khususnya yang berkaitan dengan program peningkatan dan pemberdayaan KUMKM.
I.5 Kerangka BerpikirLandasan Teori
Sektor KUMKM merupakan sektor usaha yang telah terbukti berperan penting dalam mengatasi akibat dan dampak dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dan
memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi selama masa krisis. Kedudukan yang strategis sektor KUMKM tersebut karena mempunyai beberapa
keunggulan dibandingkan usaha besar antara lain mampu menyerap tenaga kerja dan menggunakan sumberdaya lokal, serta usahanya relatif bersifat fleksibel.
Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia APKASI, 2006, yang menyatakan bahwa kelompok
usaha kecil, menengah dan koperasi merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia. Keberadaan kelompok ini tidak dapat dipisahkan dari
pertumbuhan perekonomian secara nsional. Kelompok usaha kecil, mikro, menengah dan koperasi mampu menyerap lebih dari 64 juta tenaga kerja dan memberikan
kontribusi sebesar lebih kurang 58,2 persen dalam pembentukan Produk Domestik Bruto.
Peran strategis KUMKM dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat dari konstribusinya dalam pembentukan PDRB, penciptaan lapangan kerja dan
pengentasan kemiskinan. Selain itu pada masa krisis usaha mikro kecil dan menengah telah terbukti tangguh sebagai jaring pengaman perekonomian Sumatera Utara.
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Ketika usaha besar tidak sanggup bangkit dari keterpurukan akibat ketergantungannya pada pinjaman luar negeri, KUMKM justru mampu mengangkat
perekonomian dari keterpurukan yang semakin dalam. Namun demikian masih terdapat berbagai faktor penghambat perkembangan
koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang antara lain sebagai berikut : akses terhadap permodalan, pasar teknologi dan informasi, rendahnya kualitas SDM, belum
optimalnya fungsi lembaga pemberdayaan KUMKM dan masalah iklim usaha yang belum sepenuhnya berpihak kepada KUMKM Budhiretnowati, 2008
Hal ini sejalan dengan Karim 2008 yang menyatakan bahwa: kelemahan KUMKM dalam pengembangan usaha antara lain adalah : a Masih terbatasnya
kemampuan sumber daya manusia, b Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha Usaha Kecil dan Menengah Industri–Dagang lebih
memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi pemasaran kurang mampu dalam mengaseskannya, khususnya dalam informasi pasar dan
jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja, c Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk Usaha Kecil
dan Menengah Industri-Dagang, d Kendala permodalan usaha sebagian besar Usaha Kecil dan Menengah Industri-Dagang memanfaatkan modal sendiri
dalam jumlah yang relatif kecil. Disamping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi penundaan pembayaran
Selain itu Kuncoro 2007 menyatakan bahwa: ada beberapa kendala dalam pengembangan KUMKM di Indonesia, diantaranya: 1. Adanya
Pungutan Liar PUNGLI mulai dari proses perizinan sampai pengadaan barang dan ekspor barang tersebut, 2. Kebijakan makro pemerintahan yang kurang
mendukung, 3. Permasalahan kredit yang membebankan usaha kepada pengusaha UMK, antara lain: proses kredit lama dan bunga tinggi dari
perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
Sejalan dengan Samosir 2007, dalam studi kasusnya menjelaskan tentang hambatan ekspor produksi Usaha Menengah diantaranya: 1. Faktor
Internal yang meliputi :a Kurang likuiditas tambahan modal dan b Naiknya upah; 2 Faktor eksternal yang meliputi : a Melemahnya nilai tukar rupiah, b
Kurangnya akses informasi pasar dalam dan luar negeri, c Turunnya daya beli masyarakat, sebagai akibat dari turunnya pendapatan riil masyarakat, d
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Menurunnya permintaan pasar, e Kenaikan harga bahan baku, f Kurangnya dukungan pemerintah kepada UMK yang berorientasi pada ekspor, g
Tingginya pungutan.
Untuk mengatasi segala permasalah yang dihadapi KUMKM, maka Dinas Koperasi Dan Ukm Provinsi Sumatera Utara perlu menerapkan manajemen strategi
yang benar-benar efektif dan efisien untuk menetapkan program yang benar-benar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi KUMKM dalam
pengembangan usaha. Dengan diterapkannya manajemen strategi yang tepat akan menghasilkan program-program pengembangan UMKM yang sesuai dengan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan pengawasan yang tepat.
Menurut Siagian 2004, bahwa: ”mendefinisikan manajemen stratejik sebagai berikut: ”Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat
oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Selanjutnya Wilopo 2003 Beberapa tahun terakhir, manajemen sektor publik mulai meningkat perhatiannya kepada isu-isu tentang hasil result dan
mulainya memasukkan terminologi konsumen constumer dalam manajemen publik Howard Rohm, 2001. Hal ini mendorong para manager organisasi
sektor publik memikirkan kembali fungsi, peran dan tanggungjawabnya kepada publik. Sehingga target merupakan unsur yang cukup dominan untuk
diperhatikan didalam desain pekerjaan di organisasi publik, yang pada akhirnya diiukuti oleh isu-isu penting lainnya seperti pengukuran hasil kerja
sebagai perbandingan antara target dan hasil, produktifitas, dan keberlanjutan serta nilai value setiap program dana ktifitas organisasi di sektor publik.
OECD 999 dalam Wilopo 2003 menyatakan bahwa: ”Dalam menerapkan manajemen strategi, sektor publik juga perlu menyesuaikan
sumber daya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan sama pentingnya dengan bagaimana mengalokasikan sumberdaya tersebut secara effisien,
effektif, dan memiliki daya guna. Tujuan dasar dari sistem manajemen sumberdaya, dimana anggaran sebagai satu-satunya komponen, adalah:
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
1.Untuk mendesain dan menjaga disiplin fiscal keseluruhan aggregate fiscal diciplin, diantaranya untuk memastikan pemerintah tidak membelanjakan,
secara keseluruhan, melebihi dari ketentuan, adalah merupakan satu kontrol terhadap anggaran. Efektifitas keseluruhan anggaran merupakan kedisiplinan
keseluruhan system. 2.Untuk mengalokasikan sumberdaya sesuai dengan prioritas pemerintah diantarnya membelanjakan atas pertimbangan paling
penting secara politik – effisiensi alokasiallocation efficiency, 3 Mendorong effisiensi didalam penggunaan sumberdaya anggaran didalam menjalankan
program dan pemberian pelayanan efisiensi operasionaloperational efficiency
Dengan berpedoman pada manajemen strategi dan manajemen sumber daya manusia, maka Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara khususnya Dinas
Koperasi dan UKM telah melaksanakan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah KUMKM agar mampu menjadi pelaku utama dalam
perekonomian nasional. Upaya dan langkah-langkah strategis pemberdayaan KUMKM akan terus dilaksanakan secara sistimatis, konsisten dan berkesinambungan
pada masa mendatang. Untuk itu, perlu dikaji lingkungan strategis yang akan mempengaruhi proses pemberdayaan KUMKM yang akan dilaksanakan oleh Dinas
Koperasi dan UKM pada masa mendatang. Adapun program yang telah dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kualitas
dan kuantitas keberadaan KUMKM antara lain Program Penciptaan Iklim Usaha Bagi KUMKM, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM,
Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif, Pemberdayaaan Usaha Skala Mikro dan Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.
Hal ini sejalan dengan Warjiyo 2004 yang menyatakan bahwa: dalam kaitan strategi peningkatan pembiayaan kepada sektor UMKM ke depan perlu
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
mencakup empat aspek pokok yaitu: 1. Strategi untuk penguatan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif bagi sektor KUMKM, 2. Strategi
untuk penguatan kemampuan kewirausahaan dan kegiatan usaha sektor KUMKM, 3. Strategi penguatan sektor keuangan khususnya perbankan
dalam pembiayaan kepada sektor UMKM, dan 4. Strategi untuk pengembangan berbagai perangkat penunjang infrastruktur bagi peningkatan
pembiayaan sektor UMKM.
Karim 2008, dengan adanya Program penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi KUMKM akan dapat membuka kesempatan berusaha seluas-
luasnya, serta menjamin kepastian usahan dengan memperhatikan kaidah efisiensi ekonomi sebagai prasyarat untuk berkembangnya PKMK. Sedangkan
sasaran yang akan dicapai adalah menurunnya biaya transaksi dan meningkatnya skala usaha PKMK dalam kegiatan ekonomi.
Menurut Sumarsono 2003, dari segi kualitas, keberadaan KUMKM masih perlu upaya yang sungguh-sungguh untuk ditingkatkan mengikuti
tuntutan lingkungan dunia usaha dan lingkungan kehidupan dan kesejahteraan para anggotanya. Pangsa KUMKM dalam berbagai kegiatan ekonomi masih
relatif kecil, dan ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan perkuatan dari pihak luar, terutama Pemerintah masih besar. Di samping itu, pemberdayaan
koperasi dan UKM juga diarahkan untuk mendorong dan membuka
kesempatan kerja yang lebih luas melalui penumbuhan wirausaha baru, demikian juga pemberdayaan usaha mikro diarahkan untuk mendukung
penanggulangan kemiskinan dan peningkatan pendapatan masyarakat melalui: a.
Perluasan jangkauan dan kapasitas pelayanan lembaga keuangan mikro LKM baik pola pembiayaan konvensional maupun pola bagi
hasilsyariah, termasuk dengan memberdayakan perempuan sebagai pengusaha mikro.
b. Peningkatkan kemampuan pengusaha mikro dalam aspek manajemen
usaha dan teknis produksi. c.
Memfasilitasi pembinaan sentra-sentra produksi tradisional dan usaha ekonomi produktif lainnya di perdesaan dan daerah tertinggal.
Dalam rangka meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi, arah kebijakannya adalah:a Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penilaian
perkoperasian, b Pemasyarakatan praktek-praktek koperasi dan UKM terbaik. www.bainfokomsumut.go.id
Pembangunan KUMKM melalui Program Pemberdayaan KUMKM,
diharapkan dapat membantu pelaku KUMKM dalam pengembangan usaha, sehingga
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
dapat mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah dan terciptanya peluang usaha di sektor riil bagi UMKM dan meningkatnya pertumbuhan wirausaha
baru yang dapat mengurangi tingkat pengangguran, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat.
Selain itu, untuk mengatasi keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja, maka salah satu upaya untuk mengatasi semakin
meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin adalah dengan memberdayakan masyarakat menjadi wirausaha melalui pengembangan usaha mikro,
usaha kecil, dan usaha menengahUMKM dan koperasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Rizadi 2006 yang menyatakan bahwa: salah
satu upaya yang dapat ditempuh dalam mengatasi angka pengangguran terdidik tersebut adalah denggan menumbuhkan jiwa wirusaha yang sekaligus
menggairahkan kembali dunia bisnis secara umum di masyarakat, dan usaha- usaha yang seharusnya selalu dikembangkan dan digalakkan oleh Pemerintah dan
masyarakat Indonesia adalah sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atau UKM. Hal ini dikarenakan ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan secara nyata telah terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam menghadapi masa krisis
ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi.
Menurut Pahlevi 2006, dalam upaya mempermudah akses calon wirausaha baru terhadap sumber-sumber permodalan untuk modal kerja, sebaiknya lembaga
keuangan mikro dankoperasi simpan pinjam diberdayakan. Dengan tersebarnya koperasi-koperasidiharapkan kesulitan permodalan yangdihadapi oleh wirausaha.
Oleh karena itulembaga keuangan mikro perlu diberdayakan agar lebih mampu melayani calon ang-gota, dan anggotanya.
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Dari uraian di atas bahwa kerangka berpikir penelitian ini dapat ditunjukkan pada Gambar I.1. berikut ini:
Program Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara :
Penciptaan Iklim Usaha bagi KUMKM
Pengembangan Sistim Pendukung Usaha KUMKM
Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Pemberdayaan Usaha Skala Mikro
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Perkembangan KUMKM Provinsi Sumatera Utara
Pertumbuhan Wirausaha Baru
Jumlah Koperasi Pengangguran
Gambar I.1 Kerangka Berpikir
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
I.6 Hipotesis