Klasifikasi Aktiva Tetap PENGELOLAAN AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI

4. Sewa Gunausaha Pembiayaan. Sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau perjanjian yang memberikan hak kepada penyewa lessee untuk menggunakan aktiva tetap atau barang modal yang dimiliki oleh pihak yang menyewakan lessor, dalam jangka waktu tertentu dan dengan pembayaran sewa tertentu. 5. Pertukaran Dengan Surat Berharga. Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat-surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik yang berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, kos atau nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasar : 1 haga pasar dari ekuitas yang diserahkan dalam transaksi atau 2 harga pasar aktiva yang didapat, tergantung mana yang paling jelas dapat diukur. 6. Dibangun Sendiri. Kadang-kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan akan aktiva tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau membuatnya sendiri. Aktiva tetap yang dibuat atau dibangun sendiri harus dicatat berdasar cost, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai. 7. Donasi Atau Sumbangan. Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya dari donasi atau hadiah yang diberikan oleh pihak lain, seperti misalnya tanah yang diberikan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menarik investor, penegembangan wilayah, dan mendorong pembangunan infrastruktur. 8. Pertukaran Dengan Aktiva Nonmoneter. Ketentuan umum yang mengatur pencatatan tentang efek dari transaksi nonmoneter adalah mencatat aktiva yang didapat berdasar nilai wajar fair value dari aktiva yang diserahkan dalam transaksi. Dengan demikian, nilai wajar dari aktiva yang diserahkan dalam tansaksi pakai sebagai dasar pengukuran kos atau nilai perolehan aktiva yang didapat, dan ada kemungkinan laba atau rugi harus diakui dalam transaksi pertukaran.

C. Klasifikasi Aktiva Tetap

Menurut Michell Suharli, 2006:259 dalam bukunnya yang berjudul “Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagangi” aktiva yang Universitas Sumatera Utara digunakan dalam operasi perusahaan digolongkan kedalam dua kategori yaitu aktiva berwujud dan aktiva tidak bewujud, yaitu sebagai berikut : 1. Aktiva tetap yang berwujud tangible fixed assets Aktiva berwujud adalah harta berwujud tangible assets yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material,dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan. 2. Aktiva tetap tidak berwujud intangible fixed assets Aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik, serta dimiliki untuk digunakan untuk digunakan dalam menunjang operasional normal perusahaan. Alokasi biaya yang tepat harus dilaksanakan diantara berbagai pos aktiva dan beban karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Oleh karena itu pendapatan hanya dapat diukur dengan wajar apabila pengeluaran-pengeluaran ditetapkan dan dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pengeluaran Modal Capital Expenditure yaitu biaya akuisisi aktiva tetap yang ditambahkan ke aktiva tetap itu sendiri untuk meningkatkan nilai total aktiva tetap, atau memperpanjang umur manfaatnya. 2. Pengeluaran Pendapatan Revenue Expenditure yaitu biaya yang hanya menyumbangkan keuntungan dalam periode berjalan atau biaya yang muncul sebagian dari proses reparasi dan pemeliharaan normal. Selain pertimbangan masa manfaat, kadangkala untuk alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan yaitu jika jumlah pengeluaran itu relatif kecil, manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti, sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang maka pengeluaran itu dikelompokkan sebagai pengelaran pendapatan revenue expenditure. Aktiva tetap dicatat berdasarkan nilai perolehannya, sesuai pernyataan Universitas Sumatera Utara dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam Pengakuan Awal Aktiva, yaitu: “Suatu benda yang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan”. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPn Masukan Tak Boleh Restitusi non-refundable, dan setiap biaya yang dapat distribusi secara langsung dalam membawa aktiva tetap tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Dapat disimpulkan bahwa pencatatan aktiva tetap dilakukan dengan menggunakan prinsip historical cost. Nilai yang dicatat tidak hanya mencakup harga belinya saja, akan tetapi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap tersebut siap digunakan. Aktiva tetap dicatat dan dinyatakan dalam neraca sebesar nilai buku yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

D. Penentuan Harga Aktiva Tetap