Komunikasi Antar Pribadi Orangtua Dan Anak Dalam Film Mencari Hilal

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANGTUA DAN ANAK DALAM
FILM MENCARI HILAL

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi
Islam
(S. Kom. I)

Oleh:

Indah Noviyanti
NIM: 1112051000115

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M

ABSTRAK


Indah Noviyanti
NIM : 1112051000115
Komunikasi Antarpribadi Orangtua dan Anak dalam film Mencari Hilal
Setiap manusia pasti melakukan kegiatan komunikasi. Mulai dari lahir sampai
dewasa. Komunikasi yang pertama terbentuk adalah komunikasi di dalam keluarga. Dalam
hal ini orangtua adalah orang yang mempunyai peranan besar atas pembentukan dari
kepribadian seorang anak. Karena keluarga adalah tempat pertama seorang anak belajar
tentang segala hal. Film Mencari Hilal menggambarkan keadaan yang sering terjadi dalam
sebuah keluarga. Perbedaan umur antara orang tua dan anak kerap kali memunculkan
perbedaan pandangan. Agar tetap terjadi komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak
haruslah terjalin relasi. Karena relasi dapat menciptakan harmonisasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul pertanyaan, Pertama, bagaimana
struktur narasi komunikasi antarpribadi antara orangtua dan anak berdasarkan alur awal,
tengah dan akhir cerita dalam film Mencari Hilal? dan Kedua, bagaimana karakter tokoh
dinarasikan dalam film Mencari Hilal? Ketiga, Apakah materi film Mencari Hilal sudah
memenuhi kriteria komunikasi antarpribadi orangtua dan anak yang Islami?
Teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis narasi model Tvzetan
Todorov. Yaitu narasi dibagi menjadi tiga tahap. Diantaranya, alur awal, alur tengah dan alur
akhir. Dan model yang kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vladimir
Propp hanya untuk menjelaskan tentang fungsi karakter – karakter tokoh dalam narasi.

Karena narasi tidak cukup pada analisis teks semata. Teknik pengumpulan data, penulis
menonton dvd original film Mencari Hilal serta peneliti melakukan wawancara dengan
sutradara film Mencari Hilal yaitu Ismail Basbeth.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis narasi (narrative analysis)
yang bersifat kualitatif deskriptif. Yaitu studi tentang struktur pesan atau telaah mengenai
delapan karakter dalam narasi serta alur permulaan, pertengahan, dan akhir cerita. Paradigma
yang digunakan adalah konstruktivis yang berasumsi bahwa apa yang nyata merupakan hasil
konstruksi dari pemikiran individu. Subjek dalam penelitian ini adalah Ismail Basbeth selaku
sutradara film Mencari Hilal sedangkan objek dalam penelitian ini adalah film Mencari
Hilal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur yang digunakan dalam film Mencari Hilal
adalah alur Maju. Komunikasi antarpribadi orangtua dan anak yang terdapat pada film
Mencari Hilal antara Mahmud dan Heli pada alur awal film membentuk pola hubungan
Asimetris, Pada alur tengah film hubungan KAP antara Mahmud dan Heli berpola
kompemporer, dan pada alur akhir hubungan KAP orangtua dan anak berpola simetris. Di
dalam Islam relasi yang terbentuk antara orangtua dan anak berlaku sesuai dengan konteks.
Serta terdapat 7 karakter tokoh dalam film Mencari Hilal, dengan tokoh utama Mahmud dan
Heli serta didukung oleh tokoh pendukung di antaranya Halida, Pak Majid, Pak Daniel dan
Pak Arifin.
Kata kunci : Film, Narasi, Komunikasi Orangtua, Anak.

i

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin , Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat serta salam
senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Komunikasi Antarpribadi Orangtua dan
Anak dalam film Mencari Hilal” diharapkan mampu menyumbang wawasan serta
pengetahuan tentang narasi dalam film.
Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, maka penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, Doa
serta dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :
1.

Dr. H. Arief Subhan, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Dr. Suparto. M.Ed. Ph.D, Selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj.
Roudhonah, M.Ag Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. H.
Suhaimi, M.Si Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2.


Drs.Masran, MA Selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita
Fathurokhmah, M.Si ,Selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3.

Dr. Rully Nasrullah, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
ilmu serta meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing dan
senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis selama proses penulisan skripsi
ini.

4.

Prof. Andi Faisal Bakti, Ph. D, MA Selaku dosen pembimbing akademik KPI D 2012
yang telah membimbing penulis selama kurang lebih 4 tahun perkuliahan.

ii

5.


Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terimakasih telah mengajar dan memberikan ilmu yang
bermanfaat kepada penulis.

6.

Seluruh Staff Tata Usaha dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis
dalam hal peminjaman buku – buku yang digunakan sebagai referensi dan
memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terselesaikan.

7.

Mas Ismail Basbeth, selaku sutradara film Mencari Hilal yang sangat berbaik hati
untuk membantu saya mendapatkan izin peminjaman copy film “Mencari Hilal”, serta
bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara.

8.


Para produser Mencari Hilal yaitu Mas Hanung Bramantyo, Salman Aristo, Raam
Pundjabi, Putut Widjanarko, yang telah mengizinkan saya untuk menggunakan copy
film Mencari Hilal untuk keperluan Skripsi saya.

9.

Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Zaelani dan Ibunda Yanti Haryati, terimakasih
atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang tiada terhingga dan tak terhitung
banyaknya yang selalu engkau berikan kepada penulis.

10.

Seluruh Keluarga besar, Kakaku Indri Lestari, Adikku Ismi Azizah, Kakak Iparku
Rizki Pradana serta keponakanku tercinta Revanza Adavi Muffarizan, terimakasih
telah menghibur dan memotivasi penulis selama penulis menyusun skripsi ini.

11.

Harits Aditya Permadi, Terimakasih banyak atas doa, waktu, bantuan dan dukungan
yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini.

iii

12.

Sahabat yang selalu setia menjalani perkuliahan bersama, Nina, Aya, Mely, Iryanti,
Dewi, Ana, Nicky semoga semua doa yang kita inginkan tercapai dan kita semua
bersama – sama mencapai kesuksesan.

13.

