1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan kegiatan Bina Keluarga Balita BKB
dengan tumbuh kembang balita di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan Kecamatan Dumai Barat 2009.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kegiatan Bina Keluarga Balita BKB dengan tumbuh kembang balita di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan Kecamatan Dumai
Barat Tahun 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kegiatan BKB {penyuluhan dan bermain dengan Alat
Permainan Edukatif APE} di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan Kecamatan Dumai Barat
2. Untuk mengetahui pertumbuhan balita di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan
Kecamatan Dumai Barat 3.
Untuk mengetahui perkembangan balita di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan Kecamatan Dumai Barat
4. Untuk mengetahui hubungan kegiatan penyuluhan dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan Kecamatan Dumai Barat
Universitas Sumatera Utara
5. Untuk mengetahui hubungan kegiatan bermain dengan Alat Permainan Edukatif
APE dengan pertumbuhan dan perkembangan balita di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan Kecamatan Dumai Barat
1.4 Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi pihak Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan sektor lain dalam menindak lanjuti kegiatan
Bina Keluarga Balita BKB yang ada di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan, sehingga masyarakat benar-benar merasakan bahwa Bina Keluarga Balita BKB
tersebut memberi manfaat yang besar bagi mereka.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bina Keluarga Balita BKB
2.1.1 Dasar Pembentukan BKB
Program BKB dicanangkan Bapak Soeharto pada hari ibu tahun 1981. Program ini merupakan suatu program yang melengkapi program-program
pengembangan sumber daya manusia yang telah dilaksanakan seperti misalnya program-program perbaikan kesehatan dan gizi ibu dan anak BKKBN, 1992.
Pelaksanaan program BKB dimulai pada tahun anggaran 19851986. Hal ini berdasarkan pengarahan Ibu Negara pada tanggal 21 Juli 1984 melalui Surat
Keputusan Bersama Menteri Negara UPW dan Kepala BKKBN no 11 KEPMEN UPWIX84 dan no 170HK010E384 tentang kerjasama pelaksanaan pengembangan
proyek BKB dalam keterpaduan dengan program KB dalam rangka mempercepat proses pelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS.
Keputusan Bersama ini menggariskan BKKBN sebagai penanggung operasional BKB BKKBN, 2007a.
2.1.2 Ciri Khusus Program BKB
Program BKB memiliki beberapa ciri utama diantaranya sebagai berikut : a.
Menitikberatkan pada pembinaan ibu dan anggota keluarga lainnya yang memiliki balita
b. Membina tumbuh kembang anak
c. Menggunakan alat bantu seperti Alat Permainan Edukatif APE, dongeng,
nyanyian sebagai perangsang tumbuh kembang anak
Universitas Sumatera Utara
d. Menekankan pada pembangunan manusia pada usia dini, baik fisik maupun
mental e.
Tidak langsung ditujukan kepada balita f.
Meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya agar dapat mendidik dan mendidik balitanya BKKBN, 2007a.
2.1.3 Tujuan BKB
BKB dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : a.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu dan anggota keluarga lainnya tenntang pentingnya :
- Proses tumbuh kembang balita dalam aspek fisik, mental dan sosial
- Pelayanan yang tepat dan terpadu yang tersedia bagi anak, misalnya di
Posyandu b.
Meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan tumbuh kembang anak secara optimal, antara lain dengan stimulus
mental dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif APE dan memanfaatkan pelayanan yang tersedia Soetjiningsih, 1995.
2.2 Kegiatan BKB
Kegiatan BKB dilakukan satu kali dalam sebulan. Penanggung jawab umum gerakan BKB adalah Lurah atau Kepala Desa. BKB direncanakan dan dikembangkan
oleh kader, LKMD dan PKK serta Tim Pembina LKMD tingkat kecamatan. Penyelenggarannya dilakukan oleh kader terlatih berasal dari anggota masyarakat
yang bersedia secara sukarela bertugas memberikan peyuluhan kepada sasaran gerakan BKB.
Universitas Sumatera Utara
BKB dilaksanakan untuk membina ibu kelompok sasaran yang mempunyai anak Balita. Ibu sasaran ini, dibagi menjadi 5 kelompok menurut umur anaknya,
yaitu : 1.
Kelompok ibu dengan anak umur 0-1 tahun 2.
Kelompok ibu dengan anak umur 1-2 tahun 3.
Kelompok ibu dengan anak umur 2-3 tahun 4.
Kelompok ibu dengan anak umur 3-4 tahun 5.
Kelompok ibu dengan anak umur 4-5 tahun Pembagian kelompok umur ini sesuai dengan tugas perkembangan anak, dimana tiap-
tiap kelompok umur tersebut mempunyai tugas perkembangan anak Soetjiningsih, 1995.
BKB sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan BKB dapat
dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT atau di tempat khusus yang dibangun oleh masayarakat.
Adapun kegiatan BKB dilakukan oleh kader yang terlatih dengan 3 kegiatan : 1.
Penyuluhan 2.
Bermain APE Alat Permainan Edukatif 3.
Pencatatan hasil perkembangan ke dalam KKA Kegiatan BKB adalah kegiatan pelayanan pada hari buka BKB yang
dilakukan satu hari dalam sebulan. Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik, sesuai dengan pedoman yang berlaku, maka jumlah kader setiap BKB minimal 10
orang yang dibagi dalam 5 kelompok umur. Setiap kelompok umur dibina kader inti
Universitas Sumatera Utara
yang memberikan penyuluhan, kader piket yang mengasuh anak balita dan kader bantu yang membantu dan dapat menggantikan tugas kader inti atau kader piket demi
kelancaran tugas BKKBN, 2007a.
2.2.1 Penyuluhan BKB
Pertemuan penyuluhan BKB adalah forum pertemuan yang diselenggarakan oleh kader dan ibu peserta sebagai wadah penyampaian pesan dari kader kepada ibu
peserta BKKBN, 1992.
2.2.1.1 Pengertian Penyuluhan
Istilah penyuluhan seringkali dibedakan dari penerangan, walaupun keduanya merupakan upaya edukatif. Secara popular penyuluhan lebih menekankan
bagaimana, sedangkan penerangan lebih menitikberatkan pada apa. Dalam uraian bcrikut ini penyuluhan diberikan arti lebih luas dan menyeluruh. la merupakan upaya
perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiaian yang dilakukan secara sistematik —
terencana — terarah, dengan peran serta aktif individu maupun kelompok atau masyarakat, umuk memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan
faktor sosial-ekonomi-budaya setempat Suhardjo, 2003. Dalam hal penyuluhan di masyarakat sebagai pendekatan edukaiif untuk
menghasilkan perilaku, maka terjadi proses komunikasi antar provider dan masyarakat. Dari proses komunikasi ini ingin diciptakan masyarakat yang
mempunyai sikap mental dan kemampuan unluk memecahkan masalah yang dihadapinya Suhardjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.2 Materi Penyuluhan BKB
Isi materi pada kegiatan penyuluhan BKB berbeda pada setiap kelompok umur balita. Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan anak yang berbeda masing-
masing kelompok umur, sehingga cara stimulasi maupun media yang diperlukan untuk interaksi antara ibu dan anak pun berbeda.
Pada program BKB, secara garis besarnya materi penyuluhan diantaranya BKKBN, 2007a:
- Materi I
: Integrasi KB dengan BKB -
Materi II : Konsep diri ibu dan peran ibu dalam pendidikan balita
- Materi III
: Proses tumbuh kembang anak -
Materi IV : Gerakan kasar
- Materi V
: Gerakan halus -
Materi VI : Komunikasi Pasif
- Materi VII
: Komunikasi Aktif -
Materi VIII : Kecerdasan -
Materi IX : Menolong Diri Sendiri
- Materi X
: Tingkah laku sosial
2.2.1.3 Pengelolaan Penyuluhan BKB
a. Perencanaan Penyuluhan
Perencanaan adalah serangkaian kegiatan dimana keputusan yang dituangkan kedalam bentuk tindakan-tindakan perencanaan merupakan langkah awal dari suatu
kegiatan. Tahap perencanaan itu ditata secara sistematis tentang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
Perencanaan berarti pula bagaimana cara dan strategi dalam mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan menggunakan segala sumber daya yang ada agar lebih efektif
dan efisien dengan memperhatikan keadaan sosial budaya, psikis dan biologis dari sasaran penyuluhan.
Langkah-langkah dalam penyuluhan: 1. Mengenal masalah, masyarakat dan wilayah.
2. Menentukan prioritas. 3. Menentukan tujuan penyuluhan.
4. Menetukan sasaran. 5. Menentukan isimateri penyuluhan
6. Menentukan metode penyuluhan yang akan digunakan. 7. Melihat alat-alat peragamedia yang dibutuhkan.
8. Menyusun rencana penilaian. 9. Menyusun rencana kerjarencana pelaksanaan.
b. Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dilaksanakan sesuai dengan kebuluhan sasaran dalam rangka meningkatkan pengetahuan ibu antara lain dalam hal :
- Kesehatan keluarga, sanitasi gizi, air susu ibu ASI, imunisasi, KB dan
pemanfaatan pelayanan yang tersedia -
Hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan keluarga Soetjiningsih, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan ini mengacu kepada perencanaan yang telah ditentukan.
c. Evaluasi Penyuluhan