B. Dasar Pencatatan dan Penilaian Aktiva Tetap
Aktiva tetap dicatat dan dinilai atas dasar harga perolehan cost. Harga Perolehan aktiva tetap merupakan pengeluaran-pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh aktiva tetap secara tunai sampai dengan aktiva tetap tersebut siap dipakai dalam operasi
perusahaan. Aktiva tetap, dilihat dari segi jenisnya ada bermacam-macam, misalnya tanah, gedung, mesin, peralatan, dan sebagainya.
Berkaitan dengan macam-macam jenis dan cara perolehan aktiva tetap, Menurut Harnanto 2002:323 “Akuntansi Keuangan Mengah” adapun
untuk memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan cara : 1.
Pembelian Tunai. Kos atau nilai aktiva tetap yang didapat melalui transaksi pembelian
tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam
hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva sampai pada kondisi siap pakai.
2.
Pembelian Dengan Harga Tergabung. Sangat dimungkinkan perusahaan membeli beberapa aktiva tetap yang
berlainan jenis dengan harga tergabung. Di dalam akuntansi, aktiva tetap yang berlainan jenis harus dicatat secara terpisah. Namun
demikian, alokasi harga beli yang tergabung kepada masing-masing aktiva tetap merupakan keharusan, bahkan dalam hal pembelian itu
seluruhnya untuk aktiva tetap yang harus disusut sekalipun, karena taksiran umurnya bisa jadi tidak sama.
3.
Pembelian Angsuran. Beberapa jenis aktiva tetap bisa diperoleh melalui pembelian secara
kredit berjangka panjang, dengan program pembayaran secara angsuran atau sekaligus pada tanggal tertentu dikemudian hari. Aktiva
tetap yang diperoleh dengan demikian harus dicatat berdasar current cash-equivalent price, dan bunga yang termaksud didalam program
pembayaran tersebut harus diakui sebagai beban dalam periode yang tercakup di dalam kontrak.
Universitas Sumatera Utara
4. Sewa Gunausaha Pembiayaan.
Sewa guna usaha merupakan suatu kontrak atau perjanjian yang memberikan hak kepada penyewa lessee untuk menggunakan aktiva
tetap atau barang modal yang dimiliki oleh pihak yang menyewakan lessor, dalam jangka waktu tertentu dan dengan pembayaran sewa
tertentu. 5.
Pertukaran Dengan Surat Berharga. Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran
dengan surat-surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik yang berupa sekuritas hutang
maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, kos atau nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas
harus diukur berdasar : 1 haga pasar dari ekuitas yang diserahkan dalam transaksi atau 2 harga pasar aktiva yang didapat, tergantung
mana yang paling jelas dapat diukur. 6.
Dibangun Sendiri. Kadang-kadang perusahaan tidak memenuhi kebutuhan akan aktiva
tetapnya dengan membeli dari pihak lain, tetapi dengan cara membangun atau membuatnya sendiri. Aktiva tetap yang dibuat atau
dibangun sendiri harus dicatat berdasar cost, termasuk semua pengeluaran yang diperlukan untuk membuat dan menempatkan aktiva
pada kondisi siap pakai. 7.
Donasi Atau Sumbangan. Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya dari donasi atau hadiah
yang diberikan oleh pihak lain, seperti misalnya tanah yang diberikan oleh pemerintah sebagai upaya untuk menarik investor,
penegembangan wilayah, dan mendorong pembangunan infrastruktur. 8.
Pertukaran Dengan Aktiva Nonmoneter. Ketentuan umum yang mengatur pencatatan tentang efek dari transaksi
nonmoneter adalah mencatat aktiva yang didapat berdasar nilai wajar fair value dari aktiva yang diserahkan dalam transaksi. Dengan
demikian, nilai wajar dari aktiva yang diserahkan dalam tansaksi pakai sebagai dasar pengukuran kos atau nilai perolehan aktiva yang didapat,
dan ada kemungkinan laba atau rugi harus diakui dalam transaksi pertukaran.
C. Klasifikasi Aktiva Tetap