C. Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Tugas Inspektorat
Aktivitas merupakan kegiatan organisasi yang merupakan penjabaran kebijakan sebagai arah pencapaian tujuan dan sasaran yang memberi kontribusi
bagi pencapaian tujuan organisasi khususnya organisasi pemerintahan.
48
1. Kualitas Sumber Daya Manusia SDM
Kegiatan Inspektorat Provinsi Sumatera Utara pada hakekatnya merupakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Sumatera Utara
sesuai dengan tugasnya dan fungsi pokoknya, disamping itu rencana kegiatan yang ditetapkan dapat dijadikan standar keberhasilan unit kerja dan sekaligus
dapat dijadikan indikator kinerja yang dapat dicapai dari waktu ke waktu. Namun seiring dengan pelaksanaan tugas Inspektorat Provinsi Sumatera Utara pasti
menghadapi kendala-kendala dan masalah dalam pelaksanaan tugasnya sebagai lembaga teknis yang membantu Kepala Daerah Gubernur Sumatera Utara dalam
melakukan pengawasan fungsional di wilayah otonominya. Kendala-kendala dan masalah yang sering dihadapi Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara diantaranya terdiri dari :
Salah satu masalah yang dihadapi Inspektorat Provinsi dalam pelaksanaan tugasnya adalah Sumber Daya Manusia aparatur pengawas di lingkungan
Inspektorat itu sendiri. Persoalan SDM ini terjadi pada lembaga itu sendiri disebabkan karena kurang meratanya spesifikasi bidang keilmuan yang dimiliki
aparatur pengawas yang dibebankan kepada lembaga Inspektorat Provinsi Sumatera Utara tersebut. Bukan hanya satu bidang tetapi meliputi bidang
ekonomi, akuntasi, pendidikan, hukum, lingkungan, pekerjaan umum, dan
48
Sujamto., Beberapa Pengertian Di Bidang Pengawasan, Edisi II, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985, hal. 30.
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, sementara mengenai jumlah kuantitas dari aparatur Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dinilai Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara
masih cukup memadai dengan melihat kepada luasnya objek pengawasan pada Pemerintahan Daerah Provinsi Sumatera Utara, hanya yang menjadi permasalahan
karena kurang meratanya spesifikasi keilmuan yang dimiliki sehingga berakibat pada keterbatasan kemampuan lembaga pengawasan Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara itu sendiri serta akan berakibat buruk kepada pelaksanaan tugas SDM aparatur pengawas dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.
Padahal pengembangan keilmuan SDM diyakini merupakan jawaban
dari setiap masalah yang terjadi dalam setiap organisasi, demikian pula halnya di sektor pemerintahan. Pengembangan keilmuan SDM dalam suatu organisasi
formal dalam birokrasinya sudah merupakan suatu keharusan untuk dimiliki, terlebih lagi selaku subyek pembangunan yang merupakan ujung tombak
pemerintahan. Oleh karena keterbatasan kemampuan SDM yang kurang memadai ini, gilirannya hanya akan memberikan sumbangan yang terbatas bagi pencapaian
tujuan organisasi pemerintahan. Disaat era globalisasi dan era reformasi saat ini, peranan SDM aparatur
pengawasan semakin penting karena merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan program-program pemerintahan
di daerah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi dan desakan reformasi total dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah
memacu tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan disegala bidang. Fungsi pemerintah mulai bergeser dari pelaksana menjadi pengarah, dari organisasi yang
memiliki paradigm pengandalan tenaga yang banyak dan murah comparative
Universitas Sumatera Utara
advantage menjadi paradigm organisasi dan SDM yang efesien berbasis pada pengetahuan dan keterampilan competitive advantage.
49
a. SD
: 1 orang SDM merupakan elemen terpenting dalam mewujudkan kinerja organisasi
dengan baik. Sering kali kelemahan pada aspek SDM berekses pada lemahnya tujuan yang diinginkan. Hal ini juga dialami oleh Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara. Profesionalisme kerja yang diharapakan dapat dibangun dari kualitas SDM yang ada kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Manakala kondisi ini terus
terjadi, dikhawatirkan justru menyebabkan lemahnya fungsi pengawasan Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sebagai lembaga yang menjalankan
pengawasan fungsional dengan tanggung jawab yang sangat besar. Apalagi akan adanya kerja sama dan pelimpahan tugas pengawasan dengan beberapa
departemen atas proyek-proyek APBN didaerah, pengusaaan pengetahuan yang spesifik dibidang pendidikan, perikanan, perindustrian, sosial dan sebagainya
semakin diperlukan dalam tugas pengawasan. Sumber daya manusia Inspektorat Provinsi Sumatera Utara pada saat ini
berjumlah 132 orang, dimana 80 orang diantaranya menduduki Jabatan Fungsional Auditor sedangkan 52 orang sebagai tenaga administrasi pendukung
yang berada dibawah sekretariat. Adapun latar belakang tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :
b. SLTP
: - orang c.
SLTA : 13 orang
d. Sarjana Muda D3
: 5 orang
49
Sujamto., Op. cit., hal. 42
Universitas Sumatera Utara
e. Sarjana Strata 1 S-1
: 113 orang yang terdiri : 1 38 orang Sarjana Ekonomi
terdiri dari : - 13 orang Sarjana Ekonomi Akuntansi -
25 orang Sarjana Ekonomi Manajemen. 2 29 orang Sarjana Hukum
3 25 orang Sarjana Sosial dan Politik 4 7 orang Sarjana Teknik Sipil
5 10 orang Sarjana Pertanian 6 1 orang Sarjana Biologi
7 2 orang Sarjana Agama 8 1 orang Dokter Hewan
f. Sarjana Strata 2 S-2 Dari 113 orang SDM yang telah mendapat gelar S-1 tersebut diatas, 40
orang diantaranya sudah memperoleh gelar S-2 yang terdiri dari : 1
25 orang dengan gelar Magister Manajemen MM 2
8 orang dengan gelar Magister Sains MSi 3
3 orang dengan gelar Magister Administrasi Publik MAP 4
1 orang dengan gelar Magister Humaniora MHum 5
1 orang dengan gelar Magister Hukum MH 6
1 orang Spesialis Notaris SPN 7
1 orang dengan gelar Magister Ekonomi ME 2.
Sarana dan prasarana operasional tugas Pengadaan sarana dan prasarana operasional Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara sampai saat ini masih juga menjadi kendala dalam pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
tugas dalam bidang pengawasan fungsional di lingkungan pemerintahan daerah Provinsi Sumatera Utara. Melihat kepada keadaan riil luas wilayah Provinsi
Sumatera Utara, sebagai lembaga pengawas sudah tentu membutuhkan sarana operasional yang memadai terdiri dari alat transportasi serta dana operasional.
Tetapi sungguh ironis yang terjadi bahwa hal-hal yang dihadapi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara cukup berat. Disamping kurangnya sarana dan prasarana
pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, juga kurangnya aspek pendanaan operasional. Hal ini disebabkan karena anggaran yang tidak rasional, beban tugas
yang sangat berat akan tidak dapat berjalan dengan baik. Padahal selama ini dalam pelaksanaan tugas pengawasan, khususnya untuk
melaksanakan tugas regular setiap bulannya Inspektorat Provinsi Sumatera Utara menurunkan 10 sepuluh tim pemeriksa yang satu timnya terdiri dari 7 tujuh
sampai 8 delapan kondisi pelaksanaan yang ada, sebenarnya sungguh tidak mungkin dilaksanakan tugas Inspektorat dengan maksimal apabila sarana dan
prasarana pelaksanaan tugasnya minim sementara tuntutan tugas sebagai lembaga pengawasan di lingkungan pemerintahan daerah Provinsi Sumatera Utara harus
tetap dilaksanakan. Adakalanya Irjen Kementerian Pekerja Umum PU, Pendidikan meminta tenaga pengawas Inspektorat Provsu untuk melakukan join
audit pada beberapa KabupatenKota di Sumatera Utara. Fasilitas Inspektorat Provinsi Sumatera Utara adalah hanya sebatas penyediaan tenaga pengawas yaitu
tenaga auditor yang telah dilatih dengan pendidikan khusus misalnya bidang Pekerjaan Umum Kementrian PU ataupun Pendidikan Kemendiknas.
Universitas Sumatera Utara
3. Masih terdapat tumpang tindih pemeriksaan
Koordinasi Aparat Pengawas Internal maupun Eksternal Pemerintah baik Pusat, Provinsi dan KabupatenKota serta Aparat Penegak Hukum APH belum
efektif sehingga adakalanya masih terjadi tumpang tindih pemeriksaan. Adapun contohnya, saat Inspektorat Provinsi Sumatera Utara melakukan pemeriksaan
pada salah satu kabupaten kota maupun salah satu SKPD yang ada di Provinsi Sumatera Utara, dalam waktu yang bersamaan ada tim pemeriksa dari BPK
ataupun Kejaksaan maka Inspektorat Provinsi Sumatera tidak dapat melakukan pemeriksaan meskipun sesuai dengan jadwal Program Kerja Pemeriksaan
Tahunan PKPT. 4.
Tindak lanjut hasil pemeriksaan belum optimal Masalah penyelesaian tindak lanjut atas temuan pemeriksaan kurang
optimal. Hal ini terjadi karena pimpinan satuan kerja sebagai penanggung jawab tindak lanjut masih ada yang lalai dan kurang sungguh-sungguh dalam
menindaklanjuti hasil pemeriksaan.
D. Upaya Mengatasi Kendala-Kendala Yang Dihadapi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.