PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah

mulai tahun 2012. 16 Standar akuntansi keuangan ini berfungsi sebagai pedoman bagi para entitas yang telah terdaftar maupun dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia dalam menyusun laporan keuangan. Standar akuntansi yang efektif harus memenuhi tiga kriteria umum Basel Committee on Banking Supervision 2000: Standar akuntansi harus memberikan kontribusi untuk –atau paling tidak konsisten dengan dan tidak menghambat –manajemen risiko yang sehat dan praktik pengendalian di bank. Mereka juga harus menyediakan kerangka kerja kehati-hatian dan dapat diandalkan untuk menghasilkan informasi akuntansi berkualitas tinggi di bank. Standar akuntansi harus memfasilitasi disiplin pasar dengan mendorong pelaporan yang tranparan mengenai posisi dan kinerja keuangan bank, eksposur risiko dan kegiatan manajemen risiko. Standar akuntansi harus memfasilitasi dan tidak membatasi pengawasan bank yang efektif. 17 b Standar Akuntansi Keuangan Syariah Standar Akuntansi Keuangan Syariah SAK Syariah adalah standar yang digunakan untuk entitas yang memiliki transaksi syariah atau entitas berbasis syariah. Standar akuntansi keuangan syariah terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan istishna. Standar ini merupakan standar yang dikembangkan oleh 16 Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah bebrasis PSAK, Jakarta: Salemba Empat, 2012, h. 15 17 Hennie van Greuning dan Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat, 2011, h. 198 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Syariah DSAK Syariah. 18 Standar akuntansi keuangan syariah berfungsi sebagai pedoman bagi lembaga keuangan syariah dalam menyusun laporan keuangan. 2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 101 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 101 bertujuan untuk mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum general purpose financial statements untuk entitas syariah yang selanjutnya disebut “laporan keuangan”, agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas syariah lain. 19 Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas syariah yang berorientasi profit, termasuk entitas bisnis sektor publik. Entitas nirlaba syariah, entitas sektor publik, pemerintah dan entitas syariah lainnya yang akan menerapkan standar ini mungkin perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap deskripsi beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri serta dapat pula menyajikan komponen-komponen tambahan dalam laporan keuangannya. 20 Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri atas: Neraca; Laporan Laba Rugi; Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas; Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat, Laporan Rekonsiliasi Pendapatan Dan Bagi Hasil; Laporan Sumber Dan Penyaluran Dana Zakat; 18 Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah bebrasis PSAK, Jakarta: Salemba Empat, 2012, h. 17 19 IAI, Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli Jakarta: Salemba Empat, 2009, PSAK No. 101 paragraf 1 20 IAI, Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli Jakarta: Salemba Empat, 2009, PSAK No. 101, paragraf 6 Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Kebajikan; Catatan Atas Laporan Keuangan. 21 3. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Dari segi bahasa, zakat berasal dari kata zaka – yakzu - zaka-an atau zakiya – yazka- zakan yang berarti suci, bersih, tumbuh, berkembang, bertambah, dan berkah, namun sering diartikan menyucikan atau membersihkan. 22 Secara terminologi, zakat berarti aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak. 23 Di dalam PSAK No. 101, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh wajib zakat muzakki untuk diserahkan kepada penerima zakat mustahiq. Pembayaran zakat dilakukan apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi kriteria wajib zakat. 24 Dari pengertian zakat di atas dapat disimpulkan, zakat adalah suatu kewajiban untuk mengeluarkan harta yang dimiliki untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat. Menurut Moustafa F. Abdel Magid 1981 dalam “The Theory of Islamic Banking: Accounting Implications ” International Journal of Accounting, Education and Reaserch menyatakan aspek akuntansi yang sangat penting dari Bank Islam adalah memiliki hak menerima dan mengelola zakat, melakukan kegiatan Bank biasa, TabunganInvestasi, dan 21 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta: Salemba Empat, 2011, h. 101 22 Al-Furqon Hasbi, 125 Masalah Zakat Solo: Tiga Serangkai, 2008 h. 13 23 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta: Salemba Empat, 2011, h. 278 24 Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Jakarta, 2006, PT. Grasindo, h. 173 Investasi umum. Bank Islam mengoperasikan dana zakat terpisah dari dana tabungan lain dan dalam mengelola dana ini, Bank memiliki Dewan Syariah yang disebut Dewan Pengawas Syariah. 25 Adapun langkah-langkah perhitungan Zakat adalah sebagai berikut : 26 1. Menetapkan tanggal waktu tiba pembayaran zakat, yaitu tanggal wajib pembayaran dan perhitungan zakat sesuai dengan kondisi harta dan muzaki. 2. Menetapkan dan mengkalkulasi semua harta yang dimiliki oleh muzaki pada akhir haul dan menjelaskan harta-harta yang masuk dalam harta zakat. 3. Menetapkan dan mengkalkulasi tanggungan, tuntutan, dan kewajiban pembayaran jangka pendek yang harus dipotong dari harta wajib zakat tersebut sesuai dengan hukum dan dasar fiqh zakat. 4. Menetapkan wi’a zakat tempat zakat dengan cara mengurangkan tanggungan, tuntutan dan kewajiban jangka pendek dari harta zakat. Perhitungan tempat zakat tersebut dengan rumus: Tempat zakat= harta wajib zakat-tanggungantuntuta pembayaran jangka pendek. 5. Menetapkan nisab zakat. 6. Membandingkan tempat zakat dengan nisab zakat untuk mengetahui apakah harta tersebut wajib dizakati atau tidak. 25 Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, cetakan ke 4 , h. 295 26 Husayn Syahatah, Akuntansi Zakat Panduan Praktis Perhitungan Zakat Kontemporer, Jakarta: Pustaka Progressif , 2004, h. 34 7. Menetapkan kadar yang diambil dari tempat zakat atau dalam bahasa akuntansi disebut persentase atau harga zakat. 2,5 pada zakat emas dan perak, barang perdagangan, industri, pendapatan hasil kerja, harta mustafad, zakat profesi dan zakat pekerjaan. 8. Menghitung jumlah zakat dengan cara mengalikan tempat zakat dengan persentase zakat. Dengan demikian akuntan telah sampai kepada penetapan nilai zakat yang harus dikeluarkan. 9. Pembebanan jumlah zakat zakat yang harus dikeluarkan, sebagai berikut: a Pada proyek harta pribadi: ditanggung oleh pemilik atau pribadi b Pada syirkah ashkhasy: jumlah zakat dibagi atas para serikat sesuai dengan nisbah modal harta mereka sebagaimana dalam akan syirkah. c Pada syirkah amwal perusahaan bersaham: jumlah zakat dibagi atas jumlah saham untuk mengetahui bagian zakat masing-masing saham dan kemudian untuk mengetahui bagian zakat tiap penanmsaham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana zakat meliputi sumber dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo dana zakat pada tanggal tertentu. Sumber dana zakat berasal dari bank dan pihak lain yang diterima bank untuk disalurkan kepada yang berhak. Penggunaan dana zakat berupa penyaluran kepada yang berhak sesuai prinsip syariah. Saldo dana zakat adalah dana zakat yang belum dibagikan pada tanggal tertentu. 27 Berikut adalah bentuk laporan sumber dan penggunaan dana zakat yang sesuai dengan PSAK No. 101 GAMBAR 2.1. Bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat 28 SUMBER: IAI, PSAK No. 101 4. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Qardhul Hasan atau Dana Kebajikan adalah pinjaman tanpa dikenakan biaya hanya wajib membayar sebesar pokok hutangnya. 29 Qardhul Hasan adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati. Qardhul hasan adalah produk perbankan syariah untuk 27 Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Jakarta: PT. Grasindo, 2006, h. 174 28 IAI, Standar Akuntansi Keuangan.... h. lampiran 29 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta: Salemba Empat, 2011, h. 239 nasabah yang membutuhkan dana untuk keperluan mendesak dengan kriteria tertentu dan bukan untuk tujuan konsumtif. Sumber dana qardhul hasan dapat berasal dari internal dan eksternal. Sumber dana eksternal meliputi dana qardh yang diterima entitas bisnis dari pihak lain. Sedangkan contoh sumber dana qardh yang disediakan para pemilik entitas bisnis, hasil pendapatan non-halal, denda, dan lain sebagainya. 30 Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu dan dapat dikembalikan sekaligus atau diangsur tanpa tambahan atas dana yang dipinjam. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pinjaman. Pelaporan qardhul hasan disajikan tersendiri dalam laporan sumber dan penggunaan dana karena dana tersebut bukan aset bank yang bersangkutan. Sumber dana qardhul hasan berasal dari eksternal dan internal. Sumber dana eksternal meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak lain misalnya dari sumbangan, infaq, sedekah, dan sebagainya, dana yang disediakan oleh para pemilik bank syariah dan hasil pendapatan non-halal. Sumber dana internal meliputi qardhul hasan 31 Beberapa petunjuk dalam penyusunan laporan keuangan dana kebajikan ini adalah 32 : 30 , Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Jakarta: Salemba Empat, 2011, h. 239. 24 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah, Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, h. 111 32 Sofyan Harahap, Kerangka Teori dan Tunjuan Akuntansi Syariah, Jakarta: Pustaka Quantum, 2008, h. 311 1 Sumber dana kebajikan berasal dari beberapa sumber: a. Infak b. Sedekah c. Hasil dana yang diperoleh dari manajemen wakaf d. Pengembalian dana kebajikan produktif atau bagi hasil suka rela e. Denda yang dikenakan bank kepada nasabah atas kelalaian yang disengaja f. Pendapatan yang bersifat non-halal yang tidak bisa dihindari. g. Wakaf yang khusus dimaksudkan untuk dana kebajikan. h. Dana musyarakah yang digunakan khusus untuk maksud dana kebajikan. i. Sumber lain yang sah. 2 Penggunaan Dana Kebajikan dapat dilakukan kepada: a. Pembiayaan kepada pengusaha atau mudharib produktif. b. Sumbangan untuk kegiatan dakwah, sosial, ekonomi, pendidikan, penelitian, community development, dan sebagainya. c. Dan lain-lain yang dibenarkan syariah dan Undang-undang. Unsur Laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan meliputi sumber penggunaan dana qardhul hasan seelama jangka waktu tertentu dan saldo dana qardhul hasan pada tanggal tertentu. 33 33 Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Jakarta: PT. Grasindo , 2006, h. 175 Berikut adalah bentuk laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan yang sesuai dengan PSAK No. 101 GAMBAR 2.2. Bentuk Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Sumber: IAI, PSAK No. 101 34

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PT. BANK SYARIAH MANDIRI

A. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri hadir dengan Cita-cita Membangun Negeri, Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri BSM sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. 1 Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. 2 1 http:www.syariahmandiri.co.id diakses pada 2 Februari 2015 pukul 09.40 2 http:www.syariahmandiri.co.id diakses pada 2 Februari 2015 pukul 09.40 Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri Persero Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah dual banking system. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT.Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT.Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. 3 Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 3 http:www.syariahmandiri.co.id diakses pada 2 Februari 2015 pukul 09.40