Paduan Al-Si 4030-4039 Seng dan Paduannya

kerosin belakangan ini telah menjadi mahal, ada beberapa pertimbangan mengapa kerosin digunakan sebagai bahan bakar dari burner ini, yaitu: 1. Sebagai bahan bakar, walaupun harga kerosin lebih mahal dibandingkan dibandingkan bahan bakar lainnya. Kerosin masih mudah untuk didapatkan karena masih dijual untuk umum. 2. Bensin dan gas kurang efisien untuk penggunaan dalam industri, terbih lagi sebagai bahan bakar burner yang sederhana. Hal ini dikarenakan sifatnya yang mudah menguap dan titik nyala yang rendah. 3. Solar dan kerosin adalah bahan bakar yang lazim digunakan dalam industri. Namun dalam penggunaan solar sebagai bahan bakar burner kurang efisien karena membutuhkan mekanisme burner yang lebih rumit untuk mencapai pembakaran sempurna. 4. Dari segi keamanannya minyak tanah atau kerosin lebih efisien karena dapat disimpan lebih lama, titik nyala kerosin lebih rendah dari bensin yaitu 37 – 60 C, mekanisme burner yang dibutuhkan kerosin pun lebih sederhana dibandingkan bahan bakar lainnya.

3.3 Pemilihan Bahan Alat Pemanas Burner

Dari bahasan di atas didapatkan bahwa jenis burner yang digunakan adalah burner dengan bahan bakar minyak tanah. Pembahasan berikutnya adalah jenis logam yang akan digunakan sebagai bahan dari burner. Pembuatan burner ini didasarkan pada burner terdahulu yang ada di laboratorium foundry Universitas Sumatera Utara, dimana burner tersebut terbuat dari Baja tahan panas. Pada pemilihan bahan ini, bahan yang lazim digunakan pada burner adalah besi dan baja. namun pada temperatur tinggi besi lebih mudah melunak dibandingkan baja. Sedangkan jenis logam lainnya, walaupun mempunyai karakterisitik yang baik, harga dari logam tersebut jauh lebih mahal.

3.4 Mekanisme Kerja Burner

Mekanisme yang dibutuhkan dari burner adalah mekanisme yang sederhana atau mudah digunakan, dan juga dapat dipahami mahasiswa. Mekanisme yang dirancang adalah: Bahan bakar dipanaskan hingga berbentuk uap bertekanan. Uap bahan bakar itu kemudian akan keluar dari nozel dan langsung mengalami pembakaran dan menghasilkan kalor. Kalor yang dihasilkan akan disirkulasikan kedalam ruang bakar sekaligus memanaskan bahan bakar yang ada dalam burner.

3.5 Konstruksi Burner

Setelah jenis, bahan, bahan bakar dan mekanisme kerja dari burner ditentukan maka selanjutnya dirancang konstruksi dari burner. Berikut ini gambar rancangan dari burner dengan bahan bakar kerosin: Gambar 3.1 Gambar rancangan burner Untuk ukuran daripada burner ini disesuaikan dengan tempat yang disediakan oleh dapur, yaitu: diameter luar burner 6 inchi 165 mm dan panjang burner setebal dinding dapur yaitu 200 mm. Gambar 3.2. gambar letak burner pada dapur Crusible