2.6 Tinjauan tentang Krim
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental yang mengandung tidak kurang dari 60 air, dimaksudkan untuk pemakaian luar
Anief, 2000. Menurut Ditjen POM, 1995 krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. Krim merupakan sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak
dalam air. Dalam pembuatan krim digunakan zat pengemulsi. Umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik, dan nonionik Anief, 2000.
Krim lebih disukai dibandingkan dengan salep karena daya tarik estetiknya, mudah menyebar dengan rata, mudah diserap ke dalam kulit jika
digosokkan, mampu melekat pada permukaan kulit dalam waktu yang cukup lama, dan mudah dicuci. Konsistensi dan sifat rheologis krim tergantung pada
jenis emulsinya, apakah jenis air dalam minyak atau minyak dalam air, dan juga pada sifat zat padat dalam fase internal Lachman et al., 2008.
Basis krim digolongkan menjadi dua berdasarkan tipe emulsinya, yaitu basis krim tipe minyak dalam air ow dimana fase minyak sebagai fase dalam
diskontinyu sedangkan fase air sebagai fase luar kontinyu dan basis krim tipe air dalam minyak wo dimana fase air sebagai fase dalam diskontinyu
sedangkan fase minyak sebagai fase luar kontinyu Kreps dan Goldemberg, 1972.
Pada penelitian ini dipilih basis krim tipe minyak dalam air ow yaitu basis vanishing cream. Vanishing cream merupakan basis krim tipe minyak
dalam air yang biasanya mengandung bahan pembasa seperti trietanolamin maupun kalium, amonium dan natrium hidroksida yang dicampurkan dengan
asam stearat bebas untuk membentuk emulsi Pramitasari, 2011. Basis yang dapat dicuci dengan air seperti vanishing cream akan membentuk suatu lapisan
tipis yang semipermeabel setelah air menguap pada tempat yang digunakan Lachman et al., 2008. Adapun kelebihan dari basis vanishing cream yaitu tidak
lengket dan terasa ringan pada saat digunakan pada kulit, terdispersi dengan baik
pada saat digunakan pada kulit, mempunyai efek cooling karena adanya penguapan dari air sebagai fase luar, dan tidak tampak setelah dioleskan Ansel,
2008. Sebagai bahan pembawa basis, yang digunakan adalah kombinasi basis
nonionik dan anionik, yaitu campuran antara trietanolamin anionik dengan asam stearat nonionik. Pemilihan campuran basis nonionik dan anionik dilakukan agar
diperoleh suatu basis yang bersifat stabil dan netral serta tidak menyebabkan iritasi.
2.7 Tinjauan tentang Lotion