Fase Analyze Analisis Six Sigma

22 c. �� 1.00 Proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global.

2.2.3 Fase Analyze Analisis

Merupakan fase mencari dan menentukan penyebab dari suatu masalah. Selanjutnya akar utama suatu permasalahan dapat dianalisis menggunakan diagram cause effect Ichigawa Fishbone dan Failure Models and Effect AnalysisFMEA. 1. Diagram Sebab Akibat Cause and Effect diagram adalah suatu alat yang digunakan untuk mengorganisasi dan menggabungkan seluruh ide-ide mengenai penyebab potensial dari sutu masalah. Bentuknya seperti tulang ikan fishbone, terdiri dari dua macam bagian yaitu [1]: a. Kepala ikan akibat, berada di sebelah kanan. Bagian ini memuat suatu permasalahan kecacatan produk, yaitu akibat yang terjadi. b. Tulang ikan penyebab, terdiri dari faktor-faktor penyebab dimana duri-duri tersebut akan bercabang-cabang sesuai jumlah penyebab yang ditemukan. 23 Effect enviroment Methods Material personal Cause Reason Cause Reason Cause Reason Reason Cause Cause Reason Cause Reason cause Reason Cause Reason Gambar 2.6 Contoh Diagram Sebab Akibat 2. FMEA Failure Models and Effect Analysis Failure Models and Effect Analysis atau analisa potensi kegagalan dari produkproses dan efek-efeknya merupakan suatu kegiatan mendokumentasikan pengidentifikasian tindakan atau menghilangkan atau mengurangi kemungkinan potensi kegagalan terjadi. Langkah-langkah dalam menggunakan FMEA yaitu [8]: a. Mengidentifikasi proses, produk atau jasa. Membuat kolom-kolom dalam sebab sphreadsheet. Masing-masing kolom tersebut diberi nama: modes of failure, cause of failure, effect of failure, frequency of occurance, degree of severity, chance of detection, risk priority mumber RPN dan rank. b. Membuat daftar masalah-masalah yang mungkin muncul. 24 c. Mengidentifikasi semua penyebab dari setiap masalah yang muncul. d. Menentukan akibat dari setiap masalah tersebut. Kemudian mengidentifikasi akibat potensial dari masalah terhadap pelanggan, produk dan proses. e. Membuat tabel keterangan nilai-nilai yang akan ditentukan. Untuk mengisi kolom frequency of occurance, degree of severity, dan chance of detection dibuat suatu tabel consensus dari nilai-nilai relative untuk mengasumsikan frekuensi muncul occurance, seberapa besar pengaruh efek kegagalan yang terjadi severity. Kemungkinan masalah tersebut terdeteksi dan diatasi sekarang ini detection. Selanjutnya mengisikan nilai yang sesuai untuk kolom-kolom di atas berdasarkan tabel yang telah dibuat. f. Menghitung nilai resiko RPN dari tiap masalah, dengan rumus: = × × 2.10 g. Menyusun masalah berdasarkan nilai RPN, dengan urutan RPN tertinggi ke terendah. h. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko pada masalah berdasarkan rangkingnya. Berikut contoh tabel spreadsheet FMEA Tabel 2.4: 25 Tabel 2.4 Spreadsheet FMEA Mode of failure Cause of failure Effect of failure Frequence of occurance 1-10 Degree of severity 1-10 Chance of detection 1-10 Risk priority number RPN R a n k Nilai occurance OCC, severity SEV, dan detection DET besarnya antara 1-10. Ketentuan pemberian besarnya nilai ini dapat dilihat dalam Tabel 2.5 berikut: Tabel 2.5 Nilai Occurance OCC, Severity SEV, dan Detection DEC. Nilai Occurance OCC Severity SEV Detection DET 1 Jika masalah hampir tidak pernah terjadi Jika masalah tidak berpengaruh minor Jika masalah pasti dapat cepat-cepat diatasi very high 2 3 Jika masalah sangat jarang terjadi, relative sedikit low Jika masalah sedikit berpengaruh dan tidak terlalu kritis low Jika masalah kemungkinan besar dapat diatasi high 4 5 6 Jika masalah kadang- kadang terjadi Jika masalah cukup berpengaruh, dan pengaruh cukup kritis moderate Jika masalah ada kemungkinan untuk dapat diatasi moderate 7 8 Jika masalah sering terjadi high Jika masalah sangat berpengaruh dan kritis high Jika masalah kemungkinan kecil untuk dapat diatasi low 9 Jika masalah sulit untuk dihindari very high Jika masalah benar- benar berpengaruh, sangat merugikan dan sangat kritis very high Jika masalah mungkin tidak dapat diatasi very low Jika masalah tidak dapat diatasi none 10 26 Setelah dilakukan analisis FMEA, selanjutnya menentukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Terutama masalah-masalah yang memiliki nilai resiko RPN tertinggi. Untuk itu digunakan table action planning for failure mode Tabel 2.6. Dengan tabel ini ditentukan tindakan yang sesuai untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi dengan memberikan solusi langsung ke akar penyebab permasalahanya. Apabila diperlukan, untuk setiap solusi tersebut dapat dibuat validasi yang akan berguna untuk memastikan bahwa solusi telah diimplementasikan dengan benar. Bentuk validasi tersebut dapat berupa laporan, form, dan checksheet. Tabel 2.6 Bentuk Table Action for Failure Mode Tabel design Solusi Failure Mode Actionable cause Design action potensial solution Design validation

2.2.4 Fase Improve Meningkatkan