dalam perlindungan objek budaya yang bergerak
43
. Juga mengadakan training atau pelatihan yang dilakukan secara regional oleh ICOM International Council
of Museums dan International Criminal Police Organization INTERPOL
44
Daftar Warisan Dunia meliputi 851 kekayaan yang membentuk bagian dari warisan alam dan budaya yang dianggap oleh Komite Warisan Dunia memiliki
nilai universal yang utama. Semua ini mencakup 660 kekayaan budaya, 166 kekayaan alam dan 25 merupakan campuran dari keduanya yang tersebar di 141
negara anggota. Pada November 2007, 185 negara anggota telah meratifikasi Konvensi Warisan Dunia.
.
4. Konvensi mengenai Perlindungan Warisan Alam dan Budaya Dunia 1972
Konvensi mengenai Perlindungan Warisan Alam dan Budaya Dunia yang lebih dikenal dengan Konvensi Warisan Dunia disahkan dalam Konferensi Umum
UNESCO di Paris tanggal 16 November 1972. Tujuan utama dari Konvensi Warisan Dunia adalah identifikasi, perlindungan dan pelestarian warisan alam dan
budaya di seluruh dunia merupakan nilai universal utama terhadap kemanusiaan.
43
Prevention of the Illicit Import, Export and Transfer of Ownership of Cultural Property, 12
th
Sessionof the Intergovernmental Committee for Promoting the Return and Restitution of Cultural Property to its Countries of Origin or its Restitution in case of Illicit
Appropriation, UNESCO, Paris, 25-28 March 2003, http: www. unesco. org culture legalprotection theft html_eng index_en.sthml
44
Stolen Works of Art, Dalam perlindungan benda budaya mengikuti konvensi 1970 dan konvensi UNIDROIT 1995 dalam hal pelarangan ekspor impor ilegal dan pencurian benda budaya,
INTERPOL melakukan tugas untuk menjadi petugas hukum yang mengawasi perdagangan internasional, http:www.interpol.intPublicworkofartwoafaq.asp, 29 Agustus 2003
Universitas Sumatera Utara
Beberapa manfaat meratifikasi Konvensi Warisan Dunia antara lain : 1.
Hak untuk mengumpulkan nominasi; 2.
Menjadi milik dari komunitas internasional; 3.
Meningkatkan tingkat perlindungan secara umum; 4.
Memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan keuangan dan saran dari ahli. Saat ini Indonesia memiliki 7 situs warisan dunia, yaitu 3 situs warisan
budaya dan 4 situs warisan alam. UNESCO membedakan situs warisan alam dan situs warisan budaya sebagai berikut :
Situs warisan budaya berupa monument, bangunan dan situs yang bernilai sejarah, estetis, arkeologis, ilmu pengethauan, etnis, atau antropologis. Sedangkan
situs alam berupa secara fisik, bentuk biologis dan geologis, habitat spesies hewan dan tumbuhan, serta wilayah yang bernilai ilmu pengetahuan, konservasi, atau
estetis. Situs budaya di Indonesia yaitu ;
a. Candi Borobudur 1991
b. Candi Prambanan 1991
c. Sangiran Situs Manusia Pertama 1996
Situs alam di Indonesia yaitu : a.
Taman Nasional Komodo 1991 b.
Taman Nasional Ujung Kulon 1991
Universitas Sumatera Utara
c. Taman Nasional Lorentz 1991
d. Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera 2004
Konvensi ini adalah yang paling besar peranannya dalam perlindungan benda budaya dunia. Yang menarik dari Konvensi ini adalah bagaimana suatu
situs budaya di batas wilayah negara manapun dapat diajukan oleh negara lain kedalam daftar tersebut. Contohnya adalah Kota tua Jerusalem yang diajukan oleh
Jordania. Dalam konvensi ini diterimanya permintaan perlindungan suatu situs budaya oleh negara tertentu tidak terpengaruh status politik negara tersebut.
Namun, perlindungan dari Konvensi ini ternyata masih mempunyai ganjalan besar. Dikatakan dalam Konvensi ini, bahwa situs dapat diajukan oleh negara,
namun harus melewati pertimbangan Komite Warisan Dunia terlebih dahulu sebelum bisa dimasukkan ke dalam daftar. Komite harus merasa yakin dahulu
akan kesanggupan negara tersebut diserahi tanggungjawab melindungi situs budaya tersebut.
Dalam penentuan ini tiga badan penasehat ICCROM, IUCN, dan ICOM memegang peranan penting. Peraturan ini bisa menjadi suatu kelebihan namun
juga bisa menjadi suatu kegagalan. Suatu kelebihan, karena tiga badan penasehat yang menyelidiki properti budaya yang ada di dunia menemukan adanya situs
yang terbengkalai atau situs bernilai luar biasa yang terlewati, tiga badan penasehat tersebut dapat mengusulkan betapa pentingnya suatu situs tersebut.
Namun menjadi suatu kelemahan apabila keputusan Komite yang bergantung pada tiga badan penasehat tersebut ternyata terlalu lama pertimbangannya. Kasus
Universitas Sumatera Utara
Bamiyan adalah salah satunya. Bamiyan sebenarnya telah diajukan ke daftar sejak tahun 1982 bersama sembilan warisan budaya Afghanistan lain. Namun sampai
peristiwa penghancuran tersebut belum dimasukkan juga ke dalam daftar. Kelemahan lain yang bersangkutan dengan pengajuan kedalam daftar adalah
peraturan bahwa yang bisa mengajukan hanyalah negara. Organisasi – organisasi baik internasional maupun lokal hanya mempunyai peran untuk memberi
pendapat, atau menajukan pendapatnya pada negara yang berwenang. Negara diberikan hak tersebut karena prosedur perlindungan benda budaya tersebut
memang diperlukan suatu kewenangan dan kekuasaan suatu negara untuk menjamin perlindungan benda budaya tersebut kemudian.
Lemahnya peraturan ini, adalah apabila negara tidak mengajukan suatu warisan budaya yang ada di negaranya, sedangkan warisan budaya tersebut mempunyai
nilai yang sangat luar biasa. Sehingga banyak warisan budaya yang luput dari perlindungan hukum internasional. Contohnya adalah Prasasti Batu Tulis di Bogor
yang dirusak oleh pihak yang diketahui mendapat instruksi dari pengurus negara secara diam – diam. Dunia internasional tidak mengetahui adanya properti budaya
ini, dan memang tak bisa mendapat perlindungan dari masyarakat internasional karena tidak didaftarkan kedalam daftar Warisan Budaya.
5. Konvensi Untuk Perlindungan Warisan Budaya Tidak Berwujud 2003