Sahabat sedari SMA sampai saat ini, Rini, Enjang, Wisnu, Lupita, Roy, Wita
terimakasih telah memberikan banyak atas pelajaran dan motivasi yang kalian berikan
kepada penulis.

14.

Teman – teman dari KKN SHINE 2015 terimakasih atas suka duka selama satu bulan
menjalani KKN bersama.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh
pihak yang telah membantu. Semoga Allah membalas segala kebaikan kalian semua.
Amiin yaa Rabbal’Alamin. Tentu banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Tiada yang sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah Swt.

Jakarta, 05 Agustus 2016

Indah Noviyanti

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vii

BAB I


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................... 5
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka......................................................................8
F. Kerangka Konsep.................................................................... 10
G. Metodologi Penelitian............................................................. 12
H. Sistematika Penulisan.............................................................. 17

BAB II

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP
A. Komunikasi Antarpribadi Orangtua dan Anak........................ 18
B. Tinjauan umum tentang Film.................................................. 33
C. Teori Narasi............................................................................. 44

BAB III

GAMBARAN UMUM FILM MENCARI HILAL

A. Sekilas Film Mencari Hilal..................................................... 53
B. Sinopsis Film Mencari Hilal................................................... 58
C. Biografi Sutradara Film Mencari Hilal................................... 61

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis KAP Orangtua dan Anak dalam Film Mencari
Hilal........................................................................................ 62
v

B.

Karakter Tokoh dalam Film Mencari Hilal........................... 94

C.

Perspektif Islam tentang KAP Orangtua dan anak
pada Film Mencari Hilal..................................................... 98


BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 105
B. Saran............................................................................................ 108

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

: Poster film Mencari Hilal............................................................................ 57

Gambar 3.2 : Ismail Basbeth sutradara film Mencari Hilal............................................... 60
Gambar 4.1

: Mahmud dan Heli saat melihat Bukit Mas.................................................. 75

Gambar 4.2

: Heli mengakui kebohongannya................................................................... 76

Gambar 4.3

: Mahmud dan Heli menumpang di mobil pembawa sayur........................... 80

Gambar 4.4

: Mahmud dan Heli berhasil melihat hilal......................................................85

Gambar 4.5

: Paspor yang menunjukan nama asli dari Heli.............................................. 86

Gambar 4.6 : Heli Memberi Air untuk Mahmud berbuka puasa....................................... 88
Gambar 4.7

: Mahmud meminta maaf kepada Heli........................................................... 90

vii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Mulai dari lahir sampai dengan dewasa manusia pasti
melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi yang pertama terbentuk
adalah komunikasi di dalam keluarga. Sebagaimana definisi dari keluarga
sendiri yaitu keluarga adalah sebagai suatu sistem yang terdiri atas
individu-individu yang berinteraksi dan saling bersosialisasi dan
mengatur.1
Komunikasi di dalam keluarga merupakan suatu hal yang penting.
Khususnya antara orangtua dan anak. Dalam hal ini orangtua adalah orang
yang mempunyai peranan besar atas pembentukan dari kepribadian
seorang anak. Karena keluarga adalah tempat pertama seorang anak
belajar tentang segala hal.
Komunikasi antarpribadi antara orangtua dan anak merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan perkembangan individu dalam
menjalin komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat
menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan

1

Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana, 2012),h. 6.

1

2

yang baik dan tindakan.2 Komunikasi antarpribadi dapat dikatakan efektif
apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang disampaikan
Pada saat ini, seni di bidang perfilman sudah berkembang pesat
terutama di Indonesia, karena telah menyajikan berbagai konten yang
beragam. seperti munculnya film bernuansa dakwah dan bergenre religi.
Pada dasarnya, Film merupakan salah satu bentuk hiburan yang populer
dan menjadikan manusia larut dalam sebuah dunia imajinasi pada saat-saat
tertentu. Hal inilah yang mengunggulkan film dibandingkan media
komunikasi massa lainnya.
Karena memiliki pengaruh yang cukup besar maka film kerap kali
digunakan sebagai media untuk menyampaian suatu pesan yang dibuat.
Saat ini beberapa film telah mengkombinasikan unsur hiburan dan
pendidikan di dalamnya, sehingga film atau movie dapat juga menjadi
media pembelajaran manusia mengenai sejarah, tingkah laku manusia dan
ilmu pengetahuan.3
Oleh karena itu maka penulis ingin mengkaji suatu film melalui
narasi dialog dan karakter tokoh yang terdapat dalam film Mencari Hilal.
penulis akan mengkaji bagaimana komunikasi antarpribadi antara orangtua
dan anak dibentuk dalam film Mencari Hilal melalui alur cerita, dialog
dan juga karakter – karakter tokoh yang terdapat dalam film tersebut.

2

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.Citra
Aditya Bakti,2003),h.8.
3
Uray Noviandi Taslim,“Analisis Semiotika Perjuangan Said Nursi dalam Adegan
„Jeruji Besi’,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2010), h. 14.

3

Mencari Hilal menceritakan tentang seorang yang bernama Mahmud.
Ia adalah ayah dari 2 orang anaknya yaitu Halida dan Heli. Suatu hari
Mahmud mendapati isu bahwa sidang Isbat Kementerian Agama menelan
dana hingga 9 milyar untuk menentukan hilal. Mendengar hal tersebut
membuat Mahmud terburuk dan berkeinginan untuk menemukan hilal
seperti saat di pesantrennya dahulu. Namun keinginannya ditentang oleh
putrinya Halida karena melihat kondisi Mahmud yang sudah tua dan
sedang sakit. Tetapi Mahmud sangat bersikeras sampai ia mengatakan
“Tidak ridho mati sebelum menemukan hilal!” . Disaat yang bersamaan
Heli seorang anak bungsu dari Mahmud yang sudah lama pergi dari rumah
karena selalu berbeda pola fikir dengannya itu kembali ke rumah untuk
meminta dibuatkan paspor oleh kakaknya. Heli pun terpaksa bersedia
menemani ayahnya mencari hilal agar ia bisa mendapatkan paspor untuk
pergi ke nikaragua.
Cerita pada film ini menggambarkan sebuah perjalanan yang
dilakukan oleh seorang Ayah dan Anak yang selalu berbeda namun
mereka terpaksa bergerak atas keinginan yang berbeda dalam satu
perjalanan yang sama sampai akhirnya di dalam perjalanan tersebut
merubah perilaku mereka masing – masing.
Film ini mengandung pesan keagamaan, pesan moral dan juga
kritik sosial kepada pemerintah di dalamnya. Kelebihan di dalam film ini
adalah keberanian memperlihatkan tentang wajah Islam di Indonesia saat

