Wilhelm Hehlmann di dalam ”kamus pedagogik”-nya memandang kedua istilah Pedagogik dan Ilmu Pendidikan tidak sama. Ilmu pendidikan baginya
merupakan bagian dari pedagogik; pedagogik baginya meliputi seluruh peristiwa mendidik serta sikap dasar dalam mendidik dari satu kelompok manusia. Dalam
arti sempit pedagogik adalah ajaran tentang pendidikan yang meliputi hukum- hukum dasarnya, petunjuk pelaksanaanya bagi lingkaran hidup tertentu serta ilmu
pendidikan sendiri meliputi ilmu tentang hakikat, persoalan, bentuk dan syarat- syarat pendidikan.
22
Demikian pula yang penulis maksudkan dalam skripsi ini tentang pedagogik, dan ilmu mendidik, yakni semua usaha yang dilakukan dalam proses
pendidikan, mencakup prinsip dan metode mengajar, metode membimbing dan seluk-beluk pengajaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, khususnya
pendidikan Islam. Di dalam perkembangan pedagogik yang pesat menuju sebuah ilmu yang
berdiri sendiri, Prof. Dr. H. Muh. Said mengutip pernyataan Herman Rohrs dalam algemeine Erziehungswissenschsftlicen Aufgaben Und Methoden
, bahwa yang mula-mula sekali memakai istilah ilmu pendidikan ialah J.C. Greling yang
menulis dalam bukunya, ”tentang tujuan akhir dari ’pendidikan’ dan tentang dalil dasar pertama dari ilmu pengetahunnya”. Bahwa; ”ilmu pendidikan berbeda dari
seni mendidik sebagai umumnya teori dan praktek.”
23
Oleh karena istilah pedagogik dan pendidikan dibedakan, maka pembahasan selanjutnya adalah tentang pendidikan dalam pandangan umum, yang
akan menjelaskan konsep pendidikan dalam perspektif para ahli.
B. Pendidikan Dalam Pandangan Umum
Dr. Ahmad Tafsir menjelaskan tentang sulitnya merumuskan definisi pendidikan. Konferensi international tentang pendidikan Islam yang pertama
1977 ternyata tidak juga berhasil menyusun definisi pendidikan yang dapat disepakati. Sulitnya merumuskan pendidikan tersebut disebabkan antara lain oleh:
22
Prof. Dr. H. Muh. Said, Ilmu Pendidikan, Bandung: Penerbit Alumni, 1985, h. 7.
23
Prof. Dr. H. Muh. Said, Ilmu Pendidikan, h. 6.
1. Banyaknya jenis kegiatan yang dapat disebut sebagai kegiatan
pendidikan. 2.
Luasnya aspek yang dibina oleh pendidikan.
24
Namun, penulis akan mencoba bahas dari dua sudut pandang, etimology bahasa dan terminology istilah. Menurut bahasa pendidikan berasal dari kata
“didik”. Bila kata ini diberi awalan “me”, maka menjadi “mendidik” yang berarti memelihara dan memberi latihan ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
25
Kata pendidikan selanjutnya sering digunakan untuk menerjemahkan kata education
dalam bahasa Inggris. Sedangkan pengajaran digunakan untuk menerjemahkan kata teaching juga dalam bahasa Inggris.
Kata education yang berarti pendidikan
26
secara konseptual dikaitkan dengan kata-kata lain educare yang menurut Al-Attas berarti menghasilkan,
mengembangkan dari kepribadian yang tersembunyi atau potensial yang di dalamnya proses menghasilkan dan mengembangkan mengacu kepada segala
sesuatu yang bersifat fisik dan material.
27
Hasan Langgulung mempunyai redaksi lain ketika membahas kata education
, menurutnya, istilah education berasal dari bahas latin ‘educere’ berarti memasukan sesuatu, barangkali bermaksud memasukan ilmu ke kepala seseorang.
Jadi disini ada tiga hal yang terlibat; ilmu, proses memasukan dan kepala orang, kalaulah ilmu itu memang masuk di kepala.
28
24
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet ke-7, h. 26.
25
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, “didik”, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1996, Edisi kedua, Cet ke-7, h. 232.
26
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 1990, h. 207
27
Syed Muhammad Naquib Al-Atttas, Konsep Pendidikan Islam, Bandung: Mizan, 1987, h. 64.
28
Prof. Dr. Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988, Cet ke-2, h. 4-5.
Jika pengertian secara semantik kebahasaan dari kata pendidikan, pengajaran education atau teaching sebagaimana disebutkan di atas jika
diperhatikan secara seksama, nampak bahwa kata-kata tersebut lebih menunjukan pada suatu kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut belum menunjukan adanya program, sistem dan metode yang lazimnya digunakan dalam
melakukan pendidikan atau pengajaran.
29
Adapun kata pendidikan dalam bahasa Arab memiliki tiga istilah, yaitu: Pertama
, adalah kata Tarbiyah
ﺔ ﺮﺗ
yang berasal dari kata ,
yang berarti mendidik.
30
Kedua, kata Ta’lim
ﻢ ﻠﻌﺗ
yang berasal dari kata , yang berarti mendidik, mengajarkan.
31
Ketiga, kata Ta’dib
دﺄﺗ
yang berasal dari kata , yang berarti mengajarkan.
32
Ketiga istilah akan dibahas panjang lebar di bab empat. Sedangkan arti pendidikan secara terminology di antaranya dalam
pandangan Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Abudin Nata ialah sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidkan tidak hanya
bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan pula. Pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh kearah kemajuan, tidak boleh
melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin, pendidikan adalah usaha kebudayaan, berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar mempertinggi
derajat kemanusiaan.
33
29
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet ke-2, h. 5.
30
Louis Ma’loup, Al-Munjid Fi Al-Lughoh Wa Al-A’lam, Beirut: Dar Al-Masyriq, 1986, Cet ke-16, h. 247.
31
Louis Ma’loup, Al-Munjid Fi Al-Lughoh Wa Al-A’lam, h. 526.
32
Louis Ma’loup, Al-Munjid Fi Al-Lughoh Wa Al-A’lam, h. 5.
33
Prof. Dr. H. Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung: Angkara, 2003, Cet ke-1, h. 11.
Ahmad D. Marimba menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
34
Anton Moeliono et-al, mendefinisikan pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara-cara mendidik.
35
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
36
Ali Ashraf, memandang pendidikan merupakan sebuah aktivitas sistematis yang memiliki maksud tertentu. Diarahkan untuk mengembangkan
daya kreativitas individu anak didik secara menyeluruh.
37
Soerganda Poerbakawatja dalam buku “Ensiklopedi Pendidikan”, menguraikan pengertian pendidikan dalam redaksi yang cukup panjang, yakni
sebagai, ‘semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta ketrampilannya orang
menamakan hal ini juga ‘mengalihkan’ kebudayaan kepada generasi muda, sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik
jasmaniah mupun rohaniah.”
38
Dengan pengertian tersebut, ternyata bahwa pendidikan adalah usaha manusia dalam arti manusia dewasa untuk
memanusiakan manusia yang belum dewasa menjadi manusia dewasa. Pengertian dewasa biasa diartikan sebagai mampu melaksanakan fungsi dan tugas
hidupnya secara bertanggungjawab.
39
Dengan demikian, dapat pula dikatakan bahwa pendidikan itu adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan
34
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: al-Ma’arif, 1989, h. 19.
35
Anton Moeliono et-al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, h. 204.
36
Depdiknas, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Edisi ke-3, Cet ke-2, h. 263.
37
Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam, Terj. Sori Siregar, Jakarta: Temprint, 1989, h. 1.
38
Soerganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, h. 214.
39
Dra. Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 120.
si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggungawab moril dari segala perbuatannya.
Pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya.
40
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Guru dan Dosen dinyatakan bahwa;
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
41
Pendidikan- kata ini juga diletakkan kepada Islam- telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh berbagai kalangan, yang banyak dipengaruhi pandangan
dunia weltanschauung masing-masing. Namun, pada dasarnya, semua pandangan yang berbeda itu bertemu dalam semacam kesimpulan awal, bahwa
pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.
42
Dari berbagai uraian mengenai beberapa pengertian pendidikan di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa, pendidikan itu adalah usaha sadar yang
dilakukan pendidik kepada generasi muda untuk menyelamatkan kehidupan umat manusia dari ketidaktahuan kepada kepandaian, dari tidak berkepribadian mulia
menjadi pribadi yang mulia dan dihargai, serta dapat menciptakan umat yang cerdas, dinamis dan berkemampuan yang tinggi dalam berbagai nilai kehidupan.
C. Konsep Pendidikan dalam Islam