BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H
2
O. Karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah
maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini sering disebut
pencemar yang terdapat dalam air Linsley, 1991.
2.1.1. Sifat Air
Sifat air yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat fisis, kimiawi, dan biologis. Sifat fisis dari air yaitu didapatkan dalam ketiga wujudnya, yakni, bentuk padat
sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Bentuk mana yang akan didapatkan, tergantung keadaan cuaca yang ada setempat.
Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH=7 dan oksigen terlarut =DO jenuh pada 9 mgL. Air merupakan pelarut yang universal, hampir semua jenis zat
dapat larut di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni didapat di dalam tubuh semua organisme.
Sifat biologis dari air yaitu di dalam perairan selalu didapat kehidupan, fauna dan flora. Benda hidup ini berpengaruh timbal balik terhadap kualitas air
Slamet, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Sumber Air
Sebagian besar 71 dari permukaan bumi tertutup oleh air. Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersikulasi akibat
pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologis. Dari siklus hidrologis ini dapat dilihat adanya berbagai sumber air tawar yang dapat pula
diperkirakan kualitas dan kuantitasnya secara sepintas. Sumber-sumber air tersebut adalah i air permukaan yang merupakan air sungai dan danau. ii air tanah yang
tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam. iii air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju
Situmorang, 2007. Pengambilan sampel di sungai yang dekat muara atau laut yang dipengaruhi
oleh air pasang harus dilakukan agak jauh dari muara. Adapun pengambilan sampel air sungai dapat dilakukan di lokasi-lokasi sebagai berikut :
1. Sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit mengalami pencemaran.
2. Sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan atau di bagian hilir dari sumber pencemar.
3. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi penyadapan atau pemanfaatan sumber air Effendi, 2003.
2.1.3. Kualitas Air
Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya.
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan. 4.
Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan PLTA.
Pada hakikatnya, pemantauan kualitas air pada perairan umum memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan biologi. 2. Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu sesuai dengan
peruntukannya menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 tahun 1990.
3. Menilai kelayakan suatu sumber daya air untuk kepentingan tertentu Effendi, 2003.
2.1.4. Pencemaran Air