Pembuatan Prototype Monitoring Volume dan Suhu Oli Menggunakan Handphone Android

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Budiharto, W, 2004, Interfacing KomputerdanMikrokontroler, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tanutama, S, 1992, PengantarKomunikasi Data. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.

Bejo.A.”C dan AVR Rahasia kemudahan bahasa C dalam Mikrokontroler Atmega 8535 EdisiI.Penerbit :GrahaIlmu 2008.

Bejo.A.”C dan AVR Rahasia kemudahan bahasa C dalam Mikrokontroler Atmega 8535 EdisiI.Penerbit :GrahaIlmu 2008

Malvino, Albert Paul, Prinsip-PrinsipElektronika, EdisiKedua, PenerbitErlangga, Jakarta, 1995.

Agfianto,TeknikAntarmukaKomputer:KonsepdanAplikasi, EdisiPertama, Penerbit: GrahaIlmu, Yogyakarta, 2002


(2)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Diagram Blok Rangkaian

Pembuatan alat monitoring volume dan suhu oli pada mesin menggunakan system android via Bluetooth terdiri dari Sensor reristansi, ultrasonic dan lm35, Mikrokontroler ATmega8535, Interface, CPU, SmartPhone yang menggunakan sistem android. Pembuatan alat monitoring volume dan suhu oli pada mesin menggunakan system android via Bluetooth ditunjukkan pada gambar berikut :

SUHU

OLI SUHU

MESIN

LEVEL OLI

ATMEGA 8535

INTERFACE PONSEL ANDROID BLUETOOTH

USER SENSOR

KONTROLER MEDIA

MONITORING HC - 05


(3)

Cara kerja diagram blok:

Sensor mendeteksi parameter yaitu level oli,suhu dan tegangan output. Data sensor kemudian di kalibrasidan di konversikan menjadi nilai sebenarnya, kemudian dikirim melalui Bluetooth ke ponsel. Pada ponsel android digunakan aplikasi sistem monitoring yang tersedia untuk mengakuisisi data-data paremeter tersebut. Data ditampilkan berupa nilai sebenarnya dalam angka dan grafik, sehingga pengguna lebih mudah membaca data tersebut. Tujuan dan manfaat rancangan ini untuk memantau kondisi mesin secara real time dengan mudah.

3.2 Rancangan Pengendali Sistem

Rancangan pengendali adalah berupa sebuah rangkaian kontrol yang bekerja sebagai pengendali utama. Rangkaian terdiri dari beberapa bagian antara lain yaitu :

a. Sensor b. Kontroler

c. Output ( Bluetooth Adapter) 3.2.1 Sensor

Sensor yang di gerakkan ada bebarapa jenis yaitu : a. Sensor Level Tangki


(4)

A. Sensor Level Tangki

Gambar 3.2 RangkaianSensor Level Tangki

Sensor Level Tangki adalah sensor yang berfungsi mendeteksi isi tangki bbm dimana sensor akan memberikan informasi ketinggian level oli yang ada dalam tangki. Tipe sensor yang digunakan adalah sensor ultrasonic SR – 04. Cara kerja sensor ini adalah mendeteksi jarak dengan cara memancarkan siganal ultrasonic dan menunggu pantuan signal tersebut. Jika signal dipantulkan oleh objek tertentu. Dalam hal ini permukaan air pantulan akan di baca kembali oleh sensor dengan tenggang waktu tertentu. Pada saat di pancarkan hingga di terima kembali. Dengan mendeteksi waktu dan kecepatan suara dapat di hitung jarak sensor dengan objek melalui deteksi ketinggian dan perhitungan dimensi tangki dapat di cari sisa atau isi oli dalam tangki.


(5)

B. Sensor Suhu

Sensor suhu yang digunakan adalah LM35 dimana sensor berfungsi mendeteksi suhu generator sedangaktif. Berguna untuk mendeteksi suhu adalah untuk mengetahui kondisi genset apakah beroperasi secara normal atau diluar batas.

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Suhu

Sensor LM35 mengeluarkan output tegangan yang equivalen dengan sensor sekitar. Kemampuan baca sensor LM35 adalah mulai dari -50˚c hingga +150˚c. Resolusi sensor adalah 10 mv/˚c. Dengan demikian jika tegangan keluaran resistor adalah 0.5 v berartisuhu yang terdeteksi adalah 50˚c.Output sensor diberikan pada masukan analog kontroler.


(6)

3.2.2 Mikrokontroler

Gambar 3.4 RangkaianMikrokontroler

Mikrokontroler merupakan komponen utama yang berfungsi mengendalikan system. Dalam rancangan ini fungsi mikrokntroler adalah membaca data sensor dan mengkalibrasi kenilai sebenarnya kemudian mengirimnya ke ponsel dengan gelombang radio. Tipe mikrokontroler yang digunakana dalah Atmega8535. Mikrokontroler di program dengan bahasa C


(7)

yaitu CAVR versi 2.0.4.9 yang terdapat beberapa masukan dan satu keluaran. Masukan-masukan tersebut adalah masukan analog untuk sensor suhu dan tegangan ,kemudian masukan digital untuk sensor ultrasonic.Sensor analog di program pada PORT A.0 untuk sensor tegangan, dan PORT A.1 untuk sensor suhu. Sedangkan untuk masukan digital di program pada port B untuk sensor ultrasonic yaitu pada PORT C.0 dan PORT C.1. Output mikrokontroler adalah data serial beradapada PORT D.1 yang terhubung pada Bluetooth adapter.

3.2.3 Power Supply Adapter

Gambar 3.5 Rangkaian Power Supply Adapter

Sensor Tegangan adalah sensor yang memberikan informasi tegangan, dalam hal ini adalah tegangan output. Sensor terbuat dari sebuah rangkaian penurunan tegangan dan sepasang resistor pembagi tegangan. Tegangan diturunkan dari level 220 v menjadi 12 v dc. Hal ini dilakukan oleh sebuah trafo step down dan peyearah setelah tegangan menjadi dc 12 v antara 0 v hingga 5 v. Rangkaian pengkondisi signal tersebut adalah resistor pembagi tegangan yaitu 2 buah resistor yang di serikan dan pertengahan sambungan resistor sebagi output. Sensor ini memberikan teganga nmaksimal 5 v sebagai equivalen tegangan output genset


(8)

dengan nilai maksimum 280 v. Dengan mengkalibrasi data sensor tersebut dapat di tentukan output.

3.2.4 Bluetooth adapter

Gambar 3.6 RangkaianBluetooth adapter

Bluetooth adapter merupakan sebuah modul atau rangkaian terintegrasi dimana fungsi modul tersebut adalah memodulasi data serial dengan frekuensi tinggi kemudian memancarkannya ke udara. Bluetooth adapter bekerja dengan frekuensi 2.4 gigahertz dan data yang di kirim memiliki baudrate 9600 Bps. Data seri diberikan oleh mikrokontroler melalui port serial pada pin 15 yaitu PORT D.1. Protokol conection Bluetooth adapter adalah protocol standart yang ada pada ponsel umumnya.

Perlu kita ketahui bahwa pada smartphone yang menggunakan sistem android tidak mempunyai fitur program Bluetooth Elektronics untuk itu kita terlebih dahulu melakukan instalasi pada smartphone. Pertama yang dilakukan adalah membuka playstore pada smartphone lalu mencari Bluetooth electronics seperti gambar disamping. Langkah selanjutnya adalah dengan meng-instal file Bluetooth electronics di perangkat android. Bentuk tampilan Bluetooth electronics


(9)

perangkat android seperti pada gambar. Sebelumnya akan muncul tampilan menghidupkan Bluetooth seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.8 Pemberitahuan layanan menghidupkan Bluetooth di Hp Android

Gambar 3.7 Bluetooth Electronics di Playstore Android

MIKROKONTROLER HC-05

Tx Rx

DATA SERIAL

HP ANDROID

x

Tx Rx

Gambar 3.9 Conection antara mikro ke Hc-05 ke Aplikasi Hp Android Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa mikrokontroler sebagai transmitter sedangkan HC-05 sebagai receiver. Data yang digunakan merupakan data serial. Karena dalam alat ini kita hanya sebagai monitoring maka tidak kita gunakan HC-05 sebagai transmitter dan Mikrokontroler sebagai receivernya dan itu bisa kita


(10)

lihat pada gambar dengan menggunakan tanda x. Dan HC-05 sebagai Penghubung ke Aplikasi Bluetooth Elektronik di Hp Android sebagai media monitoring.

Format data serialnya sbb; printf("*V");

printf("%i",Volume); printf("*T");

printf("%i",Suhu);

Langkah-langkah menjalankan aplikasi Bluetooth elektronik pada Hp android terhadap HC-05:

1. Dijlankan aplikasi pada perangkat Android. Kita akan dihadapkan langsung pada menu setting. Masukkan nama setting baru di “HC-05”. Masukkan password yang telah kamu buat di Bluetooth electronics yang ada di HP di kotak “1234”.

2. Klik [Connect]. Pilih conection pairing di tampilan, lalu pilih HC-05 yang akan ditampilkan di perangkat android.

3. untuk mengambil data. Untuk hal tersebut, anda memang tidak dapat langsung mengambil data di hc-05 untuk ditransfer ke perangkat android. Namun, kita bisa memonitoring volume dan suhu yang diremote untuk mengirimkan parameter yang sudah kita edit di Bluetooth electronics. Kemudian kita akan pilih RUN dan akan langsung muncul tampilan yang kita edit sebelumnya.

4. Setelah selesai menggunakan, pastikan menutup koneksi antara HC-05 dan ponsel dengan menekan tombol menu kemudian klik [Disconnect] dan mematikan Bluetooth di android kita. Jika membutuhkannya lagi, kita bisa melakukan proses koneksi dengan cara yang sama dengan sebelumnya.


(11)

Gambar 3.10 Pemberitahuan pairing connecting to device di Hp Android Keterangan Gambar diatas merupakan tampilan pairing conection di hp android yang secara otomatis muncul tampilan hc-05.

Gambar 3.11Tampilan Menu sebelum di edit di Hp Android

Keterangan gambar diatas merupakan tampilan menu utama di hp android sebelum di edit sesuai dengan tampilan yang kita inginkan di display hp


(12)

Gambar 3.12 Menu parameter yang di edit di Hp Android

Keterangan gambar diatas merupakan tampilan yang kita inginkan di display hp android.Tampilan menu bar telah tersedia seperti gambar diatas.

Gambar 3.13Tampilan Menu selesai di edit di Hp Android

Keterangan gambar diatas merupakan tampilan menu utama di hp android sebelum di edit sesuai dengan tampilan yang kita inginkan di display hp android.


(13)

Gambar 3.14 Tampilan Monitoring di Hp Android

Keterangan gambar diatas merupakan tampilan display di hp android setelah di edit sesuai dengan tampilan yang kita inginkan di display hp android. Kemudian di RUN akan muncul seperti gambar tersebut. Dari display tersebut kita dapat memonitoring yang kita inginkan.


(14)

3.3 Flow Chart Rangkaian

START

INISIASI DAN NILAI AWAL

BACA MASUKAN DARI : SENSOR ULTRASONIK DAN

SUHU

KALIBRASI DATA SENSOR

OUTPUT DATA HASIL KALIBRASI KE PORT

SERIAL

OUTPUT RADIO MELALUI BLUETOOTH

SELESAI DATA TERKALIBRASI ?

Gambar 3.6 Flowchart pada Mikrokontroler

Gambar diatas merupakan gambar alir rangkaian pengendali, dimana diagram memperlihatkan alur kerja dari awal sampai selesai. Program dibuat untuk membaca masukan yang dideteksi oleh sensor. Data tersebut dikirim ke Bluetooth melalui port serial. Selain dikirim data juga dibandingkan dengan suatu batas tertentu dimana jika batas tersebut terlampaui, program akan mengaktifkan alaram/ buzzer.


(15)

BAB IV

PENGUJIAN DAN HASIL

Pada bab ini penulis akan membahas tentang pengambilan data dan menganalisa data-data tersebut juga membahas pengujian rangkaian dan program, dimana poin – poin yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

 Pengujian Power Supply Adapter

 Pengujian Sensor Suhu

 Pengujian Sensor Ultrasonik / Level

 Pengujian ATmega8535

 Pengujian Rangkaian keseluruhan

 Pengujian Program

4.1 Pengujian Power Supply Adapter

Sensor tegangan yang merupakan sensor yang terbuatdari resistor pembagi tegangan. Tegangan dapat dibaca melalui tegangan catudaya. Rangkaian dimana tegangan tersebut berasal dari tegangan AC yang di turunkan oleh trafo penurun tegangan atau step down. Pembagi tegangan berfungsi mengatur level tegangan agar dapat dibaca oleh mikrokontroler yaitu antara 0 volt sampai 5 volt dengan perbandingan khusus yaitu konstanta dapat dicari tegangan keluaran genset.

����������� =V sensor

5 � �1024

ContohTegangan sensor 2 volt maka����������� = 2

5 ��1024 = 450

Data yang di hasilkanoleh sensor tegangan setelah di konversi menjadi data biner 10 bit adalah 450 sedangkan tegangan genset yang terukuradalah 220 volt. Dengan demikian dibutuhkan angka kalibrasi untuk mendapatkan tegangan sebenarnya yaitu harus dibagi dengan 2.045 .

450

2.045 = 220 �

Dengan demikian dapat juga diketahui hasil dari konversi Tegangan kedalam bentuk bilangan biner, berikut


(16)

������������������������������=Masukan Tegangan

5 � �1024

Contoh Tegangan 2.5 volt maka didapat , ���������� =2.5 v

5 � �1024 = 512

Maka dari hasil data tegangan dalam bilangan biner adalah 512. Dalam Bilangan Biner dari 512 adalah 01 0000 0000

Setelah di uji dalam tampilan pada display akan terlihat tegangan 220 volt. Berikut adalah data pengujian dengan beberapa variasi tegangan yaitu :

Tabel 4.1 hasil pengujian tegangan Keluaran V

Sensor(volt)

Keluaran Dalam Bit

Keluaran di ukur Voltmeter(volt)

1 0011 0011 1.02

1.2 0111 1011 1.26

1.4 1000 1111 1.43

1.6 1010 0100 1.59

1.8 1010 0100 1.81

2 1011 0011 2.01

2.2 1000 0111 2.22

2.4 0110 1111 2.42

2.6 1 000 10100 2.63

2.8 1 0000 1010 2.81

3 1 0111 0011 3.01

Listing untukpengujian sensortersebutadalahsebagaiberikut:

for (x=0;x<25;x++){Sensor[x] = read_adc(0)*50/102;delay_ms(15); V = V + Sensor[x];}

V = V/25;

Dimana pada pengujian tersebut dilakukan dengan pengembalian data sebanyak 25 kali dan diambil rata-ratanya


(17)

4.2 Pengujian Sensor Suhu

Pengujian sensor suhu dapat dilakukan dengan mengukur suhu secara langsung dengan thermometer dan membandingkannya dengan tegangan keluaran sensor suhu. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan sebuah alat water heater dimana pada saat di beriarus, suhu akan naik perlahan. Pada saat itu mulai di ukur suhu sensor dengan thermometer, dimana output sensor suhu adalah tegangan yang mewakili suhu yang terdeteksi. Berikut adalah hasil pengukurannya;

Tabel 4.3 Hasil pengujian sensor suhu Thermometer V sensor

25 0.25

30 0.302

35 0.356

40 0.41

45 0.45

50 0.507

55 0.552

60 0.605

65 0.651

70 0.702

75 0.752

80 0.8

85 0.857


(18)

4.1 Grafik Pengujian Termometer dengan V Sensor Suhu

Data hasil pengukuran tegangan kemudian dikonversi menjadi data digital oleh ADC dimana data tersebut kemudian dikalibrasi untuk memproses data sesungguhnya. Berikut adalah perhitungan pengubah data analog menjadidigital ;

�����(��ℎ�) =V sensor

5 � �1024

Contoh

Data suhu 25 maka����������� (25) = 0.25 v

5 � �1024 = 51.2

Sedangkan yang dibaca oleh thermometer adalah 25, dengan demikian data tersebut harus dibagi dengan suatu konstanta kalibrasi. Dalam hal ini adalah 2.048 karena data adc yang bilangan berkoma tidak bisa dibaca program maka bilangan tersebut dibulatkan menjadi 2 . Setelah dibagi output data digital adalah 5.12 / 2 = 25.6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Thermometer


(19)

Tabel 4.3 Hasil pengujian hasil Data Digital Keluaran Thermometer Keluaran V sensor Keluaran Data Digital (suhu) Hasil Data Digital

25 0.25 51.2 25.6

30 0.302 61.8496 30.9248

35 0.356 72.9088 36.4544

40 0.41 83.968 41.984

45 0.45 92.16 46.08

50 0.507 103.8336 51.9168

55 0.552 113.0496 56.5248

60 0.605 123.904 61.952

65 0.651 133.3248 66.6624

70 0.702 143.7696 71.8848

75 0.752 154.0096 77.0048

80 0.8 163.84 81.92

85 0.857 175.5136 87.7568

90 0.909 186.1632 93.0816

4.2 Grafik Pengujian Termometer dengan V Sensor Suhu terhadap hasil digital 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Keluaran Thermometer

Keluaran V sensor


(20)

Dari Hasil Pengujian dengan bersamaan pada volume oli yang diukur dari ketinggian 100 ml sampai 500 ml maka di dapat hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Sensor suhu dengan Volume Oli

Volume Oli (ml)

Termometer ( C )

Data Sensor ( C )

100 40 41

200 40 42

300 45 45

400 50 50

500 55 56

Total 230 234

Grafik 4.3 Hasil Pengujian Sensor suhu dengan Volume Oli

����� %) = ITotal Data Termometer −Total Volume data sensor

Total Data Termometer �100%I

����� % = I230−234

230 �100%I

Error % = 1.73 % 0 10 20 30 40 50 60

0-100 100-200 200-300 300-400 400-500

Termometer ( C )

Data Sensor ( C )


(21)

4.3 Pengujian Sensor Ultrasonik / Level

Pengujian dilakukan dengan memprogram mikrokontroler untuk membaca sensor. Berikut adalah listing program untuk membaca sensor ultrasonic

{

PORTC.0 = 1; delay_us(20);

PORTC.0 = 0; TCNT1=0; V = 0;

while (1) {

for (x=0;x<25;x++){Sensor[x] = read_adc(0)*50/102;delay_ms(15); V = V + Sensor[x];}

V = V*10/405; V= V/25;

printf("*V");

printf("%i",V); printf("*");

Suhu = read_adc(7)/2; Read_US();

if (H <3 ){k = 0;} //menentukan konstanta kalibrasi

if ((H >= 3)&&(H <30)){k = 39;} //menentukan konstanta kalibrasi if ((H >=30)&&(H <50)){k = 45;}

if ((H >=50)&&(H <70)){k = 50;} if ((H >=70)&&(H <90)){k = 49;} if ((H >=90)&&(H <110)){k = 53;} if (H >= 110) {k = 56;}


(22)

Volume = (H*k)/10; printf("*T");

printf("%i",Suhu); printf("*"); printf("*M");

printf("%i",Volume); printf("*");

if (Suhu > 62) {printf("*LR255G0B0");printf("*");printf("*A");printf("*");} if (Volume <= 2)

{printf("*LR255G0B0");printf("*");printf("*A");printf("*");} if (PINC.2 == 1)

{printf("*LR255G0B0");printf("*");printf("*A");printf("*");} if (PINC.2 == 0) {printf("*LR0G255B0");printf("*");} if ((V < 180)||(V > 230)||(Volume < 100)){PORTB.0 = 1;delay_ms(100);PORTB.0 = 0;printf("*D");printf("*");}

if (PINC.2 == 1){printf("*DOil Empty");printf("*");PORTB.0 = 1;delay_ms(500);PORTB.0 = 0;printf("*D ");printf("*");} delay_ms(500);

} }

void Read_US(void) { PORTC.0 = 1; delay_us(20); PORTC.0 = 0; TCNT1=0;


(23)

while (PINC.1 == 0){}; TCCR1B=0x02;

while ((PINC.1 == 1) && !(TIFR & 0x80)); TCCR1B=0x00;

Tank = TCNT1;

if ( Tank < 1000 ) {Tank = (Tank*10)/27;} if ( Tank >= 1000) {Tank = (Tank/27)*10;} H = 120 - Tank;

}

Setelah program itu di build kemudian di upload ke mikrokontroler dandijalankan maka sensor akan bekerja mendeteksi ketinggian tangki bbm dimana mencari tinggi bbm dalam tangki adalah tinggi sensor dari alas tangki hingga letak sensor dikurangi dengan jarak ketinggian bbm dengan sensor dalam hal ini yaitu dalam simulasi tinggi tangki adalah gelas bekker 500 ml sedangkan jarak sensor dengan permukaan bbm dicari oleh sensor ultrasonic. Pada saat dijalankan data yang terukur sensor akan dikirim ke smartphone. Berikut ini adalaah hasil pengukuran sensor tersebut;

Tabel 4.5 Data pengukuran sensor ultrasonic volume Pengukuran

(ml)

volume Data sensor (ml)

100 85

200 189

300 315

400 387

500 503


(24)

����� %) = ITotal Volume Pengukuran −Total Volume data sensor

Total Volume Pengukuran �100%I

����� % = I1500−1479

1500 �100%I

Error % = 1.4 %

Grafik 4.4 Hasil Data pengukuran sensor ultrasonic

Secara teori dalam menentukan waktu sensor ping di dapat sebagai berikut:

Untuk menentukan perhitungan sensor ping S (tinggi dari alas bawah beker sampai atas beker) = 12 cm , sedangkan kecepatan sensor ping 340 m/s. Jadi untuk menentukan waktu yah ialah sebagai berikut. Dengan volume 100 ml ketinggiannya 1 cm maka

S = Vxt �= s

0 100 200 300 400 500 600

1 2 3 4 5 6

volume Pengukuran (ml)

volume Data sensor (ml)


(25)

Diketahui s (total ) = 12 cm = 0.12 m S (100 ml) = 1 cm = 0.01 m

� =s(total)− s (100ml−500ml) v

� =0.12 m−0.01 m 340 m/s

� = 0.11 m 340 m/s

� = 0.000032 �

Tabel 4.6 Hasil Pengujian waktu Sensor ping terhadap jarak volume

Volume Oli

S(jarak Total)

Jarak total - jarak oli

Kecepatan Sensor Ping

(ml) (m) (m) (m/s) (s)

100 0.12 0.01 340 0.000323529

200 0.12 0.02 340 0.000294118

300 0.12 0.03 340 0.000264706

400 0.12 0.04 340 0.000235294

500 0.12 0.05 340 0.000205882

4.4 Pengujian ATmega8535

Dalam pengujian, pengendali dapat bekerja denganbaik. Dimana penulis juga mengambil data dengan mengukur tegangan dengan menggunakan multitester. Pada mikro ini kita dapat mengendalikan alat yang kita rancang melalui program yaitu program yang kita gunakan adalah program Codevision AVR. Data yang diperoleh juga dibuat dalam table sebelumnya pada pengambilan data.


(26)

4.5 Pengujian Rangkaian Keseluruhan

Pengujian rangkaian secara keseluruhan dilakukan setelah semua bagian system telah digabungkan. Demikian juga dengan program keseluruhannya pada saat di aktifkan rancangannya akan melakukan koneksi dengan ponsel melalui adapter Bluetooth. Oleh karena itu pada ponsel harus diaktifkan jaringan Bluetooth dan melakukan koneksi atau pairing. Setelah aktif pada ponsel dijalankan aplikasi Bluetooth Elektronik. Dari aplikasi tersebut akan terlihat data sensor yaitu data tegangan, data suhu, data volume oli. Untuk menguji fungsi alat dapat dilakukan manipulasi pada data sensor misalnya menaikkan dan menurunkan tegangan. Demikian juga dengan suhu, ketinggian level oli. Setiap perubahan data sensor akan dikirim ke ponsel dan di tampilkan berupa angka numeric. Perintah program pengujian adalah merupakan program lengkap yang dibuat dan di sajikan pada lampiran.

Tampilan yang dapat dilihat dapat berupa perubahan suhu dan ketinggian level oli. tersebut display juga dilengkapi dengan pesan suara atau buzzer pada ponsel, misalnya salah satu parameter melampaui batas maksimal yang telah di tentukan.

4.6 Pengujian Program

/***************************************************** This program was produced by the

CodeWizardAVR V2.04.9 Evaluation Automatic Program Generator

© Copyright 1998-2010 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l. http://www.hpinfotech.com


(27)

Version :

Date : 24/04/2016

Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only Company :

Comments:

Chip type : ATmega8535 Program type : Application

AVR Core Clock frequency: 4,000000 MHz Memory model : Small

External RAM size : 0 Data Stack size : 128

*****************************************************/ #include <mega8535.h>

#include <delay.h> #include <stdio.h>

#define ADC_VREF_TYPE 0x00 // Read the AD conversion result

unsigned int read_adc(unsigned char adc_input) {

ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);

// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage delay_us(10);


(28)

ADCSRA|=0x40;

// Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0);

ADCSRA|=0x10; return ADCW; }

unsigned long Tank,H,V,x,Sensor[25],V,Volume,Suhu,k; void Read_US(void) ;void main(void)

{

// Input/Output Ports initialization // Port A initialization

PORTA=0x00; DDRA=0x00;

// Port B initialization PORTB=0x00; DDRB=0x0F;

// Port C initialization PORTC=0x06; DDRC=0x01;

// Port D initialization PORTD=0x00; DDRD=0x00;


(29)

UCSRA=0x00; UCSRB=0x18; UCSRC=0x86; UBRRH=0x00; UBRRL=0x19; // ADC initialization

ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; ADCSRA=0x82;

SFIOR&=0xEF; V = 0;

while (1) {

for (x=0;x<25;x++){Sensor[x] = read_adc(0)*50/102;delay_ms(15); V = V + Sensor[x];}

V = V*10/405; V=V/25; printf("*V");

printf("%i",Volume); printf("*");

Suhu = read_adc(7)/2; Read_US();

if (H <3 ){k = 0;} //menentukan konstanta kalibrasi

if ((H >= 3)&&(H <30)){k = 39;} //menentukan konstanta kalibrasi if ((H >=30)&&(H <50)){k = 45;}


(30)

if ((H >=50)&&(H <70)){k = 50;} if ((H >=70)&&(H <90)){k = 49;} if ((H >=90)&&(H <110)){k = 53;} if (H >= 110) {k = 56;}

Volume = (H*k)/10; printf("*T");

printf("%i",Suhu); printf("*"); printf("*M");

printf("%i",Volume); printf("*");

if (Suhu > 62) {printf("*LR255G0B0");printf("*");printf("*A");printf("*");} if (Volume <= 2)

{printf("*LR255G0B0");printf("*");printf("*A");printf("*");} if (PINC.2 == 1)

{printf("*LR255G0B0");printf("*");printf("*A");printf("*");} if (PINC.2 == 0) {printf("*LR0G255B0");printf("*");} if ((V < 180)||(V > 230)||(Volume < 100)){PORTB.0 = 1;delay_ms(100);PORTB.0 = 0;printf("*D");printf("*");}

if (PINC.2 == 1){printf("*DOil Empty");printf("*");PORTB.0 = 1;delay_ms(500);PORTB.0 = 0;printf("*D ");printf("*");} delay_ms(500);

} }


(31)

{ PORTC.0 = 1; delay_us(20); PORTC.0 = 0; TCNT1=0;

while (PINC.1 == 0){}; TCCR1B=0x02;

while ((PINC.1 == 1) && !(TIFR & 0x80)); TCCR1B=0x00;

Tank = TCNT1;

if ( Tank < 1000 ) {Tank = (Tank*10)/27;} if ( Tank >= 1000) {Tank = (Tank/27)*10;} H = 120 - Tank;


(32)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari evaluasi kerja alat dapat diambil beberapa kesimpulan dalam penulisan. Kesimpulan yang diambil penulis disesuaikan dengan tujuan yaitu :

 Dari hasil pengujian alat ini, bahwa sensor suhu mendeteksi suhu, sensor ultrasonic mendeteksi level oli dan dapat dimonitoring dengan menggunakan sistem android via jaringan bluetooth.

 Dari hasil pengujian alat ini, bahwa mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pengontrol dapat dikendalikan dengan menggunakan program Codevision AVR yang juga dihubungkan pada Bluetooth Adapter sehingga dapat ditampilkan visualisasi parameter dan dimonitoring dengan menggunakan handphone android Via jaringan bluetooth.

 Dari hasil pengujian alat ini, alat ini mampu memonitoring volume dan suhu oli pada mesin dengan menggunakan handphone android via jaringan bluetooth.

5.2. Saran

 Dengan beberapa pengembangan dan penyempurnaan perancangan alat ini akan diperoleh hasil yang lebih baik lagi.

 Penggunaan jaringan wifi pada transmitter akan lebih baik lagi system kerjanya.

 Dengan pengembangan denga nmenambahkan webcam akan diperoleh hasil yang lebih baik lagi.


(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada landasan teori kita akan membahas mengenai “PEMBUATAN PROTOTYPE MONITORING VOLUME DAN SUHU OLI MENGGUNAKAN HANDPHONE ANDROID”. Seperti yang telah ditulis pada latar belakang perancangan alat ini bahwa alat ini sangat berguna untuk membatu petugas dalam memonitoring meskipun dari jarak jauh dengan menggunakan teknologi canggih yang kita kenal dengan sistem android. Dalam perancangan ini banyak hal yang harus kita ketahui dasar pembuatan dari perancangan ini, oleh sebab itu penulis akan menguraikan secara jelas sensor yang digunakan, peralatan dan komponen sebagai berikut :

2.1 Mikrokontroler

Mikrokontroler dapat dianologikan dengan sebuah system computer yang dikemas dalam sebuah chip. Artinya bahwa didalam sebuah IC mikrokontroler sebetulnya telah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapt bekerja,yaitu meliputi mikroprosesor,ROM, RAM, I/O dan clock seperti halnya yang di miliki sebuah komputer PC. Mengingat kemasannya yang hanya berupa sebuah chip yang ukurannya relative kecil tentu saja spesifikasi dan kemampuan yang di miliki oleh mikrokonroler menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan system computer seperti PC baik dilihat dari segi kecepatannya, kapasitas memori maupun fitur-fitur yang di milikinya.meskipun dari sisi kemampuan lebih rendah tetapi mikrokontroler memiliki kelebihan yang tidak bisa di peroleh pada system-system yang relative tidak terlalu kompleks atau tidak membutuhkan beban komputasi yang tinggi. Ada banyak jenis mikrokontroler yang masing-masing memiliki keluarga atau series sendri-sendiri.

Secara garis besar pengelompokan keluarga mikrokontroler di tentukan oleh perusahaan tertentu sesuai dengan spesifikasi khusus yang di milikinya yang membedakan dengan mikrokontroler keluarga yang lain,terutama menyangkut kompatibilitasnya dalam hal programnya salah satunya adalah keluarga AT90, AT Mega (Atmel,Arsitektur,AVR)


(34)

2.1.1 Deskripsi Mikrokontroller ATmega8535

Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika.Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakanterutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika,mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard Risc processor ) ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC( Reduce Instruction Set Computing ) dimana program berjalan lebih cepatkarena hanya membutuhkan satu siklus clock.

Mikrokontroller merupakan contoh suatu sistem komputer sederhana yang masuk dalam kategori embedded komputer. Di dalam sebuah mikrokontroller terdapat komponen-komponen seperti: processor, memory, clock, peripheral I/O, dll. Mikrokontroller memiliki kemampuan manipulasi data (informasi) berdasarkan suatu urutan instruksi (program) yang dibuat oleh programmer. Mikrokontroller adalah piranti elektronik yang dikemas dalam bentuk sebuah IC (Integrated Circuit) tunggal, sebagai bagian utama dan beberapa peripheral lain yang harus ditambahkan, seperti kristal dan kapasitor.

Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur RISC 8 Bit, sehingga semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock.Bandingkan dengan instruksi keluarga MCS-51 (arsitektur CISC) yang membutuhkan siklus 12 clock.RISC adalah Reduced Instruction Set Computing sedangkan CISC adalah Complex Instruction Set Computing.

AVR dikelompokkan kedalam 4 kelas, yaitu ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan keluarga AT86RFxx. Dari kesemua kelas yang membedakan satu sama lain adalah ukuran onboard memori, on-board peripheral dan fungsinya. Dipilih Atmega8535 karena populasi yang banyak, sehingga ketersediaan komponen dan referensi penunjang lebih terjamin.


(35)

2.1 Tabel Perbandingan Spesifikasi dan Fitur keluarga AVR

Keterangan:

• Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program hasil perencanaan, yang harus dijalankan oleh mikrokontroler.

• RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program sedang running

• EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) adalah memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang running

• Port I/O adalah kaki untuk jalur keluar atau masuk sinyal sebagai hasil keluaran ataupun masukan bagi program

• Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung waktu/pulsa

• UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial asynchronous

• PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat modulasi pulsa


(36)

• ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat menerima sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu nilai digital dalam range tertentu

• SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara serial secara serial synchronous

• ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus mikrokontroler untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan membutuhkan jumlah pin yang minimal

2.1.1.1 Arsitektur ATmega8535

• Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D

• ADC 10 bit sebanyak 8 Channel

• Tiga buah timer / counter

• 32 register

• Watchdog Timer dengan oscilator internal

• SRAM sebanyak 512 byte

• Memori Flash sebesar 8 kb

• Sumber Interrupt internal dan eksternal

• Port SPI (Serial Peripheral Interface)

• EEPROM on board sebanyak 512 byte

• Komparator analog

• Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver Transmitter) 2.1.1.2 Fitur ATmega8535

• Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

• Ukuran memory flash 8KB, SRAM sebesar 512 byte, EEPROM sebesar 512 byte.

• ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel

• Port komunikasi serial USART dengan kecepatan maksimal 2.5 Mbps

• Mode Sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik 2.1.1.3 Konfigurasi pin ATmega8535

• VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catudaya


(37)

• Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC

• Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI

• Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator

• Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu komparator analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial

• RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler

• XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal

• AVCC merupakan pin masukan untuk suplai tegangan ADC

• AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC

Gambar 2.1 Pin-out ATmega8535

Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi baru. Sebagai teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harga menjadi lebih murah (dibandingkan mikroprosesor). Sebagai kebetuhan pasar, mikrokontroler


(38)

hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu dan mainan yang lebih canggih.

Selain system tiket, kita juga dapat menjumpai aplikasi mikrokontroler dalam bidang pengukuran jarak jauh atau yang dikenal dengan system telemetri. Misalnya pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman jika dipasang suatu system pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya. Sistem pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu system akusisi data sekaligus system pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja.Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya.Pada system computer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil.Sedangkan pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program control disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan.

2.2 Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonic adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energy listrik menjadi energy mekanik dalam bentuk gelombang dinamakan transmitter dan penerima ultrasonic yang disebut receiver.Alat ini digunakan untuk mengukur gelombang ultrasonic.Gelombang ultrasonic adalah gelombang mekanik yang memiliki cirri-ciri longitudinal dan biasanya memiliki cair maupun gas. Gelombang


(39)

momentum mekanik sehingga merambat melalui ketiga element tersebut sebagai interaksi dengan molekul dan sifat enersia medium yang dilaluinya.

Gambar 2.2 Sensor Ultrasonik

Ada beberapa penjelasan mengenai gelombang ultrasonic. Sifat dari gelombang ultrasonik yang melalui medium menyebabkan getaran partikel dengan medium aplitudo sama dengan arah rambat longitudinal sehingga menghasilkan partikel medium yang membentuk suatu rapatan atau biasa disebut Strain dan tegangan yang biasa disebut Strees. Proses lanjut yang menyebabkan terjadinya rapatan dan regangan di dalam medium disebabkan oleh getaran partikel secara periodic selama gelombang ultrasonic lainya. Gelombang ultrasonic merambat melalui udara dengan kecepatan 344 meter per detik, mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor ultrasonik.Seperti yang telah umum diketahui, gelombang ultrasonik hanya bisa didengar oleh makhluk tertentu seperti kelelawar dan ikan paus.Kelelawar menggunakan gelombang ultrasonic untuk berburu di malam hari sementara paus menggunakanya untuk berenang di kedalaman laut yang gelap.

Perhitungan waktu yang diperlukan modul pantulan pada jarak tertentu mempunyai rumus S= (tIN x V) : 2. Rumus diatas mempunyai keterangan sebagai berikut. (S) adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan obyekyang terdeteksi. (V) adalah cepat rambat gelombang ultrasonik di udara dengan kecepatan normal (344 meter per detik) (tIN) adalah selisih waktu


(40)

pemancaran dan penerimaan pantulan gelombang. Ada 3 prnsip kerja dari sensor ultrasonik yaitu, sinyal dipancarkan melalui pemancar gelombang ultrasonic. Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi berkisar 344 m/s. Dan yang terakhir sinyal yang sudah diterima akan diproses untuk menghitung jaraknya.

2.3 Bluetooth HC -05

Modul bluetooth seri HC memiliki banyak jenis atau varian, yang secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu jenis „ industrial series „ yaitu HC –03 dan HC – 04 serta ,yaitu HC -05 dan HC -06. Modul bluetooth serial, yang selanjutnya disebut dengan modul BT saja digunakan untuk mengirimkan data serial TTL via bluetooth. Modul BT ini terdiri dari dua jenis yaitu master dan slave.

Gambar 2.3 Bluetooth Hc -05

Bluetooth HC –05 adalah sebuah modul bluetooth SPP ( serial port protocol ) yang mudah digunakan untuk komunikasi serial wireless ( nirkabel ) yang mengkonversi port serial ke bluetoot. HC –05 menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR ( enchanced data rate ) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi 2,4 Ghz. Memiliki kemampuan lebih yaitu bisa mengubah mode kerjanya menjadi master atau slave serta diakses dengan lebih banyak AT command, modul ini sangat direkomendasikan, terutama dengan flexibilitasnya dalam pemilihan mode kerjanya. HC –05 memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication mode yang berfungsi untuk melakukan komunikasi Bluetooth.


(41)

Gambar 2.4 Kaki – kaki HC 05

HC-05 memiliki pengaturan default untuk port serial 38400, N, 8,1; password: 1234. Mendukung perintah AT untuk memodifikasi tingkat baud, nama perangkat, password, dan mengatur master atau slave modus.

Definisi HC-05 Pin

-Pin 1 (UART TX - lemah internal pull-up) keluaran UART Data -Pin 2 (UART RX - lemah internal pull-down) masukan UART Data -Pin 12 (VCC) 3.3V

-Pin 13, 21, 22 (VSS) Tanah

-Pin 31 (PIO8) menghubungkan katoda LED melalui resistor 470 ohm seri ke tanah. Hal ini digunakan untuk menunjukkan keadaan modul. Setelah power on, interval berkedip berbeda di negara-negara yang berbeda.

-Pin 32 (PIO9) digunakan untuk mengontrol LED menunjukkan pasangan. Ini akan menjadi stabil pada saat pasangan berhasil.


(42)

-Pin 34 (PIO11), negara modul beralih pin. TINGGI -> merespon perintah AT melalui koneksi serial kabel TTL; LOW atau mengambang -> status pekerjaan rutin.Built-in sirkuit ulang, ulang selesai secara otomatis setelah power on.

Langkah-langkah untuk mengatur HC-05 sebagai MASTER

Set PIO11 TINGGI dengan resistor 10K. Daya, modul datang ke Status AT Command Response. Terbuka Hyperterminal atau komunikasi lainnya alat, mengatur baud rate untuk 38400, 8 bit data, 1 stop bit, tidak ada bit paritas, tidak ada kontrol aliran (atau 9600; firmware tergantung). Melalui port serial TTL, mengirim karakter "AT + PERAN = 1 r n", jika berhasil, kembali "OK r n", di mana r n adalah carriage return. Set PIO11 RENDAH, ulang listrik, maka dalam keadaan ini, secara otomatis mencari modul bluetooth dan terhubung.

-HC-05 AT perintah -AT merespon OK.

AT RESET + merespon OK.

-AT + VERSION? merespon dengan versi firmware.

-AT + ORGL = merespon OK dan mengembalikan keadaan default. -AT + ADDR = merespon dengan alamat modul.

-AT NAME = merespon dengan nama modul.

-AT + NAME = name mana nama 20 atau lebih sedikit karakter. Merespon OKname. Dipertahankan di seluruh off listrik.

-AT + RNAME = merespon dengan nama dipasangkan terpencil modul.

AT PERAN = merespon dengan 0 = budak, 1 = induk, 2 = budak loop (loopback: menerima data perangkat master dan mengirimkan kembali ke master).

-AT CLASS = merespon dengan jenis perangkat (32 bit yang menunjukkan jenis perangkat dan apa yang didukung).


(43)

-AT + PSWD = sandi set modul pasangan password untuk password.

-AT + UART = x, y, z di mana x adalah 4800, 9600, 19200, 38400, 57600, 115200, 230400, 460800, 921600, 1382400 untuk baud rate, dimana y adalah 0 = 1 bit, 1 = 2 bit stop bit, mana z adalah 0 = tidak ada, 1 = ganjil, 2 = bahkan paritas). Deafult adalah 9600,0,0.

-AT + UART = merespon dengan UART +: baud, stop bit, parity.

-AT + STATUS= merespon dengan status modul (+ NEGARA: dijalankan, siap, pairable, dipasangkan, bertanya, menghubungkan, terhubung, terputus).

-AT + PAIR = x, y menetapkan alamat perangkat Bluetooth jarak jauh yang akan dipasangkan di mana x adalah alamat (misalnya 12: 34: 56: ab: cd: ef) dan y adalah waktu yang terbatas dari sambungan dalam detik.

2.4 Buzzer

Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.

Efek Piezoelectric (Piezoelectric Effect) pertama kali ditemukan oleh dua orang fisikawan Perancis yang bernama Pierre Curie dan Jacques Curie pada tahun 1880. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh sebuah perusahaan Jepang menjadi Piezo Electric Buzzer dan mulai populer digunakan sejak 1970-an.


(44)

Cara Kerja Piezoelectric Buzzer

Seperti namanya, Buzzer adalah jenis Buzzer yang menggunakan efek Piezoelectric untuk menghasilkan suara atau bunyinya. Tegangan listrik yang diberikan ke bahan Piezoelectric akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut kemudian diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan menggunakan diafragma dan resonator.

Berikut ini adalah gambar bentuk dan struktur dasar dari sebuah Piezoelectric Buzzer.

Gambar 2.5 Buzzer

Jika dibandingkan dengan Speaker, Piezo Buzzer relatif lebih mudah untuk digerakan. Sebagai contoh, Piezo Buzzer dapat digerakan hanya dengan menggunakan output langsung dari sebuah IC TTL, hal ini sangat berbeda dengan Speaker yang harus menggunakan penguat khusus untuk menggerakan Speaker agar mendapatkan intensitas suara yang dapat didengar oleh manusia.Piezo Buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekuensi di kisaran 1 – 5 kHz hingga 100 kHz untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan Operasional Piezoelectric Buzzer yang umum biasanya berkisar diantara 3Volt hingga 12 Volt.


(45)

2.6 Codvision AVR

CodeVision AVR merupakan sebuah software yang digunakan untuk memprogram mikrokontroler yang sekarang ini telah umum. Mulai dari penggunaan untuk kontrol sederhana sampai kontrol yang cukup kompleks, mikrokontroler dapat berfungsi jika telah diisi sebuah program, pengisian program ini dapat dilakukan menggunakan compiler yang selanjutnya diprogram ke dalam mikrokontroler menggunakan fasilitas yang sudah di sediakan oleh program tersebut. Salah satu compiler program yang umum digunakan sekarang ini adalah CodeVision AVR yang menggunakan bahasa pemrograman C.CodeVision AVR mempunyai suatu keunggulan dari compiler lain, yaitu adanya codewizard, fasilitas ini memudahkan kita dalam inisialisasi mikrokontroler yang akan kita gunakan.

Gambar 2.3 Tampilan Software CodeVisionAVR

Program Codvision AVR

Untuk megaktifkan micro sistem akusisi data, penerima sinyal control dan sistem transmisi data maka terlebih dahulu mikrokontroller tersebut diberi program dengan cara mendownload program yang terlebih dahulu kita buat dengan bahasa C pada Code Vision AVR. Software Code Vision AVR merupakan C Compiler untuk mikrokontroller AVR. Pada Code Vision telah disediakan editor yang berfungsi untuk membuat program


(46)

dalam bahasa C, setelah melakukan proses kompilasi kita dapat mengisikan program yang telah dibuat kedalam memori mikrokontroller menggunakan programmer yang telah disediakan oleh Code Vision AVR. Programmer yang didukung oleh Code Vision Programmer Cable dapat diintegrasik dengan Code Vision AVR, terlebih dahulu harus dilakukan konfigurasi sebagai berikut :

• Jalankan software Code Vision AVR.

• Pilih menu setting. Programmer.

• Pilih tipe programmer.

• Lalu klik tombol OK.

Catatan: Proses ini hanya dapat dilakukan pada saat ada project yang telah dibuat atau dibuka.

Bahasa Pemrograman CodeVisionAVR

Akar dari bahasa C adalah bahasa BCPL yang dikembangkan. Bahasa C pertama kali digunakan pada komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX. Standar bahasa C yang asli adalah standar dari UNIX. Sistem operasi, kompiler C dan seluruh program aplikasi UNIX yang esensial ditulis dalam bahasa C. Kepopuleran bahasa C membuat versi-versi dari bahasa ini banyak dibuat untuk komputer mikro. Untuk membuat versi-versi tersebut menjadi standar, ANSI (American National Standard Institutes) membentuk suatu komite (ANSI Committee X3J11) pada tahun 1983 yang kemudian menetapkan standar ANSI untuk bahasa C.

Standar ANSI ini didasarkan kepada standar UNIX yang diperluas.Bahasa C mempunyai kemampuan lebih dibanding dengan bahasa pemrograman yang lain. Bahasa C merupakan bahasa pemrograman yang bersifat portabel, yaitu suatu program yang dibuat dengan bahasa C pada suatu komputer akan dapat dijalankan pada komputer lain dengan sedikit (atau tanpa) ada perubahan yang berarti.


(47)

Bahasa C merupakan bahasa yang biasa digunakan untuk keperluan pemrograman sistem, antara lain untuk membuat:

1. Assembler 2. Interpreter 3. Compiler 4. Sistem Operasi

5. Program bantu (utility) 6. Editor

7. Paket program aplikasi

Beberapa program paket yang beredar seperti dBase dibuat dengan menggunakan bahasa C, bahkan sistem operasi UNIX juga dibuat dengan menggunakan bahasa C. Dalam beberapa literatur, bahasa C digolongkan sebagai bahasa tingkat menengah (medium level language).

Penggolongan ini bukan berarti bahasa C kurang ampuh atau lebih sulit dibandingkan dengan bahasa tingkat tinggi (high level language - seperti Pascal, Basic, Fortran, Java, dan lain-lain), namun untuk menegaskan bahwa bahasa C bukanlah bahasa yang berorientasi pada pada mesin yang merupakan ciri dari bahasatingkat rendah (low level language), yaitu bahasa mesin dan assembly. Pada kenyataannya, bahasa C mengkombinasikan elemen dalam bahasa tingkat tinggi dan bahasa tingkat rendah, yaitu kemudahan dalam membuat program yang ditawarkan pada bahasa tingkat tinggi dan kecepatan eksekusi dari bahasa tingkat rendah.


(48)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi maka untuk memantau suatu daerah tertentu sudah banyak menggunakan teknologi canggih, seperti ponsel berbasis android yang akhir-akhir ini sangat banyak digunakan. Alat ukur parameter adalah suatu system yang dapat mengawasi segala aktifitas atau kegiatan yang terjadi pada mesin tertentu yang dianggap penting untuk dijaga keamanannya.

Dengan meningkatnya kebutuhan terhadap telepon selular berbasis android dan banyaknya aplikasi yang terdapat di dalamnya, alangkah baiknya jika salah satu dari fasilitas tersebut kita gunakan sebagai alat memonitoring untuk daerah tertentu yang dianggap penting. Setiap orang pasti menginginkan rasa aman baik terhadap dirinya dan juga semua harta benda yang dimiliki, misalnya dari masalah mengatasi terjadinya kekurangan bahan bakar atau masalah tertentu ini sering terjadi. Maka, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu alat yang dapat menciptakan keamanan dan mempermudah kinerja terhadap perawatan atau perbaikan yang akan dilakukan.

Untuk melakukan semua itu penulis melakukan penelitian, sampai pada akhirnya penulis menemukan fungsi lain dari telepon selular yang berbasis android tersebut yang dapat digunakan dengan menggunakan fasilitas internet pada ponsel android yang berbasis Mikrokontroller ATmega 8535.Maka dari semua uraian di penulis tertarik untuk mengambil judul: “PEMBUATAN PROTOTYPE MONITORING VOLUME DAN SUHU OLI MENGGUNAKAN HANDPHONE ANDROID” sebagai tugas akhir .

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang alat untuk memonitoring volume dan suhu oli menggunakan handphone android melalui jaringan bluetooth.

2. Bagaimana merancang alat untuk memonitoring volume dan suhu oli agar dapat berkerja secara berkala.


(49)

3. Bagaimana menyampaikan hasil pengukuran melalui handphone android sehingga dapat terima oleh pihak yang bersangkutan.

1.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah-masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah sebagai berikut:

1. Alat dirancang memanfaatkan ponsel untuk memonitoring yang menggunakan bluetooth adapter sebagai media server mengirimkan data. 2. Data yang dikirim sesuai program yang diatur pada mikrokontroler yang

menggunakan program Code Vision AVR pada tampilan Visualisasi Android Phone.

3. Suatu sistem pengontrolan keamanan volume dan suhu oli pada mesin menggunakan smartphone

1.4 Tujuan Penelitian

1. Tujuan dilakukan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

Memaksimalkan handphone dalam pemanfaatan mikrokontroler yang saling bersinergi menghasilkan sebuah alat yang Cretive dan inovative 2. Mengaplikasikan mikrokontoler ATmega8535 sebagai monitoring sistem

keamanan genset menggunakan ponsel android via jaringan bluetooth. 3. Untuk merancang suatu miniatur monitoring menggunakan handphone

Android Via jaringan bluetooth. 1.5 Manfaat Penelitian

1. Merancang alat sederhana untuk memonitoring alat ukur parameter generator set melalui jaringan bluetooth.

2. Memanfaatkan sensor ultrasonic dan suhu untuk mengetahui tingkat ketinggian level volume dan suhu oli tersebut.

3. Memanfaatkan ponsel android sebagai penerima keadaan level volume dan suhu oli dari jarak area Bluetooth.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari “PEMBUATAN PROTOTYPE MONITORING VOLUME DAN SUHU OLI


(50)

MENGGUNAKAN HANDPHONE ANDROID” maka penulis menulis skripsi ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan yang menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, batasn masalah serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan. Teori pendukung itu antara lain tentang Mikrokontroler ATmega8535 (hardware dan software), Sensor ultrasonik, tegangan, suhu dan Bluetooth adapter.

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan alat, yaitu diagram blok darirangkaian, skematik dan sistem kerja dari masing-masing rangkaian.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Bab ini berisikan tentang pengujian alat dan juga analisis tugas akhir yang telah dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(51)

ABSTRAK

Telah dirancang sebuah alat monitoring menggunakan via bluetooth. Secara garis besar rancangan initerdiri dari beberapa bagian, yaitu Hc-05, mikrokontroller, sensor dan buzzer.Tujuan dari rancangan ini adalah untuk membuat suatu sistem monitoring secara elektronik yang mudah digunakan. Rancangan alat ini terdiri darisebuah mikrokontroller ATMega8535, Bluetooth Adapter sebagai penyedia jaringan bluetooth. Prinsip kerja alat ini adalah jika pemilik mesin dapat mengetahui keadaan kondisi Volume dan suhu pada mesin jika mesin tersebut sedang digunakan ataupun ketikamengalami masalah. Alat akan mengirimkan signal pemberitahuan (alaram) denganmemanfaatkan system Bluetooth elektronik.Alat akan menerima masukan dari user berupa tampilan display dari smartphone yang telah diseting oleh user sesuai dengan fungsimasing-masing.


(52)

ABSTRACT

Has designed a generator parameter measurement tool used via bluetooth . Broadly speaking, this design consists of several parts , namely Hc - 05 , microcontroller , sensor and buzzer.Tujuan of this design is to create an electronic monitoring system that is easy to use. The design tool consists of a microcontroller ATMega8535 , Bluetooth Adapter as bluetooth network provider . The working principle of this tool is that if the owner of the volume and temperature on the machine can know the state of the condition of the machine when the machine is in use or even when having problems . The tool will send a notification signal ( alarm ) by utilizing the Bluetooth system electronics . The tool will accept input from the user a view display of the smartphone that has been setup by the user according to their funtions .


(53)

PEMBUATAN PROTOTYPE MONITORING VOLUME DAN SUHU OLI MENGGUNAKAN HANDPHONE ANDROID

SKRIPSI

PETRUS AMID S

140821003

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETUAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(54)

PEMBUATAN PROTOTYPE MONITORING VOLUME DAN SUHU OLI MENGGUNAKAN HANDPHONE ANDROID

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains

PETRUS AMID S

140821003

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETUAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(55)

PERSETUJUAN

Judul: PEMBUATAN PROTOTYPE MONITORING VOLUME DAN SUHU OLI MENGGUNAKAN HANDPHONE ANDROID

Katagori : TUGAS AKHIR Nama : PETRUS AMID S Nomor induk Mahasiswa : 140821003

Program Studi : SARJANA (S1) FISIKA Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Diluluskan di

Medan,Oktober 2016 Komisi Pembimbing : Diketahui/Disetujui oleh Pembimbing 1

Drs.Takdir Tamba,M.Eng.Sc NIP . 1960060319866011002

Diketahui Oleh Ketua Departemen Fisika

Dr. Marhaposan Situmorang Nip. 195510301980031003


(56)

PERNYATAAN

PEMBUATAN PROTOTYPE MONITORING VOLUME DAN SUHU OLI MENGGUNAKAN HANDPHONE ANDROID

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan, Oktober 2016

PETRUS AMID S 140821003


(57)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,atas berkat dan karuniaNya sehingga penulisan laporan tugas akhir ini dengan judul “PEMBUATAN PROTOTYPE MONITORING VOLUME DAN SUHU OLI MENGGUNAKAN HANDPHONE ANDROID ”, dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan ini disusun dengan percobaan-percobaan yamg dilakukan dan disesuaikan dengan literatur yang ada, baik dari buku penunjang maupun internet,sehingga berguna bagi semua orang yang akan memperoleh informasi laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini,penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada :

• Bapak Dr. Kerista Sebayang,MS, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan alam Universitas Sumatra Utara.

• Bapak Dr. Marhaposan Situmorang selaku Ketua Program studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara.

• Bapak Drs.Takdir Tamba,M.Eng,Sc selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis,sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

• Seluruh Dosen Pengajar Depertemen Fisika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara

• Teristimewa Ayahanda Jisman Simanungkalit dan Ibunda Rantiulan Simanjuntak yang telah banyak memberikan dukungan-dukungan doa moril,material,serta kasih sayang dan kepercayaan yang telah diberikan selama ini. Dan kepada adik-adiku Faisal Prayogi, Respiokadan Andreas Prayoga yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa.

• The Team Menjelajah Kita dan terutama kepada Rizky Andriani Bakara

• Buat teman-teman dari IKAPEMADU dan itok Fijel dan Evi serumah yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya.


(58)

• Teman-temanstambuk 2010 yang selalu bersama berjuang bersama-sama dalam perkuliahan di Departemen Fisika USU.

• Teman-teman Fisika Extensi 14 khususnya Arry Lambok Harianja, Dear Putra Sito Purba, Benediktus (Dicky), Yogi Saputra dan adik-adik FIN 2011dan FIN 12 yang ekstensi dan Fisika Medis Eksstensi 14 dan juga teman-teman yang lain sama-sama merasakan pahit manisnya selama kuliah dan kerja sama selama masa perkuliahan.

• Kepada teman-teman penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih buat dukungannya yang memberikan dalam penulisan skripsi ini.

Dalam rancangan alat ini masih terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif bagi rakitan tugas akhir ini sehingga menjadi peralatan yang lebih sempurna dan modern bagi dunia sains dan teknologi.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi ini. Semoga Tuhan selalu memberkatikita.

Medan, Oktober 2016


(59)

ABSTRAK

Telah dirancang sebuah alat monitoring menggunakan via bluetooth. Secara garis besar rancangan initerdiri dari beberapa bagian, yaitu Hc-05, mikrokontroller, sensor dan buzzer.Tujuan dari rancangan ini adalah untuk membuat suatu sistem monitoring secara elektronik yang mudah digunakan. Rancangan alat ini terdiri darisebuah mikrokontroller ATMega8535, Bluetooth Adapter sebagai penyedia jaringan bluetooth. Prinsip kerja alat ini adalah jika pemilik mesin dapat mengetahui keadaan kondisi Volume dan suhu pada mesin jika mesin tersebut sedang digunakan ataupun ketikamengalami masalah. Alat akan mengirimkan signal pemberitahuan (alaram) denganmemanfaatkan system Bluetooth elektronik.Alat akan menerima masukan dari user berupa tampilan display dari smartphone yang telah diseting oleh user sesuai dengan fungsimasing-masing.


(60)

ABSTRACT

Has designed a generator parameter measurement tool used via bluetooth . Broadly speaking, this design consists of several parts , namely Hc - 05 , microcontroller , sensor and buzzer.Tujuan of this design is to create an electronic monitoring system that is easy to use. The design tool consists of a microcontroller ATMega8535 , Bluetooth Adapter as bluetooth network provider . The working principle of this tool is that if the owner of the volume and temperature on the machine can know the state of the condition of the machine when the machine is in use or even when having problems . The tool will send a notification signal ( alarm ) by utilizing the Bluetooth system electronics . The tool will accept input from the user a view display of the smartphone that has been setup by the user according to their funtions .


(61)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ... i

Pernyataan ... ii

Penghargaan ... iii

Abstrak ... v

Abstrac ... vi

Daftar isi ... vii

Daftar gambar... ix

Daftar tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 2

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler ... 4

2.1.1 Deskiripsi mikrokontroler Atmega 8535 ... 5

2.1.1.1 Arsitektur Atmega 8535 ... 6

2.1.1.2 FiturAtmega 8535 ... 7

2.1.1.3 konfigurasi pin Atmega 8535 ... 7

2.2 Sensor Ultrasonik ... 9

2.3 Bluetooth HC-05 ... 11

2.4 Buzzer ... 14

2.5Codvision AVR ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Rangkain ... 19

3.2. Rancangan Pengendali Sistem ... 20

3.2.1.Sensor ... 20


(62)

B. Sensor Suhu ... 22

3.2.2.Mikrokontroler ... 23

3.2.3.Power Supply Adapter ... 24

3.2.4.Bluetooth Adapter ... 25

3.3 Flowchart Rangkain ... 31

BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL 4.1 Pengujian Tegangan ... 32

4.2 Pengujian Sensor Suhu ... 34

4.3 Pengujian Sensor Ultrasonik/Level ... 38

4.4 Pengujian Atmega 8535 ... 42

4.5 Pengujian Rangkaian Keseluruhan ... 43

4.6 Pengujian Program ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN


(63)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 Pin Out Atmega 8535 ... 8

2. Gambar 2.2 Sensor Ultrasonik ... 10

3. Gambar 2.3 Bluetooth Hc-05 ... 11

4. Gambar 2.4 Kaki – kaki HC 05 ………...12

5. Gambar 2.5 Buzzer... 15

6. Gambar 2.6 Tampilan Sofwere Code Vision AVR ... 16

7. Gambar3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 19

8. Gambar 3.2 RangkaianSensor Level Tangki ... 21

7. Gambar 3.3 Rangkaian Sensor suhu ... 22

8. Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroler ... 23

9. Gambar 3.5 Rangkaian Power Supply Adapter ... 24

10. Gambar 3.6 Rangkaian Bluetooth adapter ... 25

11. Gambar 3.7 Bluetooth Electronics di Playstore Android...26

12. Gambar 3.8 Pemberitahuan layanan menghidupkan Bluetooth di Hp Android...26

13. Gambar 3.9 Conection antara mikro ke Hc-05 ke Aplikasi Hp Android...26

14.Gambar 3.10 Pemberitahuan pairing connecting to device di Hp Android dapter ... 28

15. Gambar 3.11 Tampilan Menu sebelum di edit di Hp Android ... 28

16. Gambar 3.12 Menu parameter yang di edit di Hp Android ……….….29

17. Gambar 3.13Tampilan Menu selesai di edit di Hp Android ……….….29

18. Gambar 3.14Tampilan Monitoring di Hp Android ……….…...30


(64)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1 perbandingan spesifikasi dan fitur keluarga AVR ... 6

2. Tabel 4.1 Hasil pengujian sensor tegangan ... 33

3. Tabel 4.2 Hasil pengujian sensor suhu ... 34

4. Tabel 4.3Hasil pengujian hasil Data Digital ... 36

5. Tabel 4.4 Hasil pengujian sensor suhu dengan volume oli ... 37

6. Tabel 4.5 Data pengukuran sensor ultrasonic ... 40


(65)

DAFTAR GRAFIK

Halaman 1. Grafik 4.1 Pengujian Termometer dengan V Sensor Suhu ... 35 2. Grafik 4.2Pengujian Termometer dengan V sensor terhadap hasil digital ... 36 3. Grafik 4.3Hasil Pengujian sensor suhu dengan volume oli ... 37 4. Grafik 4.4Hasil Data pengukuran sensor ultrasonic ... 41


(1)

vi ABSTRACT

Has designed a generator parameter measurement tool used via bluetooth . Broadly speaking, this design consists of several parts , namely Hc - 05 , microcontroller , sensor and buzzer.Tujuan of this design is to create an electronic monitoring system that is easy to use. The design tool consists of a microcontroller ATMega8535 , Bluetooth Adapter as bluetooth network provider . The working principle of this tool is that if the owner of the volume and temperature on the machine can know the state of the condition of the machine when the machine is in use or even when having problems . The tool will send a notification signal ( alarm ) by utilizing the Bluetooth system electronics . The tool will accept input from the user a view display of the smartphone that has been setup by the user according to their funtions .


(2)

vii DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ... i

Pernyataan ... ii

Penghargaan ... iii

Abstrak ... v

Abstrac ... vi

Daftar isi ... vii

Daftar gambar... ix

Daftar tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 2

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler ... 4

2.1.1 Deskiripsi mikrokontroler Atmega 8535 ... 5

2.1.1.1 Arsitektur Atmega 8535 ... 6

2.1.1.2 FiturAtmega 8535 ... 7

2.1.1.3 konfigurasi pin Atmega 8535 ... 7

2.2 Sensor Ultrasonik ... 9

2.3 Bluetooth HC-05 ... 11

2.4 Buzzer ... 14

2.5Codvision AVR ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Rangkain ... 19

3.2. Rancangan Pengendali Sistem ... 20

3.2.1.Sensor ... 20


(3)

viii

B. Sensor Suhu ... 22

3.2.2.Mikrokontroler ... 23

3.2.3.Power Supply Adapter ... 24

3.2.4.Bluetooth Adapter ... 25

3.3 Flowchart Rangkain ... 31

BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL 4.1 Pengujian Tegangan ... 32

4.2 Pengujian Sensor Suhu ... 34

4.3 Pengujian Sensor Ultrasonik/Level ... 38

4.4 Pengujian Atmega 8535 ... 42

4.5 Pengujian Rangkaian Keseluruhan ... 43

4.6 Pengujian Program ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN


(4)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 Pin Out Atmega 8535 ... 8

2. Gambar 2.2 Sensor Ultrasonik ... 10

3. Gambar 2.3 Bluetooth Hc-05 ... 11

4. Gambar 2.4 Kaki – kaki HC 05 ………...12

5. Gambar 2.5 Buzzer... 15

6. Gambar 2.6 Tampilan Sofwere Code Vision AVR ... 16

7. Gambar3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 19

8. Gambar 3.2 RangkaianSensor Level Tangki ... 21

7. Gambar 3.3 Rangkaian Sensor suhu ... 22

8. Gambar 3.4 Rangkaian Mikrokontroler ... 23

9. Gambar 3.5 Rangkaian Power Supply Adapter ... 24

10. Gambar 3.6 Rangkaian Bluetooth adapter ... 25

11. Gambar 3.7 Bluetooth Electronics di Playstore Android...26

12. Gambar 3.8 Pemberitahuan layanan menghidupkan Bluetooth di Hp Android...26

13. Gambar 3.9 Conection antara mikro ke Hc-05 ke Aplikasi Hp Android...26

14.Gambar 3.10 Pemberitahuan pairing connecting to device di Hp Android dapter ... 28

15. Gambar 3.11 Tampilan Menu sebelum di edit di Hp Android ... 28

16. Gambar 3.12 Menu parameter yang di edit di Hp Android ……….….29

17. Gambar 3.13Tampilan Menu selesai di edit di Hp Android ……….….29

18. Gambar 3.14Tampilan Monitoring di Hp Android ……….…...30


(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1 perbandingan spesifikasi dan fitur keluarga AVR ... 6

2. Tabel 4.1 Hasil pengujian sensor tegangan ... 33

3. Tabel 4.2 Hasil pengujian sensor suhu ... 34

4. Tabel 4.3Hasil pengujian hasil Data Digital ... 36

5. Tabel 4.4 Hasil pengujian sensor suhu dengan volume oli ... 37

6. Tabel 4.5 Data pengukuran sensor ultrasonic ... 40


(6)

xi

DAFTAR GRAFIK

Halaman 1. Grafik 4.1 Pengujian Termometer dengan V Sensor Suhu ... 35 2. Grafik 4.2Pengujian Termometer dengan V sensor terhadap hasil digital ... 36 3. Grafik 4.3Hasil Pengujian sensor suhu dengan volume oli ... 37 4. Grafik 4.4Hasil Data pengukuran sensor ultrasonic ... 41