Alat Permainan Edukatif APE

Kegiatan ini mengacu kepada perencanaan yang telah ditentukan.

c. Evaluasi Penyuluhan

Penilaian evaluasi adalah proses menentukan nilai aiau keberhasilan dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan dari suatu kegiatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi: 1. Apakah dalam tujuan penyuluhan sudah jelas dijabarkan dan sesuai dengan tujuan program. 2. Apakah indikatorkriteria yang akan dipakai dalam penilaian. 3. Kegiatan penyuluhan yang mana yang akan dievaluasi. 4. Metode apa yang digunakan dalam evaluasi. 5. Instrumen apa yang digunakan dalam evaluasi. 6. Siapa yang melaksanakan evaluasi. 7. Sarana-sarana apa yang diperlukan untuk evaluasi. 8. Apakah ada fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga yang melaksanakan evaluasi. 9. Bagaimana cara untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi.

2.2.2 Alat Permainan Edukatif APE

APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk: - Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak. Universitas Sumatera Utara - Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, mennggunakan kalimat yang benar. - Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk, warna, dll. - Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak, keluarga dan masyarakat Soetjiningsih, 1995. Kegiatan yang dilaksanakan dalam bermain APE adalah : 1. Kegiatan bermain APE secara teratur dilaksanakan di BKB oleh balita dengan bimbangan kader. 2. Kader juga menjelaskan kepada ibu yang mempunyai balita dalam hal penggunaan APE agar dapat diaplikasikan di rumah. Syarat yang harus dipenuhi APE adalah sebagai berikut : 1. Aman. Alat permainan anak balita, tidak boleh terlalu kecil, catnya tidak boleh mengandung racun, tidak ada bagian-bagian yang tajam, dan tidak ada bagian- bagian yang mudah pecah. Karena pada umur tersebut anak mengenal benda di sekitarnya dengan memegang, mencengkeram, memasukkan kedalam mulutnya. 2. Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak. Bila ukurannya terlalu besar akan sukar dijangkau anak, sebaliknya kalau terlalu kecil akan berbahaya karena dapat dengan mudah tertelan oleh anak. Sedangkan kalau APE terlalu berat, maka anak akan sulit memindah-mindahkannya serta akan membahayakan bila APE tersebut jatuh dan rnengenai anak. Universitas Sumatera Utara 6. Disainnya harus jelas. APE harus mempunyai ukuran-ukuran, susunan dan warna tertentu, serta jelas maksud dan tujuannya. 4. APE harus mempunyai fungsi uniuk mengcmbangkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti motorik, bahasa. kecerdasan dan sosialisasi. 5. Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit sehingga membuat anak frustasi, atau terlalu mudah sehingga membuat anak cepat bosan. 6. Walaupun sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas. 7. APE harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya sangat umum 8. APE harus tidak mudah rusak. Kalau ada bagian-bagian yang rusak harus mudah diganti. Pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, harganya terjangkau oleh masyarakat luas Soetjiningsih,1995. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Daftar Jenis Permainan APE Standar BKB 0-1 tahun 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun 4-5 tahun 1. Jenis Tangga a. Kubus b. Silinder 2. Jenis Menara a. Lingkaran b. Segitiga c. Segienam 3. Papan Pasak 4. Balok Ukur 5. Lotto Warna 6. Kotak Bentuk 7. Kotak Pola 8. Puzzle 9. Mainan Gantung 10. Balok Pembangunan 11. Pakul Paku Sumber : Materi Pelatihan Kader BKB 2007a 2.2.3 Kartu Kembang Anak KKA Satoto telah menegmbangkan Kartu Kembang Anak KKA, yang berfungsi ganda yaitu sebagai alat penanda dan sekaligus sebagai alat komunikasi dalam membahas perkembangan anak, dari dan untuk ibu strut keluarga dalam masyarakat. Namun yang paling utama adalah untuk memfasilitasi interaksi antara ibu beserta keluarga seluruhnya dengan anak Soetjiningsih, 1995. Kartu tersebut dapat dipergunakan dalam setiap kesempatan interaksi ibu dan anak. Juga dalam keluarga dan pertemuan ibu-ibu, sebagai wahana belajar bersama. Sehingga penggunaan KKA di kegiatan Bina Keluarga Balita BKB bersama KMS di Posyandu, dapat untuk memantau tumbuh kembang anak. Universitas Sumatera Utara

2.3 Pertumbuhan