5. Pemakaiannya aman bagi manusia Pemakaian pupuk organik tidak meninggalkan residu pada hasil panen sehingga tidak
menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia.
6. Tidak mencemari lingkungan Pupuk organik tidak mencemari lingkungan, sementara pupuk kimia terserap oleh
tanaman sekitar 30-60 dan sisanya terserap dalam tanah atau hilang tercuci oleh air. Lahan pertanian yang berdekatan dengan pemukiman seperti lahan sawah yang aliran
airnya juga dipakai untuk kebutuhan sehari-hari akan membahayakan kesehatan untuk jangka panjang. Musnawar, 2003
2.5. Limbah Organik 2.5.1. Limbah Tanaman Sebagai Pupuk Organik
Jerami padi, batang dan tongkol jagung, sekam padi, dan limbah pertanian lainnya apabila telah mengalami proses dekomposisi banyak mengandung unsur hara yang
diperlukan pertumbuhan tanaman. Apabila tanaman mati, maka selanjutnya terjadi proses dekomposisi akibat kegiatan mikroorganisme. Hasil akhir proses perombakan disebut
humus.
Bahan organik mengandung unsur karbon dan nitrogen dalam jumlah yang sangat bervariasi, dan rasio unsur tersebut sangat penting dalam mempertahankan kesuburan
tanah.
2.5.2. Pengolahan Limbah Organik Untuk Kompos
Pengomposan merupakan praktek tertua untuk menyiapkan pupuk organik yang selanjutnya dikembangkan menjadi kunci teknologi daur ulang limbah pemukiman dan
perkotaan. Pengomposan diartikan sebagai proses biologi oleh kegiatan mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik menjadi bahan semacam humus.
Universitas Sumatera Utara
1. Proses pengomposan
Kompos dibuat dari bahan organik yang berasal dari bermacam-macam sumber. Dengan demikian kompos merupakan sumber bahan organik dari nutrisi tanaman.
Kemungkinan bahan dasar kompos mengandung sellulosa 15-60, hemisellulosa 10- 30, lignin 5-30, protein 5-40, bahan mineral 3-5, di samping itu terdapat bahan
larut air panas dan dingin gula, asam amino, urea, garam ammonium sebanyak 2-30 dan 1-5 lemak yang larut eter dan alkohol. Komponen organik ini mengalami proses
dekomposisi dibawah kondisi mesofilik dan termofilik. Pengomposan dengan metode timbunan dipermukaan tanah akan memakan waktu 3-4 bulan.
2. Proses mikrobiologis
Konversi biologi bahan organik dilaksanakan oleh bermacam-macam kelompok mikroorganisme heterotropik seperti bakteri, fungi, actinomicetes dan protozoa.
Organisme tersebut mewakili jenis flora dan fauna. Selama proses pengomposan berlangsung, perubahan secara kualitatif dan kuantitatif
terjadi, pada tahap awal akibat perubahan lingkungan beberapa spesies flora menjadi aktif dan berkembang dalam waktu yang relatif singkat, dan kemudian hilang untuk
memberikan kesempatan kepada jenis lain untuk berkembang. Pada minggu kedua dan ketiga, kelompok yang berperan aktif dalam proses pengomposan dapat diidentifikasi
yakni; bakteri ammonifikasi, bakteri proteolitik, bakteri pektinolitik, dan bakteri penambat nitrogen. Mulai hari ke tujuh kelompok mikroba meningkat dan setelah hari
keempat belas terjadi penurunan jumlah kelompok. Kemudian terjadi kenaikan populasi kembali selama minggu keempat. Mikroorganisme yang berperan adalah mikroorganisme
sellulopatik, lignolitik dan fungi.Sutanto,R.2002
2.5.3.Dekomposisi Bahan Organik
Mikroorganisme tanah seperti fungi, actinomicetes dan bakteri bertanggung jawab terhadap proses dekomposisi residu organik atau bahan organik di dalam tanah. Apabila
jaringan tanaman di dalam tanah terdekomposisi karena kegiatan berbagai mikroorganisme, maka akan dihasilkan bermacam-macam senyawa organik dan
Universitas Sumatera Utara
anorganik. Karbohidrat dan protein dengan mudah terdekomposisi menjadi karbondioksida , air, ammoniak, nitrat, pospat, sulfat dan beberapa senyawa lainnya.
Minyak dan lemak relatif lebih sukar terdekomposisi. Hasil akhir proses dekomposisi adalah bahan berukuran koloidal berwarna hitam yaitu humus. Humus mempunyai
kapasitas yang tinggi dalam menyerap air di dalam tanah.
2.5.4. Pengaruh Bahan Organik