4

ini yaitu kerap kali terjadi perbedaan pandangan dalam menentukan 1 hilal
pada bulan syawal di Indonesia. Kadangkala perbedaan tersebut
menimbulkan konflik dalam bermasyarakat. Selain dari pada itu film ini
juga sengaja mengangkat tema konflik yang sangat dekat dengan
kehidupan masyarakat

sehari – hari yaitu perbedaan pendapat antara

orangtua dengan anaknya. Hal ini bertujuan agar pesan tersebut dapat
dengan mudah diterima oleh masyarakat.
Mencari Hilal dibintangi oleh Oka Antara yang memerankan tokoh
Heli , Deddy Sutomo memerankan tokoh Mahmud dan Erythrina Baskoro
memerankan tokoh Halida. Film ini dirilis pada bulan Juli 2015,
bertepatan dengan libur lebaran. Serta disutradarai oleh sutradara muda
Ismail Basbeth.
Mencari Hilal merupakan sebuah film gerakan dari sebuah gerakan
“Gerakan Islam Cinta” dan “Gerakan Indonesia Tanpa Diskriminasi”.
Kedua gerakan ini mempunyai visi menyampaikan pesan bahwa Islam itu
adalah agama yang toleran dan penuh cinta. Atas dasar inilah maka film
Mencari Hilal dibuat oleh lima rumah produksi yang masing – masing
memiliki kepentingan di dalamnya. Diantaranya adalah Argi Film, Dapur
Film, Mizan Production, MVP Pictures,dan Studio Denny JA.
Film ini berhasil meraih 7 penghargaan. Diantaranya adalah :
Deddy Sutomo dan Oka Antara Kategori pasangan terbaik (Indonesia
Movie Award 2016), Deddy Sutomo sebagai Pemeran Utama Pria terbaik
(Indonesia Movie Actor Award 2016), Oka Antara sebagai Pemeran

5

Pendukung Pria terbaik (Indonesia Movie Award 2016), Erythrina
Baskoro sebagai Pemeran Wanita pendukung terfavorit (Indonesia Movie
Award 2016)4, Deddy Sutomo sebagai Pemeran Utama Pria terpuji
(Festival Film Bandung 2015), Deddy Sutomo sebagai Pemeran Utama
Pria Terbaik (Festival Film Indonesia 2015).5
Karena kesuksesannya tersebut. Selain di tayangkan di Indonesia,
Mencari Hilal juga diikutsertakan dalam berbagai festival film
internasional, diantaranya Tokyo International Film Festival, Hongkong
Asian Film Festival, Cinema Asia Amsterdam dan Copenhagem Pix di
Denmark.6
Berdasarkan latar belakang inilah, penulis tertarik untuk menganalisis
narasi

khususnya

narasi

yang

berhubungan

dengan

komunikasi

antarpribadi antara orangtua dan anak dalam film Mencari Hilal. Maka
Skripsi ini berjudul “KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANGTUA
DAN ANAK DALAM FILM MENCARI HILAL”.

B. Batasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian dan memberi arah yang tepat
dalam pembatasan masalah ini sehingga tidak terlalu meluasnya
pembahasan, Penelitian ini dibatasi hanya dengan mengkaji pada pesan

4

Diandra Caesarlita, artikel diakses pada 07 Juli 2016 dari http://lifestyle.sindonews.com
http://pialacitra.com/ diakses pada 07 Juli 2016 pukul 21.33 WIB.
6
Wawancara penulis dengan Ismail Basbeth selaku Sutradara film Mencari Hilal pada 22
Mei 2016
5

6

yang terdapat pada isi teks narasi adegan dan dialog dari film Mencari
Hilal yang berkaitan dengan komunikasi antarpribadi orangtua dan
anak khususnya ayah dan anak . Dan penelitian ini menggunakan
model analisis struktur narasi menurut Tvzetan Todorov dan secara
sepintas teori Vladimir Propp akan digunakan di bab IV hanya untuk
mengkaji karakteristik tokoh – tokoh yang terdapat dalam narasi.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana struktur narasi komunikasi antarpribadi antara orangtua
dan anak berdasarkan alur awal, tengah dan akhir cerita film
Mencari Hilal?
b. Bagaimana karakter tokoh dinarasikan dalam film Mencari Hilal ?
c. Apakah materi film Mencari Hilal sudah memenuhi kriteria
komunikasi antarpribadi orangtua dan anak yang Islami?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah :
1.

Untuk

mengetahui

bagaimana

struktur

narasi

komunikasi

antarpribadi antara orangtua dan anak dalam film Mencari Hilal.
2.

Untuk mengetahui nagaimana karakter tokoh dinarasikan dalam
film Mencari Hilal.

7

3.

Untuk mengetahui apakah materi komunikasi antarpribadi dalam
film Mencari Hilal sudah sesuai dengan komunikasi orangtua dan
anak menurut Islam.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua aspek,
yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Akademis
a.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memperkaya
bidang studi ilmu komunikasi khususnya di bidang
komunikasi antarpribadi antara orang tua dan anak .

b.

Penulis juga berharap skripsi ini bisa menjadi bahan
referensi untuk memperkuat penelitian tentang narasi film
model Tzetan Todorov dan Vladimir Propp bagi mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam khususnya, serta mahasiswa
lainnya yang mempunyai minat di bidang penyiaran dan
film pada umumnya.

2.

Manfaat Praktis
a.

Memberikan konstribusi yang positif kepada mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam, maupun orangtua dan anak
dalam memahami komunikasi antarpribadi antara orangtua
dan anak.

8

b. Memberikan konstribusi yang positif tentang memahami
Karakter – karakter yang ada dalam sebuah film untuk
praktisi film serta peminat film.
c. Sebagai masukan kepada pembuat film ataiu mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam yang berminat dalam dunia
film agar senantiasa memasukkan nilai – nilai Islam dalam
sebuah film.

