Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

b. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, informan utama yaitu ibu balita; c. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, informan tambahan yaitu kader dan tetangga responden Suyanto, 2005. Jumlah responden atau informan dalam penelitian ini belum diketahui sebelum peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Hal ini dikarenakan pengumpulan data pada penelitian kualitatif mempunyai tujuan tercapainya kualitas data yang memadai sehingga sampai responden yang keberapa data mencapai titik jenuh karena responden tersebut “ceritanya” sama saja dengan responden sebelumnya Hamidi, 2004. Penentuan informan menggunakan penyampelan berbuka sistematis. Berbuka artinya penyampelan ini terbuka bagi orang, tempat, dan situasi yang akan memberikan peluang terbesar untuk mengumpulkan data yang paling relevan mengenai fenomena yang diteliti. Pada penyampelan berbuka, pemilihan terwawancara interviewee atau lokasi pengamatan sangat tidak terbatas. Penyampelan ini bertujuan untuk mengungkap kategori sebanyak mungkin, bersama sifat dan ukurannya. Sedangkan yang dimaksud dengan penyampelan berbuka secara sistematis, yaitu beranjak dari satu orang tempat menuju orang tempat lain yang sudah didaftar atau siapa saja yang mau berpartisipasi untuk mencari bukti dari insiden atau peristiwa yang mewakili setiap kategori, lalu menindaklanjuti dengan melaksanakan pembandingan Anselm dan Corbin, 2007.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini adalah: a. Variabel terikat : Kejadian gizi buruk b. Variabel Bebas : Faktor determinan, meliputi karakteristik anak usia, jarak kelahiran, BB lahir, urutan anak, usia MP-ASI pertama kali diberikan, karateristik keluarga anak usia, tingkat pendidikan, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, jumlah keluarga dan pengeluaran untuk makan, pola asuh, pemberian ASI, pemberian kolostrum, pemberian MP-ASI, usaha ibu terhadap anak tidak mau makan, usaha ibu merangsang anak makan, adanya pengasuh selain ibu, pemantauan pertumbuhan anak dan waktu pengasuhan ibu. 3.4.2 Definisi Operasional Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No Variabel Definisi Opersional 1. 2. Karakteristik Keluraga a. Umur Ibu b. Tingkat pendidikan Ibu c. Status Pekerjaan Ibu d. Tingkat Pengetahuan Ibu e. Jumlah anggota keluarga f. Pengeluaran untuk makan Karakteristik anak a. Umur Lama waktu hidup ibu saat menjadi responden terhitung maju mulai saat lahir hingga ulang tahun terakhir ibu Jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh oleh Ibu yang meliputi: a. Pendidikan tingkat dasar meliputi: tidak sekolah – tamat SDMISMPMTS b. Pendidikan tingkat menengah meliputi: tidak tamat – tamat SMAMASMKMAK c. Pendidikan tingkat tinggi meliputi: tamat DiplomaSarjanaMagisterSpesialis UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Aktivitas sehari-hari seorang Ibu, baik yang terikat jam kerja, kaitannya dengan pengasuhan anak dan perawatan ibu terhadap gizi anak . Tingkat pemahaman yang dimiliki Ibu tentang makanan bergizi, kolostrum, ASI ekslusif, pemberian Makanan Pendamping ASI Banyaknya orang yang tinggal dalam keluarga anak balita Jumlah uang yang dikeluarkan dalam satu bulan untuk dibelikan makanan keluarga Lama waktu hidup anak balita saat menjadi responden terhitung maju mulai saat lahir hingga ulang tahun anak balita terakhir yang dihitung dalam bulan completed month No Variabel Definisi Opersional 3. b. Jenis kelamin c. Berat Badan Lahir d. Jarak kelahiran e. Urutan anak f. Status gizi anak Pola asuh anak a. Pemberian ASI Ekslusif b. Pemberian kolostrum c. Pemberian makanan pendamping ASI MP- ASI d. Usaha ibu terhadap anak yang tidak mau makan e. Pengasuhan selain ibu f. Waktu pengasuhan ibu Ciri biologis yang digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan Berat badan anak balita yang diukur atau ditimbang ketika anak balita tersebut lahir Rentang waktu antara kelahiran satu dengan kelahiran sebelumnya atau selanjutnya. Urutan kelahiran anak balita dalam satu keluarga Keadaan gizi balita 6-24 bulan yang ditentukan dengan metode antropometri, berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur BBU, dibedakan menjadi status berat badan normal gizi baik, berat badan kurang gizi kurang dan berat badan sangat kurang gizi buruk dengan standar WHO 2005 Cara ibu merawat anak dengan pemenuhan gizi anak, meliputi pemberian ASI yaitu pemberian kolostrum dan asi ekslusif, Pemberian MP-ASI, usaha ibu terhadap anak yang tidak mau makan, adanya pengasuhan selain ibu, waktu pengasuhan ibu pada anak dan pemantauan pertumbuhan anak. Praktik pemberian Air Susu Ibu selama 6 bulan kepada bayi, tanpa pemberian makanan lain selain Air Susu Ibu Praktik pemberian cairan yang keluar pertama kali dari payudara ibu sebelum ASI keluar dan berwarna kekuningan Praktik pemberian makanan tambahan selain Air Susu Ibu ASI kepada anak balita sebagai pendamping ASI : umur MP-ASI pertama diberikan, jenis, jumlah, variasi makanan, makanan selingan dan frekuensi pemberiannya. Tindakan yang dilakukan ibu supaya anak mau makan Seseorang yang ikut mengasuh anak selain ibu dan bapak Waktu dalam hitungan jam selama satu hari ibu mengasuh anaknya No Variabel Definisi Opersional 4 5 g. Pemantauan pertumbuhan anak Penyakit infeksi Pola Konsumsi Tindakan ibu untuk memantau pertumbuhan anaknya dengan mengukur berat badan, tinggi badan serta pemahaman perkembangan status gizinya melalui posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya setiap bulan Ada tidaknya invasi dan pembiakan mikroorganisme bakteri, virus, jamur, parasit internal dan eksternal di jaringan tubuh balita yang secara klinis mungkin tidak tampak namun menimbulkan cedera seluler lokal ditandai dengan gejala-gejala umum penyakit seperti demam, batuk, sesak napas, bersin-bersin dan lain-lain yang diderita oleh anak balita Gizi BurukKurang pada 3 bulan terakhir. Gambaran tentang jenis dan frekuensi konsumsi pangan sumber Karbohidrat, protein dan lemak yang dikonsumsi responden dalam periode harian, mingguan dan bulanan dengan menggunakan Food Frequency Questioner FFQ

3.5 Data dan Sumber Data

Dokumen yang terkait

Pola Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Di Desa Ginolat Kecamatan Sianjur Mula Mula Kabupaten Samosir, Tahun 2010

3 39 79

Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

2 43 79

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROGOTRUNAN KECAMATAN LUMAJANG KABUPATEN LUMAJANG

0 5 17

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH GIZI DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 6-24 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang Tahun 2014)

7 30 193

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESM

0 3 18

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

0 2 15

FAKTOR RISIKO BERKAITAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA ANAK USIA 24-36 BULAN DI DESA TEGALMADE KECAMATAN Faktor Risiko Berkaitan Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Anak Usia 24-36 Bulan Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALANG TAHUN 2014

0 1 14

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KEBONG KABUPATEN SINTANG

1 1 169