Rumusan Hipotesis Jenis Penelitian Definisi dan Operasional Variabel Penelitian

41 dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya dalam kepribadiannya, mampu menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekuat dalam kebudayaan tempatnya berada serta mampu memecahkan masalah dan persoalan hidupnya tanpa bantuan, pengaruh, dan pengawasan dari orang lain. Tabel 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Santri Hubungan antara Kepercayaan diri dengan Kemandirian Santri Kepercayaan diri 1. Merasa adekuat terhadap tindakan 2. Merasa diterima kelompoknya 3. Ketenangan sikap Kemandirian 1. Memiliki kebebasan 2. Bertanggung jawab 3. Memiliki pertimbangan 4. Merasa aman ketika berbeda dengan yang lain 5. Kreativitas

2.5 Rumusan Hipotesis

Berdasarkan teori-teori di atas maka peneliti membuat hipotesa dalam penelitian ini sebagai berikut: Hi : Ada hubungan antara kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung. BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Tujuan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif ini adalah untuk menarik kesimpulan dari dua variabel yaitu kepercayaan diri dan kemandirian berdasarkan data-data yang diolah dengan metode statistik. Adapun metode yang digunakan dalam peneltitian ini adalah metode korelasional untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu kepercayaan diri dengan kemandirian santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung.

3.2 Definisi dan Operasional Variabel Penelitian

3.2.1. Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah : a. Kepercayaan diri independent variable b. Kemandirian dependent variable 42 43

3.2.2. Definisi Konseptual

1. Kepercayaan diri adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki yang ditunjukkan dengan adanya sikap yakin atau merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh lingkungannya dan memiliki ketenangan sikap Guildford, 1959. 2. Kemandirian adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu untuk menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan hidup yang ditunjukkan dengan sikap bebas, bertanggung jawab, memiliki pertimbangan, merasa aman ketika berbeda dengan orang lain dan kreativitas Gilmore, 1974.

3.2.3. Definisi Operasional Variabel

a. Kepercayaan diri adalah skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap ciri-ciri kepercayan diri menurut Guildford 1959 yang terdiri dari 3 tiga aspek, yaitu : 1. Merasa adekuat terhadap tindakan yang dilakukan: a. Optimis yaitu yakin dengan kemampuan yang dimiliki. b. Tidak selalu membutuhkan dukungan orang lain dalam bertindak. c. Bertindak aktif dalam lingkungannya. 2. Merasa diterima oleh lingkungan: a. Merasa kelompok atau orang lain menyukainya b. Tidak berlebihan dalam bersikap 44 c. Tidak mementingkan diri sendiri d. Merasa puas atas kebersamaan dengan kelompoknya. 3. Memiliki ketenangan sikap: a. Tidak gugup dalam melakukan atau mengatakan sesuatu b. Mampu bekerja secara efektif c. Cukup toleran terhadap situasi b. Kemandirian adalah skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap ciri-ciri kemandirian menurut Gilmore 1974 yang terdiri dari 5 lima aspek, yaitu : 1. Kebebasan: a. Mampu memilih gaya hidup yang disukainya b. Mampu mengambil keputusan secara bebas 2. Tanggung jawab: a. Berani menanggung resiko atas tindakan yang dilakukan b. Berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. 3. Memiliki pertimbangan: a. Memilki kemampuan dalam mengevaluasi masalah dan situasi b. Mampu mempertimbangkan dan menilai pendapat 4. Merasa aman dikala berbeda dengan orang lain: a. Merasa aman dalam mengeluarkan pendapat berdasarkan nilai-nilai kebenaran di lingkungan yang berbeda b. Mampu mengemukakan pendapat secara konstan. 45 5. Kreativitas: a. Mampu menghasilkan gagasan-gagasan baru yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat b. Tidak mudah menerima ide dari orang lain.

3.3 Pengambilan Sampel

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 5 6

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR Naskah Publikasi Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dan Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian Belajar.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR Naskah Publikasi Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dan Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian Belajar.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA (SANTRI) PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

2 6 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

1 3 9

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

0 0 11

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN PADA REMAJA TUNARUNGU

0 0 17

65. Al-Uqshari, Y. 2005. Percaya Diri Pasti. Jakarta : Gema Insani. Amyani, S. 2010. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kemandirian Santri Pesantren Tahfizh Sekolah Daarul Qur’an Internasional Bandung. Skripsi. Jakarta: Fakultas PsikologiUniversitas

0 1 50