal legality is still a fundamental issue for SMEs in Indonesia, following the high costs in licensing arrangements. Noting the rapid development of SMEs as well as the problem, it would require the participation or involvement of the government as regulator and of the larger business unit. The involvement of businesses in the promotion and development of SMEs, implemented in the form of Corporate Social Responsibility (CSR). Social responsibility and environmental or Corporate Social Responsibility (CSR) is a visible demonstration of the business world on the surrounding environment. Various sectors addressed in this activity, such as economics, education, health, environmental and even socio-cultural. At present the concept and implementation of CSR in Indonesia is growing. It is certainly very encouraging. It's just an understanding of the business world about the concept of CSR is still diverse. But most importantly, so that people can feel the benefits of CSR activities to the maximum, then the activity must be sustainable. The problem in this study was to measure the influence of CSR activities undertaken by PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT Telkom) towards the development of Micro and Small Enterprises (SMEs), under the guidance unit Telkom CDC Medan Area surrounding the city of Medan, Binjai city, Deli Serdang regency and Langkat regency. The research method used in this study is to use Tobit models, which aims to determine the relationship between implementation of CSR activities undertaken by Telkom CDC Medan Area and capabilities of SME owners to increase the income of SMEs. The results of this study showed levels of SME owners, SME marketing reach production, improvement through training and seminars activities, as well as from Telkom CDC Medan Area lending to SMEs proxies have a positive and significant effect to increase income of SMEs. But the exhibition activities conducted or sponsored by Telkom CDC Medan Area to SMEs proxies and the number of workers


(9)

employed in SMEs are negative effect and not significant to increase income of SMEs, besides with it despite selling price of UKM have positive influence against increased revenue SMEs but insignificant to affect the increased revenue UKM.


(10)

KATA PENGANTAR

Segala pujian dan ucapan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, yang telah menyertai dan memberikan berkat-Nya, sehingga penulisan tesis yang berjudul “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Usaha Kecil dan Mikro (UKM) Binaan P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Community Development Center

(TelkomCDC) Area Medan” ini dapat diselesaikan. Tesis ini dibuat sebagai salah

satu syarat untuk meraih gelar Magister Sains Program Ilmu Ekonomi Pembangunan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan.

Proses penulisan tesis ini dapat selesai berkat bimbingan yang intensif dari Bapak DR. Jonni Manurung, M.S. Selaku Ketua Komisi Pembimbing 1, serta Bapak DR. H.B. Tarmizi, S.U. selaku Anggota Komisi Pembimbing. Saya juga sangat berterima kasih atas dukungan dari teman-teman di unit TelkomCDC Area Medan yang dipimpin oleh Bapak Ben Sugito dan buat Uci juga yang telah sangat banyak membantu mengenalkan UKM mitra binaan Telkom.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih terdapat cukup banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangung sehingga dapat diperbaiki kembali, serta terdapat penelitian-penelitian lain yang lebih baik dan relevan dengan tesis ini pada masa yang akan datang.


(11)

Penulis sangat menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Sya'ad Afifuddin, M.Ec. selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan Ketua Komisi Pembanding.

3. Prof. Dr. Ramli, M.S. Dan Dr. Rujiman MA.selaku Anggota Komisi Pembanding.

4. Para Dosen yang telah memberikan ilmu dan pengarahan kepada penulis selama menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh pegawai Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara untuk pelayanannya yang baik.

6. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT. Telkom), secara khusus kepada unit Telkom Community Development Center (TelkomCDC) Regional Sumatera yang dipimping oleh Bapak Suteki.

7. Istri saya tercinta dr. Ivo Flora Panjaitan yang saat ini juga sedang penelitian di Progrram Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara, semoga penelitiannya juga dapat selesai dengan baik, serta anak kami tercinta Darrell Levi Immanuel Parapat.


(12)

8. Ibu saya Reny br. Siahaan dan Ibu Mertua saya Dameria br. Simanjuntak dan keluarga kami lainnya yang terkasih, atas dukungan doa dan dorongan motivasinya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Teman-teman kerja di unit Divis Infrastruktur Telkom Regional Fullfiment Center Sumbagut dan Network Regional Sumbagut Support Management, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

10.Kepada seluruh pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk semua dukungan, bantuan dan dorongan motivasi kepada penulis.

Akhirnya penulis menyadari atas segala kekurangan dan keterbatasan ilmu sehingga penulis memohon maaf dengan segala kerendahan hati dan berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Mei 2012

Penulis,


(13)

RIWAYAT HIDUP

Leonard Lolo Sotardodo Parapat dilahirkan di Medan pada tanggal 18 Januari 1973, merupakan anak keenam (dari 6 bersaudara) dari pasangan Bapak Lodewyk Andrew Parapat (Alm.) dan Ibu Reny br. Siahaan.

Jenjang pendidikan dasar menengah yang dilalui adalah Sekolah Dasar Methodist 1 Jl. Hang Tuah Medan lulus tahun 1986, SMP Negeri 1 Medan lulus tahun 1989, dan SMA Negeri 1 Medan lulus tahun 1992. Jenjang pendidikan tinggi dilalui di Sekolah Tinggi Teknologi Telekomunikasi (STT Telkom) yang sekarang bernama Institut Teknologi Telekomunikasi (ITT) di Bandung lulus tahun 1997.

Pengalaman kerja penulis, mulai tahun 1997 sampai dengan sekarang masih bekerja di P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Penulis menikah dengan dr. Ivo Flora Panjaitan pada tahun 2002 dan saat ini telah dikaruniakan 1 orang anak yang bernama Darrell Levi Immanuel Parapat.


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... v

RIWAYAT HIDUP ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Usaha Kecil dan Mikro (UKM) ... 10

2.2 Badan Usaha Milik Negara ... 12

2.3 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) ... 14

2.4 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility ... 15

2.5 Kriteria Hasil Pengembangan UKM ... 18

2.5.1 Pendapatan... 19

2.5.2 Pemberian Pinjaman ... 23

2.5.3 Pengembangan UKM ... 23

2.5.4 Pameran & Jangkauan Pemasaran ... 24

2.5.5 Harga Jual Produk ... 26

2.5.6 Tingkat Pendidikan ... 28

2.5.7 Tenaga Kerja ... 28

2.6 Penelitian Terdahulu ... 29

2.7 Kerangka Konseptual Penelitian ... 35

2.8 Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

3.2 Populasi dan Sampel ... 38


(15)

3.4 Definisi Variabel Operasional Penelitian ... 39

3.5 Metode Analisis ... 41

3.5.1 Estimasi Model Regresi Tobit ... 42

3.6 Uji Hipotesis ... 44

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Sejarah dan Profil P.T. Telkom ... 47

4.2 Profil CSR Telkom ... 49

4.3 Profile UKM Responden ... 51

4.4 Daftar Nama UKM Responden Binaan Telkom CDC Area Medan ... 52

4.5 Data Hasil Survey UKM ... 52

4.6 Analisis Model Pendapatan UKM ... 52

4.7 Uji Penyimpangan Klasik ... 61

4.7.1 Uji Multikolinieritas ... 61

4.7.2 Uji Normalitas Residual dari model Pendapatan ... 62

4.8 Pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SASARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

dan Usaha Besar (UB) Tahun 2005 – 2009 ... 2

4.1 Profile Responden UKM Binaan Telkom ... 52

4.2 Data Hasil Survey UKM ... 54

4.3 Hasil Regresi Pendapatan UKM ... 57

4.4 Tabel Matriks korelasi variabel bebas dan VIF ... 62


(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 36


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 ... Daftar Nama UKM Responden Binaan Telkom CDC

Area Medan ... 74

2 ... Kuesioner... 75

3 Data Hasil Survey UKM ... 76

4 Hasil Regresi Pendapatan UKM ... 77

5 Uji Normalitas Residual dari model Pendapatan UKM ... 78


(19)

ABSTRAK

Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar di Indonesia. UKM terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi dan bahkan mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan UKM yang semakin meningkat ditunjukkan oleh jumlah unit usaha dan pengusaha, serta sumbangannya terhadap penyediaan lapangan kerja Produk Domestik Bruto (PDB) dan ekspor non migas, dimana hal ini tentunya bermuara pada peningkatan pendapatan nasional. Perkembangan UKM yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UKM yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) UKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UKM, dan terbatasnya akses UKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh UKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Juga yang menyangkut perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi UKM di Indonesia, menyusul tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengurusan perizinan. Memperhatikan perkembangan pesat dari UKM serta permasalahannya, maka diperlukan partisipasi atau keterlibatan dari Pemerintah selaku Regulator maupun dari unit usaha yang lebih besar. Keterlibatan dunia usaha dalam pembinaan dan pengembangan UKM, diterapkan dalam bentuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk nyata kepedulian kalangan dunia usaha terhadap lingkungan di sekitarnya. Berbagai sektor dituju dalam kegiatan ini, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan dan bahkan sosial budaya. Saat ini konsep dan pelaksanaan CSR di Indonesia semakin berkembang. Hal ini tentu sangat menggembirakan. Hanya saja pemahaman kalangan dunia usaha tentang konsep CSR masih beragam. Namun yang terpenting, agar masyarakat bisa merasakan manfaat kegiatan CSR secara maksimal, maka kegiatan itu harus berkelanjutan. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah mengukur pengaruh kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT. Telkom) terhadap pengembangan Usaha Kecil dan Mikro (UKM), di bawah pembinaan unit Telkom CDC Area Medan yang melingkupi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model Tobit, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan kegiatan CSR yang dilakukan Telkom CDC Area Medan dan kapabilitas pemilik UKM terhadap peningkatan pendapatan UKM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat pendidikan pemilik UKM, jangkauan


(20)

pemasaran hasil produksi UKM, pembinaan melalui kegiatan pelatihan (training) dan seminar, serta pemberian pinjaman dari Telkom CDC Area Medan kepada UKM binaannya berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan UKM. Namun kegiatan pameran yang dilakukan atau disponsori Telkom CDC Area Medan kepada UKM binaannya serta jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan UKM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peningkatan pendapatan UKM, selain itu walaupun harga jual produksi UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM namun tidak signifikan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan UKM.


(21)

ABSTRACT

Small and Micro Enterprises (SMEs) is a business group that has the greatest number in Indonesia. SMEs proved resistant to a wide range of economic crisis and even shock has increased significantly. Development of SMEs indicated by the increasing number of business units and entrepreneurs, as well as its contribution to the employment of Gross Domestic Product (GDP) and non-oil exports, which it certainly led to an increase in national income. Development of SMEs which increased in quantity has not been offset by the prevalence of SMEs quality improvement. The classic problems faced by low productivity. This situation is caused by internal problems faced by SMEs, namely the poor quality of human resources (HR) of SMEs in management, organization, control technology, and marketing, lack of entrepreneurial SMEs, and SMEs have limited access to capital, information, technology and markets, as well as other production factors. While the external problems faced by SMEs include the amount of transaction costs due to unfavorable business climate and the scarcity of raw materials. Also related to the acquisition of formal legality is still a fundamental issue for SMEs in Indonesia, following the high costs in licensing arrangements. Noting the rapid development of SMEs as well as the problem, it would require the participation or involvement of the government as regulator and of the larger business unit. The involvement of businesses in the promotion and development of SMEs, implemented in the form of Corporate Social Responsibility (CSR). Social responsibility and environmental or Corporate Social Responsibility (CSR) is a visible demonstration of the business world on the surrounding environment. Various sectors addressed in this activity, such as economics, education, health, environmental and even socio-cultural. At present the concept and implementation of CSR in Indonesia is growing. It is certainly very encouraging. It's just an understanding of the business world about the concept of CSR is still diverse. But most importantly, so that people can feel the benefits of CSR activities to the maximum, then the activity must be sustainable. The problem in this study was to measure the influence of CSR activities undertaken by PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT Telkom) towards the development of Micro and Small Enterprises (SMEs), under the guidance unit Telkom CDC Medan Area surrounding the city of Medan, Binjai city, Deli Serdang regency and Langkat regency. The research method used in this study is to use Tobit models, which aims to determine the relationship between implementation of CSR activities undertaken by Telkom CDC Medan Area and capabilities of SME owners to increase the income of SMEs. The results of this study showed levels of SME owners, SME marketing reach production, improvement through training and seminars activities, as well as from Telkom CDC Medan Area lending to SMEs proxies have a positive and significant effect to increase income of SMEs. But the exhibition activities conducted or sponsored by Telkom CDC Medan Area to SMEs proxies and the number of workers


(22)

employed in SMEs are negative effect and not significant to increase income of SMEs, besides with it despite selling price of UKM have positive influence against increased revenue SMEs but insignificant to affect the increased revenue UKM.


(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi dan bahkan mengalami peningkatan yang signifikan. Perkembangan Usaha Kecil and Mikro (UKM) yang semakin meningkat ditunjukkan oleh jumlah unit usaha dan pengusaha, serta sumbangannya terhadap penyediaan lapangan kerja Produk Domestik Bruto (PDB) dan ekspor non migas, dimana hal ini tentunya bermuara pada peningkatan pendapatan nasional. Berdasarkan data tahun 2009 dari Kementerian Koperasi dan UKM, persentase jumlah UKM mencapai 99,1 persen dari seluruh unit usaha, yang terdiri dari usaha menengah sebanyak 38.282 ribu unit usaha dan jumlah usaha kecil sebanyak 50,11 juta unit usaha yang sebagian terbesarnya berupa usaha skala mikro. UKM telah menyerap lebih dari 87,73 juta tenaga kerja atau 94,3 persen dari jumlah tenaga kerja pada tahun 2007. Jumlah tenaga kerja ini meningkat rata-rata sebesar 3 persen per tahunnya dari keadaan tahun 2000. Kontribusi UKM dalam PDB Indonesia pada tahun 2007 adalah sebesar 42,61 persen dari total PDB nasional, lebih tinggi daripada kontribusi usaha menengah yang hanya sebesar 13,67 persen, dan hampir menyamai kontribusi usaha besar yang sebesar 43,72 persen. UKM juga


(24)

(25)

peningkatan yang cukup signifikan mulai dari tahun 2005 s/d 2007, yaitu senilai 28 miliar rupiah (5,15 % dari total ekspor non migas) pada tahun 2005, menjadi senilai 44,5 miliar rupiah (5,60 % dari total ekspor non migas) pada tahun 2007. Data terinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.1. Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2005 – 2009

PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO KECIL. MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB) TAHUN 2005 - 2009

NO INDIKATO R SATUAN

TAHUN GRO W TH

TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 TAHUN 2009 2005-2009 JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 47,022,084.00 49,026,380.00 50,150,263.00 51,414,262.00 52,769,280.00 12.22 (Unit) 45,217,567.00 48,512,438.00 49,608,953.00 50,847,771.00 52,176,795.00 15.39 (Unit) 1,694,008.00 472,602.00 498,565.00 522,124.00 546,675.00 -67.73 (Unit) 105,487.00 36,763.00 38,282.00 39,717.00 41,133.00 -61.01 (Unit) 47,017,062.00 49,021,803.00 50,145,800.00 51,409,612.00 52,764,603.00 12.22 (Unit) 5,022.00 4,577.00 4,463.00 4,650.00 4,677.00 -6.87

86,305,825.00 90,350,778.00 93,027,341.00 96,780,483.00 98,886,003.00 14.58 2 69,966,508.00 82,071,144.00 84.452.002 87,810,366.00 90,012,694.00 28.65 9,204,786.00 3,139,711.00 3,278,793.00 3,519,843.00 3,521,073.00 -61.75 4,415,322.00 2,698,743.00 2,761,135.00 2,694,069.00 2,677,565.00 -39.36 83,586,616.00 87,909,598.00 90,491,930.00 94,024,278.00 96,211,332.00 15.1 2,719,209.00 2,441,181.00 2,535,411.00 2,756,205.00 2,674,671.00 -1.64

2,774,281.20 3,171,417.10 37,455,493.00 4,693,809.00 5,294,860.90 90.86 3 0.00 1,017,438.70 1,209,622.50 1,510,055.80 1,751,644.60 0 1,049,055.70 329,215.30 386,404.30 472,830.30 528,244.20 -49.65 445,576.20 436,769.80 511,841.30 630,339.90 713,262.90 60.08 1,494,631.90 1,783,423.80 2,107,868.10 2,613,226.10 2,993,151.70 100.26 1,279,649.40 1,387,993.30 1,637,681.20 2,080,582.90 2,301,709.20 79.87

1,750,815.20 1,770,508.30 1,883,549.10 1,997,938.00 2,088,292.30 19.28

4 0.00 588,505.90 620,864.00 655,703.80 682,462.40 0

688,159.70 189,666.70 204,395.40 217,130.20 225,478.30 -67.23 291,341.60 257,442.60 275,411.40 292,919.10 306,784.60 5.3 979,501.30 1,035,615.30 1,100,670.90 1,165,753.20 1,214,725.30 24.01 771,314.00 734,893.00 782,878.20 832,184.80 873,567.00 13.26

544,201.80 689,412.50 794,872.10 983,540.40 953,089.90 75.14

5 0.00 11,691.00 12,917.50 16,464.80 14,375.30 0

28,048.20 27,636.80 31,619.50 40,062.50 36,839.70 31.34 82,289.90 84,440.10 95,826.80 121,481.00 111,039.60 34.94 110,338.10 123,767.90 140,363.80 178,008.30 162,254.50 47.05 433,863.70 565,644.70 654,508.30 805,532.10 790,835.30 82.28 Unit Usaha (A+B)

- Usaha Mikro - Usaha Kecil (UK) - Usaha Menengah(UM)

A. Usaha Mikro. Kecil dan Menengah (UMKM)

B. Usaha Besar (UB)

Te naga Ke rja (A+B)

- Usaha Mikro (Orang) - Usaha Kecil (UK) (Orang) - Usaha Menengah(UM) (Orang)

A. Usaha Mikro. Kecil dan Menengah (UMKM) (Orang)

B. Usaha Besar (UB) (Orang)

PDB Atas Dasar Harga Be rlaku (A+B)

- Usaha Mikro (Rp. Milyar) - Usaha Kecil (UK) (Rp. Milyar) - Usaha Menengah(UM) (Rp. Milyar)

A. Usaha Mikro. Kecil dan Menengah (UMKM) (Rp. Milyar)

B. Usaha Besar (UB) (Rp. Milyar)

PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (A+B)

- Usaha Mikro (Rp. Milyar) - Usaha Kecil (UK) (Rp. Milyar) - Usaha Menengah(UM) (Rp. Milyar)

A. Usaha Mikro. Kecil dan Menengah (UMKM) (Rp. Milyar)

B. Usaha Besar (UB) (Rp. Milyar)

Total Ekspor Non Migas (A+B)

- Usaha Mikro (Rp. Milyar) - Usaha Kecil (UK) (Rp. Milyar) - Usaha Menengah(UM) (Rp. Milyar)

A. Usaha Mikro. Kecil dan Menengah (UMKM) (Rp. Milyar)

B. Usaha Besar (UB) (Rp. Milyar)

Keterangan : Sumber Data : Website Depkop & UKM

*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara


(26)

Perkembangan UKM yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal yang dihadapi UKM yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) UKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UKM, dan terbatasnya akses UKM terhadap permodalan, informasi, teknologi dan pasar, serta faktor produksi lainnya. Sedangkan masalah eksternal yang dihadapi oleh UKM diantaranya adalah besarnya biaya transaksi akibat iklim usaha yang kurang mendukung dan kelangkaan bahan baku. Juga yang menyangkut perolehan legalitas formal yang hingga saat ini masih merupakan persoalan mendasar bagi UKM di Indonesia, menyusul tingginya biaya yang harus dikeluarkan dalam pengurusan perizinan.

Memperhatikan perkembangan pesat dari UKM serta permasalahannya, maka diperlukan partisipasi atau keterlibatan dari Pemerintah selaku Regulator maupun dari dunia usaha yang lebih besar. Keterlibatan dunia usaha dalam pembinaan dan pengembangan UKM, diterapkan dalam bentuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).

CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Dengan demikian, CSR merupakan suatu elemen penting dalam kerangka keberlanjutan usaha suatu industri yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan


(27)

sosial budaya. Definisi secara luas yang di tulis sebuah organiasi dunia World Bisnis Council for Sustainable Development (WBCD) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga.

P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) sebagai salah satau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pelaksanaan program CSR ini, membentuk suatu unit yang bernama Telkom Community Development Center (Telkom CDC). Unit ini bertanggung-jawab mengelola Program Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini juga sebagai wujud dari implementasi ketentuan yang mengatur tanggung-jawab sosial BUMN dalam Undang-Undang No. 19 tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pasal 88 ayat (1) yang menyatakan bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN, dan ayat (2) yang menyatakan Ketentuan lebih lanjut mengenai penyisihan dan penggunaan laba sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri. UU No. 19 tahun 2003 ini mengatur ketentuan mengenai penyisihan dan penggunaan laba BUMN untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi dan pembinaan masyarakat sekitar BUMN. Selanjutnya, Pemerintah melalui Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertanggal 17 Juni 2003 No. KEP-236/MBU/2003 yang telah diubah dengan PERMEN No.05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan


(28)

BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, menginstruksikan kepada seluruh BUMN agar membentuk unit tersendiri yang mengelola Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil and Program Bina Lingkungan (PKBL).

Sebagai pelaksanaan dari UU No. 19 Tahun 2003, Telkom sebagai BUMN Pembina telah membentuk unit kerja yang mengelola Program Kemitraan and Program Bina Lingkungan dengan nama Telkom Community Development Center (TCDC). Sebagai tindak lanjut dari ketentuan di atas, maka Direksi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) mengeluarkan Keputusan Direksi (KD) Nomor KD 51/PS150/COP-B0030000/2006 tertanggal 13 September 2006 tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan and Program Bina Lingkungan (Community Development Center/CDC), yang diperbaharui dengan KD 12/PS150/COP-B03000/2008 tanggal 5 Februari 2008 tentang Organisasi Puast Pengelolaan Program Kemitraan and Program Bina Lingkungan (Community Development Center).

Kegiatan CSR yang dilakukan sebagai wujud pelaksanaan PKBL ini berupa : 1. Pemberian pinjaman kepada UKM sehingga dapat meningkatkan modal usaha. 2. Program Pengembangan (Improvement) kepada UKM, baik berupa program

Pelatihan dan Seminar.

3. Pelaksanaan pameran hasil produk UKM.


(29)

Management Consulting Center, 2011, Efektivitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Tahun 2010. Laporan Project Survey, Bandung), diperoleh hasil sebagai berikut :

4. PT.TELKOM ikut berpartisipasi di 31 Provinsi dari 33 provinsi.

5. Secara Nasional, kontribusi bantuan sebesar 12,63 % atau Rp.153.656.000.000,- dari total nasional Rp.1.216.918.000.000,-

6. Jumlah Mitra Binaan sebanyak : 6.799.

Melalui penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami sejauh mana pengaruh dari Program CSR terhadap pengembangan UKM binaan Telkom di Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat.

1.2. Perumusan Masalah

4. Apakah pinjaman dari kegiatan CSR Telkom yang diperoleh berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan?

5. Apakah pelaksanaan pengembangan (improvement) melalui kegiatan pelatihan dan seminar dari kegiatan CSR Telkom yang diikuti berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan?

6. Apakah pelaksanaan pameran dari kegiatan CSR Telkom yang diikuti berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan?


(30)

7. Apakah tingkat pendidikan pemilik UKM berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan?

8. Apakah penetapan harga jual produk UKM berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan?

9. Apakah jumlah tenaga kerja UKM berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan?

10.Apakah jangkauan pemasaran hasil produk UKM berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

11. Menganalisis pengaruh pinjaman yang diperoleh dari kegiatan CSR Telkom terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan.

12. Menganalisis pengaruh pelaksanaan pengembangan (improvement) melalui kegiatan pelatihan dan seminar yang diikuti dari kegiatan CSR Telkom terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan.

13. Menganalisis pengaruh pelaksanaan pameran yang diikuti dari kegiatan CSR Telkom terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan.

14. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan pemilik UKM terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan.


(31)

15. Menganalisis pengaruh harga jual produk UKM terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan.

16. Menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja UKM terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan.

17. Menganalisis pengaruh jangkauan pemasaran hasil produk UKM terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan.

Namun dalam penelitian ini, tujuannya dibatasi dengan hanya meneliti kriteria pertumbuhan pendapatan, dengan asumsi yang digunakan adalah perolehan data bersifat objektif dan kuantitatif, serta mengingat banyaknya jumlah mitra binaan yang disurvey.

1.4. Manfaat Penelitian

3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan CSR Telkom terhadap pertumbuhan pendapatan UKM binaan Telkom CDC Area Medan.

4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana penyampaian aspirasi dan harapan UKM yang masih aktif (eksisting) menjadi UKM binaan Telkom CDC Area Medan, terhadap Program Kemitraan Telkom di masa depan. 5. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran sejauh mana kegiatan

CSR antara BUMN dengan UKM dalam rangka mendorong pemberdayaan masyrakat. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai model percontohan pelaksanaan Program Kemitraan bagi BUMN yang lain. 6. Memberikan wawasan tambahan untuk penelitian selanjutnya.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Kecil dan Mikro (UKM)

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).


(33)

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007 Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

2. Milik Warga Negara Indonesia.

3. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar.

4. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.


(34)

5. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. 6. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun. 7. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).

