Hasil Penelitian Sarana promosi perpustakaan Universitas Muhamadiyah Prof. DR. Hamka Limau Jakarta Selatan

dimanfaatkan oleh pengguna. Brosur di Perpustakaan UHAMKA dicetak setiap awal tahun ajaran baru setelah semester ganjil. Jumlah brosur yang di cetak tiap tahunnya berjumlah 1500 eksemplar. Brosur ini dibagikan kepada mahasiswa baru saat kegiatan Pendidikan Pemakai Perpustakaan dalam salah satu kegiatan orientasi mahasiswa baru, yaitu ODDI Orientasi Dasar Dasar Islam. Buku pedoman perpustakaan merupakan salah satu media promosi tercetak yang digunakan oleh perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, berisi tentang sejarah perpustakaan, visi-misi, jenis koleksi, jenis layanan, fasilitas perpustakaan dan lain-lain. Buku pedoman perpustakaan UHAMKA dicetak setahun sekali setiap awal ajaran baru setelah semester ganjil dan jumlah buku pedoman perpustakaan ini dicetak berjumlah 1500 eksemplar untuk dibagikan kepada pengguna perpustakaan, baik itu mahasiswa, dosen, dan staf dari UHAMKA itu sendiri. Penerbitan kalender dilakukan oleh pihak universitas. Dalam kalender tersebut salah satunya ditampilkan fasilitas perpustakaan. Walaupun tidak secara khusus untuk sarana promosi perpustakaan, namun bias dikatakan sebagai media promosi perpustakaan bentuk tercetak. Menurut Rizal Saipul Haq, kalender merupakan suatu sarana mempromosikan keberadaaan perpustakaan secara umum. Jadi bukan mempromosikan layanan atau kegiatan perpustakaan secara khusus. Jumlah kalender dari pihak Universitas yang diberikan kepada perpustakaan UHAMKA berjumlah 70 eksemplar, kemudian pihak perpustakaan membagikan kalender setiap tahun ajaran baru kepada pegawai, Mahasiswa Magang dan Murid SMA yang PKL, serta tidak menutup kemungkinan mahasiswa S1 dan S2 UHAMKA namun sifatnya eksklusif. Sarana promosi lainnya yang digunakan berbentuk poster yang berisi semacam penggumuman atau iklan bergambar dengan desain yang dirancang menarik. Isi poster berupa himbauan untuk memanfaatkan, sekaligus memperkenalkan perpustakaan. Promosi melalui poster tersebut diharapkan agar pemustaka terdorong dan berminat untuk mengunjungi serta memanfaatkan informasi dan fasilitas yang ada di perpustakaan Universitas Prof. Dr. HAMKA. Poster yang dicetak oleh perpustakaan UHAMKA dicetak 2 tahun sekali dan biasanya disebar di papan majalah dinding fakultas dan area kampus UHAMKA. Banner adalah media yang dicetak secara digital dengan kaki yang berdiri untuk menunjang dan dapat disesuaikan untuk menjaga banner tetap berdiri. Dalam hasil observasi peneliti melihat banner di perpustakaan UHAMKA diletakan di depan pintu masuk Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Banner yang menjadi media promosi di perpustakaan UHAMKA berjumlah 4 buah banner. Kondisi dari banner itu sendiri sudah usang dan informasinya belum di perbaharui. Sasaran untuk media promosi dalam bentuk tercetak ini di tunjukan untuk mahasiswa-mahasiswi di lingkungan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Isi yang termuat di dalam promosi tercetak Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA khususnya brosur dan pamflet memuat informasi tentang seputar profil perpustakaan baik itu visi dan misi, fasilitas tata tertib perpustakaan, dan peraturan peminjaman dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan wawancara informan sebagai berikut : “isi dari promosi ya tentang perpustakaan kita seperti apa kondisinya dan fasilitasnya seperti apa, didalam bentuk tercetak itu ada visi misi, tujuan, jenis pelayanan, jenis koleksi fasilitas yang ada diperpustakaan seeperti itu”. 5 Cara yang dilakukan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA untuk melaksanakan promosi dalam bentuk tercetak ini dilakukan dengan cara membagikan Brosur dan Buku pedoman perpustakaan pada saat ODDI Orientasi Dasar Dasar Islam atau kegiatan bimbingan pemakai yang diselengarakan tiap tahun ajaran baru khususnya kepada mahasiswa-mahasiswi baru. Selain itu, pihak perpustakaan juga melakukan kerjasama dengan pihak fakultas untuk membantu menyebarkan brosur kepada mahasiswa-mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA dan membantu menempelkan poster di papan majalah dinding masing-masing fakultas. Hal ini sesuai dengan waawancara informan sebagai berikut : 5 Wawancara Pribadi dengan SN, Jakarta, 25 Maret 2015 “Caranya kita sebarkan ke dosen dan mahasiswa atau buat surat sekalian ke fakultas untuk disebarkan ke mahasiswa atau di tempel di madding fakultas. Dengan alasan agar bekerjasama dengan akademik atau staf-staf UHAMKA lainya, untuk saling promosi tentang perpustakaan”. 6 Promosi yang diterapkan oleh perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA dalam bentuk elektronik yaitu melalui web, video P3 dan media sosial seperti facebook. Website dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam melakukan kegiatan promosi di perpustakaan. Dengan mendesain website perpustakaan, jasa dan layanan, koleksi informasi penting lainya yang diadakan dapat dinikmati dimana saja dan oleh siapa saja melalui akses internet. Website perpustakan UHAMKA sama sekali tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena tidak ada sumber daya manusia yang punya kompetensi untuk mengelola website tersebut. Dengan demikian, walaupun web perpustakaan sendiri sudah ada, akan tetapi informasi yang ada belum cukup optimal, dimana isinya pun tidak jauh beda dengan yang tercetak. Hal ini sesuai dengan wawancara informan sebagai berikut : 6 Wawancara Pribadi dengan SN, Jakarta, 25 Maret 2015 “Promosi dalam bentuk elektronik - sebenarnya perpustakaaan kita belum online, tapi kita sudah disediakan di web UHAMKA sudah disediakan web perpustakaan sehingga kita bisa melihat tentang perpustakaan uhamka tapi itu masih dalam proses perbaikan jadi belum maksimal. Isinya ga jauh beda dengan bentuk tercetak tentang visi misi profil perpustakaan tata tertib perpustakaan”. 7 Sasaran utama dari promosi dalam bentuk elektronik yang diterapkan oleh perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA adalah Mahasiswa serta seluruh lingkungan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Di samping itu, promosi ini juga ditujukan kepada masyarakat luas yang sekaligus membantu untuk mempromosikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.HAMKA. Begitu pun media sosial seperti facebook dibuat untuk promosi, akan tetapi tidak ada yang mengelolanya. Video P3 Pendidikan Pemakai Perpustakaan ini digunakan sebagai bahan promosi dalam kegiatan yang diselenggarakan pada saat berlangsungnya kegiatan orientasi mahasiswa baru tiap awal tahun ajaran. Video P3 ini juga ditambahkan ke dalam fitur OPAC perpustakaan UHAMKA. Jadi ketika pemustaka binggung dengan tata cara penggunaan layanan yang ada, pemustaka dapat memutar langsung video P3 yang telah disediakan. 7 Wawancara Pribadi dengan SN, Jakarta, 25 Maret 2015 Selain tersebut di atas, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA mempunyai program kerja yang merupakan salah satu bentuk promosi dalam bentuk kegiatan yaitu Pelatihan perpustakaan Hawla Muhammadiyah. Hanya saja program ini belum berjalan. Hal ini sesuai dengan wawancara informan sebagai berikut : “Tadi dalam bentuk kegiatan sudah saya sebutkan Pendidikan pemakai perpustakaan seperti itu. Jadi p3 mahasiswa juga tahu apa saja tata tertibnya selain itu mengenal unit perpustakaan UHAMKA ada dilokasi mana saja. Acara untuk promosi kalau menurut saya hanya ada di p3 perpustakaan kalo di acara lain di program kerja si sudah ada seperti kita mengadakan pelatihan perpustakaan hawla muhammadiyah cuma belum terlaksana. Kalo dalam hal kegiatan atau acara p3 didakan pada awal masuk perkuliahan jadi mahasiswa baru kita adakan p3 shingga merka bisa selain kita bisa promsi kita juga bisa memberikan perturan perpustakaan”. 8 Kegiatan yang disebut P3 pendidikan pemakai perpustakaan yang menjadi salah satu sub kegiatan dalam kegiatan oreintasi mahasiswa baru, merupakan kegiatan dalam rangka memperkenalkan perpustakaan dan membimbing mahasiswa- mahasiswi baru untuk dapat menggunakan informasi secara maksimal di perpustakaan. Sasaran kegiatan promosi dalam bentuk kegiatan ini adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA: “Kalo dalam hal kegiatan atau acara p3 didakan pada awal masuk perkuliahan jadi mahasiswa baru kita adakan 8 Wawancara Pribadi dengan SN, Jakarta, 25 Maret 2015 p3 sehingga mereka bisa selain kita bisa promosi, kita juga bisa memberikan perturan perpustakaan.” 9 Sementara pendidikan pemakai perpustakaan untuk dosen dan karyawan lainya belum dapat dilaksanakan, alasannya karena kegiatan pendidikan pemakai ini masih bersamaan waktunya dengan kegiatan orientasi mahasiswa baru atau ODDI. Sehingga hanya mahasiswa-mahasiswi baru saja yang ikut dalam kegiatan P3 ini. Sebagaimana yang dijelaskan Kepala Bidang Layanan Perpustakaan Uhamka sebagai berikut : “Kalau p3 sasaran-nya mahasiswa-mahsiswi belum karyawan dan dosen alasanya karena di UHAMKA ini juga diadakan acara ODDI semacam ospek gitu. di dalam ODDI itu terdapat materi-materi termasuk juga materi perpustakaan sehingga kita bisa bekerjasma dalam hal promosi sekaligus mengadakan p3 perpustakaan”. 10 Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan, Perpustakaan UHAMKA memiliki koleksi buku-buku kepustakaan tentang masalah kemuhammadiyahan yang di tata pada salah satu sudut dalam ruang perpustakaan, biasa disebut Muhammadiyah Corner. Nampaknya itu merupakan salah satu cirri khas perpustakaan di UHAMKA.

2. Kendala Dalam Promosi dan Solusinya

9 Wawancara Pribadi dengan SN, Jakarta, 25 Maret 2015 10 Wawancara Pribadi dengan SN, Jakarta, 25 Maret 2015 Kendala yang dihadapi oleh perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA terdapat dari dalam dan luar perpustakaan. Kendala dari dalam perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA saat melakukan promosi diantaranya adalah terbatasnya alokasi anggaran dan tidak tersedia setiap tahun secara berkesinambungan. Keterbatasan ini menyebabkan media promosi yang digunakan belum optimal, sehingga untuk pelaksanaan kegiatan dan penyiapan media promosi dilakukan hanya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan terbatas. Pengajuan alokasi dana untuk kegiatan promosi yang lebih besar sudah seringkali dilakukan sejak tahun 2011 sampai tahun 2015 ini, namun hal tersebut belum ada hasilnya. Keterbatasan alokasi anggaran untuk kegiatan layanan perpustakaan juga berdampak kepada keterbatasan sumberdaya manusia yang professional dibidangnya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Tidak ada dana untuk bisa merekrut tenaga profesional sesuai yang dibutuhkan. Dampak lainnya adalah system OPAC Perpustakaan belum dapat dikembangkan secara on-line. Akibatnya untuk mengakses sumber informasi yang menjadi koleksi perpustakaan masih sangat terbatas. Hanya dapat dilakukan di perpustakaan dan belum bisa diakses dari rumah atau tempat lainnya. Hal ini sudah tentu menghambat pengguna untuk mengetahui seberapa lengkap sumber informasi yang ada dan tersedia. Pembuatan portal atau web online sudah dilakukan, namun pengelolaannya masih minim, sehingga belum dapat optimal melayani pemustaka. Walaupun peningkatan pemanfaatan perpustakaan oleh pemustaka relatif cukup baik, namun demikian minat mahasiswa untuk memanfaatkan informasi perpustakaan masih belum dapat dikatakan optimal. Hal ini disebabkan kurangnya promosi menyebabkan banyak calon pemustaka menganggap koleksi kepustakaan kurang lengkap, walaupun sebenarnya tidak demikian adanya. Sebagaimana hasil dari wawancara dengan informan : “Promosinya lebih ditingkatkan lagi banyak Mahasiswa- Mahasiswi di sini beranggapan koleksinya kurang lengkap padahal koleksi disini cukup lengkap”. 11 Kendala promosi layanan perpustakaan untuk menarik minat pemustaka berkunjung, nampaknya tidak hanya terbatas pada masalah ketersediaan fasilitas, koleksi buku dan informasi lainya, akan tetapi juga tergantung sikap dan peran komunikasi pustakawan bagian layanan kepada para pemustaka. Banyak pustakawan bagian layanan yang kurang bersemangat memberitahu cara mencari buku atau informasi yang diperlukan, termasuk kurang ramahnya pustakawan dalam melayani para pemustaka. Sebagian pustakawan bagian layanan di perpustakaan masih menunjukkan sikap-sikap kurang ramah di dalam pelayanannya kepada pemustaka. Melihat kondisi ini, nampaknya sarana promosi 11 Wawancara Pribadi dengan DK, Jakarta, 23 Maret 2015 itu tidak hanya terbatas pada bentuk-bentuk cetak, elektronik maupun kegiatan, akan tetapi sikap dan keramahan pustakawan itu sendiri di dalam layanannya bisa menjadi salah satu bentuk promosi yang efektif, tapi bisa juga menjadi kendala enggannya pemustaka untuk berkunjung. Sebagaimana yang dijelaskan oleh salah seorang pemustaka: “Seharusnya sih, orang-orang dibagian pelayanan harus sering ngasih tau dan ramah, banyak senyum gitu kepada semua mahasiswa yang datang ke perpustakaan – ya informal saja memberitahunya. Setahu saya, informasi dari mulut ke mulut itu yang paling efektif. Dari teman yang satu ke teman yang lain. Kalo nanya sama temen kan lebih enak dan penjelasannya pun bisa lebih jelas:, Sebagaimana tersebut di atas, itu semua merupakan kendala-kendala yang sifatnya internal. Sementara kendala-kendala eksternal dalam pelaksanaan promosi perpustakaan adalah kurangnya dukungan dari para staf-staf fakultas untuk bekerjasama mendistribusikan brosur dan poster. Tidak adanya kerjasama pihak karyawan fakultas untuk membantu menempelkan poster promosi perpustakaan di papan majalah dinding fakultas. Seharusnya staf biro administrasi fakultas dapat membantu menempelkan poster dan pamflet yang diberikan pihak perpustakaan. Hal ini sudah tentu menghambat promosi perpustakaan itu sendiri. Solusinya sementara ini adalah terus meningkatkan komunikasi agar lebih intensif antara pihak perpustakaan dengan pihak yang bersangkutan. Sebagaimana hasil dari wawancara dengan informan: “kendalanya - menurut saya lancar lancar aja - cuma banyak fakultas yang tidak bekerjasama dalam hal menempelkan brosur atau poster yang sudah kita serahkan ke fakultas jadi merekea tidak menempelkan di mading mading fakultas”. 12

3. Efektivitas dan Harapan Terhadap Promosi

Sarana promosi yang digunakan perpustakaan UHAMKA berbentuk tercetak, berbentuk elektronik dan berbentuk kegiatan. Dari ketiga bentuk sarana promosi dengan beragam media yang ada dengan segala keterbatasanya, bisa dikatakan bahwa masing- masing sarana, bentuk dan media promosi yang telah diguna memiliki kontribusinya sendiri-sendiri terhadap peningkatan kunjungan pemustaka memanfaatkan perpustakaan. Brosur dan buku pedoman perpustakaan sebagai sarana promosi berbentuk tercetak dianggap lebih efektif dibandingkan dengan media tercetak lainnya, seperti banner, poster dan kalender. Hal ini sesuai dengan wawancara informan sebagai berikut: “Dari sekian banyak bentuk promosi, Promosi yang paling efektif - karen , saya mahasiswi UHAMKA tentunya dari brosur sama buku pedoman perpustakaan . . .” 13 Video dan facebook sebagai sarana promosi berbentuk elektronik dianggap lebih efektif dibandingkan dengan media elektronik lainnya, seperti portal atau website. Walaupun demikian, untuk melihat video tentang Pedoman Pemakai 12 Wawancara Pribadi dengan SN, Jakarta, 25 Maret 2015 13 Wawancara Pribadi dengan DK, Jakarta, 23 Maret 2015 Perpustakaan P3 itu harus mengakses melalui OPAC yang hanya bisa diakses langsung di perpustakaan, akibat belum online-nya sistem OPAC yang ada: “saya mahasiswi UHAMKA, sudah pasti tau disini ada perpustakaan – kan ada penjelasan di ODDI, pakai video tentang P3 – saya juga tau dari facebook dan disini bukunya juga cukup lengkap kok?” Penjelasan dan pemutaran video P3 melalui sarana promosi berbentuk kegiatan juga dianggap cukup efektif, yaitu dilakukan didalam kegiatan ODDI. Walaupun dianggap cukup efektif, namun karena merupakan bagian dari kegiatan ODDI, maka waktu untuk penjelasan sangat terbatas. Pada saati ini pula dibagikan buku pedoman perpustakaan yang merupakan bentuk promosi tercetak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang informan pemustaka di atas, bahwa promosi dalam bentuk lisan, yaitu cerita tentang pengetahuan dan pengalamannya seorang pemustaka kepada teman-temannya tentang koleksi buku, kemudahan peminjaman, suasana ruang baca yang kondusif untuk belajar, bisa mengobrol, bahkan berpacaran, serta fasilitas yang tersedia di perpustakaan UHAMKA, nampaknya cukup punya kontribusi untuk mendorong dan menarik minat mahasiswa- mahasiswi lain berkunjung ke perpustakaan UHAMKA. Dengan kata lain, informasi tentang perpustakaan dari mulut ke mulut secara tidak langsung merupakan salah satu bentuk lain sebuah promosi, walaupun bukan merupakan sarana promosi yang sengaja digunakan oleh perpustakaan UHAMKA itu sendiri: “. . . promosi yang paling efektif . . . selain itu dari mahasiswa yang lain atau informasi dari mulut kemulut”. Peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan nampaknya tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh efektivitas berbagai bentuk promosi yang dilakukan perpustakaan. Di samping secara tak langsung promosi bentuk lisan tadi, termasuk juga tingginya tugas kuliah yang mensyaratkan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan yang ada. Termasuk adanya jadwal penggunaan ruang baca untuk ruang belajar bagi mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas Agama Islam. Nampaknya memang peningkatan jumlah kunjungan pemanfaat perpustakaan tidak hanya semata-mata untuk mengakses buku atau informasi yang merupakan koleksi perpustakaan, tetapi memanfaatkan ruang- ruang perpustakaan untuk diskusi, mengobrol sambil menunggu jadwal kuliah selanjutnya, bahkan ada juga yang memanfaatkan sebagai tempat untuk berpacaran “kan kita tau, kalau di perpustakaan itu gak semua cari buku atau ngerjain tugas kuliah. Ada juga yang buat belajar, nunggu kuliah, ngobrol, diskusi – ada juga sih yang pada pacaran – diem-diem he he he”. Harapan pemustaka kedepannya terhadap promosi perpustakaan UHAMKA yaitu lebih ditingkatkan lagi dari masing masing media atau bentuk tercetak, kegiatan maupun elektronik. Lebih dioptimalkan lagi agar tujuan dari promosi itu dapat berjalan seharusnya. Khususnya promosi mengenai koleksi buku dan sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan. Hal ini sesuai dengan wawancara informan sebagai berikut: “Harapan saya pribadi sebagai pemustaka sih, promosinya lebih ditingkatkan lagi banyak yang mikir disini koleksinya kurang lengkap padahal koleksi disini cukup lengkap.” 14 Saran dan harapan lain pemustaka terhadap optimalisasi promosi dapat dilakukan melalui keramahan petugas layanan dan tidak bosan-bosannya memberitahu dan membimbing pemustaka untuk menemukan buku atau sumber informasi lain yang mereka butuhkan. Keramahan dan pelayanan yang baik merupakan salah satu bentuk promosi lain yang dapat menarik minat pemustaka untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan tersebut. Beberapa saran dan harapan lainnya yang secara tak langsung berhubungan dengan masalah promosi adalah membuat ruang perpustakaan rapih dan nyaman, sehingga diperlukan untuk memperbanyak loker, sehingga tidak lagi terlihat tas-tas bergelimangan di lantai. Di samping itu, perpustakaan juga perlu memiliki kelebihan-kelebihan lain yang tak dimiliki oleh perpustakaan lain, yaitu dengan menyediakan ruang baca atau ruang fasilitas internet dimana pemustaka dapat melakukan kebiasaan merokok: 14 Wawancara Pribadi dengan DK, Jakarta, 23 Maret 2015 “Harapan saya sih petugas perpustakaan harus lebih ramah, gak cembetut gitu. Itu kan salah satu bentuk promosi juga, jadi orang betah ke perpustakaan. Kalo boleh usul nih - kalo dibandingkan kampus lain, loker mungkin harus ditambahin, banyak tas tas yang berserakan di bawah kan kurang enak diliatnya. Ruang baca dan fasilitas internet untuk mahasiswa yang merokok sebaiknya juga ada – kalo itu ada dan dipromosi- in, yakin, pasti rame”.

C. Pembahasan

1. Sarana promosi perpustakaan UHAMKA Promosi perpustakaan UHAMKA dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan penggunaan fasilitas dan koleksi yang dimilikinya. Perpustakaan UHAMKA menggunakan sarana promosi dalam 3 tiga bentuk utama, yaitu sarana promosi berbentuk tercetak, sarana promosi berbentuk elektronik, dan sarana promosi berbentuk elektronik. a Sarana promosi tercetak Sarana promosi bentuk tercetak yang digunakan oleh perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr HAMKA adalah brosur, banner, kalender, poster, dan buku pedoman perpustakaan. Menurut Badollahi Mustafa, sarana promosi perpustakaan bentuk tercetak terdiri dari brosur, poster, newsletter, pembatas buku, dan terbitan khusus. Media promosi bentuk tercetak yang digunakan oleh perpustakaan Universitas Muhammadiyah Prof.Dr HAMKA semestinya perlu dimaksimalkan lagi sebab dari apa yang peneliti amati untuk media promosi dalam bentuk tecetak masih belum sesuai dengan semestinya. Media promosi tercetak di perpustakaan UHAMKA yang terdiri dari brosur, banner, kalender, poster, dan buku pedoman, perlu dimaksimalkan lagi dalam hal tampilan desain dan informasinya, karena dengan tampilan baik yang disajikan akan berpengaruh besar terhadap pesan yang akan disampaikan. b Sarana promosi elektronik Dalam pelaksanaanya Promosi dalam bentuk elektronik yang dilaksanakan di perpustakan Universitas Muhammadiyah Prof.Dr HAMKA hanya menggunakan Video, Web perpustakaan dan media sosial seperti facebook. Menurut Badollahi Mustafa sarana promosi perpustakaan bentuk Elektronik yaitu Media elektronik dan website. Bentuk promosi dalam media elektronik ini sebetulnya sudah bagus dan bervariasi macam medianya akan tetapi ada yang kurang dari segi pengelolaanya. Perpustakaan UHAMKA memiliki sumber daya manusia yang terbatas sehingga promosi melalui media elektronik kurang maksimal. Tidak adanya pustakawan atau operator teknologi informasi yang mumpuni menyebabkan pengelolaan sarana promosi bentuk elektronik melalui media portalwebsite maupun system OPAC belum dapat berfungsi sebagaimana mestinya. c Sarana Promosi Kegiatan Promosi yang dilakukan perpustakaan dalam bentuk kegiatan hanya berupa Pendidikan pemakai Perpustakaan P3. Menurut Badollahi Mustafa, sarana promosi perpustakaan yang bentuknya kegiatan diantaranya adalah pameran, seminar, storytelling, bazar, lomba. Sarana promosi kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan UHAMKA kurang bervariasi masih hanya mengandalkan pendidikan pemakai perpustakaan P3. Hal ini menunjukan bahwa perpustakaan belum maksimal betul dalam hal promosi dalam bentuk kegiatan. Selain itu kegiatan P3 ini harusnya dipisah dengan acara ODDI, karena waktu yang diberikan terbatas, sehingga menjadi kurang efektif. Apalagi dengan waktu yang terbatas, sehingga pendidikan pemakai perpustakaan P3 yang disampaikan kepada mahasiswa-mahasiswi relatif kurang optimal. Dengan demikian, P3 butuh waktu lebih banyak dan diselenggarakan dalam acara tersendiri, tanpa dicampuri dengan kegiatan ODDI, sehingga mahasiswa baru pun dapat lebih fokus. Meningkatnya pemanfaat perpustakaan ternyata menunjukkan adanya bentuk-bentuk promosi lain di luar 3 tiga sarana promosi di atas, yaitu promosi dalam bentuk lisan. Fakta juga memperlihatkan bahwa ternyata peningkatan pemanfaat perpustakaan yang cukup signifikan itu tidak semuanya dalam rangka untuk mengakses layanan buku dan informasi, tetapi ada pula yang menjadikan perpustakaan sebagai tempat mengobrol, tugas kuliah, belajar, diskusi, menunggu waktu kuliah dan bahkan sebagai tempat untuk berpacaran. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan jumlah kunjungan pemustaka di perpustakaan tidak semata-mata karena faktor adanya promosi,