II.2. Pengertian dan Tujuan Koperasi
Guna memahami ekonomi koperasi secara komprehensif harus dikenali terlebih dahulu definisi koperasi yang sesuai dengan konsep ekonomi dan definisi tersebut
dapat berlaku secara universal. Hal ini penting sebab koperasi akan berubah tergantung dari sudut mana dipandang. Dengan definisi yang sesuai, akan mampu
menentukan karakteristik koperasi yang berlaku secara universal. Seringkali orang mendefinisikan koperasi berdasarkan prinsip koperasi.
Prinsip itu memang sering memuat sejumlah nilai, norma, dan tujuan konkrit, namun prinsip tersebut merupakan prinsip pengembangan organisasi dan pedoman-pedoman
kerja yang pragmatis yang hanya berhasil diterapkan pada keadaan tertentu saja. Prinsip koperasi dapat digunakan sebagai petunjuk yang berguna bagi pengembangan
organisasi koperasi dan gerakan koperasi tertentu, namun prinsip itu biasanya bukan merupakan kriteria yang berguna bagi pembuatan definisi ilmiah mengenai organisasi
koperasi yang berlaku secara universal. Meskipun demikian, mengingat prinsip koperasi merupakan sumber dari norma-norma hukum, seringkali prinsip koperasi
berguna bagi pengertian koperasi menurut hukum Hanel, 1989. Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata koco dan operasioperation.
Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1967, koperasi indonesia
adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang- orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
Menurut UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Menurut Hendar dan Kusnadi, 2005, bahwa koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Koperasi didefinisikan dengan mengacu kepada prinsip identitas hakikat ganda, yaitu bahwa anggota-anggota koperasi adalah pemilik yang sekaligus juga
pelanggan pelangganrekanankaryawanpekerja dan pada tugas-tugas yang bersifat menunjang dari perusahaan koperasi itu. Namun prinsip-prinsip identitas ini harus
diterapkan dalam arti luas karena perusahaan-perusahaan koperasi itu melakukan juga usahanya dengan bukan anggota dan memperoleh dukungan tambahan dari lembaga-
lembaga atau orang-orang yang tidak berkepentingan secara langsung pada pelayanannya, namun menunjang keberhasilan koperasi itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa organisasi koperasi dibentuk oleh kelompok-kelompok orang yanag mengelola perusahaan bersama yang diberi tugas untuk menunjang kegiatan
ekonomi individual para anggota. Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Berdasarkan
pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu: 1.
Perorangan yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi.
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
2. Badan hukum koperasi yaitu koperasi primer yang bergabung minimal 3 unit
menjadi koperasi sekunder. Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan PSAK No. 27 Revisi
1998 disebutkan bahwa: karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda
maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,
dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi SHU biasanya dihitung
berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh
anggota. Tujuan pendirian Koperasi, menurut Undang-Undang Perkoperasian, adalah
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
Adapun Prinsip Koperasi sebagai berikut: a.
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka, b.
Pengelolaan dilakukan secara demokratis, c.
Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota,
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal,
e. Kemandirian,
f. Pendidikan perkoperasian,
g. Kerja sama antar koperasi.
Sedangkan menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan jenis koperasi, yaitu:
1. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan
pinjaman 2.
Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli barang konsumsi.
3. Koperasi Produsen adalah koperasi yang beranggotakan para pengusaha kecil
UKM dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
4. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan
produkjasa koperasinya atau anggotanya 5.
Koperasi Jasa adalah Koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya. Koperasi sebagai institusi terdiri dari hardware dan software. Hardware ialah
organisasi koperasi itu sendiri sedangkan software adalah the rule of the game yang meliputi tata nilai anggota, prinsip koperasi, AD ART, peraturan, norma dan adat
istiadat baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Selayaknya antara hardware dan software saling bersesuaian compatible. Bila tidak bersesuaian maka koperasi
bertindak sebagai organisasi, namun peran dan fungsinya seperti lembaga
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
perdagangan karena software yang dibangun the rule of the game lebih sesuai untuk peran dan fungsi lembaga perdagangan. Menjadi pertanyaan bagi kita, apakah
organisasi dari koperasi di Indonesia telah membuat the rule of the game yang sesuai dan melembaga bagi anggota ? Hal ini penting karena the rule of the game software
dari koperasi di Indonesia harus pula bersesuaian dengan UU nomor 22 dan 25 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992.
Dengan semangat reformasi berbagai kebijakan tertulis maupun yang tidak tertulis bagi koperasi yang dinilai menghambat perkembangan koperasi sebagai
lembaga ekonomi yang demokratis, telah dihapuskan atau diganti pemerintah Kabinet Reformasi Pembangunan. Keluhan masyarakat tentang sulitnya memperoleh badan
hukum koperasi, segera dijawab dengan keluarnya keputusan Menteri Koperasi dan PKM dengan melakukan pendelegasian kewenangan kepada pejabat di tingkat
KabupatenKotamadya. Demikian pula Inpres No 4 tahun 1984 tentang Pembinaan dan Pengembangan KUD, yang selama ini dinilai menjadi hambatan utama dalam
pengembangan koperasi bukan KUD di daerah pedesaan, telah dicabut dan diganti dengan Inpres Nomor 18 Tahun 1998 tentang “Peningkatan Pembinaan dan
Pengembangan Perkoperasian”. Inpres itu memberi peluang yang sama bagi tumbuhnya semua jenis koperasi, baik di perdesaan maupun di perkotaan.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu dalam pasal 6 sampai dengan 8 disebutkan bahwa persyaratan untuk pembentukan
koperasi adalah sebagai berikut :
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
1. Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas bentuk koperasi yang akan
dibentuk, yaitu apakah koperasi primer atau koperasi sekunder. 2.
Untuk Persyaratan pembentukan koperasi primer memerlukan minimal 20 orang anggota. Untuk persyaratan pembentukan koperasi sekunder memerlukan
minimal 3 koperasi yang telah berbadan hukum. 3.
Koperasi yang akan dibentuk harus berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia.
4. Untuk pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat
Anggaran Dasar. 5.
Anggran Dasar Koperasi Harus memuat sekurang-kurangnya a.
Daftar nama pendiri. b.
Nama dan tempat kedudukan. c.
Maksud dan tujuan serta bidang usaha. d.
Ketentuan mengenai keanggotaan. e.
Ketentuan mengenai Rapat Anggota. f.
Ketentuan mengenai pengelola. g.
Ketentuan mengenai permodalan. h.
Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya. i.
Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha. j.
Ketentuan mengenai sanksi.
Bonar Sirait : Analisis Pengaruh Program Dinas Koperasi Dan UKM Terhadap Perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah KUMKM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009
USU Repository © 2008
II.3. Pengertian UMKM