dan reorganisasi aparatus fotosintetis sehingga memungkinkan tana man beradaptasi terhadap intensitas cahaya rendah.
Atwell et al. 1999 juga menjelaskan bahwa pada intensitas cahaya tinggi foton melimpah sehingga kemampuan daun untuk mengolah energi harus lebih
besar sedangkan dalam kondisi naungan, optimasi fungsi daun lebih diarahkan untuk investasi sumberdaya daun yang lebih besar untuk memanen cahaya
daripada mengolah energi. Pada intensitas cahaya tinggi dengan foton yang melimpah maka nisbah klorofil ab lebih ditingkatkan sedangkan pada intensitas
cahaya rendah dengan foton yang terbatas maka nisbah klorofil ab dikurangi. Tabel 5 Kandungan klorofil beberapa genotipe kedelai pada berbagai kondisi
intensitas cahaya periode singkat
Kondisi Cahaya Genotipe
L0 L1
L2 kontrol
L3 L4
L5 Klorofil-a mgg bb
Pangrango 0.24 53
0.58 129 0.45
0.54 120 0.85 189
0.40 89 Ceneng
0.31 78 0.70 175
0.40 0.58 145
0.65 163 0.48 120
Godek 0.14 34
0.49 120 0.41
0.41 100 0.53 129
0.27 66 Slamet
0.12 26 0.45 98
0.46 0.41 89
0.42 91 0.22 48
Rata-rata 0.20 47
0.56 129 0.43
0.48 113 0.61 142
0.34 80
Klorofil-b mgg bb
Pangrango 0.14 70
0.27 135 0.20
0.23 115 0.26 130
0.18 90 Ceneng
0.18 113 0.30 187
0.16 0.25 156
0.27 169 0.25 156
Godek 0.10 50
0.24 120 0.20
0.18 90 0.25 125
0.14 70 Slamet
0.07 37 0.20 105
0.19 0.18 95
0.20 105 0.10 53
Rata-rata 0.12 63
0.25 132 0.19
0.21 111 0.24 126
0.17 90
Klorofil- total mgg bb
Pangrango 0.38 58
0.86 130 0.66
0.77 117 1.11 168
0.58 88 Ceneng
0.49 86 1.00 175
0.57 0.83 146
0.92 161 0.73 128
Godek 0.24 39
0.73 120 0.61
0.59 97 0.78 128
0.41 67 Slamet
0.19 30 0.65 102
0.64 0.59 92
0.62 97 0.32 50
Rata-rata 0.32 52
0.81 131 0.62
0.69 111 0.86 139
0.51 82 Klorofil-ab
Pangrango 1.78 81
2.14 97 2.21
2.35106 3.33 151
2.18 99 Ceneng
1.73 70 2.33 94
2.49 2.31 93
2.42 97 1.95 78
Godek 1.47 70
2.02 96 2.09
2.29110 2.13 102
2.00 96 Slamet
1.70 69 2.29 94
2.45 2.28 93
2.10 86 2.16 88
Rata-rata 1.67 72
2.20 95 2.31
2.31100 2.49 108
2.07 90 Keterangan : Angka dalam kurung merupakan persentase dibulatkan terhadap kontrol; L
= 5 hari tanpa cahaya, L
1
= 5 hari cahaya 50, L
2
= 5 hari cahaya 100, L
3
= 5 hari cahaya 100 + 3 hari cahaya 50 , L
4
= 3 hari cahaya 100 + 3 hari cahaya 50 + 2 hari cahaya 100, dan L
5
= 3 hari cahaya 50 + 2 hari cahaya 100 + 3 hari gelap.
Kandungan klorofil a, b, total, dan nisbah ab berubah- ubah sejalan dengan perubahan intensitas cahaya periode singkat. Kandungan klorofil pada
daun yang memperoleh danatau pernah memperoleh cahaya 50 lebih tinggi dibanding kontrol sedangkan daun yang tidak memperoleh cahaya danatau
pernah memperoleh cahaya 100 lebih rendah dari kontrol Tabel 5. Data ini
sesuai dengan penjelasan Malkin dan Niyogi 2000 bahwa dalam sintesis klorofil dibutuhkan cahaya. Peningkatan kandungan klorofil tertinggi terjadi pada
genotipe toleran terutama Ceneng sedangkan pengurangan kandungan klorofil tertinggi terjadi pada genotipe peka terutama Slamet.
Berdasarkan Tabel 5, dapat juga diduga bahwa pada intensitas cahaya tinggi, sintesis klorofil b berkurang sehingga nisbah klorofil ab meningkat,
sedangkan pada intensitas cahaya rendah sintesis klorofil b meningkat sehingga nisbah klorofil ab menurun. Jadi, pengaturan atau penyesuaian nisbah klorofil ab
merupakan salah satu strategi penting dalam aklimatisasi terhadap intensitas cahaya Murchie dan Horton 1997. Sejalan dengan hal tersebut, Folly dan Engel
1999 menjelaskan bahwa konversi klorofil a →
b memegang peranan penting dalam pembentukan dan reorganisasi aparatus fotosintesis sehingga
memungkinkan tanaman beradaptasi terhadap intensitas cahaya dengan mengatur nisbah klorofil ab. Konversi klorofil a menjadi klorofil b dikatalisis oleh enzim
oxygenase; enzim ini mengkatalisis konversi gugus methyl menjadi gugus formyl Tanaka et al. 1998, Espineda et al. 1999, Malkin dan Niyogi 2000.
Intensitas Kehijauan Daun
Daun kedelai yang menerima intensitas cahaya rendah mengalami peningkatan intensitas kehijauan. Peningkatan tertinggi dan berbeda nyata dengan
genotipe lainnya terjadi pada genotipe toleran Ceneng, mencapai 114 kontrol
Tabel 6.
Hal yang sama juga terjadi pada respon genotipe terhadap perubahan cahaya periode singkat, intensitas kehijauan daun meningkat sejalan dengan
semakin rendahnya intensitas cahaya Tabel 7. Pada intensitas cahaya 100 L
2
= kontrol, intensitas kehijauan daun mencapai 0.47, nilai ini meningkat menjadi 0.87 183 kontrol jika intensitas cahaya hanya 50 L
1
. Apabia dari kondisi
L
2
, tanaman kedelai dipindahkan ke dalam cahaya 50 selama 3 hari L
3
intensitas kehijauan meningkat menjadi 0.91 193 kontrol. Selain itu, terdapat fenomena bahwa apabila genotipe pernah memperoleh cahaya rendah maka
intensitas kehijauannya lebih tinggi dibanding kontrol dan intensitas kehijauan tetap tinggi meskipun pada akhir perlakuan diberi cahaya 100. Fenomena
tersebut ditemukan pada kondisi cahaya L
4
. Tabel 6 Intensitas kehijauan daun dan kandungan antosianin beberapa genotipe
kedelai pada intensitas cahaya IC 100 kontrol dan 50
Genotipe Peubah
IC Pangrango
Ceneng Godek
Slamet Intensitas
100 1.07 ab
1.10 a 0.99 bc
0.94 c Kehijaun Daun
50 1.11 b 104
1.25 a 114 1.09 bc 110
1.01 c 108 Antosianin
100 0.64 a
0.62 a 0.56 a
0.64 a ngg
50 0.82 b 128
0.91 ab 147 0.81 b 145
1.05 a 164 Keterangan : Nilai rata-rata genotipe dalam intensitasa cahaya yang sama dengan huruf yang sama
tidak berbeda nyata menurut uji DMRT 95; angka dalam kurung merupakan persentase dibulatkan terhadap kontrol
Warna hijau pada daun yang tampak oleh mata terbentuk karena klorofil mengabsorbsi cahaya merah dan biru sedangkan cahaya hijau ditransmisikan atau
direfleksikan Pearcy 1999, Buchanan et al. 2000, Malkin dan Niyogi 2000, Taiz dan Zeiger 2002. Ini berarti, semakin hijau suatu helaian daun kandungan
klorofilnya akan semakin tinggi. Karena itu diduga peningkatan intensitas kehijauan dalam cahaya rendah merupakan gambaran adanya akumulasi klorofil
pada permukaan daun bagian atas. Dugaan adanya hubungan antara intensitas kehijauan dengan kandungan klorofil ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang
tinggi antara intensitas kehijauan daun relatif dengan kandungan klorofil a r =
0.81 maupun dengan kandungan klorofil b r = 0.77 Gambar 18.