d. A broadly representative consultative conference organ.
e. Permanent secretariat to carry on continuous.
E. Metode Penulisan
Metode penelitian adalah suatu proses yang menjelaskan tentang cara pelaksanaan kegiatan penelitian mencakup cara pengumpulan data, alat yang
digunakan, dan cara analisis data. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian
deskriptif. Dimana penelitian memaparkan dan membahas data – data yang diperoleh mengenai peranan UNESCO, dan penerapan hukum yang dilakukan
terhadap pengklaiman budaya di Indonesia.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini, dibagi di dalam 5 lima bab yang meliputi :
BAB I : Pendahuluan, yang berisikan antara lain mengenai latar belakang
penulisan, permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II : Pada Bab kedua diuraikan mengenai tinjauan umum tentang
budaya tidak berwujud, yang materinya meliputi pengertian budaya tidak berwujud,ruang lingkup budaya tidak berwujud, dan tujuan
perlindungan budaya tidak berwujud. BAB III :
Pada Bab ini dibahas mengenai peranan UNESCO dalam perlindungan budaya tidak berwujud yang ditinjau dari Konvensi
Internasional Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage 2003 Konvensi untuk Perlindungan Warisan
Budaya Tidak Benda 2003. Materi berikutnya mengenai peranan UNESCO dalam perlindungan budaya tidak berwujud.
BAB IV : Dalam Bab Keempat diuraikan mengenai peranan hukumnya di
Indonesia, dengan materi mengenai Peraturan Presiden No.78 tahun 2007 tentang pengesahan Konvensi untuk Perlindungan
Warisan Budaya Tak Benda. BAB V :
Bab ini merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan yang ditarik dari hasil pembahasan yang berhubungan dengan
materi yang dibahas. Pada bagian ini juga dikemukakan beberapa saran – saran baik yang bersifat teori dan praktis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BUDAYA TIDAK BERWUJUD
INTANGIBLE CULTURAL
A. Kebudayaan A.1 Pengertian Kebudayaan
Pengertian secara harafiah serta batasan – batasan yang dikemukakan oleh
para sarjana atau dari ketentuan perundang – undangan adalah penting untuk diuraikan di dalam setiap usaha untuk menelaah serta menyelidiki sesuatu hal
tertentu sehingga lebih mudah untuk memahami dan menelaah suatu permasalahan yang ada.
Adapun kata kebudayaan = cultuur Bahasa Belanda = culture Bahasa Inggris = tsaqafah Bahasa Arab, berasal dari perkataan Latin colere yang
berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah, atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia
untuk mengolah tanah dan merubah alam. Ditinjau dari sudut Bahasa Indonesia, kata kebudayaan berasal dari kata
Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan : hal – hal yang bersangkutan
dengan akal. Ada sarjana yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi – daya, yang berarti daya dari budi. Karena itu
mereka membedakan budaya dari kebudayaan. Demikianlah budaya adalah daya
Universitas Sumatera Utara
dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa tersebut.
7
Definisi lain dikemukakan oleh R.Linton dalam buku : “The Cultural background of personality”, bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah
laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur – unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
Adapun ahli antropologi yang merumuskan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B.Taylor, yang menulis dalam bukunya :
“Primitve Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat – istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
8
1 Sutan Takdir Alisyahbana
Di samping definisi – definisi tersebut di atas, masih banyak definisi yang dikemukakan oleh para sarjana – sarjana Indonesia, seperti :
Kebudayaan adalah manifestasi dari suatu bangsa. 2
Dr. Moh. Hatta Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
3 Mangunsarkoro
Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas – luasnya.
7
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, cetakan kedua, Jakarta,1965,hal. 77-78.
8
http:el-fayyaza.blogspot.com
Universitas Sumatera Utara
4 Haji Agus Salim
Kebudayaan adalah merupakan persatuan istilah budi dan daya menjadi makna sejiwa dan tidak dapat dipisah – pisahkan.
5 Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Ilmu Antropologi mengatakan bahwa menurut ilmu antropologi kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
9
a. bahasa,
Koentjaraningrat 1983 membagi kebudayaan atas 7 unsur:
b. sistem pengetahuan,
c. organisasi sosial,
d. sistem peralatan hidup dan teknologi,
e. sistem mata pencaharian hidup,
f. sistem religi, dan
g. kesenian.
Kesemua unsur kebudayaan tersebut mewujud ke dalam bentuk sistem budayaadat – istiadat kompleks budaya, tema budaya, gagasan, sistem sosial
aktivitas sosial, kompleks sosial, pola sosial, tindakan, dan unsur – unsur kebudayaan fisik benda kebudayaan
10
9
http:agushidayat89.blogspot.com200906hakekat-manusia-dan-kebudayaan.html
10
Koentjaraningrat. 1983. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide tau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari – hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda – benda yang bersifat nyata, misalnya pola – pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain – lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu umat manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, meliputi :
a. Kebudayaan materiil bersifat jasmaniah yang meliputi benda – benda
ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain – lain. b.
Kebudayaan non materiil bersifat rohaniah yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan dan
sebagainya. 2.
Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generative biologis melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat
kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia secara individual maupun kelompok
dapat mempertahankan kehidupannya.
11
11
Amir Purba, Pengantar Ilmu Komunikasi, Medan:Pustaka Press, 2006, hal.107.
Universitas Sumatera Utara
A.2 Pengertian Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional secara mudah dimengerti sebagai kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP
MPR No.II tahun 1998, yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan
cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa,
serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian
Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
12
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak – puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada
paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi
nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari
suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan Disebutkan juga pada pasal selanjutnya bahwa kebudayaan nasional juga
mencermikan nilai – nilai luhur bangsa. Tampaklah bahwa batasan kebudayaan nasional yang dirumuskan oleh pemerintah berorientasi pada pembangunan
nasional yang dilandasi oleh semangat Pancasila.
12
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukukungnya, Semarang, Hal 41-42.
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak – puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa
menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.
13
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan
bangsa, ialah kebudayaan – kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak – puncak di daerah – daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan
nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan
nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh – tokoh kebudayaan Indonesia sedang
mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang
baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara
gamblang.
13
http: redu4nebarkaoi.com author redu4nebarkaoi Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Universitas Sumatera Utara
bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
14
14
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradsional, Kongres Kebudayaan 1991 : Kebudayaan Nasional Kini dan di Masa Depan, Jakarta, 1992, hal.247
Warisan Budaya diartikan oleh Davidson sebagai “ Produk atau hasil budaya fisik dari tradisi – tradisi yang berbeda dan prestasi – prestasi spiritual
dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadai elemen pokok dalam jatidiri suatu kelompok atau bangsa”. Jadi warisan budaya merupakan hasil budaya fisik
tangible, dan nilai budaya intangible, dari masa lalu. Warisan budaya adalah salah satu bagian dari Pusaka suatu bangsa, yaitu
Pusaka Budaya. Pusaka Budaya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di Tanah Air Indonesia, secara sendiri – sendiri,
sebagai kesatuan Bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjanag sejarah keberadaannya. Pusaka budaya mencakup pusaka berwujud
tangible, dan pusaka tidak berwujud intangible.
A.3 Pengertian Budaya Tidak Berwujud
Pengertian budaya tidak berwujud sebagaimana yang tertulis dalam Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Pasal 2 ayat
1 adalah :
Universitas Sumatera Utara
For the purposes of this Convention, The “intangible cultural heritage” means the practices, representations,
expressions, knowledge, skills – as well as the instruments, objects, artefacts and cultural spaces associated therewith – that communities, groups and, in some
cases, individuals recognize as part of their cultural heritage. This intangible cultural heritage, transmitted from generation to generation, is constantly
recreated by communities and groups in response to their environment, their interaction with nature and their history, and provides them with a sense of
identity and continuity, thus promoting respect for cultural diversity and human creativity. For the purposes of this Convention, consideration will be given solely
to such intangible cultural heritage as is compatible with existing international human rights instruments, as well as with the requirements of mutual respect
among communities, groups and individuals, and of sustainable development.
15
“Warisan budaya tidak berwujud” adalah berbagai praktek, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan : serta instruemn – instrument, obyek, artefak dan
lingkungan budaya yang terkait meliputi berbagai komunitas, kelompok, dan dalam berbapa hal tertentu, perseorangan yang diakui sebagai warisan budaya
mereka. Warisan budaya tidak berwujud ini, diwariskan dari generasi ke generasi, secara terus – menerus diciptakan kembali oleh berbagai komunitas dan kelompok
sebagai tanggapan mereka terhadap lingkungannya, interaksi mereka dengan alam, serta sejarahnya, dan memberikan mereka makna jati diri dan keberlanjutan,
15
http:portal.unesco.orgenev.phpURL_ID=17716URL_DO=DO_TOPICURL_SEC TION=201.html
Universitas Sumatera Utara
untuk memajukan penghormatan keanekaragaman budaya dan kreatifitas manusia. Untuk maksud – maksud Konvensi ini, pertimbangan akan diberikan hanya
kepada warisan budaya tidak berwujud yang selaras dengan instrumen – instrumen internasional yang mengenai hak – hak asasi manusia, serta segala
persyaratan saling menghormati antar berbagai komunitas, kelompok dan perseorangan, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu: a.
Gagasan Wujud ideal Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide
– ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak
dalam kepala – kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku – buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut
b. Aktivitas tindakan
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas – aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
Universitas Sumatera Utara
pola – pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari – hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
c. Artefak karya
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal – hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
16
a. Kebudayaan material
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh:
wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan aktivitas dan karya artefak manusia.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan –
temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang –
16
http:id.wikipedia.orgwikiBudaya
Universitas Sumatera Utara
barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan – ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
B. Ruang Lingkup Budaya Tidak Berwujud