Kriteria usaha kecil dan mikro m

1. Small Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta, jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.

enurut World Bank dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :

2. Micro Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari 10 orang, pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu, jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu.

2.2. Badan Usaha Milik Negara

Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (UU No. 19 tahun 2003).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain yaitu swasta (besar-kecil, domestik-asing) dan koperasi, merupakan pengejawantahan dari bentuk bangun demokrasi ekonomi yang akan terus kita kembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Sebagai salah satu pelaku


(35)

kegiatan ekonomi, keberadaan BUMN memiliki peran yang tidak kecil guna ikut mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah :

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

2. Mengejar keuntungan.

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh

sektor swasta dan koperasi.

5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Untuk mengoptimalkan keberadaan BUMN itu, langkah pengembangan dan pembinaan BUMN secara umum diarahkan untuk dapat menyinergikan kebijakan industrial dan pasar tempat BUMN tersebut beroperasi dengan kebijakan restrukturisasi dan internal perusahaan sesuai dengan potensi daya saing perusahaan.

Salah satu dari maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat (UU RI No. 19 tahun 2003 Pasal 2 ayat 1 e.).


(36)

Peraturan Menteri Negeri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.

2.3. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM)

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Telkom merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E (Telecommunication, Information, Media and Edutainmet) yang terbesar di Indonesia. Pengabdian Telkom berawal pada 23 Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Selama itu pula Telkom telah mengalami berbagai transformasi.

Hampir setiap tahun, berbagai penghargaan dan sertifikasi telah diterima oleh TELKOM, baik dari dalam maupun luar negeri antara lain, Sertifikasi ISO dari TUV Rheinland International Indonesia, Penghargaan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan Kecelakaan Nihil 2008 dari Wakil Presiden RI, The Best Corporate Image category dalam ajang Most Admired Companies Awards ke 8 dari Frontier Consulting Group, Juara Umum 2007 Annual Report Award dari Menteri Keuangan RI, Juara Umum Anugerah Media Humas 2008 dari Bakorhumas CIO of The Year 2008 dalam Hitachi Data System IT Inspiration Awards, dan Penghargaan CEO dan Perusahaan Idaman dari Majalah Warta Ekonomi, serta banyak lagi penghargaan-penghargaan lainnya.


(37)

2.4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

Pada saat ini tanggung jawab 42ocial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi semakin 42ocial42. Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sumber biaya (cost center) semata, melainkan juga sebagai peluang sumber keuntungan/laba (profit center). Konsep ini menurut World Bank (Fox, Wared and Howard 2002), merupakan komitmen 42ocial swasta untuk mendukung terciptanya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Di sisi lain, masyarakat mempertanyakan apakah 42ocial swasta atau perusahaan yang berorientasi pada usaha memaksimalisasi keuntungan-keuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk meredistribusi keuntungan-keuntungannya membangun masyarakat sosial. Memang sangat sulit dipahami bahwa lembaga kapitalistik melakukan kegiatan nirlaba sebagai manifestasi tanggung-jawab moralnya pada masyarakat sosial yang hidupnya di sekitar perusahaan (Mulyadi, 2003).

Pada saat sosial berkembang setelah terjadi revolusi sosial, kebanyakan perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang mencari keuntungan semata. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan, melainkan juga menuntut untuk bertanggung-jawab secara sosial.


(38)

Penerapan program CSR ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik atau yang saat ini dikenal dengan istilah Good Corporate Governance (GCG). Diperlukan tata kelola perusahaan yang baik agar perilaku para pelaku bisnis mempunyai arahan yang sosial dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan para stakeholders yang dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.

Program CSR yang diimplementasikan dengan baik di suatu perusahaan tidak akan serta-merta cocok untuk dipraktekkan di perusahaan lainnya. Jadi diperlukan penyesuaian dan kreativitas seperlunya agar program yang dilaksanakan sesuai dengan situasi yang dihadapi. Kegiatan kedermawanan perusahaan dari charity ke dalam bentuk philanthropy berkembang dengan penekanan dari fasilitasi dan dukungan pada sektor-sektor produktif sektor-sektor yang mengarah kepada pemberdayaan masyarakat seperti pengembangan kerjasama, memberikan keterampilan, pembukaan akses pasar, hubungan inti plasma dan sebagainya, hingga pada dasawarsa terakhir diwarnai dengan berbagai pendekatan seperti pendekatan integral, pendekatan stakeholder, pendekatan sosial dan proses, maupun pendekatan masyarakat madani (civil society).

Konsep ini mencakup berbagai kegiatan dan tujuannya adalah untuk mengembangkan masyarakat yang sifatnya produktif dan melibatkan masyarakat di dalam dan di luar perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, meski


(39)

perusahaan hanya memberikan kontribusi 44ocial yang kecil kepada masyarakat tetapi diharapkan mampu mengembangkan dan membangun masyarakat dari berbagai aspek/bidang.

Kesadaran menjadi kondisi ideal dalam konteks pemberdayaan masyarakat yang sering diimplementasikan dalam bentuk program Community Development (CD) yang merupakan aktivitas lintas 44ocial dan menjadi modal 44ocial yang harus dioptimalkan melalui mekanisme kemitraan yang berperan meningkatkan 44ocial-ekonomi masyarakat atau komunitas 44ocia yang berada di sekitar lokasi. Kesadaran dalam meningkatkan produktivitas hanya dapat terjadi apabila 44ocial-faktor penyebab kemiskinan berkelanjutan yaitu pendidikan dan kesehatan memerlukan bantuan dari luar harus dilakukan dengan kajian yang tepat.

Program-program yang diimplementasikan dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat dalam mencapai 44ocial-ekonomi yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan CSR, sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraannya yang lebih baik dengan tercapainya sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesadaran. Sasaran kapasitas masyarakat harus dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan, keberlanjutan dan kerjasama. Semua berjalan ideal secara simultan dalam mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.


(40)

2.5. Kriteria Hasil Pengembangan UKM

Seperti telah dijelaskan pada tujuan penelitian, bahwa dalam penelitian ini terdapat empat jenis kegiatan CSR yang dilakukan untuk tujuan pengembangan UKM. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh tim Konsultan Internal PT. Telkom tahun 2010 (Laporan Akhir Project Survey : Efektivitas Program Kemitraan and Bina Lingkungan Tahun 2010), terdapat 7 kriteria hasil pengembangan yaitu peningkatan produksi, peningkatan pendapatan, peningkatan profit, peningkatan omset, penambahan aset, jumlah tabungan, perluasan pasar. Namun yang menjadi fokus penelitian berdasarkan peningkatan pendapatan.

Produksi merupakan proses mengubah input menjadi output atau Produksi meliputi semua kegiatan untuk menciptakan/menambah nilai/guna suatu barang/jasa. Hubungan antara input dan output disusun dalam fungsi produksi (production function).

Q = A . F (K, L)

(2.1) dimana :

Q : kuantitas output, A : kemajuan teknologi, K : kuantitas input modal, L : kuantitas input tenaga kerja


(41)

Dalam hukum ekonomi yang terkait dengan teori fungsi produksi, dikenal teori tentang “the law of diminishing returns” yaitu produktivitas marginal yang semakin rendah yang menjamin batas penggunaan faktor-faktor produksi optimal (Nicholson, 2002) Hal ini merujuk pada bagaimana nilai penambahan produksi dari sebuah faktor produksi mulai mengalami penurunan, saat faktor produksi tersebut meningkat, berlawanan terhadap peningkatan yang seharusnya normal diharapkan. Dengan kata lain, teori ini menjelaskan tentang proporsi input yang tepat untuk mendapatkan output maksimal.

“The law of diminishing returns” dapat diformulasikan sebagai berikut :

MPK= dQ

dK

(2.2.A)

dan

MPL= dQ

dL

(2.2.B)

2.5.1. Pendapatan

Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu m e n g a k i b a t k a n

k e n a i k a n e k u i t a s y a n g t i d a k b e r a s a l d a r i k o n t r i b u s i penanam modal”.


(42)

Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan

R = P . Q = P . A . F (K, L)

(2.3)

, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Sedangkan pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor (Wikipedia). Rumus baku pendapatan adalah hasil perkalian antara harga dan jumlah barang/jasa yaitu :

dimana :

R : revenue (pendapatan) perusahaan, P : price (harga) pasar produk perusahaan, Q : kuantitas output,

K : kuantitas input modal,

L : kuantitas input tenaga kerja, dan A : kemajuan teknologi

Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan pendapatan pada penggunaan faktor-faktor produksi yang optimal. Maksimalisasi pendapatan perusahaan adalah :


(43)

dR

dK= P . MPK=0

(2.4.A)

dR

dL=P . MPL=0

(2.4.B)

Dari persamaan (2.4.A) dan (2.4.B) ditunjukkan bahwa pada output perusahaan tertentu atau MPK dan MPL tertentu, harga pasar (P) merupakan penentu utama pendapatan perusahaan.

Dalam bentuk fungsi produksi Cobb-Douglas (Nicholson, 2002), yaitu : Q = A . Kα . L1-α

Pendapatan atau penerimaan perusahaan adalah : (2.5)

R = P . Q = P . A . Kα . L1-α

Maksimalisasi pendapatan atau penerimaan perusahaan adalah :

(2.6)

R = P . Q = P . A . Kα . L1-α (2.6)

= α . P . A . Kα . L1-α = 0 (2.7.A)


(44)

(2.7.B)

Dari persamaan (2.7.A) dan (2.7.B) diperoleh :

α . P . A . Kα . L1-α = (1 – α) . P . A . Kα

. L

α . (

) α - 1 = (1 – α) . ( )

(

α

) - 1 =

Substansi = ke fungsi pendapatan atau penerimaan perusahaan : R = P . A . Kα . L1-α

R P . A . L

K

1

. K

R 1

1

. P . A . K

(2.8)

Dari persamaan (2.8) ditunjukkan bahwa nilai α adalah konstan. Artinya bahwa faktor penentu dari pendapatan atau penerimaan perusahaan adalah harga produk (P), tingkat teknologi produksi (A) dan stok modal (K) perusahaan. Karena stok modal perusahaan sebagai penentu pendapatan perusahaan maka pemberian pinjaman dari kegiatan CSR akan meningkatkan stok modal perusahaan. Peningkatan stok modal perusahaan dari kegiatan CSR akan meningkatkan produksi. Peningkatan produksi membutuhkan peningkatan penggunaan tenaga kerja. Peningkatan produksi tentunya berdampak terhadap peningkatan pendapatan perusahaan (R).

R P . A . K . L 1

K 1 . K 1


(45)

2.5.2. Pemberian Pinjaman

Pemberian pinjaman kepada UKM ini dikenai beban biaya administrasi sebesar 6 % per tahun kepada mitra binaan Telkom, dimana hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER – 05 / MBU / 2007 pada pasal 12 (dua belas) ayat 2 (dua) yang berbunyi :

“Besarnya jasa administrasi pinjaman dana Program Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen) dari limit pinjaman atau ditetapkan lain oleh Menteri”.

Sesuai dengan persamaan (2.8) di atas, maka pemberian pinjaman kepada UKM dapat meningkatkan stok modal UKM (variabel K), sehingga dapat meningkatkan produksi UKM dan berdampak pada peningkatan pendapatan UKM.

2.5.3. Pengembangan UKM

Pengembangan UKM yang diberikan kepada UKM mitra binaan Telkom dalam bentuk pelatihan (training) dan seminar, baik yang dilakukan secara swakelola maupun oleh pihak eksternal Telkom, dengan biaya keikutsertaan ditanggung oleh Telkom. Pemberian pelatihan dan seminar kepada UKM dapat memberikan pengetahuan tentang manajemen usaha yang baik, pengembangan teknik produksi dan pemasaran produk UKM, sehingga dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Sesuai dengan fungsi pendapatan atau penerimaan perusahaan, seperti persamaan persamaan (2.8) di atas, maka kegiatan pengembangan UKM ini merupakan bagian dari variabel A (teknologi produksi), yang berpengaruhi positif terhadap pertumbuhan pendapatan UKM.


(46)

Menurut Kotler (2009) definisi pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, penawaran produk yang bernilai satu sama lain. Inti dari kegiatan pemasaran adalah mengembangkan produk, penelitian komunikasi, distribusi, penetapan harga, dan pelayanan.

Didalam pemasaran terdapat salah satu strategi yaitu bauran pemasaran (marketting mix). Bauran pemasaran ialah serangkaian variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya (Kotler, 2009). Bauran pemasaran terdiri dari segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas produknya. Beberapa kemungkinan itu bisa dikumpulkan kedalam empat variabel yang dikenal sebagai “ empat P” yaitu :

1. Product

Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.

(produk)

2.

Definisi harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk.

Price (harga)

3.

Definisi tempat adalah berbagai kegiatan yang membuat produk terjangkau oleh sasaran konsumen.


(47)

4.

Definisi promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya dan membujuk konsumen agar membelinya.

Promotion (promosi)

Menurut Yazid (2003 : 19) dengan sejumlah penyesuaian, keempat elemen bauran pemasaran juga penting dalam pemasaran jasa pelayanan. Akan tetapi, dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen lain yang dapat dikontrol dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan jasa. Elemen-elemen tersebut adalah : 1. Partisipasi atau Orang (People) yaitu semua pelaku yang memainkan sebagian

penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi pembeli.

2. Bukti Fisik (Physical evidence) yaitu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya berinteraksi, dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

3. Proses (Process) yaitu semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas dengan mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa.

Dengan demikian 4 P's yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu diperluas lagi menjadi 7 P's jika ingin digunakan dalam pemasaran jasa layanan. Adapun 7 P's tersebut adalah product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi), partisipasi atau orang (people), bukti fisik (physical evidence) dan proses (process).


(48)

Harga merupakan nilai atas penyerahan produk/jasa yang dihasilkan atau sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu barang/jasa (Artikel Lie Dharma Putra 12 Jan.2008, Accounting, Finance & Taxation).

Harga Jual dari suatu produk/jasa terdiri dari :

1. Cost Of Good Sold (Harga Pokok Penjualan) yaitu s

2.

egala bentuk pengeluaran yang terkait dengan harga pokok dari barang/jasa tersebut, yang masing-masing bidang usaha berbeda strukturnya. Secara umum terdiri dari : Penggunaan Bahan Baku (untuk 53nsure53y), Biaya Tenaga Kerja Langsung (semua bidang usaha), Overhead (Semua bidang usaha).

Expenses (Biaya Operasional) yaitu p

3.

engeluaran-pengeluaran yang tidak 53nsu dihubungkan dengan produk/jasa yang dihasilkan. Artinya, pengeluaran-pengeluaran ini tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah/volume produk/jasa yang dihasilkan. Misalnya : Biaya Gaji Pegawai Tetap, Biaya Telepon, Office Supplies, Biaya Sewa Gedung, Biaya Asuransi, dan lain sebagainya.

Interest (Biaya Bunga), yaitu j

4.

ika modal yang dipergunakan bersumber dari pinjaman (bank, institusi pembiayaan lainnya), maka bunga atas pinjaman tersebut diperhitungkan dalam struktur harga jual.

Tax (Pajak) Pajak yang diperhitungkan dalam hal ini, hanya Pajak


(49)

lainnya. Sedangkan retribusi, bea meterai, bea masuk (untuk importer), PPn atas pembelian bahan baku, dan pajak-pajak lainnya sudah termasuk dalam perhitungan cost & expense. Sedangkan PPh Pasal 23, Pph Pasal 4 (2), PPh Pasal 21 adalah withholding tax yang dalam hal ini perusahaan hanya bertindak selaku pemungut (bukan bagian dari cost maupun expense dari entity).

5. Profit Margin (Laba), yaitu s

Sesuai dengan fungsi pendapatan atau penerimaan perusahaan, seperti persamaan persamaan (2.8) di atas, maka penentuan harga produk UKM ini merupakan bagian dari variabel P, yang berpengaruhi positif terhadap pertumbuhan pendapatan UKM.

etiap usaha tentunya dibuat untuk menghasilkan laba, dan untuk maksud tersebut perusahaan memasukkan 54nsure profit margin dalam perhitungan harga jual atas produk/jasa yang akan diserahkan. Mengenai besaran profit margin yang di set tentunya tergantung dari goal yang diset.

Umumnya, UKM dipimpin langsung oleh pemiliknya sehingga kemampuan manajerial pemilik tercermin dari tingkat pendidikannya. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan pimpinan UKM maka kemampuan manajerialnya akan semakin baik, memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, dan hal ini berdampak 2.5.6. Tingkat Pendidikan


(50)

terhadap kemampuan mengadopsi teknologi produksi untuk peningkatan produksi, seperti yang ditunjukkan dari persamaan (2.8).

Tenaga Kerja (man power) adalah bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses produksi serta menghasilkan barang atau jasa. Tenaga kerja UKM umumnya merupakan pemilik UKM dan keluarganya karena UKM merupakan usaha keluarga yang turun-temurun. Keterbatasan tenaga kerja UKM baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya (Jurnal Upaya Pengembangan UKM, DR. Ir. M. Jafar Hafsah, 2004). Pengembangan kemampuan tenaga kerja UKM akan mampu meningkatkan produksi dan selanjutnya berdampak terhadap peningkatan pendapatan UKM, hal ini sesuai dengan persamaan (2.5) dan (2.8) di atas, dimana tenaga kerja (variabel L) berhubungan positif terhadap tingkat produksi dan pendapatan, namun harus sejalan dengan teknologi prosuksi (variabel A).

2.5.7. Tenaga Kerja

Sesuai dengan kriteria UKM, maka jumlah tenaga kerja untuk usaha mikro sejumlah 1-4 orang dan untuk usaha kecil sejumlah 5-19 orang.

2.6. Penelitian Terdahulu

1. Bessie (2009) dengan topik Peranan CSR PT.Pertamina Dalam


(51)

a. Untuk mengetahui bagaimana peranan CSR pada PT. Pertamina dalam hal pengembangan usaha kecil.

b. Untuk mengetahui strategi yang dilaksanakan oleh PT. Pertamina dalam mengimplementasikan CSR untuk pengembangan penerapan CSR terhadap masyarakat dalam bidang usaha kecil dan menengah. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa :

a. Peran CSR PT. Pertamina adalah tidak hanya sebagai pihak perusahaan yang melakukan pembiayaan atau permodalan terhadap usaha kecil dan menengah tetapi sebagai suatu pemberdayaan potensi guna menunjang peningkatan produktivitas dan kesejahteraan ekonomi.

b. Wujud pelaksanaan CSR sebagai strategi yang dilaksanakan PT. Pertamina adalah melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, yang memberi kemudahan dalam memperoleh akses dalam hal pembiayaan atau permodalan, mengembangkan jaringan usaha dan meningkatkan produktivitas, mendukung segala kegiatan usaha dengan melakukan pelatihan dan pengembangan skill yang sangat penting bagi pengusaha.

2. Zaleha (2008) dengan topik Peranan CSR PT. Inalum Divisi PLTA.

Sigura-gura Terhadap Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat

Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Toba Samosir, bertujuan


(52)

a. Mendeskripsikan format dan konsep CSR yang telah diimplementasikan oleh pada masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti.

b. Menganalisis peran CSR terhadap peningkatan kondisi sosial-ekonomi masyarakat.

c. Menganalisis korelasi CSR terhadap perkembangan pasar lokal di Kecamatan Pintupohan Meranti.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa :

a. Format dan konsep CSR yang telah diimplementasikan PT. Inalum kepada masyarakat adalah :

a. PT. Inalum belum memiliki dokumen perencanaan dan strategi dalam pencapaian target dan masih dianggap sebagai biaya (cost) sehingga belum memiliki program yang mampu memandirikan dan memberdayakan masyarakat melalui program Pengembangan Masyarakat yang diluncurkan.

b.Tingkat pengetahuan dan keterlibatan masyarakat terhadap Program CSR PT. Inalum masih rendah, menunjukkan PT. Inalum Divisi PLTA belum melakukan pendekatan dalam proses pembentukan tanggung jawab sosial melalui etika moral, keputusan bersama dan etika manfaat.

c. Proses pembentukan program CSR bidang pendidikan belum melibatkan stakeholder utama (komite sekolah) dan proses


(53)

Pengembangan Ekonomi CSR (CSR bidang ekonomi) masih bersifat karitas (charity) dan belum dapat menggalang partisipasi aktif masyarakat

b. CSR PT. Inalum memiliki peran dalam meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat diantaranya :

a. Pendidikan rumah tangga masyarakat lebih tinggi daripada pendidikan rumah tangga karyawan dan pendapatan karyawan lebih tinggi daripada pendapatan masyarakat (pendapatan nominal dan riil).

b. CSR PT. Inalum berperan dalam penyerapan tenaga kerja lokal langsung perusahaan PT. Inalum maupun sebagai tenaga kerja tidak langsung yaitu masyarakat yang bekerja di unit usaha mitra perusahaan/kontraktor.

c. Peran dan korelasi CSR terhadap pengembangan pasar lokal (tradisional) menunjukkan :

a. Tidak adanya kebijakan pengembangan ekonomi lokal wilayah dalam program CSR menyebabkan aktivitas pasar lokal semakin mundur sehingga wilayah semakin terisolasi dan tidak berkembang meskipun sarana dan prasarana (pembangunan bidang infrastruktur) telah dibangun.


(54)

b. Konsep pembangunan kesejahteraan masyarakat yang terintegrasi antara pemerintah, perusahaan PT. Inalum Divisi PLTA dan masyarakat belum ada sehingga upaya memfasilitasi dalam membuat kebijakan dan membangun kemitraan di antara ketiganya tidak tercipta.

3. Syahputra (2008) dengan topik Implementasi CSR Terhadap

Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi pada unit Kebun Dolok Ilir

Kabupaten Simalungun), bertujuan menganalisis :

a. Untuk mengetahui peraturan-peraturan mengenai CSR yang berlaku pada BUMN.

b. Untuk mengetahui implementasi CSR dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan bina lingkungan PTPN IV unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun.

c. Untuk mengetahui dampak implementasi CSR pada masyarakat dan lingkungan PTPN IV unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa :

d. Pelaksanaan CSR bagi BUMN telah diatur dalam Kepmen BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang merujuk kepada UU Perseoran Terbatas Nomor 40 tahun 2007 yakni pasal 74 ayat 1, dan diterjemahkan.


(55)

e. Implementasi CSR dalam pemberdayaan ekonomi terhadap masyarakat di lingkungan PTPN IV unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun yang merupakan penerapan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dilaksanakan oleh unit khusus PKBL, dengan memberikan bantuan yang dapat meningkatkan usaha seperti bantuan kredit lunak maupun ketrampilan serta pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur, namun sebagian besar bantuan yang diberikan masih bersifat karitas ketimbang filantropis.

f. Dampak penerapan CSR dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui program PKBL PTPN IV unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun, kurang memenuhi unsur kemanfaatan dan keadilan, karena kurang menyentuh bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kurang dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat di sekitar perusahaan.

4. Manalu (2008) dengan topik CSR Yang Dilakukan Bank Sumut

Kepada Masyarakat Sekitarnya, bertujuan menganalisis :

a. Untuk mengetahui perlunya penerapan CSR di Indonesia.

b. Untuk mengetahui peranan Perbankan dalam rangka pengimplementasian CSR di Indonesia.

c. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi Perbankan dari upaya penerapan CSR di Indonesia.


(56)

a. CSR perlu diterapkan di Indonesia untuk dapat mengentaskan kemiskinan dan melakukan pembangunan yang berkelanjutan dalam mensejahterakan seluruh komunitas baik itu masyarakat Indonesia, pemerintah maupun pengusaha, karena bagi masyarakat akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja (berdampak terhadap kualitas sosial), bagi perusahaan akan meningkatkan produktivitas dan berkelanjutan, serta bagi pemerintah akan menerima peningkatan pajak dari hasil peningkatan produktivitas masyarakat dan perusahaan. b. Peranan Perbankan dalam implementasi CSR di Indonesia yaitu

dengan diterapkannya berbagai program kedermawanan kepada masyarakat, baik berupa pemberian beasiswa di bidang pendidikan, memberikan bantuan materil kepada masyarakat yang terkena bencana alam, mendonorkan darah atau mengadakan pengobatan gratis di bidang kesehatan, memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu, serta program pemberian bantuan kredit tanpa agunan dan bunga ringan kepada usaha kecil dan mikro, para petani dan nelayan.

c. Hambatan yang dihadapi Perbankan dalam penerapan CSR adalah double taxation, yaitu ketika suatu perusahaan membentuk yayasan dari profit perusahaan, maka ketika dana tersebut dikeluarkan untuk yayasan, perusahaan harus menanggung pajaknya, dan pajak juga akan


(57)

dikenakan jika ternyata ada kelebihan dari dana yang dikeluarkan ke yayasan yang dibentuk tersebut.

2.7. Kerangka Konsep Penelitian

Dari tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu diturunkan 7 (tujuh) variabel penentu kriteria pertumbuhan pendapatan UKM (variabel dependen), yaitu variabel-variabel pemberian pinjaman (kredit), pengembangan, pameran, harga, tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja dan jangkauan pemasaran (variabel independen).

Hubungan antara 7 variabel independen ini terhadap variabel dependen seperti pada Gambar 1.

Peningkatan Pendapatan TingkatPendidikan (E)

Harga (H) Pameran (P)

Tenaga Kerja (L) Pinjaman (K)


(58)

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

2.8. Hipotesis

Dari tinjauan pustaka dan kerangka konsep penelitian dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

1. Pemberian kredit (pinjaman) PT. Telkom kepada UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM.

2. Program Pengembangan melalui pelaksanaan pelatihan (training) dan seminar oleh PT. Telkom kepada UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM.

3. Pelaksanaan pameran oleh PT. Telkom kepada UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM.

4. Tingkat pendidikan pemilik UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM.

5. Penentuan harga produk UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM.

6. Jumlah tenaga kerja UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM.


(59)

7. Jangkauan pemasaran UKM berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan UKM.


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat, serta waktu penelitian di tahun 2011. Fokus dari penelitian ini adalah pada penerima pinjaman Program Kemitraan Telkom CDC dan pembinaan Program Kemitraan (UKM) dari Telkom CDC Area Medan.

3.2. Populasi dan Sampel

Sampling survei yang digunakan dari populasi UKM binaan Telkom CDC Area Medan semenjak tahun 2007 hingga tahun 2011, dengan jumlah total sebanyak 1.073. Selanjutnya dengan menggunakan rumus Sevilla (2009) :

n = sampel; N = populasi

e = persen (%) kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sample yang masih dapat ditolerir

Dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel (e) sebesar 10% maka jumlah sampel penelitian adalah :

n N


(61)

n 1.073

1 1.073 0,10 2

diperoleh jumlah sampel sebesar : 92

Dan didapat jumlah sampel sebesar 92 UKM dengan e = 0,10.

3.3. Sumber Data Penelitian

Data-data yang dibutuhkan merupakan penjabaran dari operasionalisasi variable dan akan diperoleh melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung dari sampel UKM yang dibina Telkom semenjak tahun 2007 hingga tahun 2011, dan data sekunder diperoleh dari riset Kepustakaan (Library Research) terhadap teori yang relevan serta aturan dan pedoman kerja yang berlaku di lingkungan Telkom CDC.

3.4. Definisi Variabel Operasional Penelitian

Definisi Variabel Operasional Penelitian ini adalah :

1. Pendapatan adalah pendapatan atau hasil yang diperoleh dari sumber pendapatan yang diterima secara aktual oleh pemilik UKM yang diukur dengan rupiah (Rp.) 2. Pinjaman adalah suatu jenis hutang yang dapat melibatkan semua jenis benda

berwujud walaupun biasanya lebih sering diidentikkan dengan pinjaman


(62)

3. Pengembangan kapabilitas melalui kegiatan pelatihan dan seminar, dimana Pelatihan adalah proses melatih, kegiatan atau pekerjaan, atau mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh

teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan. Sedangkan Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Kata seminar berasal dari kata Latin

4. Pameran adalah suatu kegiatan penyajian hasil karya (seni) rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.

seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih".

5. Tingkat pendidikan yaitu tingkatan bersekolah (Strata) yang dijalani oleh seseorang melalui pendidikan formal.

6. Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

7. Jangkauan Pemasaran adalah cakupan area (daerah) tujuan penjualan hasil produksi, yang terbagi dalam kelompok dalam kota, dalam Provinsi Sumatera Utara, nasional dan export.


(63)

3.5. Metode Analisis

Sebagian besar analisis yang dilakukan akademisi Indonesia menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS). Namun untuk analisa yang menggunakan variabel tidak bebas yang cencored, yaitu nilai dari variabel tidak bebas tersebut terbatas atau sengaja dibatasi, metode OLS tidak dapat digunakan karena parameter yang dihasilkan oleh OLS mengalami bias dan juga tidak konsisten. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, harus digunakan metode regresi Tobit, yang dikembangkan oleh Tobit (1958). Adapun model regresinya adalah regresi non linier, yaitu Tobit Model :

Y = α + ß1 K + ß2 I + ß3 P + ß4 H + ß5 E + ß6 L + ß7 M + ε

dimana :

Y = 0 (pendapatan turun) = 1 (pendapatan tetap)

= 2 (pendapatan naik)

K = jumlah menerima pinjaman (dalam nilai juta Rp.)

I = jumlah frekuensi mengikuti pelatihan (kali) dan seminar (kali) P = 0 (Tidak pernah mengikuti pameran)

= 1 (Pernah mengikuti pameran)

H = harga jual produk (dalam nilai ribu Rp./unit) E = 1 (tingkat pendidikan pemilik UKM adalah SD) = 2 (tingkat pendidikan pemilik UKM adalah SLTP) = 3 (tingkat pendidikan pemilik UKM adalah SLTA) = 4 (tingkat pendidikan pemilik UKM adalah PT)


(64)

L = jumlah tenaga kerja (orang)

M = 1 (jangkauan pemasaran produk hanya di area lokal/dalam kota)

= 2 (jangkauan pemasaran produk sampai ke kota/kabupaten lain dalam provinsi)

= 3 (jangkauan pemasaran produk sampai ke luar provinsi Sumut/nasional)

= 4 (jangkauan pemasaran produk sampai ke luar negeri atau diexport) Informasi regressan tersedia hanya jika hanya beberapa regressan dapat diobservasi disebut censored sample, sebaliknya informasi regressor tersedia hanya jika beberapa regressan dapat diobservasi disebut trancater sample (Manurung, 2006). Estimasi model regressan adalah :

Y = X ß + e jika RHS > 0, dimana X = [K, I, P, E, H, L, M] = 0 jika lainnya

3.5.1. Estimasi Model Regresi Tobit

Regresi Tobit (regresi tersensor) merupakan analisis regresi yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen (variabel respon) biasa disimbolkan Y yang berskala campuran dengan variabel independen (variabel prediktor) biasa disimbolkan X. Output dari analisis regresi ini untuk mengestimasi nilai rata-rata dari variabel dependen bila nilai variabel independen diketahui. Formula model Tobit secara umum adalah sebagai berikut :


(65)

dimana :

Y* : vektor dari variabel tak bebas

X : matriks dari variabel regressor atau bebas

ß : vektor estimasi parameter yang nilainya belum diketahui

ε : residual model yang mengikuti distribusi normal terpotong (0,σ²).

Model Tobit juga dapat terbentuk dalam dua bagian formula yang digunakan untuk memprediksikan variabel tak bebas yaitu memprediksikan nilai dimana variabel tak bebas adalah nol (limited) sedangkan yang lain tidak nol (unlimited). Model tobit dapat ditulis sebagai:

   = 0 * i i Y Y (3.2)

Nilai ekspektasi dari regresi Tobit adalah :

) 0 ( ) 0 ( ) 0 ( ) 0 ( )

(Y X =P Yi > E YiYi > +P Yi = E YiYi = E σ β σ β + Φ = = + Φ + Φ = X Y P

Xi 1) ( i 0) .0 (

(3.3).

Tujuan utama dari pembentukan model adalah untuk memilih variabel yang sesuai dan memberikan hasil yang terbaik dalam menjelaskan masalah yang dihadapi. Semakin banyak variabel yang masuk ke dalam model, maka semakin kompleks model yang dihasilkan. Begitu juga semakin banyak variabel prediktor yang

Untuk yang lain Jika Yi*> 0


(66)

diperlukan untuk menduga respon. Hal ini diatasi dengan menyeleksi variabel yang masuk ke model secara bertahap agar didapatkan model yang layak digunakan.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memilih variabel yang layak adalah pertama, memeriksa korelasi antara variabel prediktor. Tujuannya adalah untuk mendapatkan variabel prediktor yang independen. Jika didapatkan variabel prediktor yang saling berkorelasi, maka hanya variabel prediktor yang mempunyai korelasi terbesar dengan variabel respon yang akan diikutkan dalam pembentukan model, karena variabel prediktor yang nilai korelasinya dengan variabel respon kecil sudah terwakili oleh variabel tersebut.

Selanjutnya membuat model univariat, yaitu dengan meregresikan masing-masing variabel prediktor terhadap variabel respon. Untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel respon dengan prediktor signifikan atau tidak. Variabel prediktor yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel respon akan dikeluarkan dari pembentukan model. Kemudian memodelkan secara serentak (multivariate) variabel respon dan semua variabel prediktor yang signifikan pada pemodelan univariate.

3.6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan uji 52egative52 – z, untuk menguji pengaruh secara parsial masing-masing 52egative bebas terhadap 52egative pertumbuhan pendapatan UKM yaitu :


(1)

Peraturan (Legal) :

Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertanggal 17 Juni 2003 No. KEP-236/MBU/2003.

Keputusan Direksi (KD) Nomor KD 51/PS150/COP-B0030000/2006 tertanggal 13 September 2006 tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan and Program Bina Lingkungan (Community Development Center/CDC). Keputusan Direksi (KD) Nomor KD 12/PS150/COP-B03000/2008 tanggal 5 Februari

2008 tentang Organisasi Puast Pengelolaan Program Kemitraan and Program Bina Lingkungan (Community Development Center).

