antara 6 - 8 mgl, makin rendah nilai DO maka makin tinggi tingkat pencemaran ekosistem tersebut.
g. BOD Biochemical Oxygen Demand
Nilai BOD Biochemichal Oxgen Demand menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisma aerobi dalam proses penguraian senyawa
organik, yang diukur pada temperatur 20°C. Untuk menguraikan senyawa organik yang terdapat di dalam limbah rumah tangga secara sempurna, mikroorganisme
membutuhkan waktu sekitar 20 hari lamanya. Mengingat bahwa waktu selama 20 hari dianggap terlalu lama dalam proses pengukuran, sementara dari beberapa
hasil penelitian diketahui bahwa pengukuran 5 hari jumlah senyawa organik yang diuraikan sudah mencapai kurang lebih 70, maka pengukuran yang umum
dilakukan adalah setelah 5 hari BOD
5
. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengukuran BOD adalah jumlah senyawa organik yang akan diuraikan,
tersedianya mikroorganisma anaerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses
penguraian itu Barus, 2004. Menurut Brower, dkk., 1990, nilai konsentrasi BOD menunjukkan
kualitas suatu perairan, perairan tergolong baik jika konsumsi O
2
selama periode 5 hari berkisar sampai 5 mgl O
2
maka perairan tersebut tergolong baik dan apabila konsumsi O
2
berkisar antara 10 mgl – 20 mgl O
2
akan menunjukkan tingkat pencemaran oleh materi organik yang tinggi dan untuk air limbah nilai BOD
umumnya lebih besar dari 100 mgl.
h. COD Chemical Oxygen Demand
COD Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan dalam mg 0
2
l. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen
yang dibutuhkan untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukartidak bisa diuraikan
secara biologis Barus, 2004. COD Chemical Oxygen Demand erat kaitannya dengan BOD. Banyak
zat organik yang tidak mengalami penguraian biologi secara cepat berdasarkan pengujian BOD
5
tetapi senyawa-senyawa organik itu tetap menurunkan kualitas air. Oleh karena itu perlu diketahui konsentrasi organik dalam limbah dan setelah
masuk dalam perairan dan dapat bersifat toksik bagi Organisme. Untuk itulah tujuan diadakannya uji COD. Pengujian COD dilakukan dengan mengambil
contoh dengan volume tertentu yang kemudian dipanaskan dengan larutan kalium dikromat dengan kepekatan tertentu yang jumlahnya sedikit di atas yang
diperlukan. Dengan penentuan jumlah kalium dikromat yang dipakai, COD contoh dapat dihitung, dan dapat dilihat nantinya apa pengaruhnya pada
makrozoobentos. Semakin tinggi kadar CO
2
maka keanekaragaman bentos semakin rendah dan sebaliknya jika kadar CO
2
rendah keanekaragaman bentos semakin tinggi Siregar, 2011.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015 di perairan Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat.
Setelah didapat nekton akan dihitung kelimpahan dan morfometrinya. Rencana kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 3.
Gambar 3. Lokasi Penelitian di Danau Pondok Lapan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: ember kapasitas 5 liter, jaring, pancing, dan juga bubu, secchi disk, tali plastik, lakban,
Skala untuk diprint dikertas ukuran A4
Sumber :ASTER GDEM
kertas label, alat tulis, kamera digital, GPS, dan peralatan analisis kualitas air seperti termometer, pH meter, labu Erlenmeyer 125 ml, Beaker glass, dan gelas
ukur. Bahan yang digunakan diantaranya adalah es, KOH-KI, MnSO
4,
H
2
SO
4
, amilum, NA
2
S
2
O
3
dan akuades.
Metode Pengambilan Sampel
Pengumpulan Data Nekton diambil menggunakan alat tangkap jaring, bubu dan pancing.
Sampel nekton yang didapat kemudian dihitung kelimpahan dan morfometrinya dan didokumentasikan. Identifikasi untuk jenis ikan menggunakan buku
identifikasi Kottelat dkk. 1993. Dan udang dengan menggunakan buku identifikasi James G. Needham dan Paul R. Needham 1992. Contoh nekton yang
telah diidentifikasi dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Pengambilan sampling nekton dilakukan menggunakan metode purposive
sampling, yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan pertimbangan- pertimbangan yang dibuat oleh peneliti dengan menentukan empat
stasiun penelitian.
Deskripsi Area
Stasiun I
Stasiun I merupakan outlet atau daerah keluaran air Danau Pondok Lapan, yang secara geografis terletak pada 3
o
30’27,02” LU dan 98
o
17’22,47
”
BT . Lokasi stasiun I dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Stasiun I
a. Stasiun II