Karakteristik Abu Vulkanik Keberadaan Fungi Selulolitik pada Tanah Bekas Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo

biologi tanah. Sifat fisik tanah yang berubah akibat debu vulkanik adalah Bulk Density yang relatif tinggi dan daya pegang air yang sangat rendah, sedangkan sifat kimia yang berubah akibat debu vulkanik adalah pH dan KTK tanah yang sangat rendah. Masamnya tanah akibat debu vulkanik yang mempengaruhi sifat biologi tanah yaitu kandungan dan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Suriadikarta dkk., 2011 debu vulkanik yang dikeluarkan saat terjadinya erupsi gunung merapi mengakibatkan terjadinya penurunan keragaman dan populasi mikroba tanah terutama pada tanah yang berada pada lapisan atas, sedangkan keragaman dan populasi mikroba pada tanah yang berada pada lapisan bawah tidak terpengaruh. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Barasa dkk., 2013 debu vulkanik Gunung Sinabung dengan kedalaman 0,5-15 mm, memiliki kandungan logam tembaga sangat rendah dan kandungan logam timbal berada pada kisaran ambang batas. Umumnya kandungan logam boron lebih tinggi pada kedalaman tanah 0-15 cm daripada kedalaman tanah 0-5 cm. Lahan yang terkena dampak debu vulkanik karena kadar Cu, Pb, dan B masih berada dalam ambang batas yang tidak membahayakan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitepu 2011 debu vulkanik Gunung Sinabung dapat meningkatkan kadar unsur hara makro di dalam tanah karena tingginya kadar sulfur yang ada pada debu vulkanik. Debu vulkanik meningkatkan kadar Ca dan Mg, namun memiliki Kalium tanah yang lebih rendah, hal ini disebabkan karena rendahnya kadar kalium tanah yang ada di dalam debu vulkanik. Debu vulkanik juga meningkatkan kadar P-tersedia tanah, hal ini disebabkan tingginya kadar posfor tanah yang ada pada debu vulkanik, namun debu vulkanik tidak mengandung unsur N-total tanah. Semakin tinggi kadar debu vulkanik yang ada akan meningkatkan kadar unsur hara makro tanah. Abu vulkanik mengandung beberapa unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, sehingga dalam jangka panjang mampu memperbaiki kesuburan tanah. Abu erupsi gunung berapi mengandung belerang, dan mengandung unsur-unsur hara tanaman yang belum tersedia atau rendah ketersediaannya bagi tanaman dan tidak berkonstribusi yang signifikan bagi pasokan hara tanaman Suntoro, 2014 .

C. Peranan Fungi Bagi Tanah

Fungi adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati eucariotic biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin, selulosa atau keduanya. Fungi atau jamur adalah organisme heterotrof absobtif, dan membentuk beberapa macam spora. Bagian vegetatif pada jamur umumnya berupa benang-benang halus memanjang, bersekat septa atau tidak, dinamakan dengan hifa. Kumpulan benang-benang hifa tersebut dinamakan dengan miselium. Miselium dapat dibedakan menjadi dua tipe pokok. Yang pertama mempunyai hifa senositik yaitu hifa yang mempunyai banyak inti dan tidak mempunya sekat melintang, jadi hifa berbentuk tabung halus yang mengandung protoplas dengan banyak inti. Pembelahan intinya tidak diikuti oleh pembelahan sel. Yang kedua mempunyai satu dua inti Semangun, 1996. Fungi mempunyai peranan penting dalam pembentukan tanah karena ternyata berbagai jenis fungi dapat melapukkan atau mempunyai daya lapuk yang kuat terhadap sisa-sisa tanaman yang mengandung karbohidrat dan ternyata tidak mudah dilapukkan atau dihancurkan oleh bakteri. Bagi berbagai jenis fungi walaupun secara agak lambat bahan-bahan seperti selulosa atau lignin akan dapat dilapukkan dan dimanfaatkannya. Apabila fungi-fungi itu telah sampai pada siklus hidupnya yang terakhir maka bahan-bahan yang dikandungnya akan sangat bermanfaat dalam memperkaya tanah dengan bahan-bahan organik yang bermanfaat bagi tanaman Kartasapoetra dan Sutedjo, 2005. Peranan fungi tanah sangat beragam, diantaranya adalah sebagai dekomposer, bersimbiosis dengan akar tanaman, bahkan sebagian bersifat sebagai patogen atau parasit. Fungi dekomposer atau disebut juga saprofit mendapatkan energi dengan merombak bahan organik menjadi CO 2 dan molekul sederhana seperti asam organik. Asam organik yang dihasilkan fungi dari dekomposisi material akan meningkatkan akumulasi asam humat humid acid yang bersifat resisten sehingga dapat bertahan di tanah dalam waktu yang lama sebagai sumber bahan organik Widjayatnika, 2009. Fungi ditemukan di dalam tanah. Mereka aktif pada tahap pertama proses dekomposisi bahan organik, berperan penting dalam agregasi tanah. Ada petunjuk bahwa fungi bersifat saprofik mempengaruhi kehidupan dan tingkat penyakit yang disebabkan oleh penyakit yang berasal dari tanah melalui kompetisi, antagonisme atau parasit.Oleh karena itu gambaran populasi fungi dalam tanah sangat penting Anas, 1989. Fungi berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik untuk semua jenis tanah. Fungi toleran pada kondisi tanah yang asam, yang membuatnya penting pada tanah-tanah hutan masam. Sisa-sisa pohon di hutan merupakan sumber bahan makanan yang berlimpah bagi fungi. Fungi tertentu mempunyai peranan dalam perombakan lignin Foth, 1991.