pengalaman sehingga informasi yang akan jadi pengetahuan Azwar, 2000. Selain itu menurut Notoadmodjo 2003, pendidikan ibu dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan ibu tersebut yang kiranya dapat mengubah sikap dan menanamkan tingkah laku baru.
5.2.4. Tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan sumber informasi
Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil berdasarkan sumber informasi bahwa responden dari sumber informasi dari tenaga
kesehatan sebanyak 15 orang 25, yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang, yang berpengetahuan sedang sebanyak 2 orang, yang berpengetahuan kurang
sebanyak 10 orang. Yang dapat informasi dari keluargateman sebanyak 20 orang 33,3,
yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang, yang berpengetahuan sedang sebanyak 4 orang, yang berpengetahuan kurang sebanyak 14 orang.
Yang dapat informasi dari media massa sebanyak 9 orang 15, yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang, yang berpengetahuan sedang sebanyak 1
orang, yang berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang. Yang dapat inormasi dari media elektronik sebanyak 7 orang 11,7,
yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang, yang berpengetahuan sedang sebanyak 2 orang, yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang.
Yang dapat informasi dari radio sebanyak 9 orang 15, yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang, yang berpengetahuan sedang sebanyak 1
orang, yang berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang. Notoadmodjo 2003 menyatakan bahwa sumber informasi merupakan
sarana yang digunakan oleh komunikasi dan penyampaian pesan, dengan adanya sumber informasi memungkinkan para ibu-ibu hamil memperoleh banyak
informasi tentang pemberian ASI baik yang diperoleh secara langsung dan tidak langsung, perolehan informasi tersebut dapat dibuktikan sebelumnya. Adapun
kesimpulan peneliti bahwa sumber informasi sangat berperan penting dalam penelitian ini, semakin banyak informasi yang diperoleh maka akan semakin
tinggi pemahaman dan pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap 60 orang ibu hamil berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI
di Klinik Raskita pada bulan Juni-Agustus 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI hampir sebagian
besar mempunyai tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 61,7 37 orang.
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI berdasarkan umur
menunjukkan hampir sebagian besar yang berpengetahuan baik berada pada kategori umur antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 50 15 orang, sedangkan
sebagian kecil yang berpengetahuan baik berada pada kategori umur 35 tahun, yaitu 16,7 5 orang. Penelitian ini menunjukkan bahwa umur yang
lebih tinggi tidak selalu berpengetahuan lebih baik dari pada umur yang lebih rendah.
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI berdasarkan
pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang berpengetahuan baik berada pada kategori pendidikan SMP yaitu 16,7 5
orang, sedangkan sebagian kecil yang berpengetahuan baik berada pada kategori pendidikan S-I yaitu 0 0 orang. Penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan yang tinggi pengetahuannya lebih baik dari pada yang berpendidikan rendah.
4. Sejumlah 60 responden yang telah bersedia untuk diteliti didapati bahwa
pengetahuan baik sebanyak 13 responden 21,7, kategori sedang 10 responden 16,7 serta dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 37
responden 61,7. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Ibu hamil tentang Pemberian ASI di Klinik Raskita adalah kurang.
Universitas Sumatera Utara