Data dan Sumber Data Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

No Variabel Definisi Opersional 4 5 g. Pemantauan pertumbuhan anak Penyakit infeksi Pola Konsumsi Tindakan ibu untuk memantau pertumbuhan anaknya dengan mengukur berat badan, tinggi badan serta pemahaman perkembangan status gizinya melalui posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya setiap bulan Ada tidaknya invasi dan pembiakan mikroorganisme bakteri, virus, jamur, parasit internal dan eksternal di jaringan tubuh balita yang secara klinis mungkin tidak tampak namun menimbulkan cedera seluler lokal ditandai dengan gejala-gejala umum penyakit seperti demam, batuk, sesak napas, bersin-bersin dan lain-lain yang diderita oleh anak balita Gizi BurukKurang pada 3 bulan terakhir. Gambaran tentang jenis dan frekuensi konsumsi pangan sumber Karbohidrat, protein dan lemak yang dikonsumsi responden dalam periode harian, mingguan dan bulanan dengan menggunakan Food Frequency Questioner FFQ

3.5 Data dan Sumber Data

Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian–kejadian dan kesatuan nyata Prabu, 2006. Data dapat digunakan sebagai informasi dalam penelitian. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan harus akurat dan terjamin validitasnya. Secara umum, data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Adapun yang dimaksud dengan data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya melalui angket, wawancara, jajak pendapat dan lain– lain. Sedangkan yang dimaksud dengan data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua biasanya diperoleh melalui badan atau instansi yang bergerak dalam proses pengumpulan data, baik oleh institusi pemerintah maupun swasta Soedarmayanti dan Hidayat, 2002. Data primer dalam penelitian ini adalah karakteristik keluarga anak yang meliputi pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pengeluaran untuk makan keluarga, pola asuh anak yang diperoleh dari responden. Dari hasil wawancara secara mendalam indepth interview dan dokumentasi mendukung data kualitatif yang dikumpulkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil laporan bulan intensifikasi penimbangan tahun 2010 Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa sumber data yang digunakan adalah sumber data responden, karena data yang diperoleh langsung dari responden atau informan Arikunto, 1998. Hal ini dikarenakan peneliti melakukan wawancara secara mendalam untuk penelitian kualitatif.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok yaitu metode dengan menggunakan pertanyaan, metode pengamatan langsung dan metode khusus Nazir, 2003. Berdasarkan beberapa metode pengumpulan data tersebut, pada penelitian ini metode yang digunakan adalah wawancara secara mendalam indepth interview dan dokumentasi. Data pada penelitian ini akan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut: a. Observasi Observasi digunakan untuk pengamatan dan pencatatan dengan sistimatik tentang fenomena yang diteliti. Metode observasi dilakukan untuk memperoleh lebih banyak keterangan dari masalah yang akan diteliti, sehingga memperoleh gambaran yang jelas. Menurut Nasution dalam Wahyuni, 2007 observasi sebagai eksplorasi, selain diperoleh gambaran yang jelas mungkin juga petunjuk pemecahannya dengan cara mengamati kejadian di lapangan dalam upaya memperoleh data yang diperlukan berkaitan dengan faktor determinan yang mempengaruhi kejadian gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita 6- 24 bulan di Puskesmas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang yang terdiri dari Pola konsumsi dengan melakukan food frequency dan melihat secara langsung upaya-upaya yang dilakukan oleh ibu bila anak tidak mau makan. b. Wawancara mendalam indepth interview Metode wawancara yaitu proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan bantuan interview guide panduan wawancara Nazir, 2003. Peneliti menggunakan teknik wawancara ini karena informasi yang diperoleh lebih akurat, dimana keuntungan keuntungan teknik ini adalah peneliti dapat menangkap suasana batin responden seperti perasaan gelisah, takut, terkejut, gembira bahkan jawaban bohong dapat segera dideteksi Sujanto, 2005. Wawancara mendalam adalah teknik pengumpulan data yang didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan Marshall dan Rossman, 1989. Teknik wawancara secara mendalam indepth interview dilakukan peneliti dengan memberi pertanyaan– pertanyaan penyelidikan untuk menggali lebih lanjut suatu keterangan probe question Nazir, 2003. Untuk memperoleh informasi yang akurat dari penyelidikan tersebut, peneliti dapat memberikan sedikit penjelasan tentang pertanyaan yang diberikan. Wawancara secara mendalam dalam penelitia ini akan dilakukan untuk mengambil data Pola asuh anak yang meliputi pemberian kolostrum, pemberian ASI,MP-ASI, tingkat pengetahuan ibu, usaha ibu terhadap anak yang tidak mau makan dan usaha ibu merangsang anak makan, faktor pola pengasuh ibu yang meliputi adanya pengasuh selain ibu, pemantauan pertumbuhan anak dan waktu pengasuhan ibu pada anak . c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk meningkatkan ketepatan pengamatan. Dokumentasi dilakukan untuk merekam pembicaraan dan juga dapat merekam suatu perbuatan yang dilakukan oleh responden pada saat wawancara Nazir, 2005. Menurut Moloeng 2001 dokumentasi adalah setiap bahan tertulis maupun film yang telah disiapkan karena adanya permainan daris seorang penyelidik. Data yang akan didokumuntasikan adalah KMS Kartu Menuju Sehat, karakteristik Anak, karakteristik ibu dan semua hasil wawancara akan direkam dengan menggunakan tape recorder , serta proses wawancara didokumentasikan dalam bentuk foto-foto. 3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang digunakan sebagai sarana yang dapat diwujudkan dalam bentuk benda Riduan, 2005. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah interview guide panduan wawancara untuk metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam dengan bantuan alat perekam suara dan alat tulis. Apabila ada responden yang tidak dapat berbahasa Indonesia, maka akan ada penerjemah yang dalam wawancara hanya bertindak sebagai penerjemah tanpa ada intervensi. Sedangkan, instrumen untuk pengamatan langsung, peneliti menggunakan kamera foto agar lebih efisiensi waktu.

3.7 Teknik Penyajian dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pola Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Di Desa Ginolat Kecamatan Sianjur Mula Mula Kabupaten Samosir, Tahun 2010

3 39 79

Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

2 43 79

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROGOTRUNAN KECAMATAN LUMAJANG KABUPATEN LUMAJANG

0 5 17

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH GIZI DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 6-24 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang Tahun 2014)

7 30 193

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESM

0 3 18

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

0 2 15

FAKTOR RISIKO BERKAITAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA ANAK USIA 24-36 BULAN DI DESA TEGALMADE KECAMATAN Faktor Risiko Berkaitan Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Anak Usia 24-36 Bulan Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALANG TAHUN 2014

0 1 14

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KEBONG KABUPATEN SINTANG

1 1 169