2. K.H. Deden Jauhar Tanwiri
Beliau lahir pada tanggal 15 Januari 1956 di Desa Sindanglaka Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur. K.H. Deden Jauhar Tanwiri
adalah anak kelima dari enam bersaudara yang masih ada, dari K.H. Muhsin Tanwiri ayah dan Hj. Hafsah Zulfa ibu. Dari keenam
saudaranya adalah: Hj. Rubiah Lu’luiyah, Hj. Sity Nurhayati Mukhsinah, K.H. Bay Sya’ban Farouq, M.M., Hj. Lis Anisa S.Ag., Hj. Tuti Rosidah
Hayatin Nufus. Beliau adalah generasi penerus kepemimpinan pondok pesantren Tanwiriyyah sepeninggalan ayahnya K.H. Muhsin Tanwiri.
77
Riwayat pendidikan beliau diawali dengan memasuki Sekolah Rakyat pada usia tujuh tahun. Kemudian tingkat selanjutnya memasuki
tingkat Sekolah Dasar Negeri Maleber 2 yang berada diwilayah ibukota Kecamatan Karangtengah, dan tamat pada tahun 1969. Jenjang selanjutnya
memasuki Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cianjur, dan tamat pada tahun 1972. Lalu meneruskan ke Sekolah Menengah Atas Al-Masturiyah
di daerah Sukabumi, dan tamat pada tahun 1975. Tidak puas sampai disini, maka beliau meneruskan jenjang pendidikannya ketingkat yang lebih
tinggi, negara Mesir akhirnya jadi pilihan terakhir untuk tempat kuliahnya. Beliau mengambil jurusan Syariah di Mesir dengan gelar Lc, dan kembali
pulang pada tahun 1980 ke Pondok Pesantren Tanwiriyyah, tempat dimana beliau menghabiskan masa kecil dan separuh hidupnya. Suatu perjuangan
77
K.H. Deden Jauhar Tanwiri, Pimpinan Pondok Pesantren Tanwiriyyah, Wawancara Pribadi, Cianjur, 10 Maret 2008.
yang sangat berbeda dari manusia pada umumnya, yang hidup seutuhnya dilingkungan pesantren ayahnya bersama keenam saudaranya.
78
Kemudian pada tahun 1984, K.H. Deden Jauhar Tanwiri menikah dengan Hj. Eti Cahyati, dan dikaruniai lima orang anak. Pertama, Sity
Syaima, kedua, Muhammad Romji, ketiga, Muhammad Nabiyil, keempat, Muhammad Irsyad, kelima, Sity Faiha.
79
Saat ini beliau adalah pemimpin Pondok Pesantren Tanwiriyyah, yang membawahi Sekolah Dasar Tanwiriyyah, Sekolah Menengah
Pertama Tanwiriyyah, dan Sekolah Menengah Umum Tanwiriyyah dan, Perguruan Tinggi Tanwiriyyah yang masih dalam proses pembangunan.
80
Seperti yang disebutkan oleh Manfred Ziemiek bahwa perkembangan dan kemajuan sebuah Pondok Pesantren terletak dari
wibawa, dan kharismatik serta kedalaman ilmu dari seorang kyai yang mengasuhnya. Perubahan-perubahan yang dilakukan K.H. Deden Jauhar
Tanwiri ini senantiasa mengikuti perkembangan waktu dan jamannya.
81
Saat ini lembaga pendidikan formal yang statusnya diakui oleh Departemen Agama Depag dan Pendidikan Nasional Diknas adalah:
Madrasah Ibtidaiyah 1 Januari 1970, Madrasah Tsanawiyah 17 Juli 1986, Madrasah Aliyah 25 April 1989. Lembaga pendidikan lainnya
yang ada di pondok pesantren Tanwiriyyah adalah, Madrasah Aliyah
78
Ibid
79
Ibid
80
Ibid
81
K.H. Deden Jauhar Tanwiri, Direktori Pondok Pesantren Tanwiriyyah, Cianjur: 1997, h. 2.
Keagamaan 14 Juli 1995, Lembaga Pendidikan Keterampilan 2 Nopember 1992, Koperasi Pondok Pesantren 16 april 1997.
82
Kegiatan santrinya dibawah asuhan K.H. Deden Jauhar Tanwiri selain mengaji, dan sekolah, ada juga bentuk kegiatan ekstra kurikuler
diantaranya: qiroat, dakwah Islamiyah, diskusi ilmiah, tahlil, kaligrafi, computer, menjahit dan, jenis kegiatan olahraga seperti, senam, sepak
bola, bola basket, bola voly, bulutangkis dan tennis meja.
83
Semakin dikenalnya Pondok Pesantren Tanwiriyyah oleh masyarakat sekitar khususnya dan masyarakat luas umumnya, maka
berdampak baik bagi perkembangan dan kemajuan Pondok Pesantren Tanwiriyyah dibawah asuhan K.H. Deden Jauhar Tanwiri.
84
Dengan demikian, sekaligus menjadi ajang promosi bagi masyarakat Islam yang belum mengetahuinya. Dari sinilah santri pondok
pesantren Tanwiriyyah dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hingga saat ini santrinya mencapai kurang lebih 500 orang yang berasal dari
berbagai daerah. Santri-santri tersebut sebagian besar berasal dari luar kabupaten Cianjur, bahkan ada yang datang dari luar pulau Jawa seperti,
Lampung, Sumatera Utara, Batam, Ternate dan Jambi.
85
Para alumnusnya sudah tersebar diberbagai daerah dan instansi seperti guru, dosen, yang mengajar diperguruan tinggi, baik negeri
maupun swasta, bahkan sudah ada yang diluar negeri Brunei Darussalam
82
Ibid., h. 3.
83
Ibid., h. 4.
84
Ibid., h. 6.
85
Ibid., h. 7.
dan ada juga yang melanjutkan pendidikannya ke luar Indonesia seperti, Mesir, Tunisia, dan Yaman untuk belajar. Dana operasional untuk
keberangkatan ini beragam, ada yang mendapatkan beasiswa pemerintah, biaya sendiri, dan sebagian mendapatkan kesempatan ini dikirim sebagai
utusan dari Pondok Pesantren Tanwiriyyah dengan tujuan mempersiapkan tenaga-tenaga pengajar dikalangan pondok.
86
Para santri tersebut diasuh oleh 25 orang ustadz dan 10 orang ustadzah serta 5 orang tenaga administrasi yang semuanya tinggal di
dalam atau dekat dengan kompleks Pondok Pesantren Tanwiriyyah.
87
BAB IV KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN TANWIRIYYAH TERHADAP