BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup di dalam jaringan tanaman selama periode tertentu dari siklus hidupnya. Bakteri endofit dapat membentuk koloni dalam jaringan
tanaman tanpa membahayakan inangnya. Dalam satu jaringan tanaman kemungkinan ditemukan beberapa jenis mikroba endofit Strobel et al, 2003. Bakteri endofit dapat
diisolasi dari jaringan tanaman dan ditumbuhkan pada medium fermentasi tertentu. Di dalam medium fermentasi tersebut bakteri endofit umumnya dapat menghasilkan
senyawa sejenis yang terkandung pada tanaman inang dengan bantuan aktivitas suatu enzim Hasanuddin, 2003. Bakteri endofit mempunyai potensi yang dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil metabolit sekunder seperti yang terkandung di dalam tanaman inangnya Simanjuntak et al, 2002. Asal isolat bakteri endofit, jenis bakteri
dan kondisi perakaran tanaman inang akan menyebabkan kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan suatu senyawa metabolit sekunder. Hampir semua tanaman
vascular memiliki endofit. Endofit masuk ke dalam jaringan tanaman umumnya melalui akar atau bagian lain dari tanaman Carrol, 1988. Pada situasi ini tanaman
merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme endofit dalam melengkapi siklusnya Clay, 1988.
Beberapa bakteri endofit dapat menghasilkan hormon yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Salah satu hormon yang dihasilkan oleh mikroba endofit
adalah IAA Indole Acetic Acid atau yang lebih dikenal dengan sebutan auksin. Auksin berperan sebagai hormon pemacu tumbuh pada tanaman dan biasanya
ditemukan pada jaringan meristem Spaepen et al, 2007. Bakteri endofit tersebut dapat diisolasi dari beberapa tanaman vascular salah satunya adalah tanaman padi
Universitas Sumatera Utara
Oryza sativa L. yang digunakan sebagai tanaman pertanian di Indonesia. Padi merupakan tanaman turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang dan menjadi
makanan pokok masyarakat Indonesia. Umur tanaman padi yang sangat lama memungkinkan bakteri endofit masuk ke dalam jaringan tanaman padi tersebut dan
menetap serta menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang diduga sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik genetic recombination dari tanaman
inangnya ke dalam mikroba endofit Tan Zhou, 2001 dalam Radji, 2005. IAA yang dihasilkan oleh bakteri dalam tanaman meningkatkan jumlah rambut akar dan akar
lateral tanaman Okan Kapulnik, 1986. Hormon yang dihasilkan oleh bakteri akan diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar.
Hormon IAA ini mampu mensintesis substansi yang secara biologis dapat meningkatkan perkecambahan biji, tinggi dan pertumbuhan tanaman Berkum dan
Bohlool, 1980.
Bakteri endofit yang diperoleh dari tanaman ini dapat menjadi produk alternatif yang ramah lingkungan karena pertanian modern saat ini sangat bergantung
pada penggunaan bahan-bahan kimia diantaranya pupuk sintetis, fungisida dan pestisida. Bahan-bahan kimia tersebut baik disadari maupun tidak telah
mengakibatkan tekanan pada lingkungan. Kesadaran akan dampak negatif dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut, didukung dengan adanya perkembangan di
bidang bioteknologi, telah mendorong berkembangnya produk-produk alternatif yang ramah lingkungan termasuk didalamnya produk bakteri penghasil senyawa-senyawa
yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Di masa mendatang, industri- industri pertanian semakin dituntut untuk menggunakan sistem organik dalam setiap
aktivitasnya, sehingga produk bakteri penghasil hormon pertumbuhan tanaman yang ramah lingkungan memiliki peluang besar yang menjanjikan Aryanta et al, 2005.
Kultur bakteri penghasil fitohormon yang menguntungkan dalam peningkatan pertumbuhan tanaman dapat dijadikan produk-produk alternatif yang ramah
lingkungan sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada penggunaan bahan- bahan kimia, penggunaan pestisida dan dapat meningkatkan produk hasil panen
Aryantha et al, 2004. 2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Permasalahan