PERMEN No.05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Undang-Undang No. 19 tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pasal 88 ayat (1).

Tesis :

Aimi S., M., 2008. CSR Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya,Skripsi FH USU, Medan.

Anaesthasia S., M., B., 2009. Peranan CSR PT.Pertamina Dalam Membantu Pengembangan UKM,Skripsi FISIP USU, Medan

Siti Zulaeha, 2008. Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi PLTA Siguragura Terhadap Pengembangan sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintu Pohan Meranti Kabupaten Tobasa, Tesis PWD USU, Medan.

Syahputra, E., 2008. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Masyarakat Lingkungan PTPN IV (Studi pada Unit Kebun Dolok Ilir Kabupaten Simalungun), Tesis Magister Humaniora dalam Program Studi Ilmu Hukum USU, Medan.


(2)

Lampiran 1. Daftar Nama UKM Responden Binaan Telkom CDC Area Medan

NO NAMA USAHA NO NAMA USAHA NO NAMA USAHA

1 39 77

2 40 78

3 41 79

4 42 80

5 43 81

6 44 82

7 45 83

8 46 84

9 47 85

10 48 86

11 49 87

12 50 88

13 51 Nikita 89

14 52 90

15 53 91

16 54 92

17 55 ZUL 93

18 56 94

19 57 95

20 58 96

21 59 97

22 60 98

23 61 99

24 62 100

25 63 Rizal Sandal 101 Maya Salon

26 64 102

27 65 103

28 66 104

29 67 105

30 Biting Production 68 106

31 69 107

32 70 108

33 71 109

34 72 110 Diana Collection

35 73 111

36 74 112

37 75

38 76

Ternak Ngadino Budidaya Ikan Jusrinal Nasution Percetakan Mutiara Toko Khairuddin Fithcom

Abadi Jaya Kaos Kreatif “Medan Coy” Sumber Rizky Water Bengkel Las Supriadi Usaha Bu Aisyah Jualan Pakaian Jadi Kilang Padi Tono Rizka

Fitri Ponsel Ar Rizki Setia Jaya

Ternak Sugito Kedai Suharto MIS. Nurul Fadhilah

Laksana Photo Penjahit Maryam UD. Melayu

Cipta Cor Logam Doorsmeer Suparmin Ponsel 21 Toko Nadira Toko Kaca Mustika Yuslidar Bengkel Geseng Bengkel Ariani Toko Lili Junaidi RM Tiga Putri Minang Raihan Ponsel Mulia Taylor Home Industri Khairuddin

H.D. Jaya (Meubel) Ratu Collection

Fajar Dina Ponsel Kedai Syarifuddin

Bengkel Mobil Dahler Kios Ponsel Kedai Nuraini Pertiwi Bambu Toko Masyahidah Potong Ayam Arie K.

Islamey Ponsel Prima Niaga Abadi

Clarefir Ponsel Alima Taylor Ternak Ikan Djadiate Warnet Ali Salihin Karya Glass Art Kedai Suharto

Toko Fajar Sinar Langit Rotan Putri F Collection

Kesara Net Jois Kedai Surya Abadi

Warung Burung “Mbak Gita” Bengkel Las Sriani Toko Linda

Optik Masril UD Al-Barokah Laundry Sejati

Warnet Al Ridha Erni Nusri Warnet Rajanet

Percetakan Abang Adek

Cici Kusen Perabot Warnet Ridha Net

Kedai Kunyil Bengkel Syafriyansyah Nelayan Konveksi Sairun Kesuma Jaya Warnet Bromo Net

Merak Jingga Pizza Rakyat Rayhan Konveksi

Toko Saujana Konveksi Bustami Toko Kelontong Bengkel Sinar Baru Service Star Optikal & Ponsel

Parna Teknik Al-Fikri Warnet ARD

Sepeda Motor Usaha Maju Bersama Gema Elektronik Irene Florist & Modiste Syifa Bakery

Bengkel Las Saudara Home Industri Sepatu Azwir Home Industri Novrizal Toko Ali Amsah Warung Sampah Supartini Toko Parapat R.M. Simpang Empat Toko Pakaian Rosmala


(3)

Lampiran 2Kuesioner

KUESIONER KEPADA PEMILIK USAHA KECIL DAN MIKRO (UKM) PESERTA PROGRAM CSR TELKOM DI KOTA MEDAN

PROFILE RESPONDEN

Nama Usaha : …... Alamat & No. Telp. : …... Jenis Usaha : 1. Industri 3. Pertanian 5. Perkebunan 7. Jasa

2. Perdagangan 4. Peternakan 6. Perikanan 8. Lainnya

Produk yang dihasilkan :

…...(Produk dominan)

Nama Pemilik Usaha : …... Jenis Kelamin : L / P (Pilih salah satu) Umur : …... tahun Alamat & No. Telp. : …... Mengikuti CSR Telkom : …... (tahun)

MATERI KUESIONER

Bapak / Ibu / Saudara/i pemilik UKM peserta Program CSR Telkom dimohon dapat memberikan satu pilihan ataupun mengisi jawaban dari beberapa pertanyaan di bawah ini.

1. Perubahan pendapatan UKM setelah mengikuti Program CSR Telkom (pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini) :

a. pendapatan turun melebihi 100 persen b. pendapatan turun diantara 51% s/d 100% c. pendapatan turun diantara 0% s/d 50% d. pendapatan tetap

e. pendapatan naik diantara 0% s/d 50% f. pendapatan naik diantara 51% s/d 100% g. pendapatan naik melebihi 100%


(4)

3. Jumlah frekuensi pelatihan yang pernah diikuti melalui Program CSR Telkom : …... kali

4. Jumlah frekuensi seminar yang pernah diikuti melalui Program CSR Telkom : …... kali

5. Harga jual produk (Produk dominan) : Rp.

…...

6. Tingkat pendidikan terakhir pemilik UKM peserta Program CSR Telkom (pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini) :

a. Sekolah Dasar (SD)

b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

c. Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) d. Perguruan Tinggi (PT)

7. Jumlah tenaga kerja UKM peserta Program CSR Telkom : …... orang 8. Jangkauan pemasaran produk peserta Program CSR Telkom :

a. lokal (dalam kota/kabupaten)

b. antar kota/kabupaten dalam provinsi Sumut c. antar provinsi

d. luar negeri

Saran / harapan untuk Program CSR Telkom di hari mendatang :

…... …... …... …...


(5)

Lampiran 3. Hasil Regresi Pendapatan UKM Dependent Variable: Y

Method: ML - Censored Logistic (Quadratic hill climbing) Sample (adjusted): 1 112

Included observations: 104 after adjustments Truncated sample

Left censoring (value) at zero

Initial Values: C(1)=0.00284, C(2)=0.18627, C(3)=-0.13548, C(4)=0.00013, Convergence achieved after 7 iterations

QML (Huber/White) standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.

K 0.0041 0.0020 2.0838 0.0372

I 0.1210 0.0497 2.4368 0.0148

P -0.0739 0.0871 -0.8480 0.3964

H 0.0001 0.0001 0.9070 0.3644

E 0.4440 0.0374 11.8852 0.0000

L -0.0167 0.0113 -1.4772 0.1396

M 0.1813 0.0523 3.4681 0.0005

Error Distribution

SCALE:C(8) 0.23 0.02 12.92

Mean dependent var 1.95

S.E. of regression 0.41

16.38

Log likelihood -52.62

Avg. log likelihood -0.51

Left censored obs 0

Uncensored obs 104

Estimation settings: tol= 0.00010

C(5)=0.36375, C(6)=0.00638, C(7)=0.17113, C(8)=0.34327

S.D. dependent var Akaike info criterion

Sum squared resid Schwarz criterion

Hannan-Quinn criter.

Right censored obs Total obs


(6)

Lampiran 4. Uji Normalitas Residual dari model Pendapatan UKM

0 2 4 6 8 10 12 14

-1.0 -0.5 -0.0 0.5 1.0

Series: Residuals Sample 1 110 Observations 104

Mean 0.063944

Median 0.056252

Maximum 1.016277

Minimum -1.064418

Std. Dev. 0.393598

Skewness -0.082594

Kurtosis 2.971845

Jarque-Bera 0.121679


Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 -2013

48 518 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

4 84 143

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 129 88

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. ABB Libek Project Terhadap Pendapatan Masyarakat Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

1 28 91

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 Cabang Amplas Dalam Pengembangan UKM di Medan

2 78 90