E. Tinjauan Pustaka
Skripsi milik Mega Nur Fitria, dengan judul “Analisis Narasi Film
“My Name Is Khan” dalam Perspektif Komunikasi Antar Agama dan
Budaya”. Penelitian menggunakan teori narasi model Tzetan Todorov di
bab IV dan menggunakan model dari Vladimir Propp dimasukan ke dalam
bab III. Objek kajiannya adalah film “My Name Is Khan” . Ia mengaitkan
narasi film My Name is Khan yang mengandung unsur – unsur Komunikasi
Antar Agama dan budaya. Perbedaannya adalah objek kajiannya ia
menggunakan film My Name is Khan sedangkan penelitian ini
menggunakan film Mencari Hilal.7
Skripsi milik Atik Sukriati Rahmah, dengan judul “Analisis Narasi
Film 99 Cahaya di Langit Eropa” perbedaannya adalah skripsi ini hanya
mennggunakan model narasi dari Tzetan Todorov sedangkan penulis
menggunakan dua model, dan Objek kajianya adalah film 99 Cahaya di
Langit Eropa. Hasil temuannya yaitu mengaitkan narasi yang mengandung
Mega Nur Fitriana, “Analisis Narasi “My Name Is Khan” Dalam Perspektif Komunikasi
Antaragama dan Budaya” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, 2014).
7

9

unsur – unsur komunikasi antar agama dan budaya dalam film 99 Cahaya
di Langit Eropa.8
Skripsi Dewi Angela dengan judul “Nilai – Nilai
Kekeluargaan dalam Novel Lontara Rindu”. Persamaan dalam skripsi ini
adalah teori yang digunakan yaitu teori dari Vladimir Propp dan Tzetan
Todorov, sedangkan perbedaannya adalah objek penelitiannya dan juga
nilai – nilai yang diambil. Dalam skripsi ini menggunakan konsep nilai –
nilai kekeluargaan.9
Tesis milik Robituh Widi Astuti. Dalam tesisnya ia ingin
menemukan bagaimana pola komunikasi orangtua dan anak yang terdapat
dalam al –Quran melalui kisah – kisah yang ada dalam al –Qur’an.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama sama meneliti tentang
komunikasi

antarpribadi

antar

orangtua

dan

anak.

Sedangkan

perbedaannya penelitian ini tidak meneliti kisah kisah tokoh keluarga yang
ada dalam al – Qur’an melainkan komunikasi orangtua dan anak yang
terdapat dalam film Mencari Hilal.10

Atik Sukriati Rahmah, “Analisis Narasi Film 99 Cahaya di Langit Eropa” (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2014).
9
Dewi Angela, “Nilai – Nilai Kekeluargaan dalam Novel Lontara Rindu” (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,2013).
10
Robituh Widi Astuti, “Komunikasi Orangtua dan Anak Perspektif Kisah dalam AlQur’an”, ( Tesis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011).
8

10

F. Kerangka Konsep
Bagan 1. Kerangka Konsep

Komunikasi AntarPribadi
antara Orangtua dan Anak
dalam film Mencari Hilal (1)

Kelebihan Film
 Sebagai media dakwah
 Sebagai media
penyampaian pesan

Model Narasi Tzetan Todorov
( 2)

Model Narasi Vladimir Propp (3)
1.

The Villain (Penjahat)

1.

Alur Awal

2.

Hero (Pahlawan)

2.

Alur Tengah

3.

The Donor (Penderma)

3.

Alur Akhir

4.

Helper (Penolong)

5.

Princess (Putri)

6.

Her Father (Ayah sang
Putri)

7.

Dispatcher (Pengirim)

8.

The False Hero



Komunikasi Asimetris



Komunikasi
Komplementer (4)



Komunikasi Simeteris



(

( Pahlawan Palsu)

Hubungan Orangtua dan
Anak dalam Islam.

Sumber : (1) Penelitian ini menggunakan karakteristik komunikasi antarpribadi Joseph A. Devito
dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia yang terdiri dari 5 aspek yaitu keterbukaan, sikap
positif, empati, sikap mendukung dan kesetaraan. (2) Gill Branston and Roy Stafford, The Media
Student’s Book,h.36. (3) Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book,h.36. (4)
Stephen W. LittleJhon, Teori Komunikasi,h.286.

11

Komunikasi antarpribadi antara orangtua dan anak merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan perkembangan individu dalam
menjalin komunikasi yang efektif. Dan di dalam film ini terdapat
komunikasi antarpribadi yang terjalin antara Mahmud sebagai ayah dan
Heli sebagai anak dalam film Mencari Hilal.
Film merupakan salah satu bentuk hiburan yang populer saat ini
karena memiliki pengaruh yang cukup besar maka film kerap kali
digunakan sebagai media untuk menyampaian suatu pesan yang dibuat.
Saat ini beberapa film telah mengkombinasikan unsur hiburan dan
pendidikan di dalamnya, sehingga film atau movie dapat juga menjadi
media pembelajaran manusia mengenai sejarah, tingkah laku manusia dan
ilmu pengetahuan.11
Untuk menganalisis komunikasi orangtua dan anak yang terdapat
pada film Mencari Hilal. penulis menggunakan model narasi dari
Todorov. Setiap narasi memiliki 3 alur. Alur awal dimulai dari durasi 0 –
30 menit yang berisi keseimbangan suatu cerita tentang pengenalan tokoh,
situasi dan latar. Lalu alur tengah dimulai dari durasi 30 – 60 menit berisi
konfik/ masalah yang muncul dalam narasi. Bagian ini merupakan batang
tubuh dari suatu narasi. Alur akhir dimulai dari durasi 60-94 menit berisi
upaya – upaya untuk menyelesaikan suatu konflik dan merupakan inti dari
sebuah narasi.

Uray Noviandi Taslim,“Analisis Semiotika Perjuangan Said Nursi dalam Adegan
„Jeruji Besi’,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2010), h. 14.
11

12

Selain dari pada alur sebuah narasi, dalam penelitian ini juga
menggunakan model dari Vladimir Propp. Yang akan menganalisis
karakter tokoh dalam film Mencari Hilal. Suatu narasi mempunyai
karakter tokoh, dan setiap karakter tersebut mempunyai fungsi dalam
narasi, dan setiap karakter tersebut saling berkesinambungan. Terdapat 8
karakter yang ada diantaranya : The Villain (Penjahat), The Hero
(Pahlawan), The Donor (Penderma), Helper (Penolong), Princess (Putri),
Ayah sang Putri, Dispatcher (Pengirim), The False Hero ( Pahlawan
Palsu).
Selanjutnya, setelah penulis menganalisis komunikasi yang
terdapat dalam film Mencari Hilal melalui alur awal , tengah dan akhir,
serta juga karakter tokoh yang terdapat dalam film Mencari Hilal. maka
penulis mengkaitkan pola komunikasi antarpribadi antara orangtua dan
anak yang terdapat pada masing masing alur.
Setelah itu, penulis akan menganalisis apakah komunikasi orangtua
dan anak dalam film Mencari Hilal sesuai dengan konsep dari komunikasi
orangtua dan anak menurut islam yang ditinjau dari Al – Qur’an.

13

G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis narasi
deskriptif (narrative analysis) yaitu studi tentang struktur pesan atau telaah
mengenai aneka fungsi bahasa (pragmatic).12 Dengan metode ini tidak
hanya diketahui pesan apa saja yang terkandung dalam film Mencari Hilal,
tetapi bagaimana juga pesan itu disampaikan lewat cerita. Analisis narasi
lebih melihat bagaimana isi pesan yang akan diteliti. Dalam pendekatan ini,
penulis menggunakan metode yang langsung menarasikan dalam bentuk
penjelasan kualitatif tentang fenomena yang dibahas. Pendekatan ini
bertujuan untuk memahami makna sehingga dapat menggambarkan secara
luas tentang isi dari film Mencari Hilal.
Menurut

Todorov

suatu

narasi

berawal

dengan

adanya

keseimbangan (ekuilibrium) yang menandai suatu keadaan yang baik - baik
saja. yang kemudian keadaan itu terganggu karena adanya gangguan/
masalah.13 Lalu narasi diakhiri oleh adanya upaya untuk menyelesaikan
masalah sehingga keseimbangan (ekuilibrium) dapat tercipta kembali.14
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Sutradara Film Mencari Hilal
yaitu Ismail Basbeth. Dan sebagai objek penelitiannya adalah Film Mencari
Hilal.
Alex Sobur, Analisis Teks Media – Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotic, dan Analisis Framing, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2001),h.18.
13
Erianto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2013), h.46.
14
Gill Braston and Roy Stafford, The Media Student's Book, (London and New York:
Routledge, 2003), h.36.
12

14

3. Tahapan Penelitian
a.

Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi/pengamatan dilakukan dengan cara penulis
menonton rekaman dvd original film Mencari Hilal secara
berulang - ulang lalu mengamati setiap scene dan memilih
adegan – adegan yang mengandung unsur relasi orangtua dan
anak yang sesuai dengan rumusan masalah yang digunakan
untuk penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai
pengaju/

pemberi

pertanyaan

dan

yang

diwawancarai

(interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.15
Penulis mewawancarai Ismail Basbeth selaku sutradara dari
film Mencari Hilal untuk membantu memperkaya data dalam
penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian yang mendukung dalam
proses mengungkapkan dan mendeskripsikan hasil penelitian.
15

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), h.127.

15

Dokumentasi berupa dokumen pendukung yang tertulis, seperti
literatur-literatur resensi film Mencari Hilal dari internet
maupun

media

lain,

serta

buku-buku

tentang

narasi,

komunikasi antarpribadi yang relevan dengan penelitian.
b.

Pengolahan Data
Pertama penulis melakukan observasi yaitu dengan
menonton dvd original Mencari Hilal dengan mengamati adegan –
adegan dan dialog film Mencari Hilal, kemudian penulis memilih
dan menganalisis sesuai dengan model penelitian yang diinginkan,
dalam konteks ini dikaitkan dengan komunikasi antarpribadi
dengan menyesuaikan penulisan buku Pedoman Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA
(Center for Quality Development and Assurance) di Jakarta tahun
2007.

c.

Teknik Analisis data
Setelah data terkumpul, kemudian di klasifikasikan sesuai
dengan pertanyaan penelitian. Temuan data ditafsirkan dan
dianalisis berdasarkan kerangka konsep lihat bagan 1.
Dalam menganalisa data penulis menggunakan teknik
analisis model Tzetan Todorov yaitu suatu narasi mempunyai 3
struktur yaitu alur awal, tengah hingga akhir. Pada alur awal
biasanya narasi dimulai dengan keadaan yang normal, pada alur
tengah mulai muncul konflik dalam narasi, pada bagian akhir
adalah bagian yang klimaks karena dalam alur akhir terdapat upaya

16

untuk menyelesaikan konflik dalam narasi sekaligus sebagai
penutup sebuah cerita. Lalu model Vladimir Propp digunakan
hanya untuk menganalisis karakter penokohan dalam suatu narasi.
Terdapat 8 klasifikasi karakter tokoh dalam narasi untuk mewakili
isi dari suatu pesan agar dapat tersampaikan.

H. Sistematika Penulisan
Dalam

membahas

suatu

penelitian

diperlukan

sistematika

pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah –
langkah pembahasan sebagai berikut:
BAB I :

Pendahuluan
Pada bab ini terdiri atas enam sub bab antar lain latar
belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II :

Kajian Teori
Pada bab ini terdiri dari Komunikasi Orangtua dan Anak,
Teori Narasi, Konsep Film, serta Konsep Komunikasi
orangtua dan anak menurut Islam.

17

BAB III :

Gambaran Umum
Pada bab ini terdiri dari gambaran umum film Mencari
Hilal, Sinopsis film Mencari Hilal, serta biografi Ismail
Basbeth selaku sutradara film Mencari Hilal.

BAB IV :

Hasil Temuan dan Analisis Data
Pada bab ini terdiri dari Alur narasi komunikasi orangtua
dan anak dalam film Mencari Hilal, Karakter tokoh yang
terdapat dalam film Mencari Hilal, serta perspektif Islam
dalam menilai Komunikasi Orangtua dan anak pada film
Mencari Hilal.

BAB V :

Penutup
Pada bab ini terdiri dari kesimpulan yang ditutup dengan
saran.

