Unsur hara lebih mudah diserap oleh tanaman pada kondisi pH tanah netral , yaitu tujuh 7 . Pada nilai ini, unsur hara menjadi mudah larut di dalam air. Jika tanah
semakin asam maka dengan penambahan kompos pH tanah akan meningkat
7. Kompos meningkatkan unsur hara mikro Disamping unsur hara makro, kompos juga menyediakan unsur hara mikro yang sangat
penting bagi tanaman.
8. Kompos tidak menimbulkan masalah lingkungan Pupuk kimia dapat menimbulkan masalah lingkungan yaitu dapat merusak keadaan
tanah dan air, sedangkan kompos justru memperbaiki sifat tanah dan lingkungan. Dipo Yuwono, 2007
2.3.4. Bahan - Bahan Pembuat Kompos
Rasio CN bahan baku kompos merupakan faktor terpenting dalam laju pengomposan. Proses pengomposan akan berjalan baik jika rasio CN bahan organik yang dikomposkan
antara 20-30. Setiap bahan organik memiliki rasio CN yang berbeda. Rasio CN limbah ternak umumnya lebih rendah dibandingkan dengan CN dari tanaman. Karena itu
penggunaannya sebagai bahan baku kompos harus dicampur dengan bahan organik yang memiliki rasio CN tinggi sehingga dapat menghasilkan CN yang cocok.
Tabel 2.3.4. Sumber bahan baku pembuat kompos dan rasio CN nya Jenis Bahan Organik
Rasio CN Urine ternak
0,8 Kotoran ayam
5,6 Kotoran sapi
15,8 Kotoran babi
11,4 Kotoran manusia tinja
6 – 10
Universitas Sumatera Utara
Darah 3
Tepung tulang 8
Urine manusia 0,8
Eceng gondok 17,6
Jerami gandum 80 – 130
Jerami padi 80 – 130
Ampas tebu 110 – 120
Tongkol Jagung 50 – 60
Sesbania sp. 17,9
Serbuk gergaji 500
Sisa Sayuran 11 – 27
Sumber: Gaur A.C., 1983
2.3.5. Faktor Yang Mempengaruhi Pengomposan
1. Rasio CN Kecepatan dekomposisi bahan organik ditunjukkan oleh perubahan rasio CN. selama
proses demineralisasi, rasio CN bahan-bahan yang mengandung N akan berkurang menurut waktu. Kecepatan kehilangan C lebih besar daripada N sehingga diperoleh rasio
CN yang lebih rendah 10-20. Apabila rasio CN sudah mencapai angka tersebut, artinya proses dekomposisi sudah mencapai tingkat akhir atau kompos sudah matang.
2. Suhu Pengomposan Faktor suhu sangat berpengaruh terhadap pengomposan. Suhu optimum bagi
pengomposan adalah 40 – 60
o
C. Jika suhu pengomposan mencapai 40
o
C, aktivitas mikroorganisme mesofil akan digantikan oleh mikroorganisme termofil. Jika suhu
mencapai 60
o
C, fungi akan berhenti bekerja dan proses perombakan dilanjutkan oleh aktinomicetes serta strain bakteri pembentuk spora.
Universitas Sumatera Utara
3. Tingkat Keasaman pH Salah satu faktor bagi pertumbuhan mikroorganisme yang terlibat dalam proses
pengomposan adalah tingkat keasaman. Karena itu, pengaturan pH selama proses pengomposan perlu dilakukan. Pada awal pengomposan, reaksi cenderung agak asam
karena bahan organik yang dirombak menghasilkan asam-asam organik sederhana. Namun pH akan mulai naik sejalan dengan waktu pengomposan dan akhirnya akan stabil
pada pH sekitar netral.
4. Jenis Mikroorganisme yang terlibat Proses pengomposan bila dipercepat dengan menambahkan starter atau aktivator yang
kandungannya berupa mikroorganisme kultur bakteri, enzim, dan asam humat. Mikroorganisme yang ada di dalam aktivator akan merangsang aktivitas mikroorganisme
yang ada dalam bahan kompos sehingga cepat berkembang. Akibatnya, mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan semakin banyak dan proses dekomposisi akan semakin
cepat.
5. Aerasi Aerasi yang baik sangat dibutuhkan agar proses dekomposisi pengomposan bahan
organik berjalan lancar. Pada umumnya pengaturan aerasi dilakukan dengan cara membalik-balikkan tumpukan bahan kompos secara teratur.
6. Kelembapan Kelembapan optimum untuk proses pengomposan aerobik sekitar 50-60 setelah bahan
organik dicampur. Selama proses pengomposan berlangsung, kelembapan dalam tumpukan bahan kompos harus terus dikontrol.
7. Ukuran Bahan Baku Ukuran bahan baku kompos akan mempengaruhi kecepatan proses pengomposan.
Semakin kecil ukuran bahan proses pengomposan akan semakin cepat berlangsung. Simamora. S, 2006
Universitas Sumatera Utara
2.3.6. Standar Kualitas Kompos