Bahan Organik C-Organik Sulfur S

e. Al-dd

1. Ditimbang 5 g tanah kering angin dan memasukkannya kedalam labu Erlenmeyer. 2. Ditambahkan 50 ml1N KCl, dan megocoknya selama 15 menit dengan menggunakan mesin pengocok shaker, sesudah dikocok mendiamkannya selama 20-30 menit. 3. Disaring dengan kertas saring whatman dan menampungnya ditabung plastik sebanyak 150 ml. 4. Dipipet hasil saringan 25 ml ke Erlenmeyer 100 ml dan menambahkan 5 tetes indicator Fp Fenoplatein. 5. Dititrasikan dengan0,1 N 0,009002 N sampai timbul warna merah muda kemudian mencatat jumlah NaOH yang terpakai. 6. Ditambahkan 0,1 N 0,009554 N kira-kira satu tetes, sehingga warna merahnya hilang lagi. 7. Ditambahkan 10 ml 4 NaF untuk menguji kandungan Aluminium jika warna merah timbul kembali maka tanah tersebut mengandung Aluminium. 8. Dititrasikannya dengan 0,009554 N HCl sampai warna merah hilang. 9. Dihitung dengan rumus: me Aldd100 g = ml HCl x N HCl x 40

4. Fungi Selulolitik

Diambil tanah sebanyak 50 gr untuk setiap contoh tanah. Kemudian dimasukkan ke dalam media selulosa dengan bubuk Alang-alang, sebagai pengganti bahan selulosa untuk memancing perkembangbiakan mikroba lalu diinkubasi selama 2 minggu. Diambil sebanyak 1 ml bahan dari masing-masing media selulosa, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air steril dan disentrifugasi. Diambil ose dari masing-masing media untuk digoreskan pada media Asparagine, lalu diinkubasi selama 2 minggu. Koloni yang terbentuk pada goresan tadi menandakan adanya aktifitas mikroba selulolitik yang terlihat dari adanya zona transparan pada goresan.

5. Identifikasi Fungi Selulolitik

Identifikasi fungi dilakukan dengan dua tahap pengamatan yaitu : pengamatan secara makroskopis dan pengamatan secara mikroskopis. Pengamatan makroskopis adalah identifikasi fungi berdasarkan sifat-sifat morfologinya. Hal- hal yang diamati yaitu warna koloni, bentuk koloni, dan diameter koloninya. Pengamatan secara mikroskopis adalah identifikasi fungi di bawah mikroskop untuk melihat miselium, konidia atau spora, bentuk konidia, ukuran konidia dan warna konidia. Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan cara, dimana fungi yang tumbuh pada media potato dextrose agar PDA diinkubasi selama 7 hari kemudian dipindahkan dengan ukuran 3 x 3 mm ke dalam kaca objek. Biakan pada kaca objek ditempatkan dalam cawan petri yang telah diberi pelembab berupa kapas basah. Biakan dibiarkan pada kaca diinkubasi selama beberapa hari pada kondisi ruang sampai fungi tumbuh cukup berkembang. Setelah masa inkubasi, fungi yang tumbuh pada kaca preparat diamati ciri mikroskopisnya.Ciri yang ditemukan dari masing-masing fungi kemudian dideskripsikan dan dicocokkan dengan buku identifikasi Gilman, 1971.