Pemberdayaan Komite Sekolah KAJIAN PUSTAKA

masyarakat. Didalam pemberdayaan masyarakat yang penting adalah bagaimana menjadikan masyarakat pada posisi pelaku pembangunan yang aktif dan bukan penerima pasif. Konsep gerakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan, mengutamakan inisiatif dan kreasi masyarakat, dengan strategi pokok memberi kekuatan power kepada masyarakat. Dari pendapat yang ada tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dapat terjadi pada empat jenjang, yakni : 1. Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan, 2. Partisipasi dalam pelaksanaan, 3. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil, 4. Partisipasi dalam evaluasi Koho, 2007 : 126.

2.2. Pemberdayaan Komite Sekolah

Bank Dunia memberikan definisi pemberdayaan sebagai “the process of increasing the capacity of individuals or groups to make choices and to transform those choise into desired actions and outcomes” http:web.worldbank.org Dalam konteks kelembagaan komite sekolah, peningkatan kapasitas yang dimagsud adalah para pengurus komite sekolah agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara optimal untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan di . Dengan kata lain, pamberdayaan dapat dimaknai sebagai proses peningkatan kapasitas individual atau kelompok untuk membuat pilihan-pilihan dan untuk melaksanakan pilihan-pilihan tersebut kedalam kegiatan-kegiatan dan hasil yang diharapkan. Universitas Sumatera Utara daerah. Kegiatan pemberdayaan Komite Sekolah tersebut dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu: 1. Penyusunan 3 tiga modul Pemberdayaan Komite Sekolah yang akan menjadi bahan dasar yang akan digunakan sebagai bahan rujukan dalam pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Komite Sekolah. 2. Pelaksanaan kegiatan TOT training of trainer atau pelatihan untuk pelatih tingkat pusat yang bertugas sebagai fasilitator tingkat pusat. Materi yang diberikan pada kegiatan TOT ini adalah 3 tiga modul Pemberdayaan Komite Sekolah tersebut. 3. Dewan Pendidikan KabupatenKota menerbitkan surat keputusan tentang pembentukan Tim Fasilitator tingkat kabupatenkota. Tim Fasilitator tingkat kabupatenkota ini harus menguasai materi dalam 3 tiga modul Pemberdayaan Komite Sekolah tersebut, atau dapat dilakukan dengan TOT dengan skala kecil. 4. Dewan Pendidikan kabupatenkota juga membentuk Tim Fasilitator tingkat kecamatan, atau dapat menggunakan Forum Komunikasi Komite Sekolah tingkat kecamatan yang kapasitasnya ditingkatkan melalui kegiatan pendalaman materi modul pemberdayaan komite sekolah. Materi disampaikan oleh Tim Fasilitator tingkat kabupatenkota. 5. Tim Fasilitator tingkat kecamatan dapat membentuk gugus Komite Sekolah Inti KSIn dan didalamnya ada sejumlah Komite Sekolah Imbas KSIm yang ada di daerah kecamatan. 6. Tim fasilitator tingkat kecamatan melakukan tugas pendampingan atau Universitas Sumatera Utara fasilitasi kepada Komite Sekolah di daerah kecamatan, misalnya ketiga Komite Sekolah melakukan kegiatan sebagai berikut : a. Pembentukan Komite Sekolah atau pemilihan pengurus baru b. Membentuk atau menyempurnakan ADART c. Membahas RAPBS yang diajukan oleh kepala sekolah d. Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah RPS, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN