Baja karbon ini digolongkan menjadi 3 bagian yaitu : 1. Baja karbon rendah, bila kandungan karbonnya
≤ 0.30 Wt. 2. Baja karbon menengah, bila kandungan karbonnya 0.30 Wt C 0.7 Wt
3. Baja karbon tinggi, bila kandungan karbonnya 0.70 Wt C 1.40 Wt
2.1.2 Baja Paduan
Baja paduan didefenisikan sebagai suatu baja yang ditambahkan dengan satu atau lebih unsur paduan seperti: Carbón C, Silikon Si, Nikel Ni, Kromium Cr,
MolibdenMo, Vanadium Vn, Mangan Mn, Pospor P, dan Wolfram Wo yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki Amanto, 1999.
Baja paduan diklasifikasikan menurut kandungan paduannya dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Baja paduan rendah low-alloy steel, bila kandungan paduannya ≤ 2,5 Wt .
2. Baja paduan menengah medium-alloy steel, bila kandungan paduannya 2,5 Wt. 3. Baja paduan tinggi high-alloy steel, jika elemen paduannya 10 Wt.
Baja paduan dihasilkan dengan biaya lebih mahal dari baja karbon lainnya, karena bertambahnya biaya untuk penambahan pengerjaan khusus yang dilakukan
dalam industri.
1. Unsur Karbon C
Karbon merupakan salah satu unsur terpenting yang dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1-1,7 ,
sedangkan unsur lainnya dibatasi persentasinya sesuai dengan kegunaan baja. Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan baja adalah untuk membuat baja bereaksi
Muhd. Amin Nasution : Pembentukan Kurva S Dari Proses Kinetika Transformasi Fasa Baja Mangan Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
terhadap pengerjaan panas dan menghasilkan sifat-sifat yang khusus. Karbon dalam besi dapat berupa jenis larutan padat intertisi, dengan atom yang kecil dikelilingi oleh
atom-atom yang lebih besar. Pada temperatur di bawah 912 C terdapat daerah
temperatur fasa ferrlit dimana besi mempunyai struktur BCC. Diatas temperatur 912
C terdapat daerah temperatur fasa austenit dimana besi mempunyai struktur FCC. Pada kisi FCC terdapat ruang sisipan atau “porositas” yang lebih besar pada pusat sel
satuan. Karbon sebagai atom yang sangat kecil jari-jari austenit karbon sebesar 0.0075 nm dapat menduduki porositas tersebut dan membentuk besi karbon yaitu Fe
C, dengan jari-jari besi austenit adalah 0,129 nm.
2. Unsur Mangan Mn
Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan baja. Kandungan mangan lebih kurang 0,6 tidak mempengaruhi sifat
baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan pengaruh yang besar pada strutkur baja dalam jumlah rendah. Dengan bertambahnya kandungan mangan maka
temperatur kritis menurun secara seimbang. Mangan membuat butiran lebih halus. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat menaikkan kuat tarik tanpa mengurangi
atau sedikit mengurangi regang, sehingga baja dengan penambahan mangan memiliki sifat kuat dan kenyal.
3. Unsur Silikon Si
Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan jumlah kandungan lebih dari 0,4 yang mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan
tarik dan menurunkan laju pendinginan kritis.
Muhd. Amin Nasution : Pembentukan Kurva S Dari Proses Kinetika Transformasi Fasa Baja Mangan Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
Unsur silikon menyebabkan sementit tidak stabil, sehingga memisahkan dan membentuk grafit. Unsur silikon juga merupakan pembentuk ferit, tetapi bukan
pembentuk karbida, silikon juga cenderung membentuk partikel oksida sehingga memperbanyak pengintian kristal dan mengurangi pertumbuhan akibatnya struktur
butir semakin halus.
4. Unsur Nikel Ni