Pengumpulan Data Gambaran Umum Perusahaan

3.3 Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, dan data dari perusahaan seperti laporan keuangan neraca, perhitungan rugi laba dan saldo laba, perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum dan buku tahunan bank.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Analisis deskriptif digunakan untuk mengkaji tingkat suku bunga kredit dengan komponen suku bunga kredit yaitu cost of loanable funds, overhead cost, risk factor, dan spread. Pengolahan dan analisis data yang digunakan yaitu :

3.4.1 Model Hubungan Suku Bunga Kredit dengan Laba

Pengkajian ini akan menggunakan analisis regresi linear dimana hubungan antara variabel yang satu dan yang lainnya bersifat linear. Hubungan antar variabel ini bisa bersifat positif atau negatif. Hubungan yang positif adalah jika variabel yang mempengaruhi naik, variabel yang dipengaruhi akan naik juga. Sedangkan hubungan negatif adalah jika variabel yang mempengaruhi naik maka variabel yang dipengaruhi akan turun. Dalam regresi linear variabel yang diramalkan hanya dipengaruhi oleh satu variabel. Persamaan Matematis regresi ini adalah : π = a + b ί c .........................……………………………………..1 Yang menyatakan bahwa : π : Nilai variabel dependen a : Konstanta, dimana semakin besar nilai a maka semakin besar nilai minimum variabel dependen. b : Slope, semakin besar nilai b berarti semakin besar pengaruh variabel independen X terhadap Y ί c : variabel independen

3.4.2. Model Hubungan Suku Bunga Dana Pihak Ketiga dengan Laba

Pengkajian ini akan menggunakan analisis regresi linear dimana hubungan antara variabel yang satu dan yang lainnya bersifat linear. Hubungan antar variabel ini bisa bersifat positif atau negatif. Hubungan yang positif adalah jika variabel yang mempengaruhi naik, variabel yang dipengaruhi akan naik juga. Sedangkan hubungan negatif adalah jika variabel yang mempengaruhi naik maka variabel yang dipengaruhi akan turun. Dalam regresi linear variabel yang diramalkan hanya dipengaruhi oleh satu variabel. Persamaan Matematis regresi ini adalah : π = a + b ί d ................………………………………………...2 Yang menyatakan bahwa : π : Nilai variabel dependen a : Konstanta, dimana semakin besar nilai a maka semakin besar nilai minimum variabel dependen. b : Slope, semakin besar nilai b berarti semakin besar pengaruh variabel independen X terhadap Y ί d : Variabel independen

3.4.3. Model Hubungan Faktor- Faktor Suku Bunga Kredit dengan Laba

Dalam menentukan model hubungan faktor-faktor suku bunga kredit dengan laba, harus menentukan terlebih dahulu nilai- nilai dari cost of loanable fund, overhead cost, risk factor dan spread . Dalam menghitung faktor-faktor tersebut sebagai berikut : 1. Cost Of Loanable Fund Cost of loanable fund diperoleh dari pembagian antara biaya dana dengan loanable fund. Perhitungan persentase dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Cost of loanable fund = 100 x fund loanable dana biaya …………...3 2. Overhead Cost Overhead cost adalah seluruh biaya diluar biaya dana yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan kegiatannya. Perhitungan persentase overhead cost dapat dinyatakan sebagai berikut : Overhead Cost = 100 x Asset Earning Total dana biaya diluar biaya Total ……4 3. Risk Factor Risk factor adalah komponen dalam penentuan lending rate yang sangat mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kredit bermasalah termasuk kredit macet. Perhitungan Risk Faktor dengan rumus : RiskFactor = 100 x Kredit Total Kredit n Penghapusa Penyisihan Biaya 5 4. Spread Spread adalah pendapatan bank yang utama dan menentukan besarnya pendapatan bersih net income. Besarnya spread tergantung kepada besarnya volume kredit yang disalurkan bank. Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung kepada bagaimana pihak bank menerapkan strategi bank serta target market-nya. Spread dapat diperoleh dari selisih antara pendapatan bunga dengan biaya bunga, dapat dinyatakan dengan rumus : Spread = Suku bunga kredit – Suku bunga DPK.…..…... 6 Dalam praktek perbankan di Indonesia , eksekutif bank menetapkan spread sebesar 2 hingga 3 yang merupakan harga yang layak sebagai komponen dari lending rate. Setelah nilai-nilai komponen tersebut diketahui, langkah selanjutnya yaitu menentukan komponen mana yang sangat berpengaruh terhadap suku bunga dengan menggunakan analisis regresi berganda. Pengkajian ini akan menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan MINITAB. Regresi merupakan suatu teknik statistik yang digunakan untuk menentukan derajat ketergantungan satu variabel terhadap variabel lainnya atau lebih. Regresi berganda merupakan persamaan regresi yang mempunyai lebih dari satu variabel independen. Secara umum persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 ………………………...….7 Yang menyatakan bahwa : Y : nilai variabel dependen laba bersih a : konstanta X 1 : nilai variabel cost of Loanable Fund X 2 : nilai variabel Overhead Cost X 3 : nilai variabel Risk Factor X 4 : nilai variabel Spread b 1 : slope yang berhubungan dengan variabel cost of Loanable fund b 2 : slope yang berhubungan dengan variabel Overhead Cost b 3 : slope yang berhubungan dengan variabel Risk Factor b 4 : slope yang berhubungan dengan variabel Spread

3.4.4. Model Hubungan antara Laba dengan Suku Bunga Kredit,

Suku Bunga DPK dan Spread. Pengkajian ini akan menggunakan analisis regresi berganda dimana hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Hubungan antar variabel ini bisa bersifat positif atau negatif. Hubungan yang positif adalah jika variabel yang mempengaruhi naik, variabel yang dipengaruhi akan naik juga. Sedangkan hubungan negatif adalah jika variabel yang mempengaruhi naik maka variabel yang dipengaruhi akan turun. Persamaan Matematis regresi ini adalah : π = a + b 1 ί c + b 2 ί d + b 3 ί c - ί d .................................................. 8 Yang menyatakan bahwa : π : nilai variabel dependen a : Konstanta b 1 , 2,3 : slope yang berhubungan dengan suku bunga kredit, suku bunga DPK dan spread. ί c : Suku bunga kredit ί c : Suku bunga DPK ί c - ί d : Spread Menurut Algifari 2000 persamaan regresi yang diperoleh dalam suatu proses perhitungan tidak selalu baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen diperlukan pengetahuan tentang hal-hal berikut ini : 1. Koefisien regresi uji parsial Bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependen uji parsial. Caranya adalah dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi setiap variabel independen. Tabel 1.Hipotesis Uji Parsial H : Coef j = 0 H A : Coef j ≠ 0 Coef j merupakan koefisien masing-masing secara individu dari variabel individu H ditolak jika T t α2 ; n-k-1 atau T -t α2 ;n-k-1 dimana α = tingkat signifikasisignificance level atau 1- confidence level n = jumlah data k = jumlah variabel bebas 2. Persentase pengaruh semua variabel independen secara bersama-simultan terhadap nilai variabel dependen Besarnya persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen dapat diketahui melalui besarnya koefisien determinasi R 2 persamaan regresi. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai 1, semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi R 2 suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi R 2 suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen dengan kata lain semakin besar kemampuan model yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. 3. Pengaruh semua variabel independen di dalam model terhadap nilai variabel dependen uji simultan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan menggunakan uji distribusi F. Caranya dengan membandingkan antara nilai kritis F F tabel dengan nilai F hitung F ratio yang terdapat pada tabel Analisys of Variance dari hasil perhitungan. Tabel 2. Hipotesis Pengujian Uji Simultan H : variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan variasi perubahan nilai variabel dependen H A : variasi perubahan nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi perubahan nilai variabel dependen H ditolak apabila F F α,V1;V2, dimana, V1 = k = jumlah variabel bebas V2 = n-k-1 = jumlah data – jumlah variabel bebas – 1 α = tingkat signifikasisignificance level atau 1 – confidence level Menurut sugiyono 2003 untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan dalam persamaan besar atau kecil, maka kita harus melakukan penafsiran koefisien korelasi yang berpedoman pada ketentuan pada tabel 3. Tabel 3. penafsiran koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah

Perusahaan Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia pribumi. Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk bank Koperasi Tani dan Nelayan BKTN yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij NHM. Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden Penpres No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum. Mengingat BRI didirikan berdasarkan Undang-undang No.21 tahun 1968 tanggal 18 Desember 1968, maka berdasarkan Pasal 45 Undang-undang No. 14 tahun 1967 tanggal 30 Desember 1967 tentang Perbankan Jo. Pasal 55 Undang-undang No. 7 tahun 1992 tanggal 25 Maret 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, BRI dapat menjalankan kegiatan uasahanya dibidang perbankan. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi PT Bank Rakyat Indonesia Persero dan kepemilikannya masih 100 di tangan pemerintah. Perubahan Bank BRI menjadi PT Bank Rakyat Indonesia Persero tersebut dituangkan dalam Akta Pendirian No. 113 tanggal 31 Juli 1992, yang dibuat dihadapan Muhani Salim, S. H., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2- 6584.HT.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992 dan telah didaftarkan dalam buku register pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.21551992 pada tanggal 15 Agustus 1992, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.73, Tambahan No.3A tanggal 11 September 1992. Pada tanggal 3 Oktober 2003 berdasarkan akta No.6 tanggal 3 Oktober 2003 status BRI berubah menjadi Perusahaaan Perseroan Terbatas Terbuka, sehingga untuk selanjutnya PT Bank Rakyat Indonesia Persero berubah menjadi PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Bank Rakyat Indonesia memperoleh izin untuk melakukan Penawaran Umum Perdana sesuai dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang tertuang dalam Surat No.P.0014690DPRRI2003 tanggal 8 September 2003 mengenai Persetujuan Tentang Rencana Penawaran Umum perdana IPO PT Bank Rakyat Indonesia Persero, setelah peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 49 tahun 2003 tanggal 13 Oktober 2003 tentang penjualan saham pada perusahaan perseroan Persero PT Bank Rakyat Indonesia. Bank Rakyat Indonesia melakukan pencatatan perdana sahamnya di Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES pada tanggal 10 Nopember 2003. Januari 2004, BRI telah melakukan penawaran umum obligasi subordinasi 1. Kegiatan BRI didasarkan pada pelayanan masyarakat kecil. Hal ini tetap konsisten dilakukan hingga saat ini, yaitu dengan berfokus kepada pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Seiring dengan perkembangan dunia Perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini BRI memiliki unit kerja yang terdiri dari 13 Kantor Wilayah, 324 Kantor Cabang Dalam Negeri, 147 Kantor Cabang Pembantu, 8 Cabang Bank Syariah, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 Kantor New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

4.1.2. Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia

Visi dari Bank Rakyat Indonesia adalah Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Sedangkan untuk Misinya adalah Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat, memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak - pihak yang berkepentingan

4.1.3. Kegiatan Usaha

BRI menjalankan usahanya melalui divisi-divisi bisnis mikro, bisnis ritel, bisnis umum, unit bisnis syariah serta divisi treasury dan internasional fokus bisnis yang mengarah pada pemberdayaan usaha mikro telah menjadi basis yang kuat yang menempatkan BRI sebagai bank terbesar kedua dari sisi penyaluran kredit per posisi September 2004. BRI melayani nasabah mikro melalui jaringan BRI unit yang diperpanjang dengan Pos Pelayanan Desa PPD. Jaringan bisnis yang dibangun BRI merupakan unsur pendukung utama sehingga BRI dapat menguasai segmen ini. Per tanggal 31 Desember 2004, persentase kredit mikro adalah sebesar 37,06 terhadap total kredit. Produk yang dikelola oleh divisi ini adalah produk pinjaman dan produk simpanan. Produk pinjaman yang ditawarkan berupa Kupedes Modal Kerja dan Kupedes Investasi yang diberikan pengusaha mikro dan pelaku usaha lainnya serta Kupedes untuk golongan berpenghasilan tetap yang diberikan untuk pekerja perusahaan swasta, lembaga-lembaga pemerintah, BUMN, terutama Pegawai Negeri Sipil dan Pensiunan. Produk simpanan berupa giro, tabungan dan deposito berjangka termasuk Sertifikat Deposito. Produk pinjaman yang diberikan adalah Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi, UKM, serta kredit Golbertap yang diberikan kepada perorangan yang bekerja pada perusahaan swasta, BUMN dan institut pemerintah. Produk simpanan berupa simpanan, giro, deposito berjangka dan sertifikat deposito yang dikelola divisi Consumer Banking. Produk lain yang ditawarkan adalah LC, bank garansi, produk-produk treasury dan reksa dana melalui relationship manager.

4.1.4. Sasaran Jangka Panjang BRI

Bank Rakyat Indonesia memiliki sasaran jangka panjang diantaranya yaitu 1. Menjadi bank sehat dan salah satu dari lima bank terbesar dalam asset dan keuntungan. 2. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah. 3. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan agribisnis. 4. Menjadi salah satu bank go publik terbaik. 5. Menjadi bank yang melaksanakan good corporate governance secara konsisten. 6. Menjadikan budaya kerja BRI sebagai sikap dan perilaku semua insan BRI.

4.2. Keuntungan Bank