Jumlah Penderita AIDS pada tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

(1)

JUMLAH PENDERITA AIDS PADA TAHUN 2009 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

Oleh:

LAI SIU VERN

070100271

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

JUMLAH PENDERITA AIDS PADA TAHUN 2009 DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

Oleh:

LAI SIU VERN

070100271

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Jumlah Penderita AIDS pada tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Nama : Lai Siu Vern NIM : 070100271

_________________________________________________________________

Pembimbing Penguji I

dr. Zulfikar Lubis SpPK (K) dr. Surjit Singh, SpF

Penguji II

dr. Tapisari Tambunan, SpPK

Medan, 24 November 2010 Dekan,

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH NIP. 19540220 198110 1 001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Jumlah Penderita AIDS pada tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.” berhasil diselesaikan.

Di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini ternyata penulis mendapat banyak bantuan baik dari segi moral, materil dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. dr. Zulfikar Lubis, SpPK(K), selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Seluruh jajaran RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin dan banyak bantuan kepada penulis dalam melakukan proses pengumpulan data di lokasi penelitian.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Keluargaku tercinta yang senantiasa memberi motivasi kepada penulis baik bersifat materi maupun non materi.

6. Teman-teman penulis yang ikut memberi ide dan saling memberi motivasi sehingga dapat selesaikan tepat pada waktunya.

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sarana dan kritik yang


(5)

bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Demikian dan terima kasih.

Medan, 2010 Penulis


(6)

ABSTRAK

Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan satu penyakit yang semakin meluas dikalangan masyarakat di dunia. Di Indonesia, kasus penduduk yang menghidapi HIV/AIDS ini sangat tinggi yaitu sejak 1 Januari 1987 hingga 31 Disember 2009, kasus yang dilaporkan adalah sebanyak 19.973 dan di Sumatera Utara adalah sebanyak 694 orang. Sehingga kini, kasus HIV/AIDS ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penderita Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik. Penderita AIDS ini dirawat inap adalah infeksi opportunistik.

Desain penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif retrospective dengan menggunakan teknik total sampling. Subjek penelitian adalah sebanyak 124 orang yang menderita AIDS yang dirawat inap dari seluruh jumlah penderita yang dirawat inap yaitu 31.757 orang di instalasi rawat inap di RSUP H. Adam Malik selama tahun 2009. Semua data pasien diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien.

Dari hasil penelitian, didapati bahwa golongan yang terbanyak menderita AIDS dan dirawat inap adalah golongan dalam lingkungan umur 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 57 orang (46,0%) diikuti kelompok umur 31 – 40 tahun sebanyak 42 orang (33,9%). Didapati juga bahwa, lebih banyak penderita laki – laki berbanding perempuan yaitu 101 penderita laki – laki dan 23 penderita perempuan. Dari hasil penelitian juga, golongan yang sudah bekerja serta golongan yang sudah berkawin mencatatkan jumlah yang tinggi, masing – masing 57 orang (46%) dan 58 orang (46,8%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi penderita AIDS yang dirawat inap adalah 0.04%. Diharapkan langkah pencegahan diperkuatkan untuk mencegah masyarakat daripada tertular infeksi HIV..


(7)

ABSTRACT

Human Immunodeficiency Virus (HIV) disease and Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) is a serious global disease. In Indonesia, the number of cases recorded with HIV/AIDS from 1st January 1987 until 31st December 2009 is 19,973 people. As many as 485 people in North Sumatera are reported to have HIV/AIDS. The number of cases are increasing from year to year.

This research was conducted to determine the total number of AIDS patient in RSUP Haji Adam Malik during the year 2009. Normally, AIDS patients are hospitalized because of opportunistic infection.

This study design was retrospective descriptive survey using total sampling technique. Subjects were as many as 124 AIDS patients hospitalized from the total hospitalized patient which is 31,757 people in RSUP Haji Adam Malik during the year 2009. All patient data taken from secondary data, namely the medical records of the patients.

From the research, it is known that the largest age group suffering from AIDS and was hospitalized is within the age group 21-30 years. As many as 57 people (46.0%) were recorder in that group followed by age group 31-40 years, 42 people (33.9%). It is also known that, more male patients (101 patients) compare to female patients (23 patients). Results show that working people and married people have more number of patients compare to other group with the number of patient is 57 patients and 58 patients each

From the results of this study, it is concluded that the prevalence of AIDS patients who are hospitalized is 0.04%. Preventive measures such as stringent law can help to prevent community from HIV infection.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN i

KATA PENGANTAR ii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

BAB 1 PENDAHULUAN...

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...

2.1 Definisi AIDS 5

2.2 Tahapan dalam infeksi HIV 5

2.3 Patogenesis 6

2.4 Etiologi dan Transmisi 9

2.5 Diagnosa 10

2.6 Terapi Farmakologik 12

2.7 Terapi Non-farmakologik 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL...

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 14

3.2 Definisi Operasional 14

BAB 4 METODE PENELITIAN...

4.1 Jenis Penelitian 15

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 15

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 15

4.4 Metode Pengumpulan Data 15

4.5 Metode Pengolahan Data 15


(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PERBAHASAN...

5.1 Hasil Penelitian 16

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 16

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel 17 5.1.3 Deskripsi Penderita AIDS Yang Dirawat Inap

Akibat dari Infeksi Opportunistik 17 5.1.4 Deskripsi Penderita AIDS Berdasarkan

Kelompok Umur 18

5.1.5 Deskripsi Penderita AIDS Berdasarkan

Jenis Kelamin 19

5.1.6 Deskripsi Penderita AIDS Berdasarkan

Pekerjaan 19

5.1.7 Deskripsi Penderita AIDS Berdasarkan

Status Perkawinan 20

5.2 Perbahasan 21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………...

6.1 Kesimpulan 24

6.2 Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul halaman

5.1 Distribusi Penderita Dirawat Inap akibat Infeksi

Opportunistik AIDS 18

5.2 Distribusi Kelompok Umur Penderita 18

5.3 Distribusi Jenis Kelamin Penderita 19

5.4 Distribusi Status Pekerjaan Penderita 20


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.3.1 Illustrasi skematik untuk struktur HIV-1 6

2.3.2 Genome untuk HIV 7

2.3.3 Mekanisme HIV masuk ke sel 7

2.5.1 Algoritma dalam tes serologi untuk mendiagnosa

infeksi HIV-1 atau HIV – 2 11


(12)

ABSTRAK

Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan satu penyakit yang semakin meluas dikalangan masyarakat di dunia. Di Indonesia, kasus penduduk yang menghidapi HIV/AIDS ini sangat tinggi yaitu sejak 1 Januari 1987 hingga 31 Disember 2009, kasus yang dilaporkan adalah sebanyak 19.973 dan di Sumatera Utara adalah sebanyak 694 orang. Sehingga kini, kasus HIV/AIDS ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah penderita Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik. Penderita AIDS ini dirawat inap adalah infeksi opportunistik.

Desain penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif retrospective dengan menggunakan teknik total sampling. Subjek penelitian adalah sebanyak 124 orang yang menderita AIDS yang dirawat inap dari seluruh jumlah penderita yang dirawat inap yaitu 31.757 orang di instalasi rawat inap di RSUP H. Adam Malik selama tahun 2009. Semua data pasien diambil dari data sekunder, yaitu rekam medis pasien.

Dari hasil penelitian, didapati bahwa golongan yang terbanyak menderita AIDS dan dirawat inap adalah golongan dalam lingkungan umur 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 57 orang (46,0%) diikuti kelompok umur 31 – 40 tahun sebanyak 42 orang (33,9%). Didapati juga bahwa, lebih banyak penderita laki – laki berbanding perempuan yaitu 101 penderita laki – laki dan 23 penderita perempuan. Dari hasil penelitian juga, golongan yang sudah bekerja serta golongan yang sudah berkawin mencatatkan jumlah yang tinggi, masing – masing 57 orang (46%) dan 58 orang (46,8%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi penderita AIDS yang dirawat inap adalah 0.04%. Diharapkan langkah pencegahan diperkuatkan untuk mencegah masyarakat daripada tertular infeksi HIV..


(13)

ABSTRACT

Human Immunodeficiency Virus (HIV) disease and Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) is a serious global disease. In Indonesia, the number of cases recorded with HIV/AIDS from 1st January 1987 until 31st December 2009 is 19,973 people. As many as 485 people in North Sumatera are reported to have HIV/AIDS. The number of cases are increasing from year to year.

This research was conducted to determine the total number of AIDS patient in RSUP Haji Adam Malik during the year 2009. Normally, AIDS patients are hospitalized because of opportunistic infection.

This study design was retrospective descriptive survey using total sampling technique. Subjects were as many as 124 AIDS patients hospitalized from the total hospitalized patient which is 31,757 people in RSUP Haji Adam Malik during the year 2009. All patient data taken from secondary data, namely the medical records of the patients.

From the research, it is known that the largest age group suffering from AIDS and was hospitalized is within the age group 21-30 years. As many as 57 people (46.0%) were recorder in that group followed by age group 31-40 years, 42 people (33.9%). It is also known that, more male patients (101 patients) compare to female patients (23 patients). Results show that working people and married people have more number of patients compare to other group with the number of patient is 57 patients and 58 patients each

From the results of this study, it is concluded that the prevalence of AIDS patients who are hospitalized is 0.04%. Preventive measures such as stringent law can help to prevent community from HIV infection.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

AIDS pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada musim panas 1981, apabila Centres of the Disease Control and Prevention di Amerika Syarikat melaporkan kejadian tanpa penjelasan untuk Pneumocystis carinii pneumonia yang diderita oleh lima pria homoseksual di Los Angeles dan juga kejadian Kaposi’s sarcoma (KS) yang diderita oleh 26 pria homoseksual di New York dan di Los Angeles. ( Gottlieb MS, 2001 ). Dalam beberapa bulan kemudian, penyakit ini banyak dijumpai dalam pria dan wanita yang menyalahgunakan narkoba suntik dan kemudian dijumpai juga dalam pasien yang menerima transfusi darah. Oleh itu, jelaslah bahawa adanya microorganisme yang ditransmisi melalui kontak seksual (heterogenous dan homogenous) dan juga melalui produk darah. (e-medicine, 2010)

Pada 1983, human immunodeficiency virus (HIV) diisolasi dari pasien yang menderita lymphadenopathy dan pada 1984, sudah bisa diketahui bahawa HIV adalah agen kausal untuk aquired immune deficiency syndrome (AIDS). ( Harrison, 2005 ). 2 spesis HIV telah diidentifikasi, iaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 kemungkinan berasal dari cross-species transfers dari chimpanzee di Africa tengah dan HIV-2 sangat berkaitan dengan virus yang menginfeksi mangabey di Africa barat. Untuk HIV-2, resiko transmisi adalah rendah dibading HIV-1 dan progressi ke AIDS adalah lebih perlahan,dan infeksi oleh HIV-2 adalah sangat jarang. Oleh itu, kebanyakkan penelitian, vaksin dan obat-obatan difokuskan terhadap HIV-1. ( e-medicine, 2010 )

Pada pasien AIDS, terdapat penurunan CD4+ sel T-helper, menyebabkan inversi ratio CD4/CD8 dan juga menyebabkan disregulasi sel B dalam


(15)

memproduksi antibody. (Frazer IH et all dan Schechter MT et al). Apabila respon imun terhadap antigen menurun, host gagal untuk merespon secara adekuat sehingga menyebabkan infeksi opportunistik. Infeksi opportunistik tergantung kepada patogen, contohnya pesakit AIDS di Amerika Syarikat sering terinfeksi dengan Pneumocystisis sp dan Candida sp, pria homoseksual sering terinfeksi dengan ( human herpes virus 8 ) HHV8 yang akan menyebabkan Kaposi sarcoma. Negara yang sedang berkembang, AIDS sering terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan tuberculosis. ( e-medicine, 2010)

Di seluruh dunia, kira – kira 39.5 juta orang yang terinfeksi HIV. Pada 2006, UNAIDS mengestimasi 4.3 juta kasus HIV yang baru dan 2.9 juta kasus meninggal dunia karena AIDS. Infeksi terbanyak masih di sub-Saharan Africa, di mana 6% dari jumlah populasinya terinfeksi.

Di Amerika Syarikat, pada tahun 2006, rata – rata insidens 18.5 per 100,000 populasi terinfeksi HIV. Sehingga terkini, insidens rate adalah 12.3 per 100,000 populasi. Sejak 1981, hampir 1 juta orang didiagnosa HIV-AIDS dan lebih dari 500.000 telah meninggal dunia. ( e-medicine). Selama 2004 – 2006, prevalensi infeksi HIV-AIDS di Asia timur dan Asia tengah dan juga Eropah timur meningkat sebanyak 21%. Pada periode yang sama, jumlah kasus infeksi yang baru pada umur 15 – 64 tahun, meningkat sebanyak 70% di timur Eropah dan Asia tengah. ( e-medicine, 2010 )

Tingkat infeksi di negara berkembang adalah stabil dan sebagian dari negara yang sedang berkembang mampu mengontrol epidemik HIV. Hal ini adalah karena kematian dari pasien yang terinfeksi dan pencegahan infeksi yang baru.


(16)

Tingkat mortaliti di sebagian negara meningkat secara mendadak. Contohnya di Afrika selatan, angka kematian yang melibatkan infeksi HIV meningkat sebanyak 79% dari 1997 hingga 2004 walaupun Afrika Selatan mempunyai onset yang lambat dalam epidemik infeksi HIV. Prevalensi keseluruhan yang tertinggi dicatat oleh Negara Swaziland. (e-medicine, 2010)

Di Indonesia, jumlah penderita AIDS adalah 19973 orang. Provinsi yang mempunyai jumlah penderita yang terbanyak adalah Jawa Barat yaitu sebanyak 3598 orang diikuti Jawa Timur sebanyak 3227 orang. Provinsi Sumatera Utara menduduki rangking yang ke-9. Jumlah kasus yang dilaporkan dari 1 Januari sehingga 31 Desember 2009 adalah sebanyak 3863 orang. Jumlah penderita AIDS yang meninggal dari 1 Januari 1987 sehingga 31 Desember 2009 adalah 3846 orang. (Ditjen PP & PL Depkes RI )

Menurut data yang diambil dari Komisi Penanggulangan AIDS provinsi Sumatera Utara dari 1994 hingga April 2009, jumlah penderita AIDS adalah 872 orang dan jumlah pesakit yang menderita HIV adalah 808 orang. Jumlah kumulatif penderita HIV/AIDS adalah 1680 orang. Jumlah penderita yang meninggal karena AIDS adalah 124 orang di provinsi Sumatera Utara. ( Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara)

Di Medan, sebanyak 131 kasus dilaporkan pada tahun 2008 dan 134 kasus ( sehingga April 2009) dilaporkan pada tahun 2009. Jumlah kumulatif penderita HIV di Medan adalah 600 orang dan jumlah penderita AIDS adalah 581 orang. Jumlah kumulatif penderita HIV/AIDS di Medan adalah 1181 orang. ( Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara)

1.2. Rumusan masalah


(17)

1.3.Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penderita yang menderita AIDS di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2009.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui kelompok umur, jenis pekerjaan serta jenis kelamin dan status perkawinan penderita yang menderita AIDS.

1.4.Manfaat penelitian

1) Menerusi penelitian ini, jumlah pesakit AIDS di RSUP Haji Adam Malik dapat diketahui. Oleh itu, ini menjadi sumber informasi kepada RSUP Haji Adam Malik.

2) Penelitian ini juga dapat menjadi sumber informasi kepada peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian tentang jumlah penderita AIDS pada masa yang akan datang.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi AIDS

Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV yang termasuk family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. (Sudoyo AW et al., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam)

2.2. Tahapan dalam infeksi HIV

Terdapat 3 fase dalam infeksi HIV.

Pertama sekali adalah fase serokonversi akut. Dalam fase ini, infeksi tersebut akan menghasilkan simpanan proviral. Simpanan ini terdiri daripada sel - sel yang terinfeksi seperti makrofag dan ini melepaskan virus - virus secara terus menerus. Oleh karena itu, jumlah virus menjadi sangat banyak dan jumlah sel T-CD4 menurun. Serokonversi membutuhkan waktu beberapa minggu sampai ke beberapa bulan. Simptom pada fase ini demam, limfadenopati, dan gatal - gatal.

Fase yang kedua adalah infeksi HIV asimptomatik. Pada fase ini, pasien yang terinfeksi HIV tidak menunjukan gejala atau simptom untuk beberapa tahun yang akan datang. Replikasi viral berlangsung dalam fase ini dan respon imun terhadap virus masih aktif. Jumlah virus terus bertambah secara stabil dan jumlah sel T-CD4 menurun.

Fase yang ketiga adalah AIDS. Penderita yang terinfeksi HIV dikatakan menderita AIDS apabila terdapat kerusakan sistem imun yang sangat menyolok sehingga bisa menimbulkan infeksi oppurtunistik. Secara laboratorium diagnose AIDS jumlah sel T-CD4 kurang dari 200/μL. ( e-medicine, 2010)


(19)

2.3. Patogenesis

HIV merupakan lentivirus, subgroup dari retrovirus. Ada dua jenis virus utama yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV adalah partikel ikosahedral bertutup (envelope) dengan ukuran 100-140 nanometer. Inti virus terdiri dari untaian RNA serta enzim reverse transcriptase, integrase dan protease yang diperlukan untuk proses replikasi virus. Selubung virus tersusun oleh lapisan bilayer yang mempunyai tonjolan - tonjolan yang tertanam pada permukaan selubung lipid dan terdiri dari glikoprotein Gp120 dan Gp41. Gp120 berperan pada pengikatan HIV dengan reseptor CD4 dari sel. GP41 mengadakan fusi antara virus dengan membran sel host pada saat virus masuk ke sel host. Struktur genom RNA yaitu struktur pasang basanya terdiri dari 3 gen utama yang mengkode pembentukan struktur – struktur virusm yaitu gen gag, pol dan env. Selain itu, terdapat gen tambahan yaitu tat, rev dan nef. Struktur polipeptida utama dari inti virus adalah p24. Polipeptida lain adalah p17 yang ada di sekeliling inti dan p15 yang membentuk kompleks dengan RNA virus. (Pathologic Basic of Disease)

Gambar 2.3.1. – Illustrasi skematik untuk struktur HIV-1 (dikutip dari buku


(20)

Gambar 2.3.2. – Genome untuk HIV (dikutip dari buku Harrison; Greene &

Peterlin)

Infeksi HIV dimulai dengan penempelan virus pada sel-sel yang mempunyai molekul CD4 sebagai reseptor utama yaitu limfosit T, monosit, makrofag dan sel – sel dendritik yang lain. Gp120 yang merupakan reseptor permukaan virus akan berikatan dengan CD4. Kemudian GP120 akan berinteraksi dengan koreseptor yang tertanam dalam membrane sel dan terpapar dengan peptide dari Gp41 dan mulailah terjadi fusi antara virus dan membrane sel. Setelah fusi, internal virion core akan dilepaskan ke sitoplasma sebagain suatu kompleks ribonukleoprotein. (Pathologic Basic of Disease)

Gambar 2.3.3. – Mekanisme HIV masuk ke sel ( dikutip dari buku Pathologic


(21)

HIV mempunyai enzim reverse transcriptase yang akan mengubah RNA virus menjadi DNA. DNA ini akan memasuki inti sel host dan dengan bantuan enzim integrase akan berintegrasi dengan DNA sel host dan membentuk provirus. Setelah terjadi integrasi, DNA provirus mengadakan transkripsi dengan bantuan enzim polymerase sel host menjadi mRNA untuk selanjutnya mengadakan translasi dengan protein – protein structural sampai terbentuk protein mRNA. Genomik RNA dan protein virus ini akan membentuk partikel virus, yang nantinya akan menempel pada bagian luar sel. Melalui proses budding pada permukaan membrane sel, virion akan dikeluarkan dari sel host dalam keadaan matang. (Pathologic Basic of Disease)

Segera setelah infeksi HIV, sebagian virus yang bebas maupun yang berada dalam sel – sel CD4 T yang terinfeksi akan mencapai kelenjar limfe regional dan akan merangsang imunitas seluler dan humoral dengan cara antara lain merekrut limfosi – limfosit. Pengumpulan sel limfosit ini justru akan menyebabkan sel – sel CD4 yang terinfeksi akan semakin banyak. Monosit dan limfosit yang terinfeksi akan menyebarkan virus ke seluruh tubuh. HIV juga dapat memasuki otak melalui monosit atau melalui infeksi sel endotel. (Pathologic Basic of Disease)

Beberapa hari setelah infeksi HIV, akan terjadi limfopenia akibat penurunan CD4 T dalam darah. Selama periode awal ini, virus – virus bebas dan protein virus p24 dapat dideteksi dalam kadar yang tinggi dalam darah dan jumlah sel – sel CD4 yang terinfeksi HIV meningkat. Pada fase ini, virus bereplikase secara cepat dengan sedikit control dari respon imun. Kemudian setelah 2-4 minggu akan terjadi peningkatan dramatis jumlah limfosit total yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah sel CD8 T (sel sitotoksik) yang merupakan bagian dari respon imun terhadap virus. Adanya sel T sitotoksik merupakan tanda rangsang neutralising antibodi. Antibodi akan terbentuk setelah minggu kedua atau ketiga namun kadang – kadang terjadi sampai beberapa bulan. Penurunan virus bebas dan sel yang terinfeksi disebabkan oleh lisis sel yang terinfeksi HIV oleh CD8 T. Sel CD8 yang teraktivasi pada individu yang terinfeksi HIV juga memproduksi sejumlah sitokin terlarut yang dapat menghambat replikasi virus dalam sel – sel


(22)

kadar semula seperti sebelum terinfeksi HIV. Selama fase akut, kebanyakan kasus menunjukkan gejala infeksi virus akut pada umumnya yaitu berupa demam, letargi, mialgia dan sakit kepala serta gejala lain berupa faringitis, limfadenopati dan ruam. (Pathologic Basic of Disease)

Setelah infeksi fase akut, terjadi keadaan asimtomatik selama beberapa tahun walaupun jumlah CD4 menurun secara perlahan – lahan. Jumlah virus dalam darah dan sel – sel perifer yang dapat dideteksi rendah. Penurunan jumlah CD4 dalam darah rata – rata 65 sel/ul setiap tahun. Didapatkan kerusakan pada sistem imun tapi tidak bersifat laten dan masih dapat mengalami perbaikan terutama dalam limfonoduli. Penurunan jumlah sel CD4 T selama infeksi HIV secara langsung dapat mempengaruhi beberapa reaksi imunologik yang diperankan oleh sel CD4 T seperti hipersensitivitas tiper lambat, transformasi sel muda limfosit dan aktivitas sel limfosit T sitotoksik. Munculnya strain HIV yang lebih pathogen dan lebih cepat bereplikasi pada host merupakan faktor utama dalam mengontrol kemampuan sistem imun. Dikatakan juga bahwa jumlah dan fungsi sel T sitotoksik akan menurun bila jumlah sel CD4 menurun sampai < 200 sel/ul. Karena sel – sel ini berperan dalam mengontrol sel yang terinfeksi virus dan membersihkan virus pada tahap awal infeks sehingga dikemukakan hilangnya aktivitas sel ini mempunyai dampak dalam peningkatan jumlah virus. Kemungkinan lain disebabkan karena terjadi mutasi dari virus sehingga tidak dikenal oleh sel T sitotoksik. Rata – rata masa dari infeksi HIV sampai masa AIDS adalah 8-10 tahun.

2.4. Etiologi dan Transmisi

HIV masuk tubuh manusia melalui darah, semen dan secret vagina serta transmisi dari ibu ke anak. Terdapat tiga cara penularan HIV. Pertama sekali adalah melalui hubungan seksual baik secara vaginal, oral maupun anal dengan pengidap HIV. Ini adalah cara yang paling umum terjadi iaitu meliputi 80 – 90% total kasus sedunia. Kedua adalah dengan kontak langsung dengan darah, produk darah atau jarum suntik. Hal ini termasuklah transfusi darah yang tercemar, pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan penyalahgunaann narkoba dengan


(23)

jarum suntik yang dipakai secara bersamaan. Kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan juga salah satu cara penularan melalui kontak langsung dengan darah. Ketiga adalah transmisi secara vertikal dari ibu pengidap HIV kepada bayinya, (selama proses kelahiran dan melalui ASI). (Sudoyo AW et al., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam)

2.5. Diagnosis

Diagnosis untuk pesakit HIV adalah sama untuk mendiagnosa penyakit – penyakit lain yaitu dimulai dengan anamnese. Harus ditanyakan adakah pesakit tersebut berhubungan sex tanpa alat kontrasepsi dan adakah pesakit tersebut mempunyai banyak teman sexual. Juga ditanyakan dengan siapa pesakit tersebut membuat hubungan seks. Selain itu, harus ditanyakan sama ada pesakit tersebut mempunyai kontak dengan darah yang tercemar iaitu adakah pesakit tersebut pernah tercucuk jarum yang terinfeksi. Menanyakan riwayat keluarga juga penting untuk mengetahui adakah pesakit tersebut mendapat HIV dari luar atau dari ibunya. ( e-medicine, 2010)

Pemeriksaan fisik untuk mendiagnosa infeksi HIV adalah tidak terlalu penting. Hal ini karena tiada penemuan yang spesifik untuk infeksi HIV. Secara umum, infeksi HIV akan menyebabkan limfadenopati di seluruh tubuh dan berat badan yang menurun. Infeksi minor yang oppurtunistik seperti oral candidiasis yang luas juga merupakan petunjuk awal untuk infeksi HIV. ( e-medicine, 2010)

Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan laboratorium. Salah satu tes yang dijalankan adalah tes antibodi HIV yaitu dengan menggunakan test enzyme-linked immunoabsorbent assay ( ELISA ). Hasil tes yang positif berarti pernah terinfeksi, bukan adanya kekebalan terhadap virus. Sensitivitas ELISA sebesar 98 – 100%. Hasil positif ELISA harus dinko nfirmasi dengan Western Blot. Western Blot lebih spesifik mendeteksi antibodi terhadap komponen antigen permukaan virus. Spesifisitas Western Blot sebesar 99.6 – 100%. Hasilnya dinyatakan positif, negative atau indeterminate. CDC merekomendasikan reaksi dengan dua dari band berikut sebagai kriteria untuk hasil positif; p24, Gp41, Gp 120. Hasil indeterminate dihasilkan dari reaksi nonspesifik sera HIV negatif dengan beberapa


(24)

protein HIV. Hasil indeterminate harus dievaluasi dan diperiksa secara serial selama 6 bulan sebelum menyatakan negatif. Untuk mendeteksi antigen virus digunakan pemeriksaan PCR. ( Harrison, 2005)

Gambar 2.5.1 – Algoritma dalam tes serologi untuk mendiagnosa infeksi HIV-1

atau HIV – 2. ( dikutip dari buku ajar Harrison )

Staging HIV adalah berdasarkan kepada manifestasi klinisnya,tetapi pemeriksaan lab lain bisa membantu untuk memulakan pengobatan. Antaranya adalah menghitung CD4 T sebagai indicator terhadap resiko untuk infeksi oppurtunistik. Biasanya selepas serokonversi, jumlah CD4 akan menurun secara perlahahan – lahan dan apabila CD4 menurun sehingga kurang dari 200/ul, ini didefiniskan sebagai AIDS. Tes alternatif yang lain adalah menghitung virus bebas pada pembuluh darah perifer. Tes ini disebut tes alternative karena tidak terlalu tepat. Hal ini karena replikasi virus berlaku di kelenjar limfa dan bukannya di pembuluh darah perifer. ( Harrison, 2005)

Terdapat juga tes – tes yang lain seperti kultur virus yang jarang digunakan karena terlalu mahal. Biopsi kelenjar limfa juga bisa dilakukan. HIV DNA, RNA dan proteinnya bisa dideteksi dengan teknik molekular dan dengan menggunakan mikroskop elektron untuk melihat virions. ( e-medicine, 2010)


(25)

2.6. Terapi Farmakologi

Pengobatan infeksi HIV terdiri dari pengobatan terhadap virus dan pencegahan terhadap infeksi oportunistik. Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi viral load sebanyak mungkin dengan target <20-50 kopi/ml sehingga dapat menghentikan atau memperlambat progresivitas selama mungkin, memperbaiki status imun dalam segi kuantitas dan kualitas CD4, serta memperpanjang usia hidup dan memperbaiki kualitas hidup. Pengobatan yang sekarang dianut adalah pengobatan kombinasi tiga obat, yaitu terdiri dari dua nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI) dan satu protease inhibitor (PI) atau satu non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Ini adalah untuk mengontrol replikasi virus dalam jaringan dan plasma serta memperbaiki sistem imun. Saat memulai pengobatan anti retroviral adalah pada keadaan simptomatik AIDS dan pada keadaan CD4 <200/mm3 dengan atau tanpa gejala klinis.

Obat golongan NRTI yaitu Zidovudine (AZT), Lamivudine (3TC), Didanosine (ddL), Zalcitabine (ddC) dan lain – lain bekerja melalui fosforilasi interselluler menjadi bentuk trifosfat dan bergabung ke DNA selanjutnya dapat menghambat pemanjangan rantai RNA virus.

Obat golongan NNRTI seperti Nevirapine (NVP), Delavirdine (DLV) dan Efavirenz (EFV) bekerja dengan menghambat enzim reverse transcriptase melalui ikatan dengan tempat aktivitas enzim. Obat ini dapat menghambat atau menginduksi aktivitas sitokrom p450 sehingga dapat berinteraksi dengan obat – obatan yang lain.

Obat golongan PI seperti Saquinavir (SQV), Indinavir (IDV), Ritonavir (RTV) dan lain – lain bekerja dengan mencegah pelepasan polipeptida pasca translasi menjadi protein virus fungsional. PI dapat menghambat sitokrom p450, dan ini akan meningkatkan potensi interaksi dengan banyak obat. ( e-medicine)


(26)

2.7. Terapi Non – Farmakologik

Terapi non – farmakologik terdiri daripada pencegahan penularan HIV. Ini melibatkan 5 P’s iaitu Partners, Prevention of Pregnancy, Protection of Sexual transmitted diseases, Practices, Past history of sexual transmitted disease. (CDC) Metode yang sering digunakan adalah menggalakan orang menggunakan alat kontrasepsi. Antara kontrasepsi yang sering digunakan adalah kondom. Selain itu, menyarankan agar penderita untuk abstinen dan jika sudah berkawin, menyarankan penderita dan pasangannya agar tidak berhubungan seks dengan orang lain. (CDC)

Untuk pencegahan transmisi secara vertical, proses kelahiran haruslah dilakukan secara pembedahan yaitu caesarean. Penyusuan bayi oleh ibu yang menderita juga harus dielakkan. (CDC)


(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

AIDS merupakan fase terakhir dalam infeksi HIV. Apabila pasien sudah masuk ke fase AIDS, pasien akan menderita infeksi oppurtunistik. Banyak penderita yang meninggal karena infeksi oppurtunistik tersebut dan bukannya infeksi HIV. Tempoh masa untuk infeksi HIV berubah ke AIDS adalah rata – rata 8 – 10 tahun. (e-medicine, 2010)

Infeksi oppurtunistik adalah infeksi yang mengambil manfaat dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh. Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa, jamur dan virus. Saat sistem kekebalan bekerja dengan baik, sistem tersebut mampu mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan oleh penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. (ODHA Indonesia)

Infeksi oppurtunistik yang paling sering ditemui adalah infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans sehingga menyebabkan kandidiasis pada esofagus, trakea dan bronkus. Infeksi dari Pneumocystis carinii menyebabkan pneumonia dan dari Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis.

- usia

- jenis kelamin - pekerjaan

- status perkawinan

Jumlah penderita AIDS di RSUP Haji Adam Malik


(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mencari jumlah penderita AIDS di RSUPHAM pada tahun 2009. Rancangan penelitian ini adalah retrospektif dimana dilakukan pengumpulan data dari rekam medis di RSUPHAM.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RSUPHAM dan dilakukan selama 15 September – 1 Oktober 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua pasien yang pernah dirawat di RSUPHAM dan telah didiagnosa menderita AIDS. Jumlah populasi tersebut diambil dari rekam medis yang terdapat di RSUPHAM.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah total sampling dimana keseluruhan populasi adalah sampel karena perlu diperolehi jumlah penderita AIDS secara keseluruhan.

4.4. Teknik Penggumpulan Data

Data-data diperoleh dari rekam medis dari RSUPHAM dimana data yang diperlukan adalah diagnosa AIDS melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari rekam medis ditampilkan dalam bentuk table dan disusun mengikut faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan dan status perkawinan penderita dengan bantuan SPSS.


(29)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 15 September 2010 sampai 1 Oktober 2010 di RSUP H. Adam Malik Medan, dengan total sampel 124 orang. Berdasarkan data-data rekam medis yang telah dikumpulkan dan dianalisa, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas ±10Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

RSUP H. Adam Malik Medan didukung oleh 1955 orang tenaga yang terdiri dari 790 orang tenega medis dari berbagai spesialisasi dan subspesialisasi, 604 orang paramedis perawatan, 298 orang paramedis non perawatan dan 263 orang tenaga non medis serta ditambah dengan Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB) sebanyak 8 orang.


(30)

perawatan intensif, gawat darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medik, kardiovaskular, mikrobiologi,nefrologi,endokrinologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart (CSSD), biolelktro medik, Penyuluh Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil, pemulasaran jenazah).

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel

Sampel penelitian adalah semua penderita yang dirawat inap karena menderita infeksi opportunistik di RSUP H. Adam Malik, Medan pada tanggal 01 Januari 2009 sehingga 31 Desember 2009. Jumlah populasi tersebut diambil dari rekam medis yang terdapat di bilik rekam medis yang telah dihantar dari instalasi rawat inap, RSUP H. Adam Malik, Medan. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian adalah total sampling. Dengan metode ini didapat

sebanyak 124 orang yang menderita AIDS dengan infeksi opportunistik dan telah dirawat akibat dari infeksi opportunistik tersebut. Dari keseluruhan sampel yang diperoleh dari rekam medis penderita meliputi: jenis kelamin pasien, umur pasien, pekerjaan pasien, dan status perkawinan pasien.

5.1.3 Deskripsi Penderita AIDS Yang Dirawat Inap Akibat dari Infeksi Opportunistik

Sampel yang diperoleh selama kurun waktu 15 September 2010 sampai 1 Oktober 2010 sebesar 124 sampel. Semua data sampel diambil dari data sekunder, yaitu dari rekam medis pasien yang terdapat di RSUP H. Adam Malik, Medan dari tanggal 01 Januari 2009 sehingga 31 desember 2009. Distribusi sampel pasien yang


(31)

dirawat inap akibat infeksi opportunistik AIDS dapat dilihat dari table berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Penderita Dirawat Inap akibat Infeksi Opportunistik AIDS

Berdasarkan tabel 5.1 diatas didapati bahwa dari sejumlah 31.757 orang yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik. Dan 124 dari penderita tersebut adalah penderita infeksi opprtunistik AIDS.

5.1.4 Deskripsi Penderita AIDS Berdasarkan Kelompok Umur

Distribusi sampel pasien yang dirawat inap akibat infeksi opportunistik AIDS berdasarkan kelompok umurdapat dilihat dari table berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Kelompok Umur Penderita

JK

Jenis Penyakit Jumlah %

Penderita AIDS 124 0,04

Penderita rawat

inap (bukan AIDS) 31633 99,96

Jumlah 31757 100,00

No Usia Jumlah %

1 < 20 tahun 4 3,2

2 21 – 30 tahun 57 46,0

3 31 – 40 tahun 42 33,9

4 41 – 50 tahun 18 14,5

5 > 50 tahun 3 2,4


(32)

Secara keseluruhan, rata-rata umur penderita yang dirawat inap akibat infeksi opportunistik AIDS adalah 32,64 tahun. Penderita yang termuda menderita penyakit berusia 3 tahun dan tertua berusia 58 tahun. Dari tabel 5.2 didapat penderita penyakit yang dirawat inap akibat infeksi opportunistik AIDS yang paling banyak dijumpai pada kelompok umur 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 57 orang (46,0%). Penderita yang dirawat inap akibat infeksi opportunistik AIDS yang paling sedikit di jumpai adalah pada kelompok umur lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak 3 orang (2,4%).

5.1.5 Deskripsi Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi sampel pasien yang dirawat inap akibat infeksi opportunistik AIDS berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 5.3 Distribusi Jenis Kelamin Penderita

JK

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa terdapat 101 orang (81,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 23 orang (18,5%) berjenis kelamin perempuan.

5.1.6 Deskripsi Penderita AIDS Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi sampel berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat dari tabel berikut :

Jenis kelamin Jumlah %

Laki-laki 101 81,5

Perempuan 23 18,5


(33)

Tabel 5.4 Distribusi Status Pekerjaan Penderita

Berdasarkan table 5.4, didapati bahawa golongan bekerja lebih banyak dirawat inap akibat infeksi opportunistik yaitu sebanyak 57 orang (46%) berbanding golongan yang tidak bekerja, 34 orang (27,4%) dan golongan lain – lain yaitu 33 orang (26,6%). Yang termasuk dalam golongan lain – lain adalah golongan bawah umur, mahasiswa, ibu rumah tangga, pensiunan dan penderita yang tidak diketahui pekerjaannya.

5.1.7 Deskripsi Penderita AIDS Berdasarkan Status Perkawinan Distribusi sampel berdasarkan status perkawinan dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 5.5 Distribusi Status Perkawinan Penderita

Berdasarkan tabel 5.5, diketahui bahawa penderita yang berkawin lebih banyak dirawat inap akibat infeksi opportunistik yaitu

No Status bekerja Jumlah %

1 Bekerja 57 46,0

2 Tidak bekerja 34 27,4

3 Lain - lain 33 26,6

Jumlah 124 100,0

No Status Hidup Jumlah %

1 Keseorangan 48 38,7

2 Berkawin 58 46.8

3 Lain - lain 18 14,5


(34)

tinggal keseorangan, 48 orang (38,7%) dan status lain – lain mencatat jumlah 18 orang (14,5%). Janda dan duda dimasukkan ke kategori hidup lain – lain. Pada penderita yang tidak diketahui statusnya juga dimasukan ke status lain – lain.

5.2 Pembahasan

AIDS merupakan tahap akhir dalam stadium infeksi HIV. Pada tahap ini, jumlah limfosit dalam darah adalah sangat rendah yaitu kurang dari 300/mm3. Jumlah limfosit yang sedikit ini menurunkan sistem imun tubuh dan ini akan menyebabkan infeksi opportunistik. Dari penelitian, infeksi opportunistik yang terbanyak dilaporkan adalah tuberkulosis, diare kronis dan kandidiasis oro-faringeal. Hal ini sesuai dengan laporan triwulan dari Depkes RI.

Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data dari rekam medis dari instalasi rawat inap di RSUP H. Adam Malik, Medan untuk mengetahui jumlah penderita AIDS yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik, Medan pada tahun 2009.

Dari tabel 5.1, diketahui bahwa jumlah penderita AIDS di RSUP Haji Adam Malik adalah sebanyak 124 orang dengan prevalensi 0,04%. Berdasarkan report global yang dikeluarkan oleh United Nation AIDS (UNAIDS), jumlah orang dewasa dan anak – anak di Asia Selatan dan Asia Tenggara yang menderita HIV-AIDS meningkat pada tahun 2009 berbanding dengan 2001 yaitu dari 3,8 juta pada tahun 2001 menjadi 4,1 juta pada tahun 2009. Namun demikian, jumlah orang dewasa dan kanak – kanak yang menderita infeksi baru HIV menurun dari 380 ribu orang menjadi 270 ribu orang. Angka kematian meningkat dari tahun 2001 yaitu sebanyak 230 ribu orang menjadi 260 ribu orang pada tahun 2009. Dari laporan Depkes RI, kasus AIDS menurun pada tahun 2009 berbanding 2008 di mana pada tahun 2009, dicatat sebanyak 3863 kasus AIDS dan pada tahun 2008, dicatat sebanyak 4969 orang. Jumlah kasus yang dicatat dari tahun 1987 sehingga tahun 1999 adalah sebanyak 19.973 orang.


(35)

Jumlah yang meninggal dunia akibat AIDS dari tahun 1987 sehingga tahun 1999 adalah sebanyak 3846 orang. Sumatera Utara mencatat jumlah kasus sebanyak 485 orang dan jumlah kematian sebanyak 93 orang dari tahun 1987 sehingga tahun 1999.

Pada tabel 5.2, terlihat hasil penelitian ini mendapatkan bahwa jumlah penderita yang terbanyak dirawat inap akibat infeksi opportunistik adalah dalam usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 57 orang (46%) diikuti kelompok umur 31-40 tahun yaitu sebanyak 42 orang (33,9%). Hal ini sesuai dengan laporan yang dikeluarkan oleh Depkes RI di mana kelompok umur yang mencatat jumlah tertingggi adalah kelompok umur dari 20-29 tahun (49,07%), diikuti dengan kelompok umur 30-39 tahun, (30,14%). Dari hasil laporan Depkes RI, cara penularan terbesar adalah melalui jarum suntik dan hubungan heteroseksual. Hal ini sangat sesuai dengan penelitian karena usia tersebut merupakan usia reproduktif, di mana remaja sangat aktif dalam hubungan seks. Dalam usia tersebut juga merupakan usia di mana remaja ingin mencoba sesuatu yang baru dan dipengaruhi oleh teman sebaya, dan ini menyebabkan terjadinya perkongsian jarum suntik dan penyalahgunaan narkoba.

Tabel 5.3 menunjukkan bahawa laki – laki lebih banyak dirawat inap akibat dari infeksi opportunistik AIDS berbanding perempuan yaitu 101 orang (81,5%) berbanding 23 orang (18,5%). Hasil ini adalah sama seperti di dalam laporan Depkes RI yang juga menunjukkan laki – laki lebih banyak menderita AIDS berbanding perempuan. Berdasarkan laporan Depkes RI, sebanyak 73.7% laki – laki yang menderita AIDS berbanding 25,8% wanita. Terdapat juga 0.5% lagi, tidak diketahui jenis kelaminnya. Hal ini mungkin karena laki – laki lebih aktif dalam berhubungan seks. Laki - laki jugalah yang lebih sering terlibat dalam penyalahgunaan narkoba dan perkongsian jarum suntik.

Tabel 5.4 menunjukkan golongan yang sudah bekerja lebih banyak menderita AIDS, 57 orang (46%) dibandingkan dengan golongan yang tidak


(36)

ini mungkin karena golongan yang sudah bekerja mempunyai uang untuk mencari pekerja seks komersial. Golongan yang sudah bekerja juga lebih banyak bersosialisasi sehingga mudah untuk mendapatkan narkoba.

Dari tabel 5.5 pula, penderita yang sudah berkawin lebih banyak menderita AIDS yaitu sebanyak 58 orang (46.8%) jika dibandingkan dengan golongan yang belum kawin yaitu sebanyak 48 orang (38,7%) dan yang lain – lain, 18 orang (14.5%). Hal ini mungkin karena penderita yang sudah berkawin lagi stress karena keluarganya lalu mencoba narkotika untuk menenangkan dirinya. Mungkin juga penderita tidak puas dengan pasangannya, lalu mencari pekerja seks komersial untuk memuaskan dirinya.


(37)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Dari hasil penelitian ini terdapat sejumlah 124 orang yang dirawat inap akibat infeksi opportunistik AIDS dari 31.757 orang yang dirawat inap.

2. Kelompok umur yang paling banyak menderita infeksi opportunistik AIDS dan dirawat inap adalah pada kelompok umur 21 – 30 tahun, diikuti kelompok umur 31-40 tahun. Kedua – dua kelompok ini mempunyai kasus yang jauh lebih banyak berbanding kelompok umur yang lain. Kasus yang paling muda yang dicatatkan adalah bayi berusia 3 tahun.

3. Antara 124 pasien yang dirawat inap akibat infeksi opportunistik AIDS, 101 (81,5%) daripadanya adalah golongan laki – laki dan 23 perempuan (18,5%).

4. Jika dinilai dari pekerjaan, terdapat kemungkinan ada hubungan anatara status pekerjaan dengan AIDS karena golongan yang sudah bekerja lebih banyak menderita AIDS, 57 orang (46%) dibandingkan dengan golongan yang tidak bekerja, 34 orang (27,4%) dan golongan lain – lain, 33 orang (26.6%).

5. Dari status perkawinan penderita, mungkin terdapat hubungan antara status perkawinan dengan AIDS karena penderita yang sudah berkawin lebih banyak menderita AIDS yaitu sebanyak 58 orang (46.8%) jika dibandingkan dengan golongan yang belum kawin yaitu sebanyak 48 orang (38,7%) dan yang lain – lain, 18 orang (14.5%).


(38)

6.2. Saran

1. Pihak rumah sakit disarankan agar pencatatan status pasien pada rekam medis dilakukan dengan lebih teratur dan lengkap untuk memudahkan peneliti yang akan melakukan penelitian berdasarkan rekam medis. Hal ini karena masih terdapat banyak informasi pasien yang tidak lengkap.

2. Disarankan agar undang – undang ditegaskan lagi untuk membanteras penyalahgunaan narkoba jarum suntik untuk mengelakkan orang daripada tertular HIV karena penderita AIDS merupakan lanjutan dari infeksi HIV.

3. Pemerintah juga boleh memberikan kondom secara gratis seperti yang dilakukan di Thailand, untuk mengelakkan orang daripada tertular HIV melalui kontak seksual. Hal ini karena, WHO melaporkan bahwa pemberian kondom secara gratis berjaya menurunkan angka kejadian infeksi HIV pada tahun tersebut


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Bennet, N.J., Jan 27,2010. HIV Disease – Overview, eMedicine. Available

fro

[ Accesed 19th February 2010]

Bennet, N.J., Jan 27,2010. HIV Disease – Differential Diagnoses &

Workup, eMedicine. Available from

[ Accesed 19th February 2010]

Bennet, N.J., Jan 27,2010. HIV Disease – Treatment & Medication,

eMedicine. Available from

[ Accesed 19th February 2010]

Bennet, N.J., Jan 27,2010. HIV Disease – Follow-up, eMedicine. Available

fro

[ Accesed 19th February 2010]

Department Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Triwulan Situasi Perkembangan HIV&AIDS di Indonesia sampai dengan 31 Disember 2009. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Department Kesehatan Republik Indonesia. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d Desember 2009. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control (CDC) and Prevention. Sexually Transmitted Diseases, Treatment Guidelines 2006. Department of Health and Human Services.


(40)

Kasper et al, 2005. 16th Edition Harrison’s Principles of Internal Medicine. In : Fauci A.S. & Lane H.C., 2005. Human Immunodeficiency Virus Disease : AIDS and Related Disorders, 1076 - 1139

Komisi Penanggulangan AIDS, Data Kasus HIV & AIDS Provinsi

Sumatera Utara. AIDS di Indonesia. Available from :

th February

2010]

Komisi Penanggulangan AIDS, Data Kab/Kota. AIDS di Indonesia.

Available from :

19th February 2010]

Kumar, Abbas & Fausto, 7th Edition Robbins and Contran Pathologic Basic of Disease. In : Chapter 6, Disease of Immunity ~ Acquired Immunodeficiency Syndrome ; 245 – 258

ODHA Indonesia, Apa itu Infeksi Oppurtunistik. Available from :

st May 2010 ]

Sudoyo AW et al., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III Edisi IV. Dalam : Djoerban Z. dan Djauzi S., HIV/AIDS di Indonesia; 1803 - 1807

UNAIDS/WHO, Epidemiological Fact Sheets on HIV and AIDS. UNAIDS/WHO Working Group on Global HIV/AIDS and STI Surveillance. Available from : , Core data on epidemiology and response Indonesia, 2008 Update.pdf. [ Accessed 16th February 2010 ]

UNAIDS/WHO, Global Report, UNAIDS Report on the Global AIDS Epidemic, in Chapter 2, Epidemic Update. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). Available from : http://www.unaids.org/documents/20101123_GlobalReport_em.pdf [Accessed 20th November 2010]


(41)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lai Siu Vern

Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Lumpur / 20-10-1987

Agama : Buddha

Alamat : Jl Bunga Cempaka 3, No 4, Medan Riwayat Pendidikan : 1. Sek. Ren. Keb. St Thomas

2. Sek. Men. Keb. Abdul Rahman Talib Riwayat Pelatihan : Pemeriksaan vital sign

Seminar Ethical Clearance Riwayat Organisasi : 1. PMUSU

2. PKPMI 3. KKCM


(42)

Lampiran : Frequencies

Statistics

jenis kelamin

umur yang dikelompokan

status kawin yang dikelompokan

pekerjaan yang telah dikelompokan

N Valid 124 124 124 124

Missing 0 0 0 0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid L 101 81.5 81.5 81.5

P 23 18.5 18.5 100.0

Total 124 100.0 100.0

umur yang dikelompokan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-20 4 3.2 3.2 3.2

21-30 57 46.0 46.0 49.2

31-40 42 33.9 33.9 83.1

41-50 18 14.5 14.5 97.6

>51 3 2.4 2.4 100.0


(43)

status kawin yang dikelompokan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sudah kawin 48 38.7 38.7 38.7

belum kawin 58 46.8 46.8 85.5

lain - lain 18 14.5 14.5 100.0

Total 124 100.0 100.0

pekerjaan yang telah dikelompokan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid bekerja 57 46.0 46.0 46.0

tidak bekerja 34 27.4 27.4 73.4

lain - lain 33 26.6 26.6 100.0

Total 124 100.0 100.0

no. rekam medis Umur (tahun) Jenis

kelamin pekerjaan status kawin

range umur

kelom status k

1 23.22.76 34 Laki - laki Lain - lain belum berkawin 31-40 sudah k 2 32.45.06 34 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 3 32.64.49 35 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 4 32.92.91 30 Laki - laki Wiraswasta tidak diketahui 21-30 lain - 5 33.67.77 23 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 6 34.76.25 28 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 7 36.60.99 32 perempuan Wiraswasta belum berkawin 31-40 sudah k 8 36.72.19 32 perempuan Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 9 36.78.60 46 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin 41-50 belum k


(44)

12 37.23.75 29 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 13 37.46.63 22 Laki - laki Lain - lain belum berkawin 21-30 sudah k 14 37.50.97 28 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 15 37.70.59 26 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 16 37.81.51 33 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k

17 37.84.36 27 perempuan Pegawai negeri Janda 21-30 lain -

18 37.85.92 28 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 19 37.86.74 26 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 20 37.86.87 36 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 21 37.87.26 28 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 22 37.89.84 30 perempuan Lain - lain tidak diketahui 21-30 lain - 23 37.90.27 19 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 0-20 sudah k 24 37.92.13 34 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 31-40 sudah k 25 37.95.11 45 Laki - laki Petani sudah berkawin 41-50 belum k 26 37.99.38 37 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 27 38.00.65 38 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 28 38.11.70 36 Laki - laki Petani belum berkawin 31-40 sudah k 29 38.12.84 37 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 31-40 sudah k 30 38.14.09 38 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 31 38.15.86 30 Laki - laki Sopir belum berkawin 21-30 sudah k

32 38.16.71 33 perempuan Ibu rumah tangga Janda 31-40 lain -

33 38.17.36 27 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 34 38.20.61 31 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 35 38.23.43 43 Laki - laki Pegawai swasta belum berkawin 41-50 sudah k 36 38.23.56 42 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 41-50 belum k 37 38.23.97 34 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 38 38.24.90 26 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 39 38.33.27 22 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 40 38.47.06 36 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 41 38.47.16 32 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 42 38.49.91 33 perempuan Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 43 38.49.95 26 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 44 38.55.19 28 Laki - laki Mahasiswa belum berkawin 21-30 sudah k 45 38.56.29 30 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 46 38.56.56 45 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 41-50 belum k 47 38.60.29 27 perempuan Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 48 38.69.80 23 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 49 38.69.89 30 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin 21-30 belum k 50 38.70.13 26 perempuan Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 51 38.77.87 37 Laki - laki Pegawai negeri sudah berkawin 31-40 belum k 52 38.83.93 56 Laki - laki Petani sudah berkawin >51 belum k 53 38.86.75 33 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 31-40 sudah k


(45)

54 38.87.35 27 perempuan Lain - lain tidak diketahui 21-30 lain - 55 38.88.65 44 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 41-50 belum k 56 38.99.00 24 perempuan Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 57 39.13.29 37 Laki - laki Sopir sudah berkawin 31-40 belum k 58 39.14.20 38 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 59 39.16.14 34 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 60 39.17.41 45 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 41-50 sudah k 61 39.19.64 39 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 62 39.22.04 29 Laki - laki Pegawai swasta sudah berkawin 21-30 belum k 63 39.22.05 27 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 64 39.23.02 58 Laki - laki Lain - lain belum berkawin >51 sudah k 65 39.35.91 30 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 66 39.37.16 39 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 67 39.40.44 43 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 41-50 belum k 68 39.41.10 42 Laki - laki Pegawai swasta sudah berkawin 41-50 belum k 69 39.46.76 25 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 70 39.49.27 36 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 71 39.72.52 27 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 72 39.73.66 34 Laki - laki Pegawai negeri belum berkawin 31-40 sudah k 73 39.74.58 33 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 74 39.95.07 14 perempuan Mahasiswa belum berkawin 0-20 sudah k 75 39.95.11 27 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 21-30 lain - 76 39.96.09 28 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 77 39.97.39 35 Laki - laki Pegawai swasta belum berkawin 31-40 sudah k

78 40.02.99 44 perempuan Ibu rumah tangga Janda 41-50 lain -

79 40.03.06 49 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 41-50 sudah k 80 40.03.83 25 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k

81 40.03.90 27 Laki - laki Wiraswasta Duda 21-30 lain -

82 40.04.01 49 Laki - laki Lain - lain belum berkawin 41-50 sudah k 83 40.05.25 27 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 84 40.07.93 35 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 85 40.08.62 55 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin >51 belum k 86 40.09.59 29 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 87 40.10.57 29 Laki - laki Lain - lain tidak diketaui 21-30 lain - 88 40.10.91 28 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 89 40.12.31 30 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k

90 40.14.01 46 Laki - laki Tidak bekerja Duda 41-50 lain -

91 40.14.42 28 Laki - laki Lain - lain sudah berkawin 21-30 belum k 92 40.16.43 22 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 93 40.18.55 39 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 94 40.20.17 28 Laki - laki Petani sudah berkawin 21-30 belum k


(46)

96 40.24.60 28 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 97 40.30.36 25 Laki - laki Pegawai negeri sudah berkawin 21-30 belum k 98 40.34.37 35 Laki - laki Pegawai swasta sudah berkawin 31-40 belum k 99 40.35.02 33 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin 31-40 belum k 100 40.40.13 24 perempuan Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 101 40.45.00 34 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 102 40.47.75 30 Laki - laki Petani belum berkawin 21-30 sudah k 103 40.53.47 28 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 104 40.63.37 27 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 105 40.69.15 29 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 106 40.71.24 46 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 41-50 sudah k 107 40.75.36 37 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k

108 40.81.39 33 perempuan Petani sudah berkawin 31-40 belum k

109 40.86.74 29 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 110 40.89.41 49 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin 41-50 belum k 111 40.93.34 42 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 41-50 belum k 112 40.96.68 30 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 113 40.99.90 32 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 114 41.09.19 30 perempuan Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 115 41.15.53 42 Laki - laki Pegawai swasta sudah berkawin 41-50 belum k 116 41.18.49 39 Laki - laki Petani sudah berkawin 31-40 belum k 117 41.20.98 29 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 21-30 lain - 118 41.26.76 20 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 0-20 sudah k 119 41.26.92 25 Laki - laki Sopir belum berkawin 21-30 sudah k 120 41.28.98 34 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 121 41.29.64 26 Laki - laki Mahasiswa belum berkawin 21-30 sudah k 122 41.34.94 22 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 123 41.48.33 42 perempuan Wiraswasta sudah berkawin 41-50 belum k 124 41.52.23 3 Laki - laki bawah umur belum berkawin 0-20 sudah k


(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Lai Siu Vern

Tempat / Tanggal Lahir

: Kuala Lumpur / 20-10-1987

Agama

: Buddha

Alamat

: Jl Bunga Cempaka 3, No 4, Medan

Riwayat Pendidikan

: 1. Sek. Ren. Keb. St Thomas

2. Sek. Men. Keb. Abdul Rahman Talib

Riwayat Pelatihan

: Pemeriksaan vital sign

Seminar Ethical Clearance

Riwayat Organisasi

: 1. PMUSU

2. PKPMI

3. KKCM


(2)

Lampiran :

Frequencies

Statistics

jenis kelamin

umur yang dikelompokan

status kawin yang dikelompokan

pekerjaan yang telah dikelompokan

N Valid 124 124 124 124

Missing 0 0 0 0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid L 101 81.5 81.5 81.5

P 23 18.5 18.5 100.0

Total 124 100.0 100.0

umur yang dikelompokan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-20 4 3.2 3.2 3.2

21-30 57 46.0 46.0 49.2

31-40 42 33.9 33.9 83.1

41-50 18 14.5 14.5 97.6

>51 3 2.4 2.4 100.0


(3)

status kawin yang dikelompokan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sudah kawin 48 38.7 38.7 38.7

belum kawin 58 46.8 46.8 85.5

lain - lain 18 14.5 14.5 100.0

Total 124 100.0 100.0

pekerjaan yang telah dikelompokan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid bekerja 57 46.0 46.0 46.0

tidak bekerja 34 27.4 27.4 73.4

lain - lain 33 26.6 26.6 100.0

Total 124 100.0 100.0

no.

rekam medis

Umur (tahun)

Jenis

kelamin pekerjaan status kawin

range umur

kelom status k 1 23.22.76 34 Laki - laki Lain - lain belum berkawin 31-40 sudah k 2 32.45.06 34 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 3 32.64.49 35 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 4 32.92.91 30 Laki - laki Wiraswasta tidak diketahui 21-30 lain - 5 33.67.77 23 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 6 34.76.25 28 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 7 36.60.99 32 perempuan Wiraswasta belum berkawin 31-40 sudah k 8 36.72.19 32 perempuan Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain -


(4)

12 37.23.75 29 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 13 37.46.63 22 Laki - laki Lain - lain belum berkawin 21-30 sudah k 14 37.50.97 28 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 15 37.70.59 26 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 16 37.81.51 33 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 17 37.84.36 27 perempuan Pegawai negeri Janda 21-30 lain - 18 37.85.92 28 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 19 37.86.74 26 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 20 37.86.87 36 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 21 37.87.26 28 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 22 37.89.84 30 perempuan Lain - lain tidak diketahui 21-30 lain - 23 37.90.27 19 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 0-20 sudah k 24 37.92.13 34 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 31-40 sudah k 25 37.95.11 45 Laki - laki Petani sudah berkawin 41-50 belum k 26 37.99.38 37 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 27 38.00.65 38 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 28 38.11.70 36 Laki - laki Petani belum berkawin 31-40 sudah k 29 38.12.84 37 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 31-40 sudah k 30 38.14.09 38 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 31 38.15.86 30 Laki - laki Sopir belum berkawin 21-30 sudah k 32 38.16.71 33 perempuan Ibu rumah tangga Janda 31-40 lain - 33 38.17.36 27 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 34 38.20.61 31 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 35 38.23.43 43 Laki - laki Pegawai swasta belum berkawin 41-50 sudah k 36 38.23.56 42 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 41-50 belum k 37 38.23.97 34 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 38 38.24.90 26 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 39 38.33.27 22 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 40 38.47.06 36 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 41 38.47.16 32 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 42 38.49.91 33 perempuan Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 43 38.49.95 26 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 44 38.55.19 28 Laki - laki Mahasiswa belum berkawin 21-30 sudah k 45 38.56.29 30 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 46 38.56.56 45 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 41-50 belum k 47 38.60.29 27 perempuan Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 48 38.69.80 23 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 49 38.69.89 30 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin 21-30 belum k 50 38.70.13 26 perempuan Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 51 38.77.87 37 Laki - laki Pegawai negeri sudah berkawin 31-40 belum k 52 38.83.93 56 Laki - laki Petani sudah berkawin >51 belum k 53 38.86.75 33 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 31-40 sudah k


(5)

54 38.87.35 27 perempuan Lain - lain tidak diketahui 21-30 lain - 55 38.88.65 44 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 41-50 belum k 56 38.99.00 24 perempuan Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 57 39.13.29 37 Laki - laki Sopir sudah berkawin 31-40 belum k 58 39.14.20 38 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 59 39.16.14 34 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 60 39.17.41 45 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 41-50 sudah k 61 39.19.64 39 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 62 39.22.04 29 Laki - laki Pegawai swasta sudah berkawin 21-30 belum k 63 39.22.05 27 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 64 39.23.02 58 Laki - laki Lain - lain belum berkawin >51 sudah k 65 39.35.91 30 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 66 39.37.16 39 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k 67 39.40.44 43 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 41-50 belum k 68 39.41.10 42 Laki - laki Pegawai swasta sudah berkawin 41-50 belum k 69 39.46.76 25 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 70 39.49.27 36 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 71 39.72.52 27 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 72 39.73.66 34 Laki - laki Pegawai negeri belum berkawin 31-40 sudah k 73 39.74.58 33 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 74 39.95.07 14 perempuan Mahasiswa belum berkawin 0-20 sudah k 75 39.95.11 27 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 21-30 lain - 76 39.96.09 28 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 77 39.97.39 35 Laki - laki Pegawai swasta belum berkawin 31-40 sudah k 78 40.02.99 44 perempuan Ibu rumah tangga Janda 41-50 lain - 79 40.03.06 49 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 41-50 sudah k 80 40.03.83 25 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 81 40.03.90 27 Laki - laki Wiraswasta Duda 21-30 lain - 82 40.04.01 49 Laki - laki Lain - lain belum berkawin 41-50 sudah k 83 40.05.25 27 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 84 40.07.93 35 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 85 40.08.62 55 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin >51 belum k 86 40.09.59 29 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 21-30 belum k 87 40.10.57 29 Laki - laki Lain - lain tidak diketaui 21-30 lain - 88 40.10.91 28 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 89 40.12.31 30 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 90 40.14.01 46 Laki - laki Tidak bekerja Duda 41-50 lain - 91 40.14.42 28 Laki - laki Lain - lain sudah berkawin 21-30 belum k 92 40.16.43 22 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 93 40.18.55 39 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 31-40 belum k


(6)

96 40.24.60 28 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 97 40.30.36 25 Laki - laki Pegawai negeri sudah berkawin 21-30 belum k 98 40.34.37 35 Laki - laki Pegawai swasta sudah berkawin 31-40 belum k 99 40.35.02 33 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin 31-40 belum k 100 40.40.13 24 perempuan Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 101 40.45.00 34 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 102 40.47.75 30 Laki - laki Petani belum berkawin 21-30 sudah k 103 40.53.47 28 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 104 40.63.37 27 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 105 40.69.15 29 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 106 40.71.24 46 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 41-50 sudah k 107 40.75.36 37 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 108 40.81.39 33 perempuan Petani sudah berkawin 31-40 belum k 109 40.86.74 29 Laki - laki Wiraswasta belum berkawin 21-30 sudah k 110 40.89.41 49 perempuan Ibu rumah tangga sudah berkawin 41-50 belum k 111 40.93.34 42 Laki - laki Wiraswasta sudah berkawin 41-50 belum k 112 40.96.68 30 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 21-30 belum k 113 40.99.90 32 Laki - laki Tidak bekerja sudah berkawin 31-40 belum k 114 41.09.19 30 perempuan Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 115 41.15.53 42 Laki - laki Pegawai swasta sudah berkawin 41-50 belum k 116 41.18.49 39 Laki - laki Petani sudah berkawin 31-40 belum k 117 41.20.98 29 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 21-30 lain - 118 41.26.76 20 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 0-20 sudah k 119 41.26.92 25 Laki - laki Sopir belum berkawin 21-30 sudah k 120 41.28.98 34 Laki - laki Lain - lain tidak diketahui 31-40 lain - 121 41.29.64 26 Laki - laki Mahasiswa belum berkawin 21-30 sudah k 122 41.34.94 22 Laki - laki Tidak bekerja belum berkawin 21-30 sudah k 123 41.48.33 42 perempuan Wiraswasta sudah berkawin 41-50 belum k 124 41.52.23 3 Laki - laki bawah umur belum berkawin 0-20 sudah k