18

BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

A. Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua – Anak
1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi

antarpribadi

atau

(Interpersonal

Communication) merupakan komunikasi yang berlangsung antara
dua

orang

atau

lebih

yang

mempunyai

huubungan

dan

mendapatkan feedback secara langsung.1 Komunikasi antar pribadi
merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan penyampaian dan
penerimaan pesan secara timbal balik. Tujuannya adalah untuk
memperoleh pemahaman makna yang sama.
Komunikasi antarpribadi pada umumnya dipahami lebih
bersifat pribadi (private) dan berlangsung secara tatap muka (face
to face).2 Relasi Antarpribadi atau Human Relations merupakan
interaksi antara seseorang dengan orang atau kelompok lain, yang
menyangkut hubungan manusiawi, etika atau moral, aktivitas

1

Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, (Jakarta: Karisma Publishing
Grup, 2011),h.252.
2

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS ,2007) , h.2.

19

sehari- hari. Pada umumnya bertujuan untuk memperoleh kepuasan
bagi kedua belah pihak.3
Relasi antarpribadi merupakan hasil dari komunikasi
antarpribadi. Menurut Malcolm R. Parks komunikasi antarpribadi
merupakan bentuk komunikasi yang diatur dalam norma relasional
yang biasa terjadi dalam kelompok yang sangat kecil.4
Berkomunikasi antarpribadi merupakan keharusan bagi
setiap manusia. Keefektifan dalam relasi antarpribadi ditentukan
jika kedua pihak mampu mengkomunikasikan secara jelas apa
yang ingin disampaikan, memiliki kesamaan pikiran dan tujuan.
Keadaan ini ditandai oleh adanya kepercayaan dan keterbukaan.
2. Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua- Anak
Relasi antara Orangtua dan anak terjadi setelah relasi antara
pasangan suami istri. menjadi orang tua merupakan salah satu
tahapan yang dijalani oleh pasangan yang memiliki anak. Anak anak menjalani proses tumbuh dan berkembang dalam suatu
lingkungan dan hubungan. Keluarga merupakan tempat dimana
sebagian besar waktu anak mempelajari sebuah komunikasi.
Komunikasi antara orangtua dan anak bersifat dua arah.

3

Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2012), h.96.
4

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi
Antarpribadi, (Jakarta: Kencana,2014), h.14.

20

Setiap kegiatan orangtua dan anak dapat menentukan
interaksi komunikasi yang terjadi diantara keduanya. Orangtua
kerap menjadi role model bagi anak – anaknya. Dan di dalam
keluargalah pembentukan konsep diri seorang anak terbentuk.
Hubungan orangtua dan anak dalam keluarga terjalin
melalui interaksi komunikasi yang dilakukan sehari – hari. Namun
di dalam setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur – unsur
konflik, ketidakcocokan atau incompatibility adalah karakteristik
utama timbulnya konflik.5
Yang dimaksud dengan konfik adalah situasi di mana
tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau
menganggu tindakan pihak lain. hal ini kerap kali terjadi dalam
hubungan antara orangtua dan anak6.
Komunikasi

akan

dikatakan

efektif

apabila

terjadi

perubahan sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Serta
menunjukan interakasi yang terjalin di antara keduanya. Berikut
adalah karakteristik dalam komunikasi antarpribadi yang dapat
menumbuhkan hubungan antarpribadi yang efektif, yaitu :7

5

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi
Antarpribadi, h.276.
6

Supratiknya, Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi, (Yogyakarta:
Kanisius,1995), h.94.
7

Joseph D.Vito, Komunikasi Antar Manusia, (Jakarta : Karisma Publishing
Grup,2011),h.259.

21

a)

Keterbukaan (Openess)
Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya dalam
menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif.
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek
dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator
antarpribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang
diajaknya berinteraksi dan membuka diri bagi orang lain.
Kedua, mengacu pada kesediaan komunikator untuk
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Aspek
yang ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan
pikiran.8
Agar komunikasi antarpribadi antara orang tua dan
anak melahirkan hubungan antarpribadi yang efektif, maka
perlu adanya sikap saling terbuka diiringi dengan sikap
percaya dan sikap suportif. Dengan itu akan mendorong
timbulnya sikap saling pengertian, saling menghargai, dan
saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal.

b)

Empati (Empathy)
Empati adalah rasa ikut merasakan perasaan yang
sedang dialami oleh orang lain. Orang yang bersifat empati

8

Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, h.286.

22

mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap orang lain serta harapan dan keinginan
orang lain untuk masa mendatang. Empati bisa berupa
verbal maupun non verbal.Terdapat beberapa langkah yang
dapat

dilakukan

untuk

menanamkan

rasa

empati.

Diantaranya:9
Pertama, menahan godaan untuk mengevaluasi,
mengkritik

dan menilai orang lain. Hal ini untuk

menumbuhkan pemahaman bersama. Kedua, mengenal
lebih jauh tentang seseorang, misal kemampuannya,
ketakutannya, keinginannya, maka dengan itu akan lebih
mudah untuk merasakan apa yang ia rasakan. Ketiga,
cobalah untuk merasakan perasaan orang lain dari sudut
pandangnya, bukan dari sudut pandang pribadi.
Ketiga hal tersebut dapat membantu kita untuk
menumbuhkan rasa empati kepada lawan bicara kita. Hal
ini dapat dilakukan terutama antara orangtua dan anak.
Komunikasi akan lebih efektif apabila terdapat perasaan
empati dari keduanya yang meminimalisir timbulnya
konflik dalam hubungan antarpribadi.

9

Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, h.287.

23

c)

Sikap Mendukung (Supportiveness)
Hubungan

Antarpribadi

yang

efektif

adalah

hubungan yang memiliki sikap saling mendukung serta
adanya pengakuan satu sama lain. Di dalam menjalin relasi
antara orangtua dan anak, setiap anggota keluarga harus
memberikan dukungan terhadap anggota keluarga yang
lainnya. Karena dengan adanya dukungan dari keluarga
akan membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi
setiap anggota keluarga. Baik dalam orang tua dan anak.
Di dalam menjalin relasi antara orangtua – anak,
seorang orangtua harus memiliki sifat suportif apabila
memang orangtua yang salah, dan untuk seorang anak juga
harus suportif dalam mengakui kesalahannya.
Ada beberapa prinsip dalam mendukung komunikasi
keluarga,sehubungan dengan komunikasi antara orangtua
dan anak, diantaranya :
1) Bersedia memberikan kesempatan berbicara kepada
setiap anggota keluarga.
2) Mendengarkan secara aktif apa yang dibicarakan
oleh lawan bicara.
3) Menghormati kepentingan – kepentingan tiap
anggota keluarga.

24

4) Menyelesaikan konflik secara adil sehingga terjalin
komunikasi yang baik.10
d) Sikap Positif (Positiveness)
Sikap positif adalah selalu melihat sesuatu dengan
hal yang baik. Sikap positif bertentangan dengan sikap
ketidakacuhan. Sikap positif mengacu pada dua aspek
komunikasi

antarpribadi.

Pertama,

komunikasi

interpersonal terbina jika setiap pribadi memiliki sikap
positif terhadap dirinya sendiri. Kedua, perasaan positif
sangat penting diperlukan untuk menjalin interaksi yang
efektif.
Sikap positif biasanya terdiri dari pujian atau
penghargaan. Sikap positif dalam menjalin komunikasi
antar pribadi mutlak diperlukan. Agar komunikasi bisa
berjalan dengan efektif. Komunikasi dapat terwujud jika
keduanya dapat berpandangan positif terhadap dirinya
sendiri. Untuk orangtua tidak selalu berfikiran negatif
kepada anaknya. Agar tercapai komunikasi yang efektif
maka orangtua dapat memberikan reward terhadap anaknya
apabila seorang melakukan sesuatu yang membanggakan.

10

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi
Antarpribadi, (Jakarta: Kencana, 2014), h.173.

25

e) Kesetaraan (Equality)
Komunikasi akan berjalan dengan efektif apabila
kondisinya setara. Kesetaraan adalah perasaan saling
melengkapi antara kedua pelaku komunikasi. Dengan artian
harus ada pengakuan bahwa kedua belah pihak sama –
sama bernilai dan berharga.
Konsep Relationship sangat penting dalam kajian
komunikasi antarpribadi. “Jalinan Hubungan” merupakan
seperangkat harapan yang ada pada partisipan yang dengan
itu

mereka

menunjukan

perilaku

tertentu

dalam

komunikasi. “Relationship” antar individu senantiasa
melatar belakangi pola – pola interaksi di antara partisipan
dalam

komunikasi

antarpribadi.

Relationship

dalam

komunikasi antar pribadi tidak selamanya bersifat simetris.
Tidak jarang terdapat kecenderungan dominasi dalam
hubungan antarpribadi.11
Terdapat 3 pola hubungan dalam komunikasi antarpribadi :
1.

Pola komunikasi simetris adalah perilaku pelaku
merespon dengan cara yang sama perilaku pelaku
komunikasi yang lainnya (sejajar). Jika pelaku

11

Pawito,Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Jogyakarta: Lembaga
Kajian Islam Sosial, 2007), h.57.

26

melakukan

kebaikan,

maka

pihak

lain

juga

melakukan hal yang sama.
2.

Pola komunikasi asimetris adalah perilaku pelaku
bertolak belakang dengan perilaku yang lainnya
(tidak sejajar) cenderung tidak adanya respon.

3.

Pola komunikasi komplementer adalah pelaku
komunikasi merespon dengan cara yang berlawanan
dan cenderung bersifat saling melengkapi. Contoh :
Ketika seseorang bersifat mendominasi, yang lain
mematuhinya12

3. Komunikasi Orangtua- Anak menurut Islam
Di dalam Al – Qur’an sering menggunakan kata ahli
sebagai arti dari keluarga. Menurut Al – Isfahani , keluarga adalah
tempat memadukan rasa yang melalui dirinya keturunan seseorang
berkembang, serta menjadi tempat berlabuh seorang laki – laki.13
Konsep

ahli

atau

keluarga

dalam

Islam

dibentuk

berdasarkan pernikahan yang sah, yakni pernikahan yang sah,
yakni pernikahan yang memenuhi syarat dan rukun yang
ditetapkan oleh Al – Qur’an dan Sunnah.
12

Stephen W. Littlejhon, Teori Komunikasi,Edisi 9 ,(Jakarta: Salemba
Humanika,2008),h.286.
13

Asep Usman Ismail, Menata Keluarga, Memperkuat Negara & Bangsa Kiat
Mewujudkan Keluarga Sakinah, (Jakarta:Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI,2011), h.31.

27

Keluarga inti terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak. Disini
akan dijelaskan bagimana ajaran Islam menjelaskan kedudukan
masing – masing dalam keluarga14 :
a.

Kedudukan seorang suami / ayah dalam Islam
Kedudukan suami menurut Al – Qur’an adalah
sebagai kepala keluarga. Berdasarkan kedudukan suami
sebagai kepala keluarga, maka tugas pokok dan fungsi
suami terhadap keluarganya adalah mencari nafkah yang
halal yang mencakup kebutuhan sandang, pangan dan
papan serta tugas seorang suami sekaligus ayah bagi anak –
anaknya adalah memperhatikan, melindungi dan mendidik
anak – anaknya.
Namun di dalam Islam kepemimpinan yang dimiliki
seorang ayah dalam keluarga tidak boleh berlaku sewenang
– wenang, tetapi harus dijalankan secara musyawarah,
harus melibatkan istri dan anak – anak dalam memutuskan
sebuah keputusan. Karena di dalam Al- Qur’an prinsip
musyawarah

merupakan

solusi

terbaik

dalam

menyelesaikan setiap persoalan, temasuk masalah yang
terjadi dalam keluarga. Berikut adalah ayat Al – Qur’an

14

Asep Usman Ismail, Menata Keluarga, Memperkuat Negara &
Bangsa Kiat Mewujudkan Keluarga Sakinah,h.92.

28

yang menjelaskan tentang konsep musyawarah dalam
masalah di keluarga :

Artinya : “Dan ibu – ibu hendaklah menyusui anak –
anaknya selama 2 tahun penuh, bagi yang ingin menyusui
secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah
dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang
tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah
seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula
seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli warispun
(berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin
menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara
keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika
kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain maka
tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan
cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketuahuilah
bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.”
Dalam ayat diatas menjelaskan tentang perintah
orangtua yaitu ibu untuk melaksanakan kewajibannya
menyusukan anak anaknya beserta ketentuannya, dan
kewajiban ayah sebagai seorang kepala keluarga untuk
mencari nafkah dengan cara yang halal.

29

b. Kedudukan Isteri/ Ibu dalam Islam
Menurut ajaran Islam, kedudukan seorang isteri
dalam keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga.15 Sebagai
seorang ibu rumah tangga maka seorang istri memiliki
tugas – tugas pokok diantaranya, sebagai manager rumah
tangga. Sebagai pendidik bagi anak – anaknya. Sebagai
pemelihara kehormatan keluarganya, dan sebagai tempat
berlabuh suami dalam keadaan suka maupun duka.
c. Kedudukan Anak dalam Islam
Islam memandang kedudukan seorang anak
sangat penting bagi keluarga, masyarakat dan negara.
Karena anak merupakan anugerah dari Allah Swt.
Dalam islam anak merupakan salah satu kunci surga.
Selain kewajiban seorang orangtua, islam juga
menekankan kewajiban anak kepada orangtuanya. Al –
Qur’an menjelaskan tentang kewajiban anak terhadap
orangtua pada ayat sebagai berikut :

15

Asep Usman Ismail, Menata Keluarga, Memperkuat Negara &
Bangsa Kiat Mewujudkan Keluarga Sakinah, h.92.

30

Artinya : “Dan Tuhan- mu telah memerintahkan supaya
kamu tidak menyembah selain Dia, dan hendaklah
kamu berbuat baik kepada ibu dan bapak. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua – duanya sampai
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali –
kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan
yang baik.” (Q.S Al – Isra : (23))
Berdasarkan ayat diatas, menjelaskan tentang poin – poin
kewajiban seorang anak terhadap orangtuanya. Diantaranya :
1.

Perintah untuk tidak menyembah selain Allah

2.

Berbuat baik kepada kedua orangtua

3.

Merawat orangtua dengan sebaik mungkin dan yang
paling utama adalah perintah untuk berbakti kepada
kedua orangtua, baik itu ayah dan ibu sampai akhir
hayatnya. Tetap menjalin hubungan yang baik
dengan

orangtua

dengan

tidak

memutuskan

hubungan silaturahmi.
4.

Perintah untuk berkata yang baik dan menghindari
sikap dan perbuatan yang dapat menyakiti perasaan

31

kedua orangtua. seperti tidak mengeluarkan kata kata kasar kepada kedua orangtua.
Selain perintah untuk menghormati kedua orangtua seperti
poin – poin diatas. Anak tidak harus menerima apa saja yang
diperintah oleh orangtuanya. Apalagi menyuruh kepada kesesatan.
Digambarkan

dalam Surah Luqman juga penjelasan apabila

orangtua menyuruh kepada jalan yang menyesatkan. Seorang anak
tidak harus mentaatinya. Tetapi tetap harus menghormati mereka
sebagai seorang orangtua. Hal tersebut tertuang dalam Surah
Luqman ayat 15 sebagai berikut :

Artinya: “ Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau
tidak mempaunyai ilmu tentang itu, maka janganlah
engkau mentaati keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, maka Aku akan
beritahukan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Q.S Luqman : 31 (15)).
Hubungan antara orang tua dan anak sangatlah penting
dalam Islam, sehingga Allah telah menuliskan beberapa kisah
orangtua dan anak di dalam Al- Quran. Yaitu melalui tokoh –
tokoh yang ada dalam Al –Qur’an dalam menjalin komunikasi

32

dalam keluarganya. Allah menjelaskan tentang hak - hak dan
kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh orangtua ataupun oleh
seorang anak. Hal tersebut dikemas secara variatif, ada yang
berupa informasi, perintah maupun larangan. Hal ini dilakukan
agar kisah di dalam Al – Qur’an bisa dijadikan teladan dalam
menjalani kehidupan dalam berkeluarga.
Dari

penjelasan

diatas,

dapat

disimpulkan

bahwa

Komunikasi antara orang tua – anak telah diatur dengan sangat
baik dalam Islam , seorang anak harus berbakti dan menghormati
kedua orang tuanya tetapi tetap bersifat berimbang. Apabila
seorang orangtua mengajarkan kepada kesesatan, maka seorang
anak tidak harus mentaatinya. Tetapi tetap harus memperlakukan
orangtua mereka dengan sopan. Dan sebagai orangtua harus
bertanggung jawab atas kelangsungan hidup anak - anaknya.

33

B. Tinjauan umum tentang Film
1. Film Sebagai Media Dakwah
Dakwah telah berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad
SAW sampai sekarang. Karena seiring perkembangan teknologi
dan semakin kompleksnya problematika yang dialami oleh
manusia maka dibutuhkan media dakwah yang inovatif yang lebih
mudah diterima oleh masyarakat luas. Salah satunya dengan
menggunakan media massa. Media massa yang sangat besar
pengaruhnya adalah media massa yang terdiri atas Pers, Film,
Radio dan Televisi.16
Keuntungan dakwah dengan menggunakan media massa
adalah dapat menjangkau komunikan dalam jumlah yang relatif
banyak dan dalam waktu yang serempak.
Sebagai media komunikasi massa, Film dapat menjadi
media dakwah yang efektif dengan pendekatan yang menarik untuk
menyampaikan pesan – pesan tertentu berdasarkan kaidah kaidah
sinematografi,

karena

secara

psikologis

film

memiliki

kecenderungan yang unik dalam menerangkan hal – hal yang

16

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta:
Graha Ilmu ,2011), h .90.

34

masih samar, mengurangi keraguan dan lebih mudah untuk
diingat.17
Sesuai dengan definisi film Film menurut UU No.33 Tahun
2009, yaitu film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata
sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan
kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat
dipertunjukkan.
Pada dasarnya, film merupakan salah satu bentuk hiburan
yang populer dan menjadikan manusia larut dalam sebuah dunia
imajinasi pada saat-saat tertentu. Saat ini beberapa film telah
mengkombinasikan unsur hiburan dan pendidikan di dalamnya,
sehingga film atau movie dapat juga menjadi media pembelajaran
manusia