Tinjauan Pustaka Metafora pada tiga puisi pilihan goenawan Mohamad (sebuah kajian statistik)

1. Kata Konkret dan Kata Abstrak

Pada penelitian ini, analisis yang pertama kali dilakukan adalah menemukan kata konkret dan kata abstrak pada tiap-tiap objek penelitian. Langkah pertama adalah memisahkan kata konkret dan abstrak yang terdapat pada sampel. Kata- kata konkret adalah kata yang merujuk pada objek yang ditangkap secara langsung oleh panca indra seperti mobil, motor, batu dan sebagainya. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang merujuk kepada sifat, konsep, maupun gagasan. Kata konkret dan abstrak dari data 1 ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Tabel I NO Kata Konkrit Arti 1 Biku Biksu 2 Pasir Butiran batu yang halus 3 Bukit Tumpukan tanah yang lebih tinggi dari pada tempat di sekitarnya, lebih rendah dari pada gunung. 4 Lumut Tumbuhan hijau atau kuning kecil-kecil yang banyak tumbuh membentuk bantalan pada batu, kayu, tanah, atau tembok. 5 Kuil Bangunan tempat memuja menyembah dewa 6 Hutan Tanah luas yang ditumbuhi banyak pohon liar. 7 Kijang Binatang menyusui sebangsa rusa kecil 8 Kabut Awan lembab yang melayang di permukaan tanah 9 Jalan Tempat untuk lalu lintas orang dan kendaraan 10 Gelombang Ombak besar yang bergulung-gulung di laut 11 Busut Gundukan tanah kecil berupa sarang anai-anai 12 Lapang Lebar, luas dan lega 13 Nara Nama tempat berdirinya 7 kuil yang terdapat di Jepang bagian selatan 21 Tabel II NO Kata Abstrak Arti 1 Sesuatu Satu, hanya satu 2 Terjangkau Tercapai 3 Memperpanjang Menjadikan lebih panjang 4 Menghubungkan Menjadikan berhubungan, menyambungkan 5 Meminta Berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu 6 Menyulap Mengubah rupa barang dengan cara yang ajaib 7 Berharap Berkeinginan supaya terjadi 8 Terjadi Sudah dijadikan 9 Membungkam Membuat terdiam dengan menutup mulut 10 Lewat Melalui, menempuh 11 Berbisik Berkata dengan suara perlahan-lahan 12 Seseorang Seorang yang tidak dikenal Pada tabel di atas, ditemukan 13 kata konkret dan 12 kata abstrak. Masing- masing kata tersebar pada struktur puisi yang berjudul Di Nara. ND 2 Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi Di beranda ini angin tak kedengaran lagi. Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari. Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba. Kudengar angin mendesak ke arah kita. Di piano bernyanyi baris dari Rubayyat. Di luar detik dan kereta telah berangkat Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata. Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba. Akupun tahu: sepi kita semula 22