Jumlah eritrosit TINJAUAN PUSTAKA

Antikoagulan Banyak antikoagulan yang dapat digunakan untuk memperoleh sampel darah yang bebas dari gumpalan dan untuk digunakan dalam analisis darah. Salah satu contohnya adalah heparin, polisakarida terkonjugasi yang merupakan antikoagulan alami yang diproduksi oleh basofil dalam darah dan oleh sel mast di seluruh tubuh. Sel mast merupakan bagian dari jaringan ikat yang melingkupi kapiler paru-paru dan organ lain. Dari jaringan ini, heparin dilepaskan dan lewat ke dalam kapiler-kapiler. Dengan konsentasi 0,2 mg heparin per mililiter darah sudah dapat digunakan sebagai antikoagulan. Walau bagaimanapun, 1 mg heparin dapat mencegah koagulasi dari 100-500 ml darah pada suhu 0 o C dan 10-20 ml darah pada suhu ruang. Satu unit heparin adalah mendekati 0,01 mg sodium heparin Swenson 1984. Antikoagulan yang biasa digunakan dalam transfusi darah pada hewan adalah sodium sitrat. Sitrat berkombinasi dengan ion kalsium dari plasma, membentuk suatu garam kalsium yang tidak dapat larut insoluble. Satu hal yang harus diperhatikan dalam transfusi darah adalah tidak memberikan terlalu banyak sitrat karena sitrat dapat berkombinasi dengan sejumlah ion kalsium yang dapat menyebabkan hipokalsemia yang mungkin dapat mengganggu fungsi saraf dan otot kerangka serta otot jantung yang berakibat tetani. Sodium sitrat dan garam sejenisnya digunakan pada konsentrasi 0.2-0.4 dari darah untuk mencegah koagulasi. Garam potasium tidak digunakan pada transfusi karena adanya kemungkinan menyebabkan hambatan jantung. Antikoagulan lain yang dapat digunakan adalah sodium, potasium dan garam ammonium dari oxalat dan fluoride serta suatu senyawa seperti ethylenediaminetetraacetic acid EDTA. Heparin dan EDTA biasanya digunakan untuk menjaga ukuran eritrosit tetap stabil. Garam amonium memperbesar ukuran sel dan garam potasium menyebabkan sebaliknya Swenson 1984. Packed Cell VolumeHematokrit Volume sel yang berada dalam darah yang bersirkulasi biasanya lebih sedikit dibandingkan volume plasma. Tabung dan sentrifuse hematokrit digunakan untuk mendapatkan nilai PCV dengan cepat dalam 5 menit. Lapisan yang dipenuhi leukosit berada di atas lapisan yang berisi eritrosit. Lapisan ini disebut juga dengan buffy coat. PCV menyatakan persen volume dari sel dalam darah setelah disentrifuge. Pada hewan normal PCV sebanding dengan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin Widjajakusuma dan Sikar 1986. Kebanyakan spesies dari hewan domestik memiliki nilai PCV dari 38 hingga 45 dengan rata-rata 40. Kuda berdarah dingin biasanya memiliki nilai PCV dari 35 sampai 45 persen; sapi yang sedang menyusui 32-35; dan ayam 30-38. ayam jantan dewasa dapat mencapai nilai 35-40. Hemokonsenterasi berhubungan dengan dehidrasi, asfixia, atau rasa gembira yang menyebabkan dilepaskannya eritrosit yang berpusat di limpa yang mengakibatkan tingginya nilai PCV yang abnormal. Reece dan Walthstrom menemukan bahwa kegembiraan pada anjing menyebabkan 9-13 persen kenaikan PCV dengan nilai yang berubah dari 42 sampai 53 persen. Dalam keadaan gembira, epinefrin mengakibatkan limpa mengalami kontraksi. PCV mendekati 3 kali lipat konsentrasi hemoglobin dalam gdl Swenson 1984. Hemoglobin Hemoglobin, pigmen pada eritrosit, adalah protein terkonjugasi yang kompleks dan mengandung zat besi terdiri dari sebuah pigmen dan sebuah protein sederhana. Proteinnya adalah globin, histon. Warna merah dari hemoglobin disebabkan oleh heme, sebuah campuran metalik yang mengandung sebuah atom besi. Biosintesis dari hemoglobin dimulai dalam rubrisit polikromatofil eritroblast dan dilanjutkan dalam tahap subsequen dari perkembangan sel. Selama material nuklear masih ada dalam sel, baik sel berada dalam sumsum tulang ataupun dalam darah yang bersirkulasi, pembentukan hemoglobin terus berlangsung hingga materi nuklear tersebut hilang. Retikulosit yang mengandung RNA dan bagian dari nukleus memiliki kemampuan untuk mensintesis hemoglobin Swenson 1984.