Definisi dan Morfologi Pterigium Faktor Risiko

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KERANGKA TEORI

2.1.1. Definisi dan Morfologi Pterigium

Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif Ilyas, 2011. Pterigium merupakan pertumbuhan yang berbentuk segitiga yang terdiri dari epitel konjungtiva bulbi dan hipertropi jaringan ikat subkonjungtiva yang letaknya di medial dan lateral pada fissura palpebra dan menginvasi korneaDonald,Sao-BingJessica,2005. Gambarannya seperti sayap klasik sesuai dengan asal katanya dari bahasa Yunani pteron yang artinya sayap kecil Holland Mannis, 2002. Pterigium dapat digolongkan sebagai pterigium primer atau pterigium berulang, Lesi berulang biasanya merupakan lesi yang lebih agresif, yang secara cepat terjadi beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah eksisi dari pterigium primerDonald, Sao-BingJessica2005. Pterigium primer umumnya berasal dari konjungtiva yang merupakan perambahan berbentuk segitigadari jaringan konjungtiva bulbi menuju kornea dan telah diyakini bahwa pterigium merupakan gangguan kronik dengan distribusi geografis yang berbeda dan hubungannya dengan paparan sinar matahari Holland Mannis, 2002.

2.1.2. Faktor Risiko

Banyak penelitian telah berusaha mengkorelasikan epidemiologi dan fitur geografis dari prevalensi pterigium dengan berbagai faktor risiko pterigium. Dari penelitian didapati bahwa faktor risiko untuk perkembangan pterigium didominasi oleh lingkungan alam, seperti matahari dan radiasi ultraviolet juga iritasi kronik Universitas Sumatera Utara dari partikel-partikel udara.Beberapa penelitian juga menyebutkan adanya keterlibatan faktor herediter Holland Mannis, 2002. 1. Radiasi ultraviolet Faktor risiko utama untuk perkembangan pterigium adalah paparan terhadap sinar ultraviolet UV. Penipisan lapisan ozon pada dekade terakhir ini, memiliki efek pada peningkatan radiasi ultraviolet dan berikutnya memiliki efek pada peningkatan insidensi penyakit yang berhubungan dengan sinar matahari seperti pterigium, katarak dan keratopathyDonald, Sao-BingJessica, 2005. Cahaya matahari yang diabsorbsi oleh kornea dan konjungtiva memicu kerusakan sel yang selanjutnya berproliferasi. Percobaan yang dilakukan pada tikus telah menunjukkan bahwa radiasi ultraviolet menyebabkan hiperplasia sel dan degenerasi membran Bowman Donald, Sao-BingJessica, 2005. Albedo merupakan istilah unuk mencerminkan radiasi cahaya matahari yang bertanggung jawab untuk sebagian besar cahaya yang melewati permukaan kornea dan faktor utama yang menentukan terpaparnya UVB pada mata. Coroneo telah menunjukkan efek albedo pada mata, yaitu bahwa sinar ultraviolet dari sisi temporal difokuskan pada limbus nasalis tepat sebagai lokasi pterigiumHolland Mannis, 2002. Tinggi rendahnya sinar matahari yang jatuh pada mata dipengaruhi oleh faktor lokal dan faktor eksternal. Kelengkungan kornea, kedalaman bilik anteriordan penonjolan okular merupakan faktor lokal, sementara faktor eksternal meliputi lintang, medan reflektif seperti permukaan datar horizontal, paparan terhadap pasir, serpihan beton, hamparan salju, waktu di luar ruangan,penggunaan kacamata dan topiMaheshawari, 2003. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor genetik Beberapa kasus dilaporkan bahwa ada sekelompok anggota keluarga mengalami pterigium. Dari penelitian case control menunjukkan apabila terdapat riwayat keluarga dengan pterigium, maka kemungkinan pterigium akan diturunkan secara autosomal dominan Donald, Sao-BingJessica,2005. Walaupunpada kasus, faktor risiko utama yakni radiasi ultraviolet tidak bisa dipisahkan. Disamping itu, onkogen p53 diduga sebagai marker yang mungkin berperan dalam pterigiumHolland Mannis, 2002. 3. Faktor Risiko Lain Iritasi kronik atau inflamasi yang terjadi pada area limbus atau perifer kornea merupakan pendukung terjadinya teori keratitis kronik dan terjadinya limbal defisiensi, dan saat ini mendukung teori baru patogenesis pterigium. Selain itu, debu,kelembaban yang rendah,dan trauma kecil dari bahan partikel tertentu,dry eye dan virus papiloma juga diduga dapat menyebabkan pterigium. Wong juga menunjukkan adanya faktor angiogenesis pterigium dan penggunaan farmakoterapi antiangiogenesis sebagai terapiDonald, Sao-BingJessica, 2005.

2.1.3. Patogenesis