Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pengungkapan informasi yang relevan dan dapat dipercaya di dalam laporan tahunan annual report. Dalam Islam, hal terpenting dari pengungkapan laporan Bank Syariah adalah untuk menunjukan bahwa seluruh operasi yang terdapat pada Bank Syariah telah sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah, dimana masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui setiap dampak dari kegiatan bisnis bagi kesejahteraan masyarakat dan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan prinsip syariah. Informasi yang disajikan dalam laporan tahunan biasanya mencakup keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh bank syariah yang dituangkan dalam catatan yang mudah dimengerti oleh masyarakat luas dan salah satu yang terpenting dalam laporan tahuanan adalah laporan keuangan. Menurut Ratih Paramita yang dikutip dari Mediawati dalam tulisannya yang berjudul Islamic Corporate Identity In The Practice Of Annual Report Disclosure Islamic Bank, tujuan laporan keuangan syariah adalah dilaporkannya informasi kepatuhan bank terhadap prinsip syariah; membantu pihak terkait dalam menentukan zakat bank, maupun pihak lain; membantu mengevaluasi pemenuhan bank terhadap tanggung jawab amanah dalam mengamankan dana; menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak, informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik rekening investasi; serta pemenuhan fungsi sosial termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat. 3 Menurut Azhar Abdul Rahman dan Abdullah Awadh Bukair yang dikutip dari Maali et al. dalam Social Reporting by Islamic Banks, tujuan dari 3 Ratih Paramita, Islamic Corporate Identity In The Practice Of Annual Report Disclosure Islamic Bank, Jakarta : Jurnal Akutansi dan Pendidikan, 2012, h. 36 laporan keuangan syariah adalah “To show compliance with Shariah principles by contracting fairly with various parties inside and outside an organisation such as employees, shareholders and government; clarify the effect of the activities of Islamic businesses on community welfare and help Muslims to perform their religious obligations. ” 4 Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan syariah adalah untuk menunjukan tingkat kepatuhan Bank Syariah dengan prinsip-prinsip syariah. Bank Syariah Mandiri sebagai Bank Syariah yang terkemuka di Indonesia juga berusaha memenuhi tanggung jawabnya kepada masyarakat dengan mengungkapkan informasi dalam laporan tahunan perusahaan, termasuk dengan laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan Qardul Hasan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan bank lainnya, laporan tahunan Bank Syariah Mandiri pada periode 2013 disusun menjadi tiga bagian yaitu laporan manajemen management report, laporan keuangan financial report, dan laporan berkelanjutan yang dapat diunduh langsung di situs ressmi Bank Syariah Mandiri. Klasifikasi tersebut tentunya memudahkan para pembaca yang berkepentingan. Salah satu upaya untuk meningkatkan Shariah Compliance pada Lembaga Keuangan adalah dengan disusunnya suatu standar atau pedoman akuntansi perbankan Syariah sebagai acuan dalam pembuatan laporan keuangan yang ditujukan untuk para pengguna sebagai dasar dalam 4 Azhar Abdul Rahman dan Abdullah Awadh Bukair, The Influence of the Shariah Supervision Board on Corporate Social Responsibility Disclosure by Islamic Banks of Gulf Co- Operation Council Countries, Asian Journal of Business and Accounting 62, 2013, h. 72 pengambilan keputusan ekonomi. 5 Standar berfungsi memberikan acuan dan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan sehingga laporan keuangan antar-entitas menjadi lebih seragam. 6 Antonio menyatakan bahwa suatu standar akuntansi akan menjadi kunci sukses bank Syariah dalam melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi yang transparan, dapat dipercaya dan relevan dengan kebutuhan pengguna sesuai dengan konteks syariah. 7 Dengan disusunnya standar tersebut, Bank Syariah dapat memberikan pelayanan berupa pengungkapan informasi yang terdapat dalam Laporan Tahunan annual report yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah guna memenuhi kebutuhan para stakeholders. Di Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah dan Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah disahkan pada tanggal 1 Mei 2002 dan resmi berlaku sejak 1 Januari 2003. 8 PSAK No. 59 dikhususkan untuk kegiatan transaksi syariah di sektor perbankan syariah. Hal tersebut menjadi permasalahan baru mengingat pada saat itu lembaga keuangan syariah lain juga mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan tuntutan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia IAI membentuk Komite Akuntansi Syariah KAS pada tanggal 18 Oktober 2005 untuk merumuskan Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Akhirnya, KAS 5 Maulana Nasrifa dan Ade Wirman, Analisa Tingkat Kesesuaian Annual Report Perbankan Syariah dengan Prinsip-Prinsip Syariah Studi Kasus Bank Umum Syariah di Indonesia. Jakarta : Tazkia, 2006 h. 70 6 Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah bebrasis PSAK, Jakarta: Salemba Empat, 2012, h. 15 7 Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, cet 1, 2001, h. 198 8 www.gudangilmusyariah.blogspot.com201409akuntansai-perbankan-syariah-psak- 59.html?m=1 diakses pada 19 Desember 2014 pukul 08.25 berhasil membangun konsep Prinsip Akuntansi Syariah yang Berlaku umum, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah, serta enam konsep Exposure Draft PSAK Syariah. Pada tanggal 19 September 2006, Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK akhirnya menyetujui untuk menyebarluaskan Exposure Draft PSAK Syariah yang salah satunya adalah PSAK No.101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah. PSAK No.101 ini bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum general purpose financial statements untuk entitas syariah yang selanjutnya disebut “laporan keuangan”, agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas syariah lain. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK terkait. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk memahami bagaimana penerapan dari PSAK No. 101 pada laporan tahunan Bank Syariah Mandiri dalam usahanya untuk meningkatkan transparansi dan kredibilitas Bank Syariah Mandiri di mata publik. Maka dari itu penulis mengangkat permasalahan ini dalam bentuk skripsi dengan judul “Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 101 dalam Penyusunan Laporan Tahunan pada PT. Bank Syariah Mandiri”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pada uraian latar belakang di atas dapat terlihat bahwa pengungkapan informasi dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh bank syariah dalam menunjukan transparasi dan kredibilitas di mata publik. Banyak hal yang dapat diteliti dari laporan tahunan perbankan syariah, salah satunya dari segi isi laporan tahunan. Laporan tahunan pada Bank Syariah Mandiri dibagi atas tiga bagian yaitu laporan keuangan, laporan manajemen, dan laporan berkelanjutan. Terkait dengan penerapan PSAK No. 101, maka peneliti membatasi laporan tahunan pada laporan keuangannya saja, yang selanjutnya akan dibahas mengenai prosedur penyusunan laporan keuangan secara umum. Laporan keuangan tahunan Bank Syariah terdiri atas: a. aset; b. kewajiban; c. dana syirkah temporer; d. ekuitas; e. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; f. arus kas; g. dana zakat; h. dan dana kebajikan. Selanjutnya, untuk memfokuskan permasalahan dan keterbatasan waktu peneliti, maka dalam kesesuaian laporan keuangan dengan PSAK No. 101 peneliti membatasinya pada Laporan Dana Zakat dan Dana Kebajikan. Adapun perumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimana prosedur penyusunan laporan keuangan pada PT. Bank Syariah Mandiri? 2. Bagaimana penerapan PSAK No. 101 pada Laporan Dana Zakat PT. Bank Syariah Mandiri? 3. Bagaimana penerapan PSAK No. 101 pada Laporan Dana Kebajikan PT. Bank Syariah Mandiri?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengetahui dan memahami prosedur umum penyusunan laporan keuangan pada Bank Syariah Mandiri. b. Mengetahui dan memahami penerapan PSAK No. 101 pada Laporan Dana Zakat PT. Bank Syariah Mandiri. c. Mengetahui dan memahami penerapan PSAK No. 101 pada Laporan Dana Kebajikan PT. Bank Syariah Mandiri. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut : a. Kontribusi Akademis Penelitian ini dapat menambah khasanah dan ilmu pengetahuan khususnya tentang penyusunan Laporan Keuangan Syariah. Penelitian ini juga bermanfaat bagi mahasiswa, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pembanding pada penelitian selanjutnya. b. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi