2.5. Perhitungan Suku Bunga Kredit
Dalam industri perbankan yang sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis.
Bank-bank yang mampu mengendalikan komponen-komponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit Lending rate akan mampu
menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya. Faktor penentu suku bunga meliputi Cost of Loanable
Fund COLF, Overhead Cost, Risk Factor, Spread, faktor nasabah, bank
pesaing, dan pajak Hasibuan, 2001. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan sebagai faktor internal dan faktor eksternal lihat gambar 3.
Gambar 3. Faktor-faktor Penentu Suku Bunga
2.5.1. Faktor Internal Penentu Suku Bunga Kredit a. Cost Of Loanable Funds
Biaya dana bank menurut pendekatan ini dihitung dengan memperhatikan peran masing-masing sumber dana dan faktor
lain yang secara langsung mempengaruhi biaya dana misalnya
Faktor-faktor yang Menentukan Suku Bunga Kredit
Faktor Internal Faktor Eksternal
1. Cost Of
Loanable Fund 2.
Overhead Cost 3.
Risk Factor 4.
Spread 1.
Faktor Nasabah 2.
Bank Pesaing 3.
Pajak
ketentuan tentang cadangan wajib atau likuiditas wajib minimum reserve requirement. Konsep ini secara langsung
menentukan biaya dana yang harus dibayar oleh bank untuk setiap rupiah dana setelah dikurangi dengan bagian dana yang
harus dipelihara bank sebagai cadangan wajib. Cost Of Loanable Fund
itu sendiri pengaruhi oleh beberapa komponen. 1. Reserve requirement RR
Reserve requirement adalah ketentuan bagi setiap
bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib
minimum berupa rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia.
2. Loan To Deposit Ratio LDR Loan to Deposit Ratio
adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan
jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, dana yang
dihimpun bank dalam penerapan rasio tersebut adalah dana masyarakatdana pihak ketiga, kredit likuiditas Bank
Indonesia KLBI dan modal inti bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank.
3. Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK Batas Maksimum Pemberian Kredit adalah
ketentuan tentang tidak diperbolehkannya suatu bank untuk memberikan kredit, baik kepada nasabah tunggal maupun
kepada nasabah grup yang besarnya melebihi 20 dari besarnya modal bank yang bersangkutan.
b. Overhead Cost Overhead Cost
adalah seluruh biaya di luar biaya dana yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan kegiatannya.
Biaya-biaya yang termasuk dalam overhead cost ditanggung oleh seluruh jumlah aktiva yang menghasilkan pendapatan atau
total aktiva produktif Total Earning Assets. Dalam menentukan besarnya persentase overhead cost
terhadap tingkat lending rate, tiap-tiap bank memiliki kebijakan sendiri.hal ini sangat tergantung pada tingkat efisien
bank yang bersangkutan didalam mengontrol biaya-biaya serta kemampuan bank dalam memperluas earning assetnya. Bank
yang memiliki volume kredit yang besar akan cenderung memiliki overhead cost yang rendah, dengan syarat bank
tersebut mampu mengendalikan biaya dalam batas-batas yang wajar normal.
c. Risk Factor Risk factor
adalah komponen dalam penentuan lending rate
yang sangat mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kredit bermasalah termasuk kredit macet. Penentuan besarnya
risk factor terhadap lending rate ditujukan untuk berjaga-
berjaga terhadap kemungkinan terjadinya resiko kredit. Eksekutif perbankan berusaha untuk menekan tingkat
risk factor sebagai komponen lending rate dalam upaya
memperbesar pendapatan dan menghadapi persaingan dalam industri perbankan. Dalam hal ini, untuk meningkatkan
pelayanan bank bagi nasabah-nasabah utamanya prime customers, bank dapat saja menghilangkan atau menekan
serendah mungkin komponen risk factor tersebut. Berbagai bentuk resiko yang perlu dipahami yaitu :
1. Resiko dari sifat usaha, antara lain : Di dalam masyarakat terdapat ribuan jenis uasaha
yang mempunyai sifat yang berbeda satu sama lainnya, dimana masing-masing mempunyai ciri-ciri khusus dalam
melaksanakan kegiatannya. Dan kegiatan yang satu dengan
kegiatan yang lain mengandung tingkat resiko yang berbeda-berbeda. Tingkat resiko usaha dengan berbagai
kriteria antara lain : a
Turn over usaha makin tinggi maka semakin tinggi resikonya.
b Tingkat spesifikasi atau kekhususan usaha, semakin
khusus bidang usaha semakin tinggi resikonya. c
Investasi pada aktiva lancar modal kerja, semakin besar investasi pada modal kerja maka resiko akan semakin
tinggi. d
Usaha dengan padat modal pada negara berkembang akan mempunyai resiko yang lebih besar dibandingkan
dengan usaha yang banyak mengerahkan tenaga. e
Karena sifat usahanya itu sendiri yang beresiko tinggi. 2. Resiko Geografis
Resiko geografis mempunyai pengaruh terhadap besarnya resiko dari suatu kegiatan usaha. Resiko geografis
erat hubungannya dengan bencana alam yang sering terjadi pada suatu lokasi usaha tertentu.
3. Resiko Politik Banyak kegagalan perkreditan karena tidak adanya
kebijaksanaan politik yang jelas. Oleh karena itu kestabilan politik di suatu negara atau daerah merupakan faktor yang
cukup menentukan dalam keberhasilan kegiatan usaha. 4. Resiko uncertainty
Faktor ketidakpastian
akan menimbulkan
spekulasi dan setiap usaha yang berupa spekulasi akan mengandung
resiko yang tinggi karena segala sesuatunya tidak dapat direncanakan terlebih dahulu dengan baik.
5. Resiko Inflasi Bentuk resiko yang lain yang sifatnya abstrak
adalah resiko karena adanya inflasi. Walaupun utang pokok dan bunga telah dibayar lunas oleh nasabah, tetapi pada
masa inflasi yang tinggi bank telah menderita penurunan terhadap daya beli dari rupiah yang dipinjamkan kepada
nasabahnya. d. Spread
Spread atau net margin adalah pendapatan bank yang
utama dan akan menentukan besarnya pendapatan bersih net income bank. Besarnya net margin bervariasi, tergantung
kepada besarnya volume kredit yang disalurkan bank. Besar kecilnya volume kredit akan berpengaruh terhadap margin
antara cost of funds dan tingkat bunga pinjaman Lending Rate.
Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung kepada bagaimana pihak bank menerapkan strategi bank serta target
market -nya. Pengelompokan jenis industri serta peringkat
usaha bank merupakan salah satu pertimbangan untuk menetapkan tinggi rendahnya spread. Dalam praktek
perbankan di Indonesia, eksekutif bank menetapkan spread net margin sebesar 2 hingga 3 yang merupakan harga
yang layak sebagai komponen dari lending rate.
2.5.2. Faktor Eksternal Penentu Suku Bunga Kredit
1. Faktor Nasabah Di dalam kondisi pasar yang bersaing harga akan terjadi
pada titik kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin terjadi karena pembeli adalah mempunyai hak
sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank suku bunga kredit yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik
bagi nasabah tersebut.
2. Bank Pesaing Untuk memperoleh nasabah sebanyak mungkin sesuai
masing-masing target, harga atau tingkat suku bunga kredit merupakan faktor yang menentukan, sehingga tingkat suku
bunga kredit perlu dipertimbangkan. 3. Pajak
Pembebanan pajak sebagai komponen dari penentuan tingkat bunga kredit Lending rate dapat dibebankan penuh
atau sebagian, tergantung pada kebijakan bank yang bersangkutan dalam menghadapi persaingan.
2.6. Penentuan Suku Bunga dan Tingkat Hasil Pengembalian