Analisis rasio keuangan terutama bertujuan untuk mendapat gambaran tentang baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat dianalisis. Berdasarkan
hasil analisis tersebut manajemen akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan. Informasi tersebut dapat membantu manajer dalam
memahami apa yang perlu dilakukan perusahan selain itu manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan tidak
hanya penting bagi pihak manajemen tetapi penting juga bagi pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak ekstern, analisis rasio keuangan penting untuk memperoleh gambaran
tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan keuangan perusahaan tersebut mereka dapat memutuskan apakah akan tetap
menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut atau tidak. Manfaat dari analisis rasio keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan
atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan angka rasio keuangan dengan standar yang ditetapkan maka akan diperoleh manfaat lain yaitu
dapat diketahui apakah dalam aspek keuangan tertentu perusahaan berada di atas standar di bawah standar. Apabila perusahaan berada di bawah standar, maka manajemen akan
mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk kemudian diambil kebijakan keuangan untuk dapat menaikkan rasio perusahaannya kembali.
D. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Ada banyak jenis-jenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam melakukan analisa keuangan. Horne 2005 : 204 mengemukakan jenis-jenis rasio
keuangan adalah sebagai berikut.
Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek dari ’kondisi keuangan’
perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio- rasio ini disebut dengan rasio neraca balance sheet ratio, karena baik
pembilang maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama
periode waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Rasi-rasio ini disebut sebagai laporan rugi laba income statement ratio atau rasio laba rugineraca income
statementbalance sheet ratio.
Adapun rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ratio likuiditas, rasio leverage dan rasio aktivitas.
1 Rasio likuiditas
Rasio likuiditas biasa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendek seperti
pemasok dan bankir. Menurut Horne 2005 : 2006 ”rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya”.
Perusahaan memerlukan sejumlah kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sebagaimana yang dikemukakan Wild dkk 2005
:9 ”likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Likuditas tergantung
pada arus kas perusahaan dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancar. Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Masing-masing rasio
likuiditas mencerminkan perspektif yang berbeda dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio
likuiditas tersebut menurut Tampubolon 2005 : 36 ”antara lain Rasio
Lancarcurrent ratio, Rasio Cepatquick ratio, Rasio kascash ratio”.
2 Rasio leverage.
Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber yaitu kreditor dan pemegang saham. Rasio leverage rasio utang menurut Horne
2005 : 209 adalah ”rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang.” Rasio leverage disebut juga rasio solvability. Menurut
Darsono 2005 :54 ”rasio leverage atau rasio solvability adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika
perusahaan tersebut dilikuidasi”. Menurut Tampubolon 2005 : 37, pada dasarnya rasio leverage yang
lazim digunakan adalah Debt to Asset RatioDAR, Debt to Equity RatioDER, Equity MultiplerEM, Interest Coverage atau Time Interest Earned”.
3 Rasio aktivitas
Rasio aktivitas sering juga disebut sebagai rasio efisiensi atau rasio pemanfaatan aktiva. Rasio aktivitas activity ratio menurut Horne 2005 : 212,
”rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya”. Rasio aktivitas atau rasio pemanfaatan aktiva menurut Wild, et al 2005 :40: ”
yang mengaitkan penjualan dengan berbagai kategori aktiva, merupakan penentu penting ROI”.
Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas cash turnover, rasio perputaran piutang usaha account receivable turnover, perputaran persediaan
inventory turnover, perputaran modal kerja working capital turnover, perputaran aktivas tetap fixed assets turnover, dan perputaran total aktiva total assets
turnover. Rasio aktivitas memberikan indikasi bagaimana sebuah perusahaan dapat
mengelola aset dengan baik. Penggunaan aset secara efisien akan meninimalisasi kebutuhan untuk investasi. Pengurangan investasi berarti adalah resiko yang kecil
dan biaya yang rendah. Rasio aktivitas ini memberikan indikasi bagaimana sebuah perusahaan dapat mengelola aset dengan baik. Dua rasio aktivitas yang harus sering
digunakan oleh para manajer adalah rasio perputaran piutang days receivables outstanding dan rasio perputaran persediaan inventory turnover.
E. Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba