Pemilihan Bahan Alat Pemanas Burner Mekanisme Kerja Burner Konstruksi Burner

BAB IV PENGOPERASIAN DAN PERHITUNGAN PADA ALAT PEMANAS

BURNER

4.1 Pengoperasian Burner

Pada proses peleburan burner diletakkan pada bagian bawah dapur, posisi burner diatur sedemikian rupa hingga kalor yang dihasilkan burner bersirkulasi dengan baik di ruang bakar. Berikut ini ilustrasi dari pengoperasian burner: Setelah dapur dilengkapi dengan alat penunjangnya, yaitu: cawan lebur telah diletakkan pada posisi yang tepat. Burner diletakkan pada posisinya. Tangki bahan bakar diletakkan pada ketinggian 3 meter dari posisi burner. Keran bahan bakar dibiarkan tertutup. Artinya bahan bakar tidak mengalir. Setelah semua siap, langkah pertama yang dilakukan adalah memasukkan alumunium atau paduan yang akan dilebur. Lalu dilakukan pemanasan mula pada burner. Pemanasan ini dilakukan dengan manual. Burner dipanasi dengan kayu bakar atau bahan bakar lainnya. Hal ini dilakukan agar bila bahan bakar di alirkan, bahan bakar yang masuk ke burner akan mengalami kenaikan temperatur dan menjadi uap dengan seketika. Lama pemanasan mula dilakukan selama 45 menit. Setelah pemanasan selama 45 menit keran minyak dibuka sedikit. Bahan bakar mengalir pelan dan akan keluar dari nozel dengan kecepatan aliran rendah. Api pada pemanasan mula akan memicu uap bahan bakar yang keluar dari nozel. Setelah nozel mengeluarkan semburan api, pemanasan mula segera dihentikan. Lalu keran dibuka perlahan-lahan hingga posisi keran terbuka penuh. Maka semburan api dari burner akan membesar dan bersirkulasi di ruang bakar. Setelah pemanasan mula dihentikan, semburan api dari pangkal burner yang masuk ke ruang bakar akan memanaskan bahan bakar yang ada di dalam rongga burner dan bahan bakar akan berubah menjadi uap jenuh. Uap yang keluar pun akan mengalir dengan cepat karena pengaruh tekan dari uap jenuh bahan bakar yang dipanaskan. Pada burner juga terdapat pipa pendingin. Tujuannya agar panas dari burner tidak naik ke tanki ataupun pipa tembaga. Hal ini dikawatirkan akan merusak ataupun menyebabkan kecelakaan. Setelah alumunium atau paduannya yang ada pada cawan lebur mulai melebur, kembali lagi dimasukkan alumunium yang akan dilebur sedikit demi sedikit secara berkala hingga volume atau ukuran yang diinginkan terpenuhi. Setelah dicapai volume yang diinginkan dipastikan dahulu bahwa semua alumunium sudah mencair. Jika suhu yang diinginkan ditentukan, maka suhu dapat diukur dengan thermocouple. Setelah suhu yang diinginkan tercapai maka keran bahan bakar ditutup.