Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Sasaran dan Penentuan Informan Penelitian

39

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang–orang yang diteliti Taylor dan bogdan dalam Suyanto, 2005. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif secara objektif untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang Notoatmodjo, 2005 Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anak balita gizi buruk dan gizi kurang usia 6-24 bulan pada keluarga non miskin di wilayah Puskesmas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian Tempat penelitian adalah di wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang. Alasan peneliti dalam penentuan lokasi ini dikarenakan wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang merupakan Puskesmas di wilayah perkotaan dan memiliki jumlah balita gizi buruk dan gizi kurang dari keluarga non miskin yang cukup tinggi yaitu sejumlah 17,52 dan merupakan salah satu Puskesmas yang memiliki prevalensi kasus gizi buruk dan gizi kurang dari keluarga non miskin yang tinggi di Kabupaten Lumajang. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli–Oktober 2010.

3.3 Sasaran dan Penentuan Informan Penelitian

3.3.1 Sasaran Penelitian Sasaran penelitian adalah sebagian atau seluruh anggota yang diambil dari seluruh objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo, 2005. Adapun sasaran yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita berusia 6-24 bulan yang berstatus gizi buruk dan gizi kurang berdasarkan hasil laporan bulan intensifikasi penimbangan 2010 di Puskesmas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang sebanyak 65 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposif purposive sampling, yakni menentukan sampel penelitian dengan cara memilih atau menunjuk anggota populasi secara sengaja untuk dijadikan sampel Deddy, 2005. Sasaran akan dimasukkan ke dalam penelitian apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Ibu yang memiliki anak balita umur 6-24 bulan yang berstatus gizi buruk atau gizi kurang dari keluarga non miskin; b. Ibu yang memiliki balita yang tercatat pada laporan hasil penimbangan bulan pebruari 2010 di Puskesmas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang; c. Ibu yang bertempat tinggal di wilayah Puskemas Rogotrunan Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang; d. Ibu yang bersedia secara sukarela menjadi responden penelitian. 3.3.2 Penentuan Informan Penelitian Informan penelitian adalah subjek penelitian yang dapat memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi beberapa macam seperti: a. Informan kunci key informan, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, informan kunci yaitu bidan desa atau pelaksana gizi Puskesmas; b. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, informan utama yaitu ibu balita; c. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, informan tambahan yaitu kader dan tetangga responden Suyanto, 2005. Jumlah responden atau informan dalam penelitian ini belum diketahui sebelum peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Hal ini dikarenakan pengumpulan data pada penelitian kualitatif mempunyai tujuan tercapainya kualitas data yang memadai sehingga sampai responden yang keberapa data mencapai titik jenuh karena responden tersebut “ceritanya” sama saja dengan responden sebelumnya Hamidi, 2004. Penentuan informan menggunakan penyampelan berbuka sistematis. Berbuka artinya penyampelan ini terbuka bagi orang, tempat, dan situasi yang akan memberikan peluang terbesar untuk mengumpulkan data yang paling relevan mengenai fenomena yang diteliti. Pada penyampelan berbuka, pemilihan terwawancara interviewee atau lokasi pengamatan sangat tidak terbatas. Penyampelan ini bertujuan untuk mengungkap kategori sebanyak mungkin, bersama sifat dan ukurannya. Sedangkan yang dimaksud dengan penyampelan berbuka secara sistematis, yaitu beranjak dari satu orang tempat menuju orang tempat lain yang sudah didaftar atau siapa saja yang mau berpartisipasi untuk mencari bukti dari insiden atau peristiwa yang mewakili setiap kategori, lalu menindaklanjuti dengan melaksanakan pembandingan Anselm dan Corbin, 2007.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dokumen yang terkait

Pola Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Di Desa Ginolat Kecamatan Sianjur Mula Mula Kabupaten Samosir, Tahun 2010

3 39 79

Status Gizi Balita Gizi Kurang Setelah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMTP) Di Puskesmas Tambusai Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

2 43 79

DETERMINAN KEJADIAN ANAK BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG USIA 6-24 BULAN PADA KELUARGA NON MISKIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROGOTRUNAN KECAMATAN LUMAJANG KABUPATEN LUMAJANG

0 5 17

DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANG

4 21 22

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH GIZI DAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 6-24 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang Tahun 2014)

7 30 193

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESM

0 3 18

EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA GIZI BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA EFEK PEMBERIAN FORMULA 100 TERHADAP BERAT BADAN DAN STATUS GIZI BALITA BURUK DAN GIZI KURANG KELUARGA MISKIN RAWAT JALANDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

0 2 15

FAKTOR RISIKO BERKAITAN DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA ANAK USIA 24-36 BULAN DI DESA TEGALMADE KECAMATAN Faktor Risiko Berkaitan Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Anak Usia 24-36 Bulan Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALANG TAHUN 2014

0 1 14

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KEBONG KABUPATEN SINTANG